Zhang Ke yang tampil setelah Liu Jiamin merasa putus asa. Dari reaksi juri, sudah jelas siapa pemenang juara satu. Ia benar-benar tidak yakin bisa memainkan piano dengan level seperti Liu Jiamin.
Kemampuan Liu Jiamin dari Klub Qinghe di bidang piano memang ia ketahui. Rekaman audio kompetisi sebelumnya juga pernah ia dapatkan, tapi hari ini Liu Jiamin sepertinya luar biasa kuat!
Kini seorang gadis jenius sedang membuktikan diri melalui berbagai kompetisi. Saat ini masih kompetisi domestik, nanti akan ada kompetisi internasional. Dengan kemampuan yang sudah melampaui anak seumurannya, orang lain di jalan ini hanya akan menjadi pelengkap.
Liu Jiamin dan Ren He berbeda. Ren He membangun posisinya di bidang musik klasik melalui berbagai faktor: pertama, karya komposisi yang klasik; kedua, tingkat permainan yang telah mencapai level ahli; ketiga, pengajuan teori baru.
Sedangkan Liu Jiamin hanyalah seorang pemain. Jalan normalnya adalah membuktikan segalanya melalui kompetisi, sesuatu yang tidak diperlukan Ren He.
Maka realita memang kejam. Keberhasilan Liu Jiamin secara alami akan menyebabkan eliminasi orang lain. Namun begitulah jalan ini - tak ada ruang untuk "menjaga muka". Beberapa orang memang ditakdirkan menjadi yang paling gemilang.
Biasanya kompetisi piano tingkat tinggi memiliki urusan yang agak menyebalkan: Jika peserta edisi kali ini tidak menunjukkan level luar biasa, juara satu bisa dikosongkan.
Artinya, jika levelmu belum sampai sana, jangan berharap lawan lebih lemah. Sebab juri bukanlah orang tuli...
Regulasi kompetisi seperti ini jarang ditemui, apalagi di Tiongkok. Tapi kali ini panitia penyelenggara sengaja mempromosikannya demikian. Mereka berniat menjadikan acara ini sebagai kompetisi berlevel tinggi di dalam negeri.
Akhirnya, Liu Jiamin meraih juara satu. Dua orang tak dikenal Ren He mendapat juara dua dan tiga, sementara Yang Xi tidak masuk peringkat... Entah panitia sengaja membuktikan keadilan mereka, faktanya selisih Yang Xi dengan juara tiga tak jauh, masing-masing punya kelebihan. Repertoar lawan lebih sulit, tapi akhirnya Yang Xi tak terpilih.
Tapi tak masalah, Ren He merasa tak perlu meragukan keadilan panitia. Mereka masih bisa menerima kekalahan. Cuma, apakah harus menghibur Gadis Kecanduan Internet sepulang nanti?
Tiba-tiba SMS Yang Xi masuk: "Malam ini makan apa?"
Ya sudah, tak perlu hiburan. Hati gadis kecanduan internet ini ternyata lebih kuat dari yang dibayangkan!
Ren He membalas: "Paman Fang bilang masak bubur, telur kukus, dan kentang tumis asam."
"Gak mau telur kukus, ganti cabai hijau kulit harimau ya?"
“Baik,” Ren He tersenyum lebar membalas SMS Yang Xi, dua orang berhati besar ini seolah-olah belum pernah mengikuti kompetisi seperti ini...
Pada acara penghargaan, Joseph mewakili Juilliard School berpidato menyatakan sambutan hangat dari akademi musik tersebut, kemudian ia menyerahkan penghargaan kepada Liu Jiamin.
Penghargaan ini memiliki sifat yang sama seperti kompetisi piano internasional lainnya - hanya juara satu yang mendapat bonus, juara dua dan tiga seolah menguap dari dunia fana... Ren He pasti tidak akan tahan dengan keluhan ini jika dapat juara dua!
Liu Jiamin dengan tenang berdiri di arena sambil memandang semua penonton di bawah panggung. Saat melihat ke arah Klub Qinghe, senyum mengembang merekah di wajahnya. Kemudian ia berkata kepada semua orang: "Di sini saya ingin berterima kasih kepada guru saya, eh... guru saya juga seorang profesor muda."
Penggunaan kata 'juga' di sini disebabkan sebelumnya, setelah Yang Xi selesai bermain, Joseph sudah pernah menyebutkannya. Namun, ini adalah pertama kalinya Liu Jiamin secara terbuka mengakui asal-usul guru musiknya. Sebelumnya, master pianis Liu Fei selalu mengira Liu Jiamin tidak memiliki guru, sehingga ingin merekrutnya sebagai murid. Jika dia tahu sejak awal bahwa guru Liu Jiamin adalah Profesor Kecil, tentu tidak akan melakukan tindakan yang tidak perlu ini. Keinginannya merekrut Liu Jiamin lebih didasari kekhawatiran bahwa tanpa bimbingan guru ahli, Liu Jiamin mungkin tersesat dalam jalan yang salah.
