Malam itu Ren He menjemput Joseph dan mengajaknya makan di rumah Siheyuan miliknya. Ini pertama kalinya rumah Siheyuan tersebut menerima tamu asing, Paman Fang dan Bibi Wang pun merasa agak penasaran.
Dulu mereka sering heran, mengapa yang datang makan ke Siheyuan selalu orang-orang sangat kaya atau terpandang. Dari situ mereka menyadari, pasti pemilik rumah ini bukan orang biasa.
Tapi sekarang ada perubahan, urutannya berbalik. Perlahan mereka paham: Tidak semua orang punya kualifikasi untuk makan di pekarangan ini.
Dulu menilai status orang lain lalu merasa pemilik istimewa, sekarang melihat siapa yang diundang pemilik lalu menduga tamu itu pasti spesial. Menurut pandangan dunia Paman Fang, sang pemilik mungkin adalah pemuda paling gemilang di dunia.
Ini memang kunjungan pertama Joseph ke Tiongkok. Ternyata tidak semiskin yang digambarkan media luar, tidak sesuai dengan imajinasi tentang kemiskinan selama ini.
Ibukota sebagai kota metropolitan internasional, meski masih ada area kumuh, orang yang pernah tinggal di ibukota lalu kembali ke kota tier tiga akan merasakan perbedaan yang jelas. Ini adalah kesenjangan yang nyata.
Orang asing mungkin lebih tertarik pada budaya Tiongkok yang misterius. Saat melihat pekarangan bergaya kuno milik Ren He, Joseph terpana bahwa Ren He tinggal di tempat seperti ini. Tapi secara luas area, villa berpagar privat di AS jauh lebih banyak, jadi Joseph tidak merasa pekarangan ini bernilai tinggi, apalagi dia tidak memahami kondisi nyata Tiongkok.
Di Tiongkok, brengsek! Rumah itu simbol status seseorang! Pacaran saja harus tanya dulu berapa properti yang dimiliki keluarga. Entah masyarakat ini sebenarnya kenapa.
Belum lagi harga properti di ibukota, ambil contoh Luocheng yang paling familiar bagi Ren He. Seorang lulusan baru hingga tahun 2017 di kehidupan sebelumnya, gaji awal setelah lulus hanya 2.700 yuan. Setelah 1-2 tahun naik jadi supervisor, baru mencapai 3.000-an atau 4.000 yuan. Bertahan beberapa tahun lagi menjadi manajer, di industri normal paling mentok 6.000 yuan. Lalu naik jadi direktur, wakil direktur, perlahan melebihi 10.000 yuan - tapi sudah berapa usia saat itu?
Harga properti Luocheng saat itu rata-rata 7.000 yuan. Berapa tahun harus bekerja bagi pemuda untuk bisa membeli satu rumah? Tanpa rumah tidak boleh menikah, harus menunggu sampai kapan? Sebagian besar mengandalkan orangtua.
Inilah realita kondisi negara Tiongkok yang tak bisa dihindari siapa pun.
Beberapa pakar gadungan terus berkoar harga properti akan turun, akan turun. Tapi kenyataannya turun? Menurut Ren He, baru akan turun ketika pertumbuhan populasi Tiongkok menjadi negatif.
Tapi dia juga tidak paham betul dengan benda ekonomi ini, cuma bisa ngerumpi sembarangan saat makan bakar-bakaran dengan teman-teman. Kebanyakan orang memang berpenampilan burung gereja seperti ini.
Dalam film favorit Ren He《》, Li Ronghao berkata kepada Peng Yuyan dan Deng Chao: "Setelah bisnis ini beres, setiap anak buah di geng kalian akan kubagi dua rumah! Lewat belasan tahun, anak buah kalian pasti akan berterima kasih atas keputusan kalian hari ini!"
Ini benar-benar brengsek tapi masuk akal, kalian tahu?!
Saat ini perumahan karyawan Qinghe sudah mencapai tahap ketiga. Peraturannya jelas: karyawan tetap bisa dapat jatah rumah, setelah bekerja 20 tahun boleh beli rumah dengan harga awal pembangunan Qinghe. Sebelum memenuhi kualifikasi pembelian, hak properti tetap milik Qinghe. Semua tercantum hitam di atas putih di kontrak kerja. Karyawan juga tidak khawatir Qinghe ingkar janji. Lagipula Qinghe itu tempat apa? Tidak pernah menunggak gaji karyawan sepeser pun! Hanya Qinghe yang berani mencantumkan klausul seperti ini di kontrak kerja!
Mengapa sekarang Qinghe memiliki kekuatan kohesi yang besar? Di tahun 2007 ini harga properti dan tanah terus meroket, hingga awal 2008 ini harga properti sudah naik lebih dari dua kali lipat. Siapa yang tahu berapa lagi kenaikannya nanti?
