Saat bertemu Ren He sebelumnya, Duan Xiaolou masih berpikir, mengapa teman sekelas ini belum mengembalikan kehidupannya ke jalur yang benar.
Dia bahkan pernah membayangkan, di lingkaran para kapitalis, betapa mempesonanya Yang Xi si Ratu Musik Internasional yang cantik itu, mungkin Ren He takkan sanggup mempertahankannya.
Di lubuk hati, dia bahkan merasa kecewa karena ketidakmampuan teman sekelasnya, bertanya-tanya mengapa dia masih lalai dalam hal yang tidak penting.
Tiba-tiba muncul Kelompok Qinghe, lalu lagi-lagi terlibat hubungan dengan mereka.
"Kelompok Qinghe adalah hasil karya Ren He dan Xu Nuo?" Duan Xiaolou ragu-ragu bertanya, "Hanya berdua saja?"
Keraguan lainnya adalah, jika Xu Nuo sebagai penulis utama, maka kepemilikan saham 3% terasa sedikit. Apakah kepemilikan saham keduanya telah diencerkan karena pendanaan? Lalu berapa persen saham yang masih dipegang Ren He? 6%, 8%?
Tidaklah aneh jika penulis utama setelah beberapa putaran pendanaan bertemu predator industri, hingga kepemilikan saham mereka sendiri sepenuhnya diencerkan.
Para predator industri itu memang tidak pernah mudah diajak bekerja sama, kemampuan mengelabui orang begitu banyak sampai membuat mata pusing, menggerogoti sebuah perusahaan hanyalah urusan sepele.
Teman laki-laki itu tertawa: "Iya, hanya mereka berdua. Xu Nuo bilang awalnya dirinya cuma figuran. Ren He membawa modal awal lebih dari 10 juta RMB, sementara dia tidak perlu mengeluarkan sepeser pun. Konon Ren He awalnya ingin memberinya 30% saham, tapi dia malu menerima. Sekarang proporsi kepemilikan saham adalah Ren He 97%, Xu Nuo 3%, dengan hanya mereka berdua sebagai pemegang saham. Xu Nuo selalu menyebut dirinya figuran, seluruh Kelompok Qinghe bergantung pada Ren He. Dia bilang Ren He adalah keyakinan seluruh grup, siapa pun bisa tiada kecuali Ren He. Sayangnya sekarang Ren He sudah jarang berinteraksi dengan teman SMP..."
Murid-murid seperti mereka tentu tidak akan tahu urusan Beidou Military Industry. Saat ini kepemilikan saham Ren He 80%, Xu Nuo 3%, Beidou Military Industry 17%. Karena tidak tahu, mereka mengira Ren He masih memegang 97% saham.
Tentu perbedaan seperti ini sudah tidak ada konsep bagi mereka, bagaimanapun juga semuanya adalah angka astronomi.
Namun ia tak menyadari betapa getaran hebat yang ditimbulkan ucapannya bagi Duan Xiaolou. Apakah teman sekelas lamanya itu... adalah bos Kelompok Qinghe?
Kemunculan entitas raksasa biasanya memiliki kepemilikan saham yang kompleks, namun struktur kepemilikan saham Kelompok Qinghe jelas-jelas mengejutkan - satu 97%, satu 3%, tanpa kotoran sama sekali...
Sebelumnya sempat terpikir kemungkinan apakah Ren He cs memegang saham atas nama pihak lain, namun mengingat Xu Nuo adalah Presiden Direktur perusahaan ini, gagasan itu pun ditepisnya.
Hanya saja... dunia tiba-tiba berubah menjadi cara eksistensi yang tak lagi bisa dipahaminya. Jika benar teman lama itu seperti yang digambarkan siswa pria tadi, lantas apa haknya untuk meremehkan gaya hidup orang tersebut?
Hal yang dibanggakannya sendiri bahkan tak mencapai satu persen kepemilikan saham lawannya.
Duan Xiaolou tiba-tiba berkata pada teman-teman sekelasnya: "Ada urusan yang harus kuselesaikan. Nikmati acaranya."
Usai berkata demikian, Duan Xiaolou meninggalkan hotel dan menyetir pulang ke rumah. Terlalu banyak teka-teki yang harus dipecahkan di hatinya.
