Amerika Serikat, New York.
Tim 21 orang dari Departemen Investasi dan Akuisisi Qinghe ini sebenarnya cukup sulit mendapatkan visa untuk orang biasa. Tapi dengan dalih investasi plus surat undangan dari maskapai Amerika, prosesnya menjadi jauh lebih mudah.
Dunia selalu membuktikan: jarang ada pintu gerbang yang tak bisa dibuka dengan tumpukan uang.
Memimpin tim adalah Wakil Presiden Investasi dan Akuisisi Qinghe, Nie Ting. Karena akuisisi maskapai Amerika ini luar biasa penting, kali ini dia sendiri yang memimpin 21 eksekutif pilihan - separuh kekuatan departemen investasi mereka.
“Maskapai Amerika Serikat kemarin tutup pasar dengan valuasi 27.9 miliar, turun lagi. Belakangan media banyak meledakkan berita negatif tentang maskapai itu, ini sangat menguntungkan kita,” kata orang di samping Nie Ting.
Nie Ting memandang lalu lalang di luar bandara dengan tenang: “Masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Mungkin krisis keuangan maskapai ini akan menarik modal lain. Kita belum tentu tidak ada saingan, jadi semua harus meningkatkan semangat.”
Ia harus berhasil merekrut kasus akuisisi ini. Yang lain tidak terlalu paham, tapi di tubuh Nie Ting masih ada misi yang diberikan Ren He, meski tugas ini juga terlihat sangat penuh keanehan.
Staf maskapai Amerika Serikat datang menjemput di bandara dengan ekspedisi 4 mobil bisnis. Di pintu ada orang mengangkat papan bertuliskan dua karakter “Qinghe”.
Nie Ting memimpin jabat tangan dengan staf maskapai, basa-basi, naik mobil, lalu penginapan diatur pihak maskapai. Biaya menginap di hotel justru harus ditanggung Qinghe sendiri, mungkin ini salah satu kebiasaan Amerika...
Namun meskipun Nie Ting dan timnya datang untuk mengakuisisi saham maskapai AS, mereka menolak undangan negosiasi pertama dari dewan direksi maskapai tersebut. Nie Ting hanya memiliki satu permintaan tambahan: ia hanya mau berunding dengan perwakilan Konsorsium Brown.
Di kehidupan sebelumnya, ada yang mengatakan konsorsium AS hanyalah fiksi, begitu pula Perkumpulan Persaudaraan dan Dewan Hubungan Luar Negeri. Namun faktanya? Mereka semua benar-benar ada sebagai entitas objektif.
Hanya saja, baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang, pengaruh Perkumpulan Persaudaraan jauh lebih kecil dari yang dibayangkan. Sebaliknya, Komite Trilatera dan Dewan Hubungan Luar Negeri memiliki pengaruh yang melampaui imajinasi.
Contohnya, di era Reagan, 64 anggota kabinet merupakan anggota Dewan Hubungan Luar Negeri. Setelah Bush terpilih sebagai presiden, banyak anggota dewan tersebut yang menduduki jabatan penting pemerintah. Siapa yang berkuasa, dialah yang punya pengaruh.
Mereka tidak semisterius yang dibayangkan, namun pengaruh absolut mereka tak terbantahkan. Ini tak perlu diragukan lagi.
Di kehidupan ini, Ren He juga tidak tahu bagaimana sebenarnya kondisi AS. Nama sepuluh konsorsium besar telah berubah. Tapi lihat saja, dari 16 perusahaan minyak terbesar negara, 8 di antaranya menjadi hak Konsorsium Brown. Selain itu, mereka bersama konsorsium lain mengendalikan 5 maskapai terbesar AS: United Airlines, Pan American Airways, American Airlines, TWA, dan Eastern Airlines.
Ren He sudah paham, ekosistem politik AS di kehidupan ini tidak mengalami perubahan signifikan. Konsorsium tetap menjadi nyawa ekonomi sejati di dalam negara.
Nilai akuisisi yang dibahas dengan Konsorsium Brown kali ini hanya 100 miliar RMB. Bagi Qinghe ini dana besar, tapi bagi konsorsium masih bagian kecil. Masalahnya, kegigihan konsorsium terhadap uang sudah jauh melampaui imajinasi. Sebuah akuisisi 100 miliar, dengan pengorbanan pencabutan daftar buruan untuk menciptakan situasi menang-menang, Ren He yakin pihak lain pasti mau menyelesaikan kesepakatan ini.
