Setiap kali Ibu Ren menelepon mendesak, pertanyaannya selalu: "Ada kabar soal usaha kalian bikin cucu?" Ren He selalu menjawab: "Mana semudah itu, kami sedang giat berusaha."
Tapi sekarang sudah jelas-jelas menipuku. Mustahil Ibu Ren tidak marah. Ia merasa dirinya bodoh, kenapa malah membuka borok seperti ini sekarang.
Rumah mereka sederhana: 119 meter persegi tiga kamar satu ruang tamu. Satu kamar adalah ruang baca Lao Ren. Jadi hanya dua kamar tidur yang layak. Rumah-rumah yang dibeli Ibu Ren di luar kota semuanya mewah. Bahkan tak perlu beli - Grup Luohe sendiri yang mengembangkan propertinya, cukup menyisakan satu unit saja.
Seperti villa yang dibeli Ibu Ren di ibukota, setiap unit yang diambil secara sembrono sudah setara level villa tempat Su Ruqing tinggal secara abadi. Namun di Luocheng yang merupakan daerah kekuasaan Lao Ren, mereka tetap bisa bersikap rendah hati saat diperlukan. Lao Ren biasanya juga tinggal di sana yang dialokasikan pemerintah tingkat kota untuknya, sehingga satuan bawahan yang perlu menghubunginya di tengah malam jadi lebih mudah. Ini murni untuk memisahkan hidup dan pekerjaan.
Sekarang ini benar-benar Momen Memalukan, Ren He berusaha menjelaskan: "Benar-benar sedang giat berusaha... Ibu tidak bisa karena..."
Ibu Ren sama sekali tidak peduli: "Tidak ada selimut, Enyahlah，kembali ke kamarmu tidur!"
"Bicaralah baik-baik..." Ren He mulai merasakan giginya berdenyut sakit!
Bum! Ibu Ren kembali ke kamarnya, membanting pintu kamar dengan keras.
Ren He merasa geli di selangkangan, ini benar-benar tidak masuk akal. Dengan malu-malu ia kembali ke kamar dan berkata pada Yang Xi: "Ahem, kamu juga dengar tadi..."
Yang Xi sedang membuka-buka foto masa kecil Ren He sambil duduk di kasur dengan kaki putih dan bersih yang terbuka, membuat Ren He terus menelan air liur. Setelah mendengar ucapan Ren He, Yang Xi mengangkat kepala dan meliriknya dengan senyum lebar: "Kalau gitu tidur bersama saja."
Bijaksana! Terlalu bijaksana! Ren He langsung berseri-seri, Yang Xi tetap orang yang paham seperti biasanya!
Sejak kembali dari AS, Ren He tak pernah lagi punya kesempatan tinggal serumah dengan Yang Xi secara sejati. Dulu Ren He berpikir mungkin karena rumah Siheyuan punya terlalu banyak kamar, sekarang terbukti benar!
Saat Ibu Ren bilang tak ada selimut, di hati Ren He malah ada secercah kegembiraan diam-diam... Brengsek, kalau tidak senang diam-diam, masih pantas disebut lelaki?
Tapi sejujurnya Ren He juga tahu di rumah mustahil terjadi sesuatu yang serius. Pertama karena Yang Xi masih perawan, lokasi seperti ini kurang romantis. Setidaknya harus di kamar besar rumah Siheyuan yang luas, bukan dengan cara sembunyi-sembunyi?
Kedua, karena "pertama kali" masih utuh, bagaimana jika ada noda di sprei? Ibu Ren pasti akan tahu segala kebenaran...
Ketiga, efek peredam suara rumah tua ini tidak terlalu bagus. Jika sampai ada suara yang keluar, pasti jadi Momen Memalukan, kan?
Ren He merasa, setelah malam ini tidur sekasur dimulai, kewaspadaan Yang Xi padanya akan mengendur. Bukankah nanti dia bisa... hehehe...
"Jangan lihat foto lagi, kamu sudah lihat berkali-kali!" Ren He menyimpan album foto lalu mematikan lampu.
"Waktu kecilmu kampungan banget..." Yang Xi mengomentari, "Tapi lucu juga sih."
"Cepat tidur, cepat tidur!" Ren He langsung menarik Yang Xi masuk ke selimut.
Pemanas ruangan rumah tua ini selalu setengah mati bentuknya, sama sekali tidak mencapai efektivitas penghangatan penuh. Di rumah biasa tidak terasa dingin, tapi saat tidur pasti harus pakai selimut.
Selimut tebal menutupi mereka, dalam jarak sedekat ini Ren He langsung bisa mencium aroma harum samar dari tubuh Yang Xi. Dalam kegelapan, mata Ren He seolah memancarkan sinar hijau yang membuat Yang Xi ketakutan lalu langsung membalikkan badan membelakangi Ren He.
