Dulu Kini Telah berlalu Takkan kembali
Daun merah berguguran Terkubur dalam debu
Awal dan akhir selalu Tak berubah
Dirimu di ujung langit Melayang di balik awan putih
Empat baris lirik itu membuat bulu kuduk Zhang Ming merinding. Ia seakan kembali ke keadaan hatinya yang tertusuk saat membaca skrip kemarin, hampir mengeluarkan air mata.
Suara parau Ren He saat ini seolah menghela nafas menyampaikan penyesalan terbesar di dunia ini. Penyesalan yang indah, penyesalan yang berkilau, penyesalan yang tegas, namun bagai pahat tembaga yang mengukir di jantung.
Setiap detak jantungmu, lukanya akan terasa perih sekali.
Dulu kau kira itu hal paling membahagiakan, tapi dalam sekejap sirna tanpa pertemuan lagi, di ujung langit dan samudera luas.
"Lautan penderitaan, mengaduk cinta dan benci."
"Di dunia ini, takdir tak terelakkan."
Ren He tiba-tiba menyanyikan dua lirik itu dengan suara parau namun lembut yang serak penuh emosi. Dua aliran air mata mengalir dari matanya, sementara Yang Xi dan Zhang Ming sudah basah wajahnya oleh tangisan.
Yang Xi tahu suara Ren He selalu memiliki daya tarik unik. Dulu di lagu 《Don't cry》, semua penggemar serentak menyimpulkan Kesatria bernyanyi jauh lebih baik daripada Yang Xi.
Namun pada sekejap mata ini, ketika air mata juga mengalir dari sorot mata Ren He, barulah Yang Xi tahu bagaimana wujudnya ketika Ren He mengerahkan seluruh perasaannya untuk menginterpretasikan sebuah lagu.
Rupanya apa yang pernah didengarnya sebelumnya bukanlah batas maksimal kemampuan Ren He.
"Kekasih yang berpisah, takkan kembali selamanya."
"Bisu, duduk menyendiri, memandang jauh ke luar dunia fana."
"Bunga-bunga indah mungkin layu tapi akan mekar kembali."
"Cinta seumur hidup samar-samar terlihat di balik awan putih."
"Lautan penderitaan, menggelora dengan cinta dan kebencian."
"Di dunia ini, takdir mustahil dihindari."
Saat Ren He menyelesaikan nyanyiannya, Zhang Ming tiba-tiba memahami mengapa Ren He bersikeras film ini harus memiliki komposisi musik seperti ini. Setelah mendengar lagu ini, ia mulai sangat antusias menanti bagaimana wujud film yang akan dibuat nanti.
Dalam skenario Ren He terdapat sebuah desain konsep asli tentang karakter Peri Zi Xia. Gambar perempuan dalam lukisan itu mencapai tingkat keindahan ekstrem. Kali ini Ren He tidak meninggalkan ruang kosong di bagian wajah, melainkan langsung melukis wajah Zhu Yin.
Sedangkan Sun Wukong, mengenakan zirah emas dan menginjak awan pelangi tujuh warna, seolah-olah akan menghancurkan langit dengan tongkatnya.
Zhang Ming tiba-tiba berkomentar: "Sulit mencari aktris yang cocok..."
Maksud tersiratnya adalah, menemukan wanita dengan kecantikan yang mencapai tahap seperti ini memang sangat sulit. Kebanyakan artis di lingkaran kita sekarang, jika penggemar melihat wajah tanpa riasan mungkin langsung kehilangan minat...
"Misi: Lakukan downhill sepanjang 5 km dengan kecepatan harus mencapai breakthrough 141 km/jam. Batas waktu satu bulan. Hukuman: Inang akan tumbuh dua alis tambahan jika gagal."
Sialan... Hukuman alis tambahan apa ini... Ren He langsung tidak bisa menatap Sistem Hukuman Langit ini!
Tiba-tiba suara sepatu hak tinggi terdengar dari luar. Ketiga pria itu memalingkan wajah dan melihat Xia Yuting masuk sambil tersenyum: "Aku dengar Ren He menyanyi di sebelah. Kalian tidak marah kalau aku ikut nimbrung ya?"
Ren He dan Zhang Ming saling pandang, Xia Yuting saat itu berdiri di bawah pohon kenari, mengenakan jaket bulu angsa polos. Di musim dingin, kulit Xia Yuting terlihat sangat pucat, bibir merahnya bagai bunga plum merah bulan Desember yang memesona.
Zhang Ming mengangguk, Ren He memalingkan wajah ke Xia Yuting sambil tersenyum: "Kau datang tepat waktu!"
Kali ini malah Xia Yuting yang tertegun. Apa maksudnya tepat waktu? Ada kejadian apa?