Para karyawan Qinghe menyaksikan kenaikan harga properti ini. Dengan jaminan bisa mendapatkan rumah setelah 20 tahun bekerja, 20 tahun ini jelas sangat menguntungkan! Bukan hanya properti di Luocheng yang bisa dibeli, Qinghe kini memiliki tanah di berbagai kota besar seluruh negeri. Bermitra dengan Grup Luohe, mereka mengembangkan kompleks perumahan dengan beberapa unit sengaja tidak dijual, yang baru bisa dibeli 20 tahun kemudian.
Ini konsep seperti apa?
Seperti kata Li Ronghao: "Anak buah kalian akan berterima kasih atas keputusan kalian belasan tahun kemudian."
Qinghe bahkan tak perlu menunggu belasan tahun. Baru 2 tahun berlalu, mereka sudah mulai berterima kasih pada visi jauh ke depan sang bos besar...
Mengutip perkataan Ren He: "Aku membeli saat harga properti dan tanah berada di lembah terendah, lalu menggunakan kepentingan yang dapat tumbuh ini untuk mengikat anggota ke kapal induk Qinghe. Selain perusahaan MLM, perusahaan mana yang berani bandingkan gaya sentripetal dengan Qinghe?"
Bahkan skema MLM belum tentu bisa menyaingi... Teriak-teriak 'aku pasti sukses' mana ada yang lebih nyata dari kepemilikan rumah... Inilah yang disebut satu kekuatan mengalahkan sepuluh keahlian...
Sekarang perusahaan internet luar yang ingin merekrut karyawan biasa Qinghe harus merogoh biaya brengsek setara satu unit rumah, percaya? Cara main yang benar-benar mengacaukan keseimbangan pasar!
Dulu ada pepatah di dunia kerja: "Karyawan itu pada dasarnya dibina untuk orang lain."
Begitu ada kabar perusahaan X punya banyak bakat, semua langsung ingin nyuri. Katanya sih 'bakat itu milik bersama'!
Tapi kalau urusan Qinghe? Ngarep aja mau nyulik! Bakat-bakat itu bukan milik umum, mereka adalah hak mutlak Qinghe!
"Joseph sangat menyukai pekarangan bergaya kuno ini," kata Joseph sambil menatap sekeliling. Namun bagian dalam rumah justru sangat modern dengan gaya Nordik bernuansa pastel, kontras ekstrem dengan eksteriornya. Sensasinya seperti memasuki dunia berbeda begitu melangkah ke dalam.
Saat pengembang properti Cui Qiang merenovasi pekarangan ini, sempat terpikir untuk menggunakan furnitur bergaya antik seperti kayu cendana, kayu huanghuali, atau anyaman benang emas. Tapi harga material tersebut ternyata terlalu mahal, tidak sepadan dengan biayanya.
Ren He sendiri sebenarnya tidak nyaman dengan furnitur kaku semacam itu. "Kursi kayunya keras sampai membuat pantat pegal, nonton TV di sofa pun tidak nyaman. Anak muda zaman sekarang mana ada yang tahan? Pasti minta diganti juga."
"Apa kamu benar-benar tidak akan kembali ke Amerika?" tanya Joseph dengan nada penuh penyesalan. Begitu masuk, ia langsung merasakan aroma keluarga di rumah Ren He ini. Berbeda dengan rumah sewa di New York dulu, sepertinya Ren He telah memutuskan untuk berhenti mengembara. Itu sebabnya Joseph bertanya langsung tanpa basa-basi.
“Hmm, benar-benar tidak berniat kembali,” Ren He menggelengkan kepala berkata: “Kamu hari ini sudah melihat pertunjukan Liu Jiamin, meski tetap mengajar, sepenuhnya bisa di Tiongkok kan.”
“Perkembangan Tiongkok sangat cepat, pihak AS sebenarnya sudah ada media yang mulai melaporkan berita positif Tiongkok, namun semua orang masih tidak percaya, bahkan saya sendiri ragu-ragu. Sekarang melihat semua ini dengan mata kepala sendiri, akhirnya saya percaya,” Joseph berkata: “Juilliard School sebelumnya tidak pernah fokus pada rekrutmen siswa dari Tiongkok, tapi setelah kompetisi hari ini, saya ingin menyesuaikan kebijakan kami. Jenius-jenius Tiongkok, benar-benar banyak.”
Ren He teringat sebab-akibat pendaftarannya dulu. Sebenarnya dia bisa mengurus visa turis dulu untuk wawancara, setelah dapat undangan baru mengurus visa pelajar. Tapi masalahnya prosedur ini sendiri sudah tidak benar, kalau diperparah ini melanggar hukum AS. Dirinya yang terlalu serius ingin wawancara studi, mengapa harus melanggar hukum?
Peraturan manajemen visa AS menyatakan dengan jelas: Jika ditemukan pemegang visa turis yang melakukan aktivitas ujian masuk sekolah atau bekerja setelah tiba di AS, akan dimasukkan ke dalam daftar hitam visa.
Atas Dasar Apa?!
Saat itu Yang Xi baru saja menyelesaikan satu ronde Dota dan masuk ke ruangan. Joseph terbelalak melihatnya: "Kalian ternyata hubungan cinta guru dan murid! Apa kalian kabur ke Tiongkok karena hubungan terlarang ini?!"
