Ren He merasa ini menarik. Banyak kasus perundungan di sekolah sebenarnya tanpa alasan jelas. Sekelompok anak memilih target berdasarkan rasa tidak suka atau menganggapnya mudah diintimidasi, lalu korban pun "sudah semestinya" diganggu.
Kadang orang bilang sifat dasar manusia itu baik. Tapi benarkah? Ren He ingin percaya pada konsep itu, tapi ia yakin seorang anak tetap perlu dididik lebih intensif.
Sun Yu tersenyum setelah berpikir sejenak: "Kami datang untuk menemani Zhang Ke berlomba. Kalau kamu?"
Arti tersiratnya, kami datang untuk urusan resmi, tidak seperti kamu. Di mata Sun Yu, Ren He yang menghindari penampilan di acara tahun baru, seharusnya tidak punya bakat seni. Lagipula, mustahil bagi mereka menghubungkan Ren He dengan hal-hal yang berkaitan dengan piano.
"Aku? Aku datang melihat wanita cantik," jawab Ren He dengan datar. Bukankah memang begitu? Ia datang untuk melihat Yang Xi. Istri sendiri tentu termasuk kategori wanita cantik. Di mata kekasih, selendang pun terlihat permadani. Bagaimanapun, Ren He merasa Yang Xi adalah gadis tercantik di dunia.
Hasilnya, dua wanita cantik di sampingnya tertawa mendengar ucapan Ren He. Mereka tak menyangka pemuda yang terlihat cukup menarik ini begitu blak-blakan.
Terkadang jika kau menyembunyikan sesuatu, orang akan menganggapmu mesum. Tapi jika kondisi fisikmu baik, dan berani mengungkapkan apa adanya meski itu hal memalukan, orang justru akan menilaimu jujur...
Pada akhirnya, semuanya tergantung seberapa menarik penampilan dan kondisi fisikmu... Benar-benar masyarakat yang realita.
“Eh, belum nanya, tiga teman sekamarmu ikut syuting _Crazy Stone_, kenapa kamu enggak ikut?” Sun Yu memanfaatkan kesempatan untuk menjijikkan Ren He.
Ren He mengangkat bahu: “Mereka mau minta aku main, tapi aku menolak. Aku tidak perlu main.”
Ini memang benar. Zhang Ming terus ingin Ren He memerankan peran pembunuh bayaran, menurutnya itu pasti menarik. Tapi Ren He menolak. Dan memang, dia tidak perlu main. Orang lain yang main justru menghasilkan uang untuknya. Yang ingin dilakukannya hanyalah membawa karya bagus ini ke dunia. Skenario dan storyboard sudah siap, urusan lain serahkan saja pada Zhang Ming.
Sun Yu terlalu paham maksud "tidak perlu main" dari Ren He. Tapi semakin dipikir, rasanya ada yang janggal, sepertinya jawabannya ngelantur.
Dua wanita cantik di samping mereka malah tertarik mendengar percakapan ini: “_Crazy Stone_? Yang lagi tayang itu? Kami sudah nonton, seru banget!”
Ini langsung mengenai luka Sun Yu. Tentu saja bagus, kalau tidak bagus ngapain ia cemburu.
Tapi sekarang tentu tak bisa menampakkan emosi. Melihat ini bisa memancing minat bicara si cantik, Sun Yu langsung melanjutkan: "Benar! Pemeran utama Chen Da adalah guru kami. Kami semua murid Akademi Teater Pusat. Tiga aktor lainnya adalah teman sekelas kami!"
"Serius?" Kedua wanita itu terkejut sekaligus senang: "Lalu kenapa kalian tidak ikut main peran?" Dalam pandangan mereka, siswa Zhongxi seharusnya punya kesempatan akting. Jika teman sekelas bisa dapat peran, yang lain pasti juga layak dapat cameo.
"Hah!" Ren He tak bisa menahan tawa. Komentar si cantik benar-benar mengenai sasaran, menusuk luka Sun Yu dengan sempurna.
Wajah Sun Yu langsung pucat. Jika memang bisa dapat cameo, ngapain ia iri di sini...
"Hmm... peran kali ini kurang cocok untuk kami, jadi guru tidak mengizinkan kami untuk berakting," Sun Yu menjelaskan dengan diplomatis. Hingga saat ini ia masih menganggap keikutsertaan Zhang Jinglin dkk dalam akting semata karena bimbingan Chen Da. Hal ini semakin menguatkan tekad Sun Yu untuk menjilat Chen Da dengan baik.
