Yang Xi awalnya ingin beli oleh-oleh di ibukota dulu sebagai bingkisan tahun baru pertama ke rumah mertua. Dulu saat Ren He ke kompleks perumahan Keluarga Yang pun membawa sekarung besar kenari.
Hasilnya Ren He memutuskan untuk membeli setelah sampai di Luocheng. Sebelum berangkat, dia lebih dulu pergi ke dealer 4S. Karena memilih menjelajahi _No Man's Land_ dengan kepalan tangan, Ford Raptor jelas tidak bisa dipakai. Mobil ini memang terlihat beraura kharisma, tapi sebenarnya hanya untuk memuaskan sensasi puas sebagai si tukang pamer di awal. Kalau benar-benar dipakai offroad di wilayah terpencil, diperkirakan belum 100 li jalan sudah bersujud di pinggir jalan.
Kali ini Ren He membeli mobil offroad yang direkomendasikan Liu Erbao. Merek ini bahkan tidak ada di kehidupan sebelumnya. Harga bodynya 3,19 juta yuan, kemampuan offroad sangat dahsyat. Lalu diserahkan ke Liu Erbao untuk dimodifikasi oleh ahlinya - meningkatkan performa offroad dan mengganti tangki bahan bakar menjadi lebih besar.
Biaya modifikasi saja diperkirakan minimal 2 juta yuan. Sekalipun di ibukota, jarang ada yang tega memodifikasi mobil seenak ini.
Proses modifikasi membutuhkan siklus waktu. Ren He membeli sebelum tahun baru, diperkirakan satu bulan kemudian setelah kembali sudah selesai, waktunya pas.
Saat ini Zhang Ming sudah menonton skenario Journey to the West. Untuk itu dia bahkan khusus datang ke rumah Siheyuan Ren He berdiskusi. Bagi Zhang Ming, skenario ini memberinya perasaan tak terduga.
Mengapa demikian? Gaya skenario ini jelas sangat berbeda dengan film No Man's Land dan Crazy Stone, perbedaannya begitu besar sampai seperti bukan karya tangan yang sama.
Tentu saja, novel Kunlun, Harry Potter, dan The Kite Runner yang ditulis Ren He juga jelas bukan satu gaya. Zhang Ming sudah terbiasa.
Masalahnya sekarang, Zhang Ming masih agak ragu. Selalu merasa skenario ini sedikit kasar, dibandingkan skenario No Man's Land, seperti produk cacat yang kurang halus.
Namun setelah Zhang Ming membaca teliti hingga 3 kali, entah mengapa dialog-dialog dalam skenario itu seperti menusuk hatinya, seakan mengingatkannya pada cinta yang pernah hilang.
Perasaan ini terlalu aneh, benar-benar tak terbayangkan! Meski skenarionya tidak begitu mencolok, tapi memberikan kesan yang... sangat mendalam!
Karena itu, Zhang Ming ingin bertanya pada Ren He. Ia duduk di rumah Siheyuan sambil bertanya: "Bagaimana rencanamu memfilmkan skenario ini? Jujur, menurutku jika dirilis mungkin akan ditolak."
Apakah Ren He tidak tahu hal ini? Tentu dia tahu. Dibandingkan dengan ketelitian Ning Hao, skenario Xing Ye memang selalu terkesan kurang menarik. Tapi masalahnya, dalam A Chinese Odyssey ini, entah itu sempurna atau tidak, yang penting bisa membekas di hati penonton.
Tidak bisakah Ren He memolesnya? Paling tidak, bisa meminta orang lain untuk memperbaiki, menambahkan hal-hal yang lebih bermakna.
Tapi siapa yang bisa menjamin, versi yang sudah dipoles itu masih tetap A Chinese Odyssey yang asli? Karena itu, niat awal Ren He adalah mempertahankan cita rasa orisinal. Setidaknya untuk dialog-dialog versi aslinya, satu baris pun tidak akan diubah.
Ren He ingin melengkapi hanya aspek eksternal seperti efek khusus, alat peraga, kostum, dekorasi - jiwa cerita sama sekali tidak boleh diubah. Ren He memiliki kesadaran diri, kalau punya tingkat kemampuan seperti Bintang, tak perlu menunggu kehidupan ini untuk sukses, di kehidupan sebelumnya pasti sudah jadi sutradara besar.
Manusia itu berharga karena punya kesadaran diri. Main game terus merasa kalau perkembangan 'tumor ganas'-nya sudah bagus bisa 1 lawan 5, kok nggak sekalian mengguncang langit?
