Kelincahan Zhao Mingke si gendut dalam mengenakan baju figuran membuat Ren He mulai mencurigai berapa kali sebenarnya ia sudah memerankan mayat. Penasaran, dia bertanya pada Jin Xiaolong di sebelahnya: "Orang ini selalu seperti ini?"
Jin Xiaolong jelas-jelas juga geli di selangkangan: "Yang pasti, waktu aku datang Zhao si Gendut sudah jadi mayat. Kadang malem-malem ketemu dia lagi begadang di warnet, besoknya cari tempat buat tidur kayak yang lain... Nggak cuma aku, sebenernya waktu orang paling senior di antara 300 lebih anggota kita datang ke Zhenbeibao, Zhao si Gendut udah mulai jadi mayat. Hantu yang tahu sejak kapan dia mulai..."
Sekilas Zhao Pangzi sudah berganti pakaian, lalu tersenyum menjilat seperti pengkhianat dalam drama anti-Jepang saat mendatangi kru panggung: "Sutradara, lihatlah kesepuluh orang kami hari ini. Mereka semua seniman senior di Zhenbeibao, sudah bermain di ratusan produksi..."
Hah, Ren He di belakang merasa tak punya keyakinan mendengar ini. Pemeran latar di sampingnya juga agak malu-malu. Jika berperan sebagai mayat ratusan kali bisa dihitung, memang mereka sudah 'bermain' ratusan film...
Zhao Pangzi tak memerah wajah, terus menjalin hubungan dengan kru panggung: "Waktu Anda ke Zhenbeibao lalu, saya pernah mentraktir Anda makan. Beri mereka kesempatan untuk mencoba."
Wajah kru panggung berkerut. Makan sekali darimu kenapa? Tapi akhirnya berkata: "Bawa mereka ke sini. Hari ini hanya ada dua peran: pemegang tali kuda dan ajudan. Tak ada dialog."
Mata Zhao Pangzi berbinar sambil melambai ke Ren He dan kawan-kawan: "Sini, sini!"
Sepuluh lebih orang yang sudah diseleksi dengan cermat ini memiliki penampilan cukup layak. Menurut Zhao si Gemuk, memerankan seorang prajurit pembantu seharusnya tidak ada masalah ya?
Namun kru panggung hanya melirik sebentar lalu menggelengkan kepala: "Tidak ada yang memenuhi syarat."
Bahkan kesempatan untuk uji akting pun tidak diberikan. Langsung dieliminasi hanya berdasarkan penampilan.
Tepat saat Zhao si Gemuk mulai putus asa, kru panggung tiba-tiba menatap Ren He di tengah kerumunan. Tatapannya tertahan oleh sesuatu yang berbeda - seolah ada aura tak selaras yang tak bisa disembunyikan.
Setelah diamati lebih seksama, memang terasa lain. Utamanya karisma khususnya yang tak biasa ditemukan di antara barisan pemeran mayat ini.
"Kau, anak muda! Namamu siapa? Maju ke depan," minat kru panggung langsung tersulut. Tugas mereka memang memilih figuran yang tepat. Sang sutradara tak peduli dengan masalah tersembunyi di balik layar, asal hasilnya memuaskan.
Posisi kru panggung pun tak lepas dari tekanan persaingan. Bagaimana bisa mempertanggungjawabkan pilihan jika terus mengusung orang-orang tidak layak ke hadapan sutradara?
Ren He menunjuk dirinya sendiri: "Saya?"
Zhao Pangs tiba-tiba lega, dirinya memang tidak salah lihat, aura Ren He benar-benar berbeda.
"Benar, kamu," kru panggung tersenyum: "Pernah main film?"
"Pernah," Ren He jujur: "Di kampus pernah main pertunjukan drama, bahkan menang penghargaan."
"Tidak pernah main di drama atau movie?" kru panggung mengerutkan kening, pertunjukan drama itu bukan akting sebenarnya, di kampus dulu dia sendiri pernah main film pendek.
Sekarang klub teater kampus sembarangan bisa mengadakan pertunjukan drama biasa-biasa saja untuk hiburan, hanya di tempat seperti Zhongxi dan Institut Film Beijing yang benar-benar serius bermain drama. Tapi yang bisa kuliah di Zhongxi, mana ada mau bergaul dengan Zhao Pangs si pemanggil mayat ini? Penghargaan di sekolahnya sendiri juga tidak ada nilai akademisnya.
Tingkat akting seperti ini, mana bisa main di drama?
