"39 sistem industri besar tradisional tidak akan bermasalah. Dampak terbesar ekonomi internet adalah pada bisnis toko fisik konvensional. Mengapa demikian? Sekarang siapapun yang punya sedikit ambisi bisa berbisnis di Mall Qinghe. Pasti kalian juga melihat berita - seorang bos penjual matras yoga dari kota kecil tingkat tiga Luocheng, ternyata melalui mall ini menjadi pengusaha matras yoga terbesar di dunia. Sendirian ia menguasai seperempat penjualan matras yoga global. Mengerikan atau tidak? Ini adalah hal yang mana berani mereka bayangkan bagi pengusaha di kota kecil tingkat tiga sebelumnya?"
"Mall Qinghe telah menghancurkan kontrol biaya tradisional, melampaui batas geografis, meruntuhkan benteng status sosial. Siapapun bisa berbisnis di sini. Grup Luohe dengan properti komersialnya memiliki omzet harian sekitar 7 juta, sedangkan Mall Qinghe mencapai ratusan juta per hari. Pada acara promosi kadang bisa tembus miliaran. Tentu ini bukanlah ujung dari e-commerce," kata Ren He dengan tenang, teringat omzet puluhan miliar pada hari Double Eleven di kehidupan sebelumnya.
Sebenarnya semua ini akhirnya belum secemerlang prospek masa depan Qinghe TQ, tapi benda ini tetap sulit dijelaskan secara detail. Lagipula, Kakek Yang yang pernah melihat dana triliunan, mungkin tidak akan menganggap seratus miliar seberapa. Sekarang terburu-buru berkoar-koar juga tak ada gunanya, biarkan waktu yang membuktikan.
Ren He belum pernah berinteraksi dengan orang di level ini, jadi dia juga tidak tahu apa yang ada di hati pihak lawan.
Kakek Yang mengangguk: "Lumayan menarik. Makan dulu."
Ren He memperhatikan sorot mata penuh perenungan di wajah lawannya, seolah sedang serius memikirkan ekonomi internet. Tapi mana mungkin semua bisa dijelaskan dalam sekali makan? Dia juga tidak bisa bilang, di acara 315 kehidupan sebelumnya, industri internet sudah menguasai separuh langit. Meski ini bukan hal baik, tapi menunjukkan banyak masalah.
Dia juga tak bisa menjelaskan, di kehidupan sebelumnya konsep "internet+" menjadi jargon fashionable. Seolah setiap bos perusahaan yang tidak bicara "internet+" dan "big data" dianggap kampungan. Padahal kenyataannya, seberapa mudah menerapkan "internet+" dan big data?
Kelompok Qinghe kini sudah mulai mengerjakan big data. Dalam konferensi telepon, Ren He menjelaskan konsepnya: "Pernahkah kalian berpikir bahwa kebiasaan konsumsi seseorang, waktu online, riwayat pencarian, usia, gender—semua ini bisa menjadi peluang bisnis kita? Jika dia mencari sesuatu di aplikasi Mall, kita rekomendasikan produk terkait. Inilah big data paling sederhana. Pelajari dulu konsep ini."
Andai Ren He harus membuat big data sendiri, mana mungkin? Diperlukan tim ahli dan talenta profesional dari faksi Qinghe. Yang bisa Ren He berikan hanyalah konsep. Saat masuk ke tahap implementasi, ia jauh ketinggalan dibanding para profesional itu.
Tapi konsep sudah dilontarkan. Sekarang tergantung bagaimana para elite Kelompok Qinghe akan mewujudkannya.
Setelah beberapa aksi besar di departemen investasi dan akuisisi, Kelompok Qinghe kembali memulai langkah ekspansi ke luar. Meskipun sumber daya manusia masih mencukupi, namun masalahnya adalah bagaimana jika di masa depan tidak cukup? Oleh karena itu, Wakil Presiden yang sekarang menangani sumber daya manusia di Kelompok Qinghe telah meninggalkan posisinya untuk mempersiapkan sekolah bisnis internal Kelompok Qinghe. Ren He hanya memiliki dua syarat: Pertama, sekolah bisnis ini harus dekat dengan rakyat. Nilai-nilai Qinghe harus diwariskan, tidak boleh hanya sekadar mempelajari ilmu manajemen canggih luar negeri, hingga akhirnya orang-orang yang dibina sendiri menjadi tidak adaptif dengan lingkungan lokal - itu akan menjadi lelucon; Kedua, sekolah bisnis ini harus menjadi akademi elite internal Kelompok Qinghe. Dalam pembangunan mental internal, semua karyawan harus bangga bisa masuk ke sekolah bisnis ini. Namun persyaratan Sekolah Bisnis Qinghe harus ketat, ketat, dan lebih ketat lagi. Seleksi komprehensif: latar belakang pendidikan, IQ, kecerdasan emosional, kinerja - semuanya tidak boleh kurang satu pun.
