Saat Ren He meninggalkan desa pegunungan tempatnya mengajar, dia pernah mengucapkan kalimat yang juga ditujukan untuk Jiang Haoyang dan kawan-kawan: "Perjalanan 1.000 li hanya akan kuantar sejauh ini. Badai salju maupun terik matahari setelahnya, takkan lagi kupedulikan."
Untuk Zhou Wumeng, dia menyiapkan yayasan amal yang sama sekali tidak perlu khawatir akan gosip.
Untuk Xu Nuo, dia membangun platform besar tempat sang programmer bisa mewujudkan mimpinya.
Untuk Zhang Ming, dia memberikan skenario brilian dan keyakinan untuk tidak perlu pusing memikirkan profitabilitas.
Untuk Zhang Jinglin, Yang Runrun, Li Shuaizhen, dan Chen Da, dia membuka jalan masa depan yang harus diperjuangkan dengan keringat.
Bagi para siswa Klub Qinghe, dia menghadiahkan kehidupan yang berbeda - lebih penuh darah panas, lebih legendaris, dan lebih berwarna.
Sekarang Klub Qinghe sudah lama tidak hanya terkenal di Sizhong saja, empat sekolah legendaris di ibukota pun tahu ada 'iblis' seperti ini, sampai banyak anak-anak yang ingin pindah sekolah.
Ini adalah legenda di era sekolah menengah, legenda yang didambakan para elite dari empat sekolah legendaris.
Tentu saja, yang paling misterius adalah ketua klub yang mendirikan Klub Qinghe. Dulu dalam 7 hari dengan 7 spanduk, dia menciptakan dunia baru untuk semua anggota Klub Qinghe, lalu menghilang saat klubnya menjadi primadona paling diminati.
Inilah bagian paling legendaris. Orang itu bagaikan pendekar yang menganggap uang seperti kotoran, sama sekali tidak ada rasa rindu. Seolah kekayaan dan ketenaran yang bisa diraih dengan mudah hanyalah asap dan kabut yang berlalu.
Sekarang, setiap kali ada yang bertanya tentang ketua Klub Qinghe Jiang Haoyang mengenai sosok ketua klub sebelumnya, Jiang Haoyang selalu tidak tahu harus menjawab bagaimana. Bahkan ia bingung memilih kata yang tepat untuk mendeskripsikannya, akhirnya hanya bisa melompatkan dua patah kata dari mulutnya: "Legenda."
Bagi Jiang Haoyang dan mereka yang mengetahui latar belakang, legenda Ren He jauh melampaui Klub Qinghe. Profesor muda puitis, Kesatria, bos besar Grup Qinghe - bukankah semua itu adalah sosok ketua klub mereka?
Saat menghadapi pertanyaan orang lain, di hati Jiang Haoyang selalu ada gumaman: "Kisah legenda beliau...jauh lebih kompleks dari imajinasimu yang sederhana..."
Sun Yu memandang dengan iri ke arah sekelompok siswa muda di ujung koridor: "Beruntung sekali mereka punya ketua klub seperti itu. Kalau bicara soal ketua ini, memang benar-benar legenda. Siapa namanya ya? Mungkin pernah kudengar."
"Teman sekelasku memang tidak menyebutkan nama, tapi sekarang semua orang memanggilnya Ketua Klub..." Zhang Ke melirik wanita cantik di sebelahnya sambil menggelengkan kepala tersenyum: "Sun Yu, ngapa kamu iri sama mereka? Rumah kita punya aset melebihi miliar. Yang harus iri itu kami!"
Ini murni perkataan untuk membanggakan saudara seperjuangan. Demi menunjukkan kondisi keluarga di depan wanita cantik, siapa tahu bisa menarik perhatian mereka? Dengan begitu malam-malam tak perlu lagi terasing sendirian.
Baik pria maupun wanita, saat hormon keremajaan sedang bergejolak, selalu ada aksi-aksi kecil untuk menonjolkan keunggulan di depan lawan jenis. Memamerkan sesuatu sembarangan, intinya cuma ingin disadari oleh pihak lain.
Mendengar ucapan Zhang Ke, wajah Sun Yu langsung bersinar kegirangan. Benar-benar saudara seperjuangan! Dua wanita cantik di samping ini posturnya di atas 170 cm, bentuk tubuh indah yang terlihat jelas di balik sweter ketat. Sun Yu sampai tergoda. Hasilnya, saudara menghormati dengan mengangkat harga dirinya. Persis seperti mendapat bantal saat mengantuk!
