Sebelum memakai mahkota logam, Dewi Guanyin bertanya apakah Zhizun Bao masih ada yang ingin dikatakan. Kali ini Zhizun Bao kembali mengucapkan kalimat klasik itu: "Pernah ada cinta tulus terhampar di depan mata..." dengan penuh kesungguhan.
Pertama kali diucapkan, Zi Xia percaya, dia berkata "wanita memang bodoh". Kedua kalinya diucapkan, dia merasakan rasa sakit hati yang mendarah daging karena kebodohan wanita itu.
Setelah tahap ketiga, dia bukan lagi Zhizun Bao. Dia adalah Raksasa Langit yang bisa mengacau Istana Langit, memiliki 72 perubahan, dan kekuatan fisik tak berujung.
Tapi di hati hanya ada kekosongan.
Sejujurnya, ada yang bilang akting Xing Ye di Da Hua Xi You terkesan kasar, Ren He tidak menyangkal hal ini. Namun poin terpenting adalah kemampuan Xing Ye menampilkan tiga tahap transformasi Zhizun Bao dengan sempurna.
Yang paling krusial tentu tahap ketiga.
Karena itu Ren He sangat selektif dalam memilih aktor untuk peran ini. Jika kandidat tidak bisa mengekspresikan perubahan kunci dari tiga tahap ini, maka Da Hua Xi You di kehidupan ini tidak layak dikenang.
Hingga kandidat kedua puluh masuk, Ren He masih belum menemukan orang yang diinginkannya. Seluruh staf lokasi syuting menyaksikan Ren He terus menggelengkan kepala.
“Istirahat dulu,” Zhang Ming mengangkat tangan memberi isyarat pada staf untuk menunda memasukkan kandidat audisi ke dalam, lalu memalingkan wajah ke Ren He: “Buat ringkasan tentang ketidakcocokan kandidat sebelumnya, fokuskan soal ujian pada aspek-aspek ini di babak berikutnya.”
Ren He menggelengkan kepala: “Yang satu terlalu basa-basi dan tak punya prinsip, yang lain terlalu kaku tak bisa menampilkan kelicinan dan ketiadaan moral Zhizun Bao. Mereka semua cuma bisa memerankan satu fase karakter Zhizun Bao, belum mampu menampilkan perubahan kepribadian utuh. Intinya, akting mereka masih kurang.”
Zhang Ming berpikir sejenak: “Baik, teruskan. Kita lanjutkan audisi berikutnya.”
Begitu melihat dari pagi hingga sore, sampai pukul 3 sore, seorang pemuda masuk ke rumah. Hal pertama yang dilakukannya adalah berjabat tangan dengan Ren He dan Zhang Ming dengan sikap merendahkan diri sambil tersenyum: "Sutradara yang baik, Bos Besar yang baik, saya Ji Junhui, figuran spesial dari Hengdian. Terima kasih atas kesempatan ini. Percayalah, pilihan saya tak akan mengecewakan. Sekalipun tidak dapat memerankan peran utama pria, saya bisa menerima peran pendukung pria kedua atau ketiga... Bahkan peran wanita pun bisa!"
Usai berkata demikian, Ji Junhui langsung mengeluarkan dua kotak daun teh dari tasnya: "Ini daun teh dari kampung halaman sendiri, pasti enak. Setelah mencicipi, Bapak-bapak pasti akan merasa peran ini sepadan... Halo Bos Besar, sudah lama mendengar nama Anda. Tak disangka pertemuan pertama langsung terpana oleh kilau permata keanggunan Anda. Sungguh luar biasa cantik bak dewi, tak ada tandingannya di antara sebaya. Sangat senang bisa bertemu di sini."
Ren He memandangi dua kotak daun teh dengan kemasan buruk di meja, mendengar pujian berlebihan itu tanpa bicara. Ji Junhui memiliki kulit muka yang lebih tebal dibanding aktor lain. Entah mengapa, tiba-tiba Ren He merasa peran Zhizun Bao mungkin cocok untuk orang ini!
Di momen ini, menghadapi figuran spesial bernama Ji Junhui, Ren He tiba-tiba merasakan sensasi seperti melihat Zhizun Bao yang meski tahu Chun Sanniang bisa mencabut nyawanya kapan saja, tetap berani menggoda dengan kalimat "Buluku di tempat lain lebih lebat, membuatmu gatal ingin melihatnya?".
Ren He mengangguk ke Zhang Ming. Jika ini peran di _No Man's Land_, seratus jin teh Dahongpao pun takkan berguna. Tapi kebetulan, _Da Hua Xi You_ justru membutuhkan karakter brengsek seperti ini!
Tapi hanya brengsek saja tidak cukup.