Ia mungkin tak pernah menyangka Ren He adalah seorang |makhluk aneh, bukan hanya pernah main drama di |Zhongxi, tapi juga memenangkan kompetisi internasional di |Belanda, bahkan meraih gelar |Aktor Terbaik...
Belum lagi mendirikan |perusahaan film sendiri, baru saja berhadapan langsung dengan |Maestro Jiang Wensheng dari |dunia hiburan, eh malah jadi figuran di sini...
Kru panggung |keraguan, "Tak pernah main sinetron atau film?"
"|Tidak," Ren He |menggelengkan kepala jujur, ini memang fakta.
"Ya |tidak boleh," kru itu menggeleng, langsung PASS kan Ren He.
Sebenarnya masih ada cara dengan |mencoba aktingnya, tapi mereka sedang |syuting bukan |lembaga amal. Kalau nggak bisa, ya |diganti orang lain. Nggak ada waktu buat |menelantarkan.
Kru itu pergi. |Zhao si Gemuk |kecewa menarik lengan Ren He: "Ngapain jujur?! Dia mana tau kamu main apa? |kesempatan emas ini malah kau |buang percuma!"
Tapi Ren He tidak merasa menyesal, rencana awalnya hari ini memang hanya ingin merasakan pengalaman menjadi mayat.
Zhao Pangzi terus mengomeli Ren He sepanjang jalan: "Di tempat seperti ini harus belajar memanfaatkan peluang sendiri, mengerti tidak? Di Zhenbeibao banyak orang, kesempatannya sedikit. Kalau tidak diambil, orang lain yang akan merebut. Hari ini beruntung baru datang langsung dilirik kru panggung. Bagaimana kalau nanti tidak ada kesempatan lagi?"
Akhirnya Ren He malah menghibur Zhao Pangzi: "Tidak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lagi. Kok kamu yang lebih kecewa daripada aku?"
Zhao Pangzi sudah menemukan lokasi bagus, membagikan sirup pengganti darah ke semua orang, lalu mengoles wajah dan badannya sendiri sebelum merebahkan diri untuk tidur.
Ren He tertawa geli. Ia mengoleskan dua genggam sirup ke badannya sendiri lalu berbaring di sebelang Zhao Pangzi. Memang sih, si gemuk ini jago pilih tempat. Teduh dari angin, berbaring pun tidak terasa terlalu dingin.
Zhao Pangzi kesal tidak menghiraukan Ren He. Ren He tersenyum lebar: "Jangan marah. Kamu lebih marah daripada gue, ini benar-benar tidak masuk akal."
Zhao Pangzi yang berbaring seperti bukit kecil membuka matanya: "Kamu ngerti apa? Kira gue suka disebut tukang pengusiran mayat tiap hari? 300 lebih figuran ini selalu menggosip di belakang gue, pikir gue senang? Udah terima duit kalian, harus berusaha bantu kalian dapat peran lah! Nasib gue emang jadi mayat, gue pasrah. Tapi kalian beda. Melihat kalian, gue ingat masa muda dulu yang juga pengen main peran. Waktu minum arak selalu ngomong 'mimpi gue begini begitu', eh taunya masyarakat terlalu realistis. Kalau ada kesempatan, serbu! Nanti duit kalian di tangan gue jadi panas juga!"
Ren He tertegun. Kata-kata Zhao Pangzi ini menyentuhnya. Rupanya karakter pria gemuk ini tidak sepenuhnya materialistis.
Jin Xiaolong saat ini telah mengolesi sirup dan berbaring di sebelang Ren He: "Aku di sini tiga bulan, bulan lalu 4 orang tua pergi, hasilnya Si Gemuk malah mengembalikan masing-masing 200 yuan."
"Mengembalikan uang? Kenapa mengembalikan uang?" Ren He tidak terlalu memahami.
"Ini aturan Si Gemuk, pemeran latar yang datang ke sini, kalau tidak bisa naik jadi pemeran khusus, saat pergi akan dikembalikan uangnya," jelas Jin Xiaolong: "Dulu kukira cuma guyonan, tak disangka benar-benar dikembalikan, konon mentraktir makan empat orang mereka, malah rugi ratusan..."
Ren He terdiam cukup lama, pantas saja si gemuk ini harus main jadi mayat sendiri untuk cari uang, dengan barisan mayatnya ini, kalau semua orang pergi, bisa-bisa nasi pun tak ada yang dimakan...
Pantas juga si gemuk ini tidak bisa mengarangkan peran untuk semua orang, masih ada 300 orang yang setia mengikuti.
Ren He mulai memandang Zhao Si Gemuk dengan sudut pandang baru.