Ren He menyelipkan satu lengannya di depan tubuh Yang Xi sambil memeluk pinggangnya. Yang Xi pernah mengikuti kelas pembentukan tubuh resmi di dunia hiburan. Kelas semacam itu benar-benar memiliki kemampuan ajaib mengubah yang buruk menjadi baik. Asalkan mau berusaha keras, bahkan kaki pengkar bisa berubah menjadi kaki lurus.
Di pinggang Yang Xi sama sekali tidak ada lemak berlebih. Samar-samar bisa diraba sensasi garis otot perut, lalu naik sedikit lagi... naik sedikit lagi...
Sudah berapa lama Ren He hidup kembali tapi belum mencoba "hehehe"? Lingkungan seperti ini benar-benar sulit ditahan. Kalau masih pemuda polos mungkin bisa dimaklumi, tapi Ren He jelas-jelas seorang "supir berpengalaman" yang melakukan perjalanan waktu...
"Apa ini?" teriak Yang Xi kaget!
"Ahem," Ren He menggeser pantatnya ke belakang, brengsek benar ini memalukan, sekarang mana peduli dia dengan tiga alasan tidak boleh berbuat mesum di rumah, rasanya ingin langsung menerjang dan menyelesaikan semuanya.
"Mau ngapain?" Yang Xi terkejut: "Rambutku kau tekan!"
"Awas rambutku!"
"...Rambut, hush!"
Suara tarikan napas tajam terakhir ini benar-benar karena beberapa helai rambutnya tercabut. Tak ada yang terjadi. Suara terlalu gaduh, Ren He tahu pasti Ibu Ren di sebelah bisa mendengar, akhirnya pasrah berbaring kembali...
Yang Xi merapikan piyamanya sambil bergerak-gerak di dalam selimut: "Keterlaluan benar!"
Tunggu saja! Di hati Ren He bertekad, kali ini kembali ke ibukota harus cari kesempatan...
Tepat saat Ren Hayang berkhayal, tiba-tiba dari kamar sebelah terdengar suara Ibu Ren dan Lao Ren tertawa ngakak: "Hahaha!"
"Hahaha!"
"Hahaha!"
Ren He terbaring di tempat tidur langsung terpana, kalian tertawa apa sih?! Apa kalian tidak tahu rumah tua ini kedap suaranya buruk? Apa aku tidak punya harga diri?!
Bukannya karena kalian setiap hari memaksa minta digendong cucu digendong cucu digendong cucu! Gendong telur anjing saja!
Ini... brengsek! Benar-benar keterlaluan, tahu?!
Hasilnya, tetangga sebelah tertawa terus selama 20 menit, awalnya Yang Xi masih ragu-ragu agak malu, tapi akhirnya ikut tertawa juga, terus mengalir tak bisa berhenti!
Ren He hampir mengira mereka kena semacam ramuan tertawa terbahak-bahak, tertawanya sampai bikin geli di selangkangan! Masih punya etika sosial tidak sih?!
Ren He bahkan tidak tahu kapan dirinya tertidur, postur Yang Xi selalu sangat bagus, semua yang seharusnya ada memang ada, malam ini Yang Xi tidak terlalu keberatan Ren He mendapat keuntungan, Ren He sambil menikmati keuntungan itu lalu tertidur lelap.
Setelah bangun keesokan harinya, saat baru keluar kamar untuk gosok gigi dan cuci muka, Ibu Ren langsung tertawa terbahak-bahak begitu melihatnya. Wajah Ren He langsung memerah. Kemarin dia masih bisa menghibur diri dengan berpikir mungkin orangtuanya tidak sedang mengejeknya, barangkali mereka sedang menonton video lucu.
"Tapi sekarang setiap bertemu aku langsung tertawa, ini bagaimana?! Apa pantas orangtua bersikap seperti ini?!" Ren He sampai brengsek ingin kabur dari rumah karena terus ditertawakan!
Namun ada satu hal baik saat pulang ke rumah: rumah tetaplah pelabuhan hati yang paling menentramkan. Lao Ren kembali sibuk dengan pekerjaan akhir tahun, sementara Ibu Ren tampaknya tidak terlalu sibuk sekarang.
Dulu Ibu Ren adalah wanita karier yang selalu mengerjakan segalanya sendiri. Perusahaan benar-benar tak bisa lepas darinya. Tapi setelah insiden Ren He, dia mulai mendelegasikan tugas ke bawahan dan hanya mengambil keputusan bisnis penting. Hasilnya, malapetaka berubah menjadi berkah. Kini Ibu Ren menyadari Grup Luohe tetap bisa berjalan baik meski dia tidak terlalu sibuk.