Tentu saja, saat ini dirinya sama sekali tak boleh terlihat berlebihan, harus tetap rendah hati dulu baru mulai memamerkan kelebihan!
"Ah mana ada, keluarga saya miskin sampai hampir tak bisa makan nasi..." Sun Yu menggelengkan kepala dengan wajah terlalu serius berpura-pura merendah.
Ren He yang belum jauh mendengar tingkah si genit jelita ini langsung geli di selangkangan, bagaimanapun juga Sun Yu selalu menyusahkannya, lebih baik langsung dibantu saja, pakai ramuan muntah atau ramuan air mata? Pilih ramuan air mata lah...
Tiba-tiba, teman sekamar Sun Yu dan kedua wanita cantik itu semuanya terpaku!
Sekilas setelah Sun Yu mengaku keluarganya tak bisa makan, dua aliran air mata tiba-tiba muncrat dari sudut matanya, tak bisa ditahan! Sedihnya seperti baru kehilangan segalanya! Zhang Ke seumur hidup belum pernah melihat orang bisa mengeluarkan air mata sebanyak ini dalam sekejap!
Zhang Ke terpaku, Kakak, kamu ngapain?! Ini menangis karena kemiskinan?!
Bukannya seharusnya merendah lalu cepat-cepat bersikap rendah hati dan sombong, kok malah benar-benar menangis? Jadi rumahmu benar-benar tidak bisa makan, sampai segitu sakit hatinya...
Zhang Ke sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, sungguh adegan ini benar-benar tak terbayangkan. Berkoordinasi untuk menyombongkan diri sampai level ini, memang tak ada tandingannya!
Dua wanita cantik itu juga tertegun, memalingkan wajah bertanya ke Zhang Ke: "Apakah keluarganya sangat kesulitan?"
Wajah Zhang Ke langsung menghijau! Orang ini jelas-jelas tajir brengsek!
Namun Zhang Ke melihat ekspresi sedih dan air mata Sun Yu, dia mulai mencurigai: Jangan-jangan keluarga Sun Yu benar-benar mengalami kesulitan sampai tidak bisa makan?
Nangisnya pas banget brengsek!
Sekilas melihat wanita cantik itu hendak mengeluarkan recehan karena simpati, Zhang Ke buru-buru mengajak saudara-saudara menarik Sun Yu pergi. Upaya mengajak kenalan hari ini benar-benar gagal total, tidak ada harapan lagi.
Berjalan menyusuri koridor, Zhang Ke dan kawan-kawannya tetap tidak berhasil menasihati Sun Yu. Apapun yang dikatakan, air mata itu benar-benar tak bisa dihentikan.
Di saat yang sama, dari penglihatan tepinya Zhang Ke melihat Ren He justru berjalan langsung menuju area Klub Qinghe. Di sudut sana, anggota klub tersebut sedang berbisik-bisik membicarakan sesuatu. Kehadiran Ren He pasti bukan sekadar lewat, melainkan ditujukan untuk mereka.
Zhang Ke menoleh dan menyaksikan ketua klub yang sedang menjabat bersama Liu Jiamin menunjukkan kilau spiritual penuh kejutan sambil bergegas mendekati Ren He. Semua orang kemudian memeluk Ren He erat-erat.
Zhang Ke mulai bingung, apakah Ren He mengenal grup ini?
Perlu diketahui, meskipun popularitas Klub Qinghe sedang melambung di kalangan pelajar ibukota, reputasi sikap dingin mereka justru lebih terkenal. Setelah diundang ke acara malam dan menyantap buffet seadanya, rombongan mereka langsung kabur. Entah siapa pencetus kebiasaan ini...
Biasanya setelah masuk ke kampus, orang cenderung meremehkan komunitas SMA. Tapi Klub Qinghe berbeda! Mana ada klub kampus yang bisa menghasilkan puluhan miliar per tahun?
Jadi bisa berteman dengan anggota Klub Qinghe juga merupakan hal yang membanggakan.
Zhang Ke penasaran, bagaimana Ren He bisa mengenal grup orang-orang ini? Sepertinya mereka tidak tahu Ren He akan datang hari ini.
Namun saat Zhang Ke masih memapah Sun Yu sambil berteka-teki, tiba-tiba dia mendengar ketua klub Qinghe berseru gembira pada Ren He: "Ketua, sudah lama pulang tapi tidak pernah mengajak kami makan! Kami sangat merindukanmu. Malam ini harus kami sembelih si orang kaya baru ini!"
Zhang Ke terpaku. Tunggu, tadi mereka memanggil Ren He apa?! Ketua klub?!
Waduh! Ketua Klub Qinghe?! Ren He?!
……