Bagi konsorsium-konsorsium ini, mana yang lebih menguntungkan: sebuah daftar buruan atau uang sungguhan?
Di hatimu Nie Ting merasa sedikit ragu, bagaimanapun ini adalah pertama kalinya ia menghadapi keluarga konsorsium legendaris Amerika, tapi ia harus bersikeras, kalau tidak misi yang diberikan bos besar kepadanya kemungkinan tidak akan terselesaikan.
Meskipun sebelum keberangkatan Ren He mengatakan padanya cukup berusaha sekuat tenaga, toh kita semua bukan orang yang benar-benar memahami ekosistem Amerika, jika benar-benar gagal juga tidak masalah, kembali saja, cepat atau lambat Qinghe akan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dunia.
Jika kali ini tidak berhasil, Ren He akan meniru Tencent untuk go public di Nasdaq Amerika, ketika Qinghe memiliki valuasi pasar triliunan seperti kehidupan sebelumnya, ia yakin konsorsium-konsorsium akan meninjau ulang transaksi, perlu diketahui valuasi pasar Tencent dan Alibaba di kehidupan sebelumnya jika digabungkan sudah melebihi 500 miliar dolar AS, Qinghe di kehidupan ini adalah kapal induk internet sejati yang tak bisa diabaikan siapa pun.
Staf maskapai Amerika tidak datang lagi ke hotel mencari Nie Ting, selama tiga hari penuh, Nie Ting dengan tenang menonton TV di dalam hotel.
Anggota tim tidak mengerti mengapa Nie Ting melakukan hal ini, Nie Ting juga tidak bisa menjelaskan secara frontal. Tapi ada satu hal baik tentang tim Qinghe - mereka sudah lama belajar mempercayai rekan kerja.
Alasan Nie Ting bisa menonjol di antara semua orang dan menjadi Wakil Presiden Direktur Qinghe yang bertanggung jawab atas investasi dan akuisisi, justru karena ketenangan, kegigihan, serta kemampuan bisnisnya yang luar biasa. Setidaknya di tim, tak ada yang lebih kuat darinya.
Banyak CEO di perusahaan adalah orang awam. Entah bisa menjilat, punya hubungan dengan bos, atau karena faktor lain - ini semua hal yang sangat wajar. Tapi saat seluruh tim melakukan terobosan bisnis, jika pemimpin tim adalah orang awam, akan muncul terlalu banyak kekurangan: mengelak tanggung jawab, sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa, setelah bawahan mengajukan pendapat malah memberi arahan sembarangan, pelatihan karyawan internal tak tahu harus mulai dari mana.
Banyak orang beranggapan bahwa eksekutif cukup bisa mengelola saja, tak perlu lebih kuat dari bawahan. Tapi Ren He justru menyaksikan era dimana teori semacam ini dipermalukan.
Di kehidupan sebelumnya, Alibaba suatu hari tiba-tiba menyadari bahwa pimpinan menengah mulai tidak mengetahui klien-klien di bawah mereka, benar-benar terisolasi dari tim, menyebabkan penurunan efisiensi perusahaan, lalu segera melakukan perubahan besar.
Perusahaan yang melakukan transformasi, jumlahnya jauh melampaui Alibaba saja.
Maka dari awal Qinghe sudah memiliki aturan: orang awam sama sekali tidak boleh memimpin ahli.
Selama menunggu, meski hati Nie Ting gelisah, ia tetap terlihat tenang seolah tidak ada masalah. Ia tak boleh membuat bawahan ikut cemas bersamanya.
Ren He bilang tak masalah jika tidak selesai, tapi dalam internal Qinghe tidak ada istilah gagal menyelesaikan.
Semua proyek lain berhasil, tapi gagal di tangannya sendiri, itu berarti kemampuannya bermasalah. Nie Ting sudah memutuskan: jika kali ini mengecewakan kepercayaan bos besar, ia akan mengundurkan diri karena merasa bersalah.
Tapi ia takkan meninggalkan Qinghe. Ia akan kembali ke dalam tim untuk terus mengasah diri. Di Qinghe ini, setelah tiga tahun, ia tak pernah lagi terpikir untuk pergi.
Hari ketiga, sebuah telepon tiba-tiba menelepon ponsel Nie Ting, suara di seberang dengan logat Selatan AS: "Halo Tuan Nie, apakah besok pagi pukul 9 ada waktu kosong? Saya ingin mewakili Konsorsium Brown untuk berdiskusi dengan Anda."