Semua anggota Departemen Sumber Daya Manusia Qinghe menyadari perhatian besar bos besar terhadap bakat saat ini. Beberapa maestro Qinghe yang cerdas segera memahami pikiran alam bawah sadar bos besar: Ekspansi harus terus berlanjut, kalau tidak, tidak akan membutuhkan bakat!
Ini adalah zaman terbaik, dan orang-orang Qinghe bersyukur bisa bekerja di salah satu platform terbaik zaman ini. Semua orang berdiri di sorotan panas bersama kapal raksasa Qinghe, bahkan jika kelak meninggalkan Qinghe, mereka tetap akan menjadi talenta paling elite.
Kakek Yang tidak lagi mencampuri urusan Qinghe, sehingga senior lainnya pun berhenti bertanya. Dua bibi Yang Xi terus mengajukan sejumlah besar pertanyaan ke Ren He selama makan malam, namun konten pertanyaannya justru mengejutkan: Duluan siapa yang mengejar siapa antara kamu dan Yang Xi? Bagaimana kamu bisa bertekad mengejarnya sampai ibukota? Mengapa mengejar ke AS? Lagu yang kamu tulis untuk Yang Xi sangat indah, bisakah kamu menulis dua lagu untuk kami juga...
Sebelum datang, Ren He sudah mempersiapkan banyak hal terkait transaksi kepemilikan saham dan industri keluarga Yang. Tapi ternyata keluarga sama sekali tidak menyinggung hal itu, malah membicarakan hal-hal receh. Kedua bibi ini malah membahas kalung liontin berlian senilai 7 juta dolar AS yang Ren He berikan ke Yang Xi, dan lukisan《Kejutan》bernilai 10 juta yang ia buat untuk sang kekasih. Sambil bicara, mereka melirik kedua suami mereka... Ini maksudnya apa?! Rupanya mereka ingin menggunakan tanganku untuk "membunuh" dompet paman-paman ini!
Semoga para paman tidak sambil sakit hati membenciku...
Setelah para senior selesai, para junior mulai meminta diajak main Dota. Ada sepupu SMP yang mengeluh ke Ren He: "Aku minta kakakku ajakin main, tapi habis satu ronde dia malah hapus teman game-ku! Kakak ipar, ajarin aku dong! Nanti pasti aku lebih jago dari dia! Masa sesama keluarga tega hapus teman? Cepatlah nasehatin dia!"
"Hah," Ren He nyaris tertawa hingga nyaris mengompol. Ada hal seperti ini? Yang Xi sampai menghapus teman game adik sepupunya sendiri karena dianggap terlalu payah? Masih bisa makan semeja? Bagaimana adik sepupu ini memandang hubungan saudara sedarah? Dunia Gadis Kecanduan Internet memang tak bisa dipahaminya.
Saat itu, adik sepupu lain dengan wajah geli di selangkangan berkata: "Aku juga dihapus..."
Ren He merasakan kedua adik sepupu ini hampir berpelukan meratap sedemikian pilu karena nasib sama. Tapi Yang Xi melirik mereka dengan dingin, membuat keduanya diam-diam menutup mulut. Ren He tiba-tiba menyadari, Yang Xi memang terlihat galak terhadap orang selain dirinya... Apakah ini atribut tersembunyi?
Andai pemikiran ini diketahui kedua adik sepupu, pasti mereka akan langsung protes tidak setuju: "Kelembutanlah yang jadi atribut tersembunyi, ya?!"
Setelah makan malam berakhir dengan penuh kehangatan, tidak ada adegan bermusuhan seperti yang dibayangkan Ren He. Juga tidak ada konflik kepentingan. Reaksi semua orang terlihat tulus bahagia karena Yang Xi telah menemukan pacar yang memadai. Kata "memadai" di sini sama sekali tidak terkait nama dan harta, melainkan lebih pada keberanian Ren He yang selalu menemani Yang Xi menjelajah ujung dunia.
Ren He merasa agak bingung, apakah benar makan malam ini sesederhana itu?