Ren He sama sekali tidak berbicara selama perjalanan, namun gelak tawa tadi tetap memberi rangsangan pada Sun Yu. Di hati, Sun Yu sebenarnya sangat kesal: "Apa yang kau tertawakan? Bukankah kau yang paling menyedihkan?!"
Lift tiba di lantai 11. Sun Yu dan kawan-kawan asyik mengobrol dengan para wanita cantik. Saat pintu terbuka, Ren He langsung berjalan keluar seolah mereka adalah orang asing. Bahkan dua wanita cantik di sampingnya telah menyadari dalam waktu singkat bahwa pemuda yang agak berkarisma ini tampak tidak akrab dengan yang lain. Bisa dibilang kedua pihak sudah menunjukkan ketidakharmonisan yang cukup jelas.
Tiba-tiba Zhang Ke yang ikut kompetisi di sebelah Sun Yu berkata: "Eh, lihat murid-murid di koridor sana? Itu anggota komunitas Qinghe Sizhong. Cewek itu namanya Liu Jiamin, kandidat juara kompetisi ini. Konon sebelumnya kemampuannya cuma level profesional, bahkan belum masuk kelas satu. Tapi ketua klub Qinghe mereka seorang manusia langka, mengajarinya beberapa waktu, bahkan mengajak seluruh anggota mendaki puncak Everest sekali!"
"Setelah kembali dari Everest, Liu Jiamin langsung mengalami transformasi! Pemain konser ternama Liu Fei memujinya punya alunan kecapi bagaikan teratai salju di gunung es. Sekarang dia langsung viral!" Fakta sebenarnya yang sudah lama diketahui Ren He: jika Liu Jiamin ingin meningkatkan kualitas bermusiknya, dia harus melewati lompatan besar dalam kehidupan - inilah yang sejak awal sudah diingatkan Ren He padanya.
Jadi saat mendaki puncak Everest dulu, Ren He sambil memastikan keselamatan semua orang, tetap berharap pemandangan di ketinggian 8800 meter di atas permukaan laut dan segala sesuatu yang dialami selama proses pendakian Everest bisa menjadi harta karun berharga di hati anak-anak ini.
Saat mereka menghadapi kesulitan, akan ada suara di hati terdalam: Gunung Everest saja sudah didaki, apa lagi hal yang lebih sulit dalam hidup biasa?
Setelah Ren He meninggalkan Sizhong, baru para anggota SMA Klub Qinghe yang pernah mendaki Everest ini menyadari, sebenarnya hasil terbesar yang dibawa Ren He untuk klub bukanlah dana puluhan juta setiap tahun, melainkan kehidupan yang berbeda.
Sun Yu tertegun: "Klub Qinghe? Ada hubungan apa dengan Kelompok Qinghe itu?"
“Bukan hal yang sama, ini cuma komunitas sekolah, nama kembar itu wajar. Tapi mereka juga cukup terkenal, Permainan Pembunuhan adalah yang mereka ciptakan. Konon ketua klub angkatan mereka sekarang sudah dimasukkan ke hall of fame Sizhong. Permainan Pembunuhan menghasilkan puluhan miliar per tahun, orang ini tanpa basa-basi menyisihkan sebagian untuk beasiswa dan dana penelitian Sizhong, sebagian lagi sebagai hadiah internal Klub Qinghe. Siapa yang ranking pertama ujian dapat beasiswa, sampai sekarang klub ini punya banyak jutawan, bahkan dua orang katanya sudah dapat lebih dari 10 juta..." Zhang Ko yang lebih paham soal ini. Sebagai penduduk ibukota yang dulu sekolah di Sekolah Menengah Peking University setara Sizhong, ia cukup mengerti fenomena luar biasa di Sizhong ini.
"Komunitas siswa dengan pendapatan tahunan puluhan juta...?" Sun Yu benar-benar terpaku, hal seperti ini bahkan dalam imajinasi pun terasa mengerikan. Keluarganya mengklaim aset melebihi miliar, tapi pendapatan tahunannya sebenarnya kurang dari sepersepuluh Klub Qinghe. Aset dan profitabilitas adalah dua konsep yang sepenuhnya berbeda!