"Untuk film ini mari kita berdiskusi," Ren He merenung sejenak, "Nanti saat aku masuk ke lokasi syuting, punya banyak ide sendiri. Kemungkinan besar Anda yang harus berkoordinasi denganku, harap jangan tersinggung. Aku tidak paham pekerjaan penyutradaraan, jadi mungkin akan banyak mengajukan hal-hal abstrak, berharap Anda bisa membantuku mewujudkannya."
Zhang Ming tertegun. Ini pertama kalinya Ren He memutuskan untuk terlibat sedalam ini dalam produksi. Tiba-tiba ia menyadari: Ren He benar-benar mencintai naskah ini, kalau tidak takkan sampai segini.
Ia tersenyum: "Penulis novel asli seperti Anda bisa masuk ke lokasi syuting ini benar-benar sesuatu yang tak terduga, nanti kita berkoordinasi dengan baik," tiba-tiba dia berpikir sejenak lalu berkata: "Naskah ini memberiku perasaan yang sangat aneh, aku juga penasaran seperti apa hasilnya jika difilmkan sesuai persepsimu. Lagipula Qinghe Pictures kami tidak takut ganti rugi."
Kemarin saat membaca skenario, tiba-tiba Zhang Ming teringat gadis yang pernah sangat dicintainya.
Zhang Ming juga tidak langsung sukses sejak awal. Dia lulusan Zhongxi (Sekolah Teater Pusat) yang dulu bersikap sembrono, selalu ingin membuat karya yang berbeda. Hasilnya setelah tiga film berturut-turut, semuanya dilarang beredar.
Seperti kebanyakan anak muda, hidup dalam kemiskinan dan pengangguran. Tak ada yang mau berinvestasi lagi. Gadis yang disukainya adalah yang tercantik di Zhongxi, kecantikannya terkadang membuat Zhang Ming masih melihatnya dalam mimpi di tengah malam. Dalam ingatannya, wajahnya selamanya berusia 22 tahun - tak pernah menua, tak pernah ternoda.
Zhang Ming saat itu selalu tidak mau sadar, hasilnya gadis itu pergi. Zhang Ming sesekali masih mengunjungi teaternya untuk melihat pertunjukannya, tapi cinta tak bisa diperbaiki lagi.
Semalam saat membaca skenario, berkali-kali ketika melihat dialog tertentu, kata-kata itu seperti golok yang menusuk dalam di hatinya. Tapi semakin sakit semakin ingin ia terus menonton, perasaan ini sungguh aneh.
Jadi ia benar-benar ingin melihat bagaimana rencana Ren He sebenarnya memproduksi film ini.
Saat itu Ren He menepuk ubun-ubun: "Ngomong-ngomong, film ini pasti harus ada satu lagu berjudul Yi Sheng Suo Ai! Yang Xi, ambilkan gitarku!"
Begitu mendengar ini adalah ritme Ren He akan menyanyikan lagu baru, mata Yang Xi dan Zhang Ming langsung bersinar.
Hal favorit Yang Xi adalah mendengarkan karya ciptaan Ren He - selamanya klasik, selamanya enak didengar.
Sedangkan Zhang Ming tahu, bukankah identitas Ratu Musik Internasional Yang Xi sekarang adalah hasil promosi Kesatria? Semua lagu adalah karya tangan dingin Kesatria! Kini ada kesempatan mendengar Ren He menyanyikan komposisi baru, tentu merupakan hal yang mengesankan.
Ren He merasa semua melodi dalam A Chinese Odyssey adalah klasik, namun yang paling legendaris pasti adalah "". Bila lagu ini dihilangkan, A Chinese Odyssey juga akan terlihat pudar.
Lagu ini diciptakan bersama oleh pasangan suami istri Lowell Lo. Saat Lowell Lo menciptakan "", Jeffrey Lau menyebutkan bahwa cinta 500 tahun ini tidak akan berbuah. Sekujur tubuh Lowell Lo langsung merinding, dan melodi itu muncul begitu saja di malam hari. Ketika Susan Tang menulis lirik, ia juga tersentuh oleh "lautan penderitaan cinta lima abad", hanya membutuhkan dua jam untuk menyelesaikan kreasi ini.
Ren He menghela nafas, cinta yang tak berbuah selama lima abad ini sungguh sangat sesuai. Sekejap mata, nada-nada melankolis mengalir dari ujung jarinya. Saat intro terdengar, Zhang Ming seakan melihat bulan di ufuk langit memudar, perasaan sedih mulai merayap di hatinya.
Ini pertama kalinya Zhang Ming menyaksikan langsung Ren He memainkan gitar. Kemampuan tingkat ahli Larangan seperti ini... terlalu ajaib, bagai mantra yang mempesona jiwa.
