Saat itu, Zhang Ke dari kamar asrama Sun Yu yang ikut kompetisi ini sedikit terpaku. Hari ini hatinya cukup senang, berganti baju dan sepatu baru untuk kompetisi. Meski sejak awal tak berharap banyak soal peringkat, toh ini tetap acara bergengsi. Lagipula tak semua orang bisa ikut kompetisi ini. Mengingat peserta iblis seperti Liu Jiamin pun turut serta, Zhang Ke merasa psikologisnya seimbang: Kalah darinya bukanlah kerugian.
Namun suasana hati itu lenyap sekejap saat pintu lift lantai 11 terbuka. Awalnya ingin memuji Sun Yu, malah mendapat tangisan kemiskinan. Brengsek! Orang biasa cuma hiperbola saat meratapi kemiskinan, tapi kau benar-benar menangis!
Biasanya Sun Yu cukup royal di asrama. Saat merokok selalu mengambil langsung dari Sun Yu, makan pun tak pernah minta bayaran. Perlahan terbentuk lingkaran pertemanan di sekitar Sun Yu.
Hasilnya hari ini... Brengsek, ini benar-benar sulit diungkapkan, Sun Yu masih terus menangis!
Lalu muncul kejadian yang sangat tak terbayangkan, anggota Klub Qinghe yang selama ini sangat kukagumi itu ternyata memanggil Ren He sebagai ketua klub!
Bagaimana mungkin?! Ren He adalah ketua klub iblis legendaris itu? Jadi semua olok-olokan kami dan Sun Yu terhadapnya justru berbalik menjadi lelucon bagi diri sendiri. Tiba-tiba Zhang Ke teringat perkataan Ren He bahwa dia tidak perlu berakting.
Saat itu mereka dan Sun Yu belum paham mengapa Ren He bilang tak perlu berakting... Benar-benar tidak perlu! Orang yang dengan mudahnya melemparkan proyek berpendapatan hampir miliaran tahun lalu, sama sekali tidak butuh ketenaran dari akting.
Cukup dengan Ren He muncul di depan media, seketika dia akan menjadi selebritas sejati sebagai bapak Permainan Pembunuhan, sekaligus selebritas tajir.
"Tak heran saat menghadapi Ren He, ia selalu terlihat tenang. Sun Yu terus merasa dipermainkan seperti badut, ternyata orang itu sudah tak perlu menggubris hal-hal seperti ini..."
Yang paling brengsek bikin geli di selangkangan adalah tangisan Sun Yu yang tak kunjung berhenti. Saat Zhang Ke berusaha menghentikan air matanya sambil berencana menghiburnya bahwa usaha yang hilang masih bisa bangkit kembali, tiba-tiba Sun Yu mengusap air mata dan berhenti menangis.
"Ya ampun, kakak bisa berhenti sesuka hati! Dulu tak kusangka aktingmu sehebat ini!"
"Kau... sudah baikan?" tanya Zhang Ke hati-hati.
"Aku... sudah baik... Tadi entah kenapa tiba-tiba ingin menangis, tak bisa dikendalikan!" Sun Yu sendiri terpaku, air mata yang datang mendadak ini juga perginya cepat, tiba-tiba saja keinginan menangisnya hilang!
Hanya Ren He yang tahu, khasiat ramuan air mata Sun Yu sudah habis...
Tapi karena sudah memberikan ramuan air mata, Ren He merasa perselisihan kecil antara kedua pihak sudah selesai. Malas mengurus lebih lanjut. Kalau Sun Yu benar-benar tidak bisa tenang, ramuan air mata di tangannya pasti cukup sepuasnya...
"Ketua klub, apakah hari ini kau datang untuk ikut kompetisi?" Jiang Haoyang bertanya penasaran. Mereka juga ingin tahu kenapa bisa bertemu Ren He di sini. Semua orang tahu tingkat permainan piano Ren He bahkan melebihi Liu Jiamin. Jika dia datang sebagai peserta pun sangat wajar. Hanya Liu Jiamin yang paham piano dan musik klasik ini yang mengerti: Dengan status sang profesor muda di bidang musik klasik sekarang, ikut kompetisi seperti ini justru terkesan merendahkan status. Bahkan menjadi juri saja harus dilihat apakah panitia penyelenggara bisa mengundangnya atau tidak.
Fakta sebenarnya memang demikian, empat lagu musik klasik Ren He di domain ini menjadi penghuni yang tak tertandingi di era modern, ditambah dua teorinya bahkan mulai diukir ke dalam buku pelajaran - ini hampir seperti berubah menjadi sosok dalam sejarah musik klasik. Bagaimana mungkin ia masih mau ikut kompetisi sekelas dalam negeri?