Kembali ke rumah, tanpa sempat menyapa orangtua, dia langsung masuk ke kamarnya. Pertama-tama menghubungi senior di lingkaran luar negeri, berharap semua bisa bersama-sama menganalisis keberadaan Kelompok Qinghe. Alasannya adalah kasus akuisisi maskapai Amerika sebelumnya yang ternyata tak sesederhana itu.
Benar, perusahaan yang telah menjadi kerajaan internet terbesar di dalam negeri, mana mungkin sembarang membuat keputusan bodoh?
"Xiaolou, kau salah input. Kita sudah menganalisis lama sekali, akuisisi ini jelas-jelas blunder Kelompok Qinghe. Masih perlu lanjut analisis perusahaan ini?"
"Iya, cuma perusahaan kolot, entah dibuka si tukang pamer lokal mana."
Duan Xiaolou merenung sejenak lalu membalas: "Kalian orang Australia yang belum pernah ke Tiongkok, jadi tak paham makna perusahaan ini dalam sejarah internet China. Andai kalian mengalami langsung segalanya seperti aku, mungkin akan mengerti ada yang mencurigakan di balik akuisisi American Airlines."
"Baiklah, kalau begitu ayo mulai bekerja! Pertama-tama pelajari dulu perusahaan ini!"
Para ahli terkemuka di lingkaran kita mulai bergerak. Mereka sudah bukan siswa SMA lagi, melainkan para investor yang sukses. Duan Xiaolou masuk ke lingkaran ini melalui serangkaian kebetulan dan indra penciumannya yang tajam di bidang properti.
"Wow, informasi tentang Kelompok Qinghe di Tiongkok benar-benar 'bersih'!" seseorang berkomentar kagum. "Ada latar belakang apa di baliknya? Mengapa tidak ada pemberitaan negatif sama sekali?"
"Coba cari celah dari bidang lain!"
"Beberapa informasi masih bisa dilacak. Lihat temuan saya: Presiden Direktur berusia 17 tahun menjanjikan kepemilikan saham 3%. Ada bos besar lain bernama Ren He yang memegang 97% - keterlaluan! Bos ini juga unik. Saat saya cari namanya, muncul lelucon netizen Tiongkok yang menjadikannya bahan olokan dua tahun lalu. Tapi anehnya, setelah kejadian itu ia seperti menguap dari dunia fana. Tidak masuk akal..."
“Cek dari sisi transaksi kepemilikan saham!” seseorang berkata tenang. Biasanya informasi transaksi kepemilikan saham paling akurat, karena bursa efek punya aturan jelas - jika nilai transaksi melebihi 5% valuasi pasar, harus dibuka ke publik.
Kelompok Qinghe belum go public, jadi sulit diselidiki. Tapi masalahnya, lihat saja aksi akuisisi mereka terhadap saham maskapai Amerika. Di dalam negeri pasti juga ada perilaku akuisisi terkait.
“Hush, ketemu! Kalian pasti tak menyangka, dalam setahun mereka ternyata mengakuisisi lebih dari 10% saham 37 perusahaan terbuka... Ada yang pesaing industri, ada juga usaha rintisan baru, mencakup berbagai macam industri!”
“Sejumlah kecil nilai akuisisi yang terungkap semuanya transaksi normal, tak ada kesalahan konyol seperti yang dibayangkan. Ini tim akuisisi yang efisien dan lihai!”
“Kelompok Qinghe ini... Lumayan menarik!”
Para maestro seperti Delapan Dewa menyeberangi laut - masing-masing menunjukkan kemampuan supernaturalnya. Meski informasi yang bisa diselidiki kini terbatas bagai sengaja dikubur, puncak gunung es yang terungkap itu sudah cukup membuat mereka bersemangat.
Awalnya mereka hanya membantu Duan Xiaolou, tapi sekarang minat pribadi mereka sendiri yang muncul.
Tiongkok ternyata memiliki perusahaan internet yang nyaris tak terkalahkan, kondisi profitabilitasnya jauh melampaui ketinggian yang bisa dicapai industri entitas fisik. Jika perusahaan seperti ini berkembang menjadi terbentuk sempurna lalu go public di Nasdaq AS, kira-kira akan seperti apa? Valuasi pasar triliunan, ini semua merupakan situasi yang mungkin terjadi.
Duan Xiaolou duduk manis di depan komputer tak tahu apa yang dipikirkannya. Ia sudah tidak perlu menyelidiki apapun sendiri, karena informasi yang disediakan lingkaran kita ini sudah cukup mengguncang.
……