Xia Yuting selalu menjadi bagian dari lingkaran pertemanan Ren He. Secara logika seharusnya Xia Yuting termasuk pendiri pertama Qinghe Pictures, namun baik di _Crazy Stone_ maupun _No Man's Land_ tidak ada peran yang cocok untuknya. Kini Xia Yuting sudah jadi bintang besar di dalam negeri. Memaksanya main peran figuran akan membuat Zhang Ming dan Ren He agak malu-malu.
Meski Ren He tidak tahu, Xia Yuting selalu menunggu undangan darinya. Selama itu undangannya, peran apapun bisa.
Hanya saja, tak kunjung tiba.
Menurut Ren He, Xia Yuting bukan lagi pemeran figuran yang dulu kesulitan mendapat peran sesulit mendaki langit. Orang-orang yang ingin menawarkan naskah padanya harus antre panjang, sementara pria yang ingin mendekatinya di dalam negeri sebanyak pasir di pantai.
Beberapa waktu lalu Zhang Ming diam-diam memberi tahu Ren He: "Entah kenapa Xia Yuting menyiramkan sup daging sapi emas ke wajah Xu Xiaowen. Seorang taipan dari luar lingkaran yang mengetahui hal ini langsung mengulurkan uang untuk membungkam Xu Xiaowen sebelum Xia Yuting sempat bertindak. Tapi soal apakah Xu Xiaowen menerima uang itu atau tidak, aku tidak tahu."
Namun hingga kini Xia Yuting masih tetap lajang tanpa kedekatan khusus dengan siapapun. Zhang Ming menganggap ini keputusan yang tepat - sekarang adalah masa keemasan karier Xia Yuting. Kalau sampai pacaran, mungkin akan mempengaruhi kariernya. Ini hal yang wajar.
Setelah mendengar cerita Zhang Ming, citra dalam hati Ren He tentang gadis yang berani menyiram orang ini semakin kaya dimensi.
"Saya ada naskah di sini," Ren He tersenyum, "Tidak tahu apakah kamu mau memerankan tokoh utama perempuan? Tidak apa-apa kalau tidak mau, lihat dulu naskahnya ya."
Aktor yang baik punya hak memilih naskah. Ren He juga tidak sok percaya diri mengira semua aktor akan berebut memeluk 'kaki besar' Qinghe.
"Mau, pasti mau!" Xia Yuting menjawab dengan senyum lebar, tanpa sadar dia telah menunggu kata-kata ini dari Ren He terlalu lama: "Naskah akan saya baca nanti, tapi pastikan peran ini disimpan untuk saya. Tidak akan mengecewakan kalian."
Ren He dan Zhang Ming saling pandang. Mereka mengira proses ini akan sulit, tapi ternyata pihak lawan langsung menerima bahkan tanpa melihat naskah.
Ini tentu yang terbaik. Semua maestro tahu dedikasi Xia Yuting terhadap akting tidak main-main. Aktor cantik zaman sekarang yang mau mengurangi penggunaan stuntman saja sudah dianggap menghormati sutradara. Mendapatkan aktor profesional seperti Xia Yuting memang langka, kerja sama seperti ini membuat semua pihak tenang.
Pada malam itu, Xia Yuting kembali ke rumah Siheyuan sebelah membawa skenario Journey to the West: Pandangan Lain. Asistennya sudah tidur di kamar tamu, bahkan tidak tahu bahwa Xia Yuting pergi keluar.
Xia Yuting masuk ke ruang bacanya yang diterangi cahaya lampu redup. Ia menyukai suasana tenang seperti ini untuk mempelajari naskah, agar bisa benar-benar melebur dalam situasi cerita.
Namun awalnya ia mengira naskah ini akan komedi seperti _Crazy Stone_. Memang ada unsur komedinya, tapi semakin dibaca, hatinya mulai terasa samar-samar sakit.
Zhang Ming baru merasakan hal ini saat membaca untuk kali kedua, sedangkan Xia Yuting langsung merasakannya pada pertempuran pertama.
Ini adalah kisah tentang keterlewatkan. 500 tahun lalu, Sun Wukong melukai Zi Xia dan merebut Kotak Cahaya Bulan miliknya. 500 tahun kemudian, Zhizun Bao yang bereinkarnasi bertemu Bai Jingjing. Baik di masa 500 tahun lalu maupun sekarang, mereka tetap terlewatkan.
Semua orang telah mencintai selama 500 tahun, hingga akhir tetap tak berbuah. Xia Yuting menunduk dengan muram. Dia bukan Bai Jingjing, juga bukan peri Zi Xia, dia hanyalah Xia Yuting yang sama-sama tak berhasil dalam cinta.
Bagaimana mengatakan "kesepian" dalam Bahasa Inggris？i love you。
Xia Yuting merasa dirinya seperti kesurupan. Bayangan pemuda itu takkan pernah terhapus dari hatinya, bagai bekas pahatan palu tembaga di permukaan jantung.
