Kekeliruan seperti ini seharusnya tidak terjadi pada Xia Yuting. Di dalam skenario sudah tertulis bagaimana cara memerankan adegan ini, mungkin ada kejutan saat adu akting, tetapi masalahnya adalah kamu tidak boleh menyimpang dari naskah.
Begitu Xia Yuting menangis, adegan selanjutnya tidak bisa dilanjutkan.
Xia Yuting juga menyadari ketidakpantasan emosinya yang tak terkendali, cepat-cepat menghapus air mata sambil tersenyum pada Zhang Ming: "Sutradara, agak malu-malu, tolong ulangi sekali lagi."
Zhang Ming tidak berkomentar. Sebagai bintang besar di produksi Da Hua Xi You, Xia Yuting termasuk yang paling kooperatif. Dia tidak sampai hati mengomeli hanya karena satu kali NG.
Ternyata benar, setelah diulang sekali, adegan ini berhasil dilewati dengan lancar.
Ji Junhui berbisik bertanya: "Kamu tidak apa-apa?"
Namun Xia Yuting sama sekali tidak menyambung ucapannya dan langsung berbalik pergi.
Selama dua minggu berikutnya, semua orang tiba-tiba menyadari bahwa Xia Yuting selalu terlihat tidak fokus.
Kecuali saat syuting yang terlihat normal, tidak ada kesalahan sama sekali, bahkan menunjukkan efisiensi belum pernah terjadi sebelumnya dengan cepat menyelesaikan adegan Zi Xia dan Zhizun Bao.
Dalam skenario, adegan ciuman reinkarnasi 500 tahun kemudian antara Zi Xia dan Zhizun Bao di atas tembok seharusnya terjadi - sesuatu yang awalnya dianggap wajar oleh Zhang Ming karena adegan ciuman biasa dalam dunia akting.
Namun Xia Yuting bersikeras harus menggunakan posisi pinjam, tidak boleh ciuman sungguhan.
Permintaan seperti ini memang kecil, hanya teknik posisi pinjam yang mudah diambil gambarnya.
Adegan ini pun berhasil diselesaikan dengan lancar.
Saat sebagian kru makan malam bersama, seseorang bertanya penasaran: "Apa kalian merasa kondisi Xia Yuting akhir-akhir ini agak tidak beres?"
“Memang tidak beres,” setelah menyelesaikan adegannya, dia hanya duduk di pinggir dengan tatapan kosong. Kalian tidak lihat betapa paniknya kakak sulung asistennya?
“Jangan-jangan dia patah hati?” seseorang tiba-tiba berkomentar dengan nada heran: “Aku punya teman yang setelah putus jadi kehilangan jiwa raga.”
Seorang penulis naskah sambil menyantap mie goreng berkomentar: “Menurutku dia tidak seperti patah hati, lebih mirip cinta diam-diam yang tak kesampaian. Penderitaan karena tak bisa mendapatkan, lebih menyiksa daripada kehilangan.”
“Sudah-sudah, kalian penulis naskah ini memang tukang nyinyir. Dasar omong kosong tentang mendapatkan dan kehilangan, fokus saja pada mie gorengmu!”
……
Menjelang pembubaran tim syuting, adegan terpenting sengaja disimpan untuk terakhir oleh Ren He dan Zhang Ming.
Ren He menemui Ji Junhui untuk melanjutkan latihan: “Hari ini kau harus memerankan Zhizun Bao yang dibunuh Chun Sanshiniang di Gua Air Terjun, lalu mencapai pencerahan di hadapan Dewi Guanyin sebelum mengenakan mahkota logam.”
"Dalam adegan ini ada dua poin penting. Pertama, Zhizun Bao yang awalnya sangat takut mati, namun di hadapan Chun Sanniang justru menghadapi kematian dengan lapang. Karena ia ingin Chun Sanniang membelah hatinya untuk melihat apa sebenarnya yang ditinggalkan Zi Xia di dalamnya. Saat ini, ia tak lagi takut—tak ada Bai Jingjing, tak ada sisa cinta-benci masa lalu, hanya Zi Xia yang tersisa."
"Poin kedua adalah saat Guanyin bertanya kepada Zhizun Bao sebelum memakai mahkota logam apakah masih ada yang ingin dikatakan. Ia mengucapkan dialog 'Mencintaimu selama 10.000 tahun'. Ekspresi ini sulit diperankan—harus tenang namun menyembunyikan pemahaman mendalam sekaligus pengendalian diri untuk melepaskan. Saat ini Zhizun Bao hampir menjadi Sang Raja Kera Agung. Detik berikutnya ia bisa menguasai langit, namun tak memiliki apapun. Tapi semua itu tak penting—ia harus memakai mahkota logam untuk menyelamatkan Zi Xia."
Ji Junhui mengangguk, menunjukkan bahwa ia telah memahami.
Tapi memahami teori dengan bisa mempraktikkannya adalah dua hal yang berbeda.
Hanya untuk satu adegan ini, proses syuting memakan waktu 1 hari penuh dengan NG tak terhitung jumlahnya. Setiap Ren He tidak puas, adegan harus diulang dari awal.
