Pagi hari berikutnya saat Zhao Pangzi membawa Ren He dan kawan-kawan ke lokasi syuting, sutradara dan tokoh utama belum datang, tapi Zhao Shuai dkk sudah ada di sana.
Inilah perbedaan tunjangan antara sutradara dengan figuran dan koordinator grup figuran - karena menggantungkan nafkah pada mereka, selamanya berada di lapisan bawah. Kalau sutradara yang harus menunggumu, ya sudah tak perlu main film lagi.
Zhao Pangzi tiba-tiba menyadari fenomena aneh pada Zhao Shuai: Meski kemarin Ren He mengobrak-abrik grup ini sampai babak belur, hari ini terlihat tak ada satupun yang terluka di wajah. Kecuali Zhao Shuai si koordinator grup yang tak perlu berakting—wajahnya babak belur akibat pukulan Ren He—yang lain sama sekali tidak cedera, tak terlihat sedikitpun bekas luka.
Zhao Pangzi tak tahu bahwa peristiwa perkelahian kemarin sudah diamati oleh Sutradara Li dkk. Tiba-tiba ia mulai menduga: Jangan-jangan Ren He sengaja menghindari melukai wajah para figuran karena hari ini syuting harus berlanjut?
Kalau tidak, bagaimana menjelaskan mengapa hanya Zhao Shuai—yang tak perlu tampil di kamera—memiliki pipi bengkak seperti kepala babi? Dengan penglihatan tepinya, ia mengamati ekspresi Ren He yang tetap tersenyum lebar tanpa keanehan. Tapi di hatinya, ribuan pertanyaan bergelayutan...
Zhao Shuai menatap Ren He dan Zhao Panzi dengan wajah setengah bakpao yang penuh kejahatan, tanpa mengucapkan ancaman apa pun.
Hal ini justru membuat Ren He terkejut. Seperti pepatah "anjing penggigit tak pernah menggonggong", orang seperti Zhao Shuai yang sama sekali tidak mengeluarkan ancaman kejam justru sedang menyimpan jurus pamungkas.
Namun Ren He tidak mempedulikannya. Soal trik licik dalam syuting, dia sama sekali tidak takut. Dengan tingkat kemampuan fisiknya sekarang, bahkan jika ada yang ingin menyikutnya pun tidak akan mudah. Zhao Panzi-lah yang seharusnya lebih khawatir.
Selain itu, Ren He yakin mereka tidak berani melakukan aksi besar. Bagaimanapun, lokasi syuting adalah si tajir di tempat ini. Jika koordinator grup figuran berani merusak proses syuting demi kepentingan pribadi, ular tanah sekalipun akan menelan konsekuensinya.
Zhao Pangzi bergumam pelan: "Mulai sekarang jangan minum air apa pun yang bisa kau dapatkan di lokasi syuting, bahkan air dariku sekalipun. Karena aku tak bisa menjamin air yang kuambil benar-benar bersih. Trik favorit mereka adalah mencampurkan pencahar ke air minummu. Jika kau bolak-balik ke toilet belasan kali sehari, kau pasti tak bisa berakting. Ini metode paling samar untuk menghancurkan prospek karir orang, permainan mereka sudah tingkat yang sangat matang."
Oh, Ren He mengangguk. Jurus ini memang lebih cerdik. Sulit dilacak sebagai ulah mereka, tapi ampuh memutus masa depanku di dunia akting. Lagipula kru film tak mungkin menunggu figuran yang terus-menerus BAB.
Tapi tidak mungkin sama sekali tidak minum. Di sini matahari siang hari sangat terik. Meski kekuatan fisik Ren He luar biasa, manusia sekuat apa bisa tahan tidak minum di bawah sengatan matahari? Bertahan sehari mungkin bisa, tapi tidak setiap hari. Ren He juga tidak perlu sampai menyiksa tubuhnya demi mengalami kehidupan...
Ren He ragu sejenak lalu berkata: "Melihat persiapan properti butuh satu jam, aku akan kembali sebentar, paling lama 20 menit pasti kembali."
Pria gemuk Zhao menyahut, 20 menit tidak akan menelantarkan situasi. Ia menduga Ren He pergi ke kota membeli air mineral sendiri - tindakan bijaksana meski merepotkan, tapi dibandingkan prospek masa depan, apa artinya sedikit kerepotan?
Namun saat kembali, tangan Ren He kosong sama sekali. Kecuali sesuatu yang menggelembung di saku celana, tak ada apa-apa lagi.
Pria gemuk Zhao bertanya ragu: "Kamu tidak beli air?"
Ren He menjawab dengan wajah sewajarnya: "Tidak."
"Lalu ngapain tadi?" Pria gemuk Zhao penasaran.