Tapi di dunia musik klasik modern ini, siapakah yang berani mengatakan Profesor Kecil bukan guru ahli?
Mengapa Joseph terus mendesak Ren He kembali mengajar di Juilliard School? Bukankah karena selama satu tahun itu, departemen piano Juilliard benar-benar mengalami lompatan kualitatif? Tahun lalu, dari 3 kompetisi piano pemuda di AS, dua pemenang juara satu adalah murid-murid Profesor Kecil.
Joseph tertegun, tak heran gadis ini memilih "Turkish March" sebagai repertoar pertunjukannya, ternyata dia juga murid profesor kecil!
Kalangan pemain piano di kampung halaman sendiri sekarang umumnya sudah mengenal sosok Liu Jiamin, namun mengetahui guru sebenarnya adalah profesor kecil itu masih merupakan pengalaman pertama.
Sebelum kompetisi tadi, Liu Jiamin khusus bertanya pada Ren He apakah boleh menyebut dirinya sebagai guru di depan publik. Ren He merasa tidak ada yang perlu disembunyikan, lalu menyetujui, hal yang sama sekali tidak masalah.
Peserta seperti Zhang Ke yang lulus dari empat sekolah menengah tingkat lanjut di ibukota tahu detail tentang Liu Jiamin. Mendengar pidato penerimaan penghargaan Liu Jiamin, dia langsung terpana. Mereka yang familiar dengan Klub Qinghe tahu Liu Jiamin diajarkan langsung oleh ketua klub legendaris itu. Jadi, apakah maksudnya Ren He bukan hanya ketua Klub Qinghe, tapi juga profesor kecil legendaris itu?
SMA Negeri 4 Ibukota, Sekolah Menengah Peking University, Sekolah Menengah Renda, dan Sekolah Menengah Percobaan - empat sekolah legendaris ibukota. Tak terhitung murid di dalamnya penasaran ke mana sang ketua klub legendaris Qinghe menghilang. Ternyata, dari segi waktu, brengsek! Dia malah mengajar di Juilliard School sebelum lulus SMA!
Bukan menghilang tanpa jejak, juga bukan terserang penyakit mematikan, melainkan memulai babak legenda baru...
Zhang Ke merasa dirinya sulit menerima kenyataan ini!
Melihat Sun Yu di sampingnya yang masih memerah area sekitar matanya, Zhang Ke tiba-tiba sadar: Mengikuti orang biasa seperti ini merendahkan sosok itu di belakang, sungguh seperti lelucon. Bukan tatapan mereka yang seperti badut, tapi diri sendiri dan Sun Yu-lah si badut sebenarnya...
Benar, ia sama sekali tak perlu berakting. Di dunia musik klasik, ia sudah menjadi bintang besar yang tak tertandingi di era ini. Jika teori dan kemampuan komposisi Profesor Kecil menjadi pondasi posisinya di bidang akademis, maka konser piano solo yang selalu ramai penonton itu telah membuktikan nilai komersialnya.
Sekarang, mengadakan satu konser piano solo bagi Profesor Kecil jauh lebih menguntungkan dan efisien daripada berakting!
Selama setengah tahun di Zhongxi, Zhang Ke belum merasakan atmosfer "sarang naga dan harimau tersembunyi" yang sering dibicarakan orang. Menurutnya, sekolah ini hanya dipenuhi lebih banyak pria tampan-kaya dan wanita cantik-kaya. Baru setelah mengetahui kisah Ren He, ia paham makna sebenarnya dari empat kata "sarang naga dan harimau tersembunyi".
Dengan semangat membara, Zhang Ke segera mencari nomor koran selatan di jalur evakuasi kebakaran yang sepi: "Halo, saya ingin membocorkan informasi! Nama asli Profesor Kecil adalah Ren He, dan sekarang ia mengajar di Akademi Musik Pusat!"
Ren He? Wartawan yang menerima telepon langsung merasa sakit kepala mendengar nama ini.
"Terima kasih, kami sudah tahu," wartawan berkata dengan sopan, lalu...
Plak! Telepon ditutup. Wartawan itu menghela napas pasrah ke rekan kerjanya: "Lagi-lagi info bom yang nggak bisa dipublikasi. Menurutku bos besar itu perlu mengorbankan diri buat naikin penjualan kita. Dia itu jalan hidupnya penuh gimmick dan berita panas! Kalau ini bisa dibongkar, bonus akhir tahun pasti jebol! Gimana kalau kita ngajuin permohonan ke atasan?"
Zhang Ke yang ditutup teleponnya terpaku. Apa beritanya kurang eksplosif? Sikap lo gimana sih! Nggak punya etik jurnalistik! Pantas media tradisional dikabarin mau bangkrut!
