Semua orang suka dipuji dengan tulus, ini sifat alami egois manusia. Tapi yang paling memuaskan adalah ketika orang lain tidak memujimu langsung tapi kebetulan kau dengar, karena berarti 90% pujian itu tulus dan objektif, bukan sekadar menjilat...
Makanya Ren He paling suka dengar pujian tidak langsung. Jiang Haoyang dan yang lain melirik ekspresi Ren He: "Ketua Klub, segitu memuaskannya?"
Ren He tertegun, ternyata ketahuan. Dengan agak malu ia berkata: "Lumayanlah..."
Pertunjukan Yang Xi telah berakhir, namun Ren He belum bisa pergi sekarang. Sopir dan pengawal yang diatur Su Ruqing untuk Yang Xi sudah menunggu di pintu sehingga tak perlu khawatir tentangnya. Tapi karena tahu Liu Jiamin juga ikut kompetisi, ia memutuskan untuk menonton sampai selesai.
Liu Jiamin tampil di urutan kedua terakhir. Yang mengejutkan, dia memilih karya Ren He lagi - Turkish March yang tingkat kesulitannya lebih rendah dari Croatian Rhapsody menurut sistem rating!
Dalam sistem ujian tingkat, Croatian Rhapsody biasanya dikategorikan level 7 atau 8, sedangkan Turkish March level 4 atau 5. Karena memilih lagu dengan tingkat kesulitan lebih rendah secara objektif, ini menunjukkan Liu Jiamin berencana unggul di bidang lain.
"Bukannya Jiamin rencananya akan memainkan Etude in G Minor? Kenapa tiba-tiba ganti?" Liu Bing tertegun. Baru sekarang Ren He tahu bahwa ini perubahan mendadak. Apakah karena kehadirannya?
Saat nada pertama Liu Jiamin dimainkan, terdengar seperti botol giok yang pecah dengan krispatan mencapai tingkat ekstrem!
Mengapa ada yang mengatakan perbedaan besar antara piano dan keyboard elektronik? Selain aspek akord, hanya dalam hal tekanan tuts: keyboard elektronik menggunakan pedal ekspresi di bawah kaki, pengaturan volume, dan tekanan sentuhan tangan untuk mengontrol dinamika, sedangkan piano hanya mengandalkan tangan.
Menampilkan ketegangan emosional secara sempurna dengan kedua tangan membutuhkan latihan keras bertahun-tahun ditambah pemahaman mendalam.
Sebelum Joseph tiba, panitia penyelenggara telah memberitahunya tentang gadis jenius generasi muda Tiongkok. Joseph penasaran: "Apakah Tiongkok benar-benar melahirkan banyak jenius? Pertama profesor muda yang mengguncang semua hadirin, sekarang muncul lagi gadis berbakat di sini?"
Pada detik kelompok nada pertama Liu Jiamin dimainkan, Joseph sudah jelas di hatinya: ini adalah waktu yang terbentuk dari perpaduan bakat alam dan keringat latihan.
Ada yang melihat pertunjukan di atas panggung berkata, "Aku naik panggung juga bisa, ini kan bukan proyek XXX yang skor tiga-nol?" Musik merdu yang bisa memasuki hati penonton itu semuanya adalah hasil latihan keras bertahun-tahun di luar panggung, sama sekali bukan sesuatu yang bisa dilakukan sembarang orang.
Terlihat mudah saat dipikirkan, tapi sangat sulit saat dikerjakan.
Mendengar ini, Joseph harus mengakui pernyataan panitia penyelenggara: Benar-benar seorang gadis jenius.
Hanya saja pihak lawan ternyata memilih Turkish March, dia sangat paham ini adalah komposisi profesor muda. Jadi apakah gadis ini penggemar profesor muda?
Saat musik memasuki segmen kedua, satu per satu nada kristal melompat dari jemari Liu Jiamin bagaikan peri-peri salju yang ceria, membuat semua orang tiba-tiba merasa hati mereka dipenuhi keceriaan.
Ren He di barisan penonton tak bisa menahan rasa haru. Sebelumnya ia penasaran mengapa Liu Jiamin dijuluki 'suara gunung es dan teratai salju', sekarang baru mengerti. Setelah mendaki puncak Everest, permainan Liu Jiamin benar-benar memiliki gaya khasnya sendiri - gaya personal yang sangat kuat dan sulit dilupakan!