Semua orang menyadari betapa besar perhatian bos besar mereka terhadap adegan ini.
Hanya Ren He yang mengerti, ini adalah titik balik perubahan Zhizun Bao dari tahap kedua menuju tahap ketiga. Tanpa adegan ini, tak akan ada Raksasa Penakluk Langit.
Setelah berpikir panjang, Ren He akhirnya berkata pada Ji Junhui: "Saat mengucapkan dialog itu, tutup matamu sampai dialog selesai. Ketika membukanya kembali, kau sudah menjadi Raksasa Penakluk Langit. Menutup mata ini melambangkan ketidakrelaan dan pergulatan batinmu yang akhirnya tertiup angin. Meski kau tak tega melepaskan ikatan emosi duniawi, itu harus kau lakukan."
Ucapan ini bagai pencerahan bagi Ji Junhui. Adegan pun lolos dalam satu take!
Inilah proses sutradara menjelaskan adegan pada aktor. Jika sutradara ingin memproduksi film sesuai efek yang diinginkan, ia harus terus-menerus berkomunikasi dengan aktor. Bukan berarti dengan mempekerjakan seniman senior, efek akting akan otomatis terwujud.
Untuk bisa menjelaskan alur cerita, seseorang harus benar-benar memahami drama ini terlebih dahulu.
Zhang Ming tertawa: "Kalau Bos Besar terus menyutradarai dua film lagi, kami orang tua ini bisa kehilangan mata pencaharian."
……
Proses shooting sampai di sini hanya menyisakan adegan tentang Raksasa Penakluk Langit.
Dalam Da Hua Xi You kehidupan sebelumnya, desain karakter seperti Tulang Putih, Laba-laba Iblis, Penunggu Gunung Hitam, Raja Iblis Tanduk, hingga Zhu Bajie semuanya dibuat asal-asalan seolah murah meriah.
Namun kali ini Ren He tidak melakukan hal serupa. Dengan tetap mempertahankan alur cerita asli, semua properti ditolak jika dibuat asal-asalan, dan efek khusus juga harus benar-benar sempurna.
Awan tujuh warna yang mengiringi kemunculan Sun Wukong di kehidupan sebelumnya, kalau tidak diperhatikan baik-baik, penonton bahkan tak akan menyadari itu adalah awan tujuh warna yang disebut Peri Zi Xia...
Ada satu adegan di sini, yang juga merupakan adegan pertama Ren He dengan Xia Yuting. Mengisahkan Sun Wukong yang baru muncul langsung kentut meledak hingga menumbangkan sekumpulan iblis sapi kecil. Namun Peri Zi Xia langsung melaju menghampiri Sun Wukong dan memanggilnya Zhizun Bao.
Adegan ini seharusnya cukup sederhana.
Xia Yuting yang duduk di luar lokasi syuting tiba-tiba berbinar ketika mendapat kabar harus beradu akting dengan Ren He. Wajahnya seolah hidup kembali, tak lagi lesu.
Kakak sulung asisten di sampingnya merasakan kepahitan di hati. Ia sangat paham Xia Yuting telah menanti terlalu lama, penantian yang terasa bagai satu abad.
Dan yang dinantikannya hanyalah kesempatan berhadapan langsung dengan Ren He dalam akting, entah ini nyata atau hanya ilusi semata.
Seperti ngengat yang bodoh, sang asisten melihat kilau spiritual kembali di wajah Xia Yuting. Perasaan ini... seperti kilas balik cahaya terakhir sebelum padam.
Ia tak tahu apakah setelah film ini, Xia Yuting akan benar-benar merilis beban itu, atau justru menginjak jalan lain.
Ia tak tahu, dan tak seorang pun bisa mengetahuinya.
Saat Sun Wukong tampil, ada banyak gerakan berkesulitan tinggi. Namun Ren He tidak menggunakan pengganti adegan laga untuk menyelesaikannya - bahkan pengganti profesional pun tak sanggup melakukan gerakan itu sambil mengenakan zirah seberat 50 jin.
Hanya dia yang bisa.
Setelah Sun Wukong menghempaskan semua iblis kecil, tibalah giliran Peri Zi Xia. Xia Yuting yang mengenakan jubah phoenix merah bagai pengantin wanita sejati berseru penuh harap: "Ren He!"
Seluruh lokasi syuting mendadak hening. Ini kekeliruan kedua Xia Yuting - pertama wajahnya basah oleh air mata, kali kedua semua orang terkejut ketika seharusnya meneriakkan "Zhizun Bao", malah menyebut nama asli.
Biasanya aktor berbakat yang sudah terlarut dalam peran hanya akan mengingat nama peran. Sungguh tak pantas aktris luar biasa seperti Xia Yuting melakukan kesalahan seperti ini.
Hanya kakak sulung asisten yang lari ke tempat sepi sambil menangis pilu. Ia tahu Xia Yuting bukan tidak terlarut dalam peran, malah terlalu larut dalam peran.