Banyak orang menggunakan kompetisi untuk membuktikan nilai diri, namun pencapaian Ren He di bidang ini sudah jauh melampaui kebutuhan akan pembuktian semacam itu. Pendapatan tiket dari konser piano solonya di New York hingga kini belum ada maestro yang bisa melampaui.
Pada usia 17 tahun naik tingkat menjadi maestro sejati yang diakui di ranah musik klasik, bahkan dalam sejarah musik klasik pun ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Maka berbagai faktor inilah yang membuat prestise sang profesor muda kini melambung bagai mentari di tengah hari di dunia musik klasik. Kompetisi domestik ini bukan tidak pernah terpikir untuk mengundangnya jadi juri - masalahnya, tidak bisa menemukan cara untuk menghubunginya!
Jika Ren He bersedia menjadi juri, kemungkinan bayaran tampil sekali saja bisa mencapai 300 ribu RMB.
“Pacar saya ikut kompetisi sekadar untuk meramaikan suasana, saya cuma datang melihatnya,” Ren He tersenyum lebar menjelaskan: “Tapi Jiamin tidak perlu khawatir, dia bukan lawanmu.”
“Ketua klub, pantaskah kau berkata begitu tentang pacarmu sendiri…” Jiang Haoyang terpaku bertanya, mereka tahu persis siapa pacar Ren He sebenarnya. Status gadis itu saja sudah memberi tekanan tersendiri!
“Pantas, sama sekali tidak masalah,” Ren He dengan gerakan tangan besar yang bebas dan rileks, seolah tak ambil pusing: “Dia bukan orang yang picik!”
Namun ini hanya omongan di depan Jiang Haoyang dan kawan-kawan. Begitu pulang, Ren He tetap harus membujuk Yang Xi: “Jangan sedih, tidak dapat peringkat karena jurinya tidak kompeten. Menurutku kau adalah raja tanpa mahkota kompetisi tahun ini!”
Entah Yang Xi benar-benar kecewa atau tidak, sebagai pacar tentu harus berkata demikian. Dijamin Yang Xi akan tersipu malu, bahkan mungkin mau menjadi support untuk Ren He dalam satu ronde pertandingan!
Ren Her penasaran bertanya: “Apakah kompetisi seperti ini di dalam negeri menjunjung keadilan?”
“Masih tergolong adil,” Liu Jiamin menjelaskan: “Ada beberapa fenomena tirai hitam yang berpotensi gagal, tapi mereka yang meraih juara satu melalui tirai hitam pun punya kemampuan diri sendiri yang sangat mumpuni, perbedaan di antara mereka tidak terlalu jauh. Jadi kalau benar-benar ada tirai hitam pun masalahnya tidak besar.”
Oh, ini justru membuat Ren He agak terkejut. Di masyarakat Tiongkok yang penuh hutang budi ini, kompetisi tanpa sedikit pun permainan tirai hitam malah membuatnya merasa agak tidak nyaman...
“Panitia penyelenggara kali ini juga mengundang beberapa juri dari luar negeri. Konon salah satunya berasal dari Juilliard School milik kalian. Ini adalah cara penyelenggara untuk menegaskan sikap adil mereka,” kata Liu Jiamin.
Ternyata ada perwakilan dari Juilliard School? Sekarang Ren He benar-benar mengakui keadilan kompetisi ini. Perlu diketahui, para guru di Juilliard School mencintai musik sampai tingkat buta. Kalau menyuruh mereka memanipulasi hasil di bidang musik, pihak sana pasti akan menghujatmu habis-habisan.
Hanya saja tidak tahu siapa yang datang kali ini, kemungkinan rekrutan baru setelah aku pergi, mungkin juga tidak mengenalku. Kalau dipikir-pikir, aku memang agak bersalah pada Ketua Joseph dari Juilliard School. Waktu itu setelah konser selesai, sama sekali tidak sempat berpamitan sebelum pergi.
Sekarang surat buruan CIA untukku sudah dicabut, Ren He tidak takir konsorsium Brown mengolok-olok bisnis ratusan miliar mereka. Jika ada kesempatan, bisa ke AS lagi untuk bersenang-senang, menikmati penyambutan dari konsorsium, lalu makan bersama Joseph sambil meminta maaf.
Soalnya dulu Joseph mendukungku sepenuhnya. Tanpa dia, mungkin aku tidak akan direkrut, dan tidak bisa menemani Yang Xi.
Namun tepat di saat itu, Ren He tiba-tiba melihat siluet orang asing yang familiar di ujung koridor... Brengsek, bukannya Joseph siapa lagi?!