Dengan gaya khas dan teknik tingkat tinggi yang dimilikinya, Liu Jiamin telah mencapai level pemain konser kelas satu. Perlu diingat, usianya baru 17 tahun!
Teringat masa lalu ketika Liu Jiamin harus meminjam kecapi di toko musik, masa-masa penuh perjuangan itu justru membentuknya. Mungkin karena pernah menderita, ia lebih menghargai segala pencapaiannya sekarang.
Jalan mengejar mimpi bagai menapaki padang belantara, duri, dan badai salju. Hanya sang pejalan yang tahu betapa sunyinya hamparan es itu. Darah yang membara menopang langkahmu terus maju.
Jalan ini sulit, tubuhmu babak belur, kelaparan dan kedinginan, tapi selama masih ada nafas, harus terus berjalan.
Saat mimpi berhasil terwujud, matahari awal segalanya, kau sendirian berdiri di puncak tebing memandang rendah pemandangan megah yang belum pernah terjadi sebelumnya, sungguh mendebarkan.
Makna keberadaan mimpi sebenarnya bukan terletak pada bagaimana setelah mimpi selesai, maknanya ada dalam proses bertahap ini.
Ren He teringat seseorang dari kehidupan sebelumnya, Xue Zhiqian.
Banyak penggemar bilang ia giat berusaha demi merilis album, menerima segala penampilan komersial, membuka restoran hot pot untuk merawat proyek albumnya, begini begitu, tapi sejujurnya mereka tidak benar-benar mengalami.
Ren He merasa terhormat bisa membuktikan semua itu. Pertempuran pertama melihat Xue Zhiqian sebagai manusia hidup adalah pada musim gugur 2009 atau 2010 di kehidupan sebelumnya, di Bar V8 Zhengzhou.
Malam itu Xue Zhiqian menerima undangan untuk tampil di V8. Setelah menyanyikan tiga lagu, ia mulai membantu bar menjual arak. Memegang botol Chivas, ia berkata kepada penonton: "Chivas seharga 1688 ini layak dimiliki, mari kita minum arak ini bersama..."
Saat itu Ren He mengira Xue Zhiqian benar-benar merendahkan diri hingga jadi debu demi uang. Baru kemudian ia menyadari betapa sulitnya ketekunan artis ini. Uang yang diperoleh dengan cara seperti itu digunakan untuk mencetak album yang tak dilirik orang, bahkan saat bercerai pun ia rela meninggalkan semua harta. Bukan uang yang ia kejar, melainkan kemampuan untuk mewujudkan mimpinya.
Karena itulah Xue Zhiqian menjadi satu-satunya artis yang sangat dihormati Ren He. Setiap kali menceritakan hal ini kepada teman, ia selalu merasa kesyahduan. Sebagai saksi biasa, ia telah melihat sendiri kepedihan yang dialami seorang Pengejar Mimpi sebelum meraih kesuksesan.
Liu Jiamin saat ini adalah Pengejar Mimpi lainnya. Bisa dibilang dalam perjalanan Ren He di kehidupan ini, Liu Jiamin mungkin merupakan gadis yang paling banyak berkorban untuk mimpinya. Berapapun pandangan merendahkan yang ia terima di toko alat musik, ia tetap bisa menggigit giginya dan berlatih kecapi. Bahkan di Sizhong, ia berani merebut ruang musik dengan orang lain.
Inilah pengorbanan yang telah ia berikan untuk mimpinya. Sekarang saatnya menuai buah hasilnya.
Para pemimpi sejati tak pernah mengerjakan soal pilihan ganda. Mereka hanya mengerjakan soal pembuktian. Mereka tak memilih jalan yang mudah atau sulit, hanya membuktikan bahwa jalan mereka adalah benar.
Saat Turkish March memasuki fase akhir, semua pendengar merasakan sesuatu bernama harapan dan cahaya yang mulai bertunas di hati. Itu seperti nyala api yang membara di kedalaman hati Liu Jiamin.
Ini adalah lagu di mana salju dan api saling terjalin, mendekati kesempurnaan!
Saat lagu berakhir, Joseph memimpin dengan berdiri dan bertepuk tangan. Semua penonton berdiri memberikan tepuk tangan yang panjang untuk Liu Jiamin. Ren He tersenyum memandang gadis pencari mimpi di atas panggung. Mungkin hanya dengan keberadaan orang seperti inilah orang-orang terus mempercayai hal bernama mimpi.