Zhang Ming mengangguk paham, langsung memberikan ujian akting: "Peragakan adegan: Jika kau berada di medan perang, semua rekan se-timmu sudah gugur, tapi benteng tinggi ini tidak boleh direbut musuh. Apa yang akan kau lakukan saat itu?"
Begitu kalimat Zhang Ming selesai, Ji Junhui langsung berubah ekspresi. Dia tidak lagi menjilat, mulai berpura-pura merapikan magazen di udara kosong, lalu mengambil granat tangan dan meletakkannya di samping tangan sambil merangkak di tanah. Setelah menembak beberapa kali, dia memerankan adegan kehabisan amunisi, akhirnya menarik pin granat untuk bunuh diri...
Ren He mengisap gigi sambil geli di selangkangan: "Dulu kau main di drama perang anti-Jepang ya?"
Mata Ji Junhui berbinar: "Wah bos besar ini tahu segalanya! Sungguh hebat! Sebelum datang ke sini, saya memang memerankan prajurit di lokasi syuting lain."
Alur ceritanya memang agak kasar, tapi Ren He mengakui akting tenang namun penuh tekad menghadapi kematian yang diperagakan orang ini tadi. Ada sedikit esensi yang berhasil ditampilkannya. Meski masih jauh dari level Zhizun Bao, tapi bisa dibina.
Ren He menatapkan pandangannya ke Zhang Ming, yang juga mengangguk sebagai isyarat bahwa dia yakin bisa.
"Kalau begitu cukup," pikir Ren He sejenak, lalu tanpa tahu mengapa tiba-tiba bertanya, "Berapa lama kau jadi figuran sebelum jadi pemain khusus?"
"5 tahun," jawab Ji Junhui.
"Apa dalam keseharian kau selalu sebrengsek ini?" Tanya Ren He walau tahu pertanyaan ini menyakitkan.
Ji Junhui malah tersenyum alih-alih marah: "Bos besar mungkin tidak tahu, bagi orang biasa seperti saya, jika harga diri terlalu tinggi, peluang sukses akan sirna. Sutradara menyuruhku jadi mayat pun, aku masih ingin minta dialog sekarat. Bagi yang wajah pas-pasan dan keluarga biasa, mempertahankan harga diri berarti kehilangan peran. Hanya dengan menanggalkan muka, baru bisa bertahan. Siapa tahu nanti sukses, bisa perlahan mengambil kembali muka yang pernah dilempar."
"Ehem, jangan nambah-nambah adegan," Ren He melambaikan tangan. Dia tahu ini trik Ji Junhui meningkatkan eksistensi. Sebagai ahli Larangan, mana mungkin tidak melihat akting tingkat ini.
Tapi jika merenung dalam hati, sebenarnya ia tidak membenci tipe orang seperti ini. Hidup sudah cukup sulit, kita semua berjuang untuk bertahan hidup. Siapa yang punya hak untuk memandang rendah orang lain?
Ren He berpikir sejenak lalu berkata: "Kamu tidak perlu pergi. Tim produksi akan mengatur tempat tinggalmu. Cepat uji kostum! Kuingatkan sebelumnya, merias Sun Wukong sekali membutuhkan minimal 4 jam. Setelah dirias tidak bisa makan, minum, atau ke toilet. Persiapkan mentalmu."
Ji Junhui menunjukkan kegembiraan liar: "Terima kasih bos besar! Saya masih punya sekantong daun teh di sini. Jika tidak cukup minum, silakan minta lagi pada saya."
Usai berkata, Ji Junhui ternyata mengeluarkan sekantong teh lagi dari tasnya...
Wajah Ren He langsung berubah gelap. Jadi kamu baru memberikan teh ini setelah lulus uji? Kalau tidak lulus tidak dikeluarkan?
Setelah Ji Junhui keluar, Zhang Ming tertawa: "Orang ini lumayan menarik."
"Baik," Ren He mengangguk: "Segera berikan uji kostum padanya, setelah itu Sutradara Zhang harus benar-benar melakukan penyesuaian terhadap aktingnya. Setelah Zhizun Bao, Sun Wukong Sang Raja Kera juga harus menampilkan aura yang kuat. Biaya efek khusus perlu lebih diprioritaskan untuk karakter Sun Wukong. Hanya dengan kegarangan fisik, kita bisa memperkuat nuansa kepedihan zaman purba yang hampa di dalam hatinya."
"Baik," Zhang Ming mengangguk.
Namun keesokan harinya, Zhang Ming menemui Ren He sambil mengerutkan kening: "Ada kabar buruk. Saat Ji Junhui sedang dirias, setelah merekatkan model 3D ke wajahnya, dia mengeluh gatal-gatal. Setelah dilepas, ternyata terjadi alergi. Sekarang baru saja dilarikan ke rumah sakit."