"Ehem, tidak ada apa-apa," Ren He jelas-jelas enggan membahas topik ini.
Pria gemuk Zhao agak curiga. Kok rasanya Ren He seperti menyembunyikan sesuatu? Tapi karena Ren He tidak mau bicara, ia pun tak bertanya lagi.
Saat itu wakil sutradara datang memberi kabar, adegan kemarin akan syuting lagi sore hari, karena tokoh utama belum kembali dari rumah sakit, seharusnya tidak masalah, tapi tertunda di perjalanan.
Begitu wakil sutradara selesai bicara tentang tokoh utama yang belum kembali dari RS, semua orang spontan menatap Ren He, namun Ren He sama sekali tidak menunjukkan sikap agak malu-malu, malah sangat tenang...
Mayoritas orang yang hadir tahu Ren He dan pria gemuk Zhao bentrok dengan Zhao Shuai dkk tadi malam, hasilnya juga sudah jelas. Sambil mengagumi keberanian polos pendatang baru ini seperti "anak sapi baru lahir tak takut macan", mereka juga tercengang dengan kemampuan bertarung figuran baru ini yang nyaris melawan kodrat...
Pria gemuk Zhao bertanya ke wakil sutradara: "Kalau pagi ini kita syuting apa?"
"Syuting adegan Jinwuwei menerima dekrit kerajaan, lalu lanjut syuting ulang adegan Lü Xiaotu yang tertusuk tombak kuda sang tokoh utama hingga terluka parah bersandar di tembok," jawab wakil sutradara. "Lü Xiaotu jangan pakai baju kemarin, nanti kru panggung akan ambilkan zirah ajudan Jinwuwei untuk diganti."
Pria gemuk Zhao langsung bersorak gembira, ini karena turut senang untuk Ren He. Kemarin ketiganya mengenakan zirah prajurit biasa yang sama, masih masuk kategori figuran biasa. Tapi hari ini berbeda! Frasa "luka parah" saja sudah mengandung makna khusus. Kemarin rencananya malah mau langsung ditikam sampai mati!
Apalagi Ren He tiba-tiba disuruh ganti pakai zirah ajudan staf militer, ini jelas pertanda bakal dapat peran! Kalau digabung dengan poin sebelumnya, sudah pasti masih ada porsi cerita lanjutan buat dia!
Jangan-jangan sutradara mau merekrut Ren He jadi pemeran tetap? Langsung melesat ke puncak nih ritmenya!
Ren He tertegun sebentar lalu penasaran bertanya, "Pak Sutradara, kenapa tiba-tiba diubah?"
Wakil sutradara meliriknya sambil tertawa, "Kau dapat keberuntungan gila. Sutradara baru saja mengubah satu adegan, nambahin tiga shot kamera buatmu. Selama sebulan lebih ini datang tepat waktu ke lokasi syuting tiap hari. Meski nggak ada shooting, tetap dibayar 200 per hari sesuai standar pemeran khusus."
Orang-orang di sekitarnya dilanda gelombang iri, ini jelas Sutradara Li ingin membimbing pemuda bernama Lü Xiaotu ini! Meski sehari cuma 200, sebulan baru 6000, tapi yang penting mulai sekarang statusnya di antara pemeran latar standar akan berbeda, masa depan cerlah!
Apa posisi Sutradara Li di dunia drama televisi? Dialah yang hanya berada di bawah Zhang Ming, sekaligus tamu tetap sinetron jam 8 prime time. Jika bintang besar seperti ini benar-benar ingin mempromosikan seseorang, sungguh seperti menapaki awan hijau, bukan tidak mungkin di masa depan akan ada kursi untuk Lü Xiaotu di jajaran artis top.
Tentu saja, ini juga tergantung pada apakah Lü Xiaotu sendiri bisa membuktikan kemampuan.
Selanjutnya sepanjang pagi tim rias merias Ren He, lalu memotret adegannya yang terluka bersandar di tembok. Proses rias memakan 30 menit, sementara pengambilan adegannya cuma lima menit, langsung lolos dalam satu take.
Sutradara Li di belakang layar utama terlihat bingung. Meski kemarin akting bocah ini di waktu lain tak tertembus, tindakan menendang balik sang protagonis adalah cacat besar. Jadi para maestro berpikir masih ada ruang peningkatan aktingnya, masih terasa hijau yang belum matang.
Hasilnya di adegan hari ini, tak ada lagi cacat. Gerakan terjatuh dan ekspresinya menunjukkan ketegangan yang nyaris sempurna.
Dalam kamera, ajudan yang terluka parah ini tidak melakukan perjuangan berlebihan seperti menambahkan kaki pada ular, juga tidak terburu-buru jatuh. Iramanya tepat!
Sutradara Li mengelus dagu sambil merenung: "Lumayan menarik."
