Fakta membuktikan, gelar organisasi pembunuh bayaran nomor satu di dunia kultivasi bukan sekadar omong kosong.
Baru saja Song Nanshi membuat sedikit suara, kurir ... eh pembunuh itu langsung memutar kepalanya.
"Kau menyerahkan diri, atau kuhabisi sekarang!" ancam si pembunuh.
Song Nanshi tak punya pilihan, menggenggam tali keledainya keluar.
Menatap ke atas, dia sangat kecewa.
Ternyata si kurir ini tidak memakai gaun biru!
Mungkin sorot mata penuh kekecewaan Song Nanshi terlalu menyala, si pembunuh sampai hampir ragu dengan penampilannya sendiri.
"Sepanjang hidupnya, target pembunuhan yang dia incar tak terhitung, tangan-tangannya berlumuran darah. Orang yang bertemu dengannya ada yang ketakutan, ada yang membencinya, tapi orang ini..."
Sebelum sempat bereaksi, murid perempuan itu tiba-tiba bertanya tanpa alasan jelas: "Seragam kerja kalian warnanya biru, bukan?"
Sang pembunuh: "??"
Seragam kerja apa? Biru yang mana?
Song Nanshi melirik, semakin kecewa: "Sepertinya bukan. Kalian punya pesaing bernama *Meituan*?"
Urat di dahi pembunuh itu berdenyut-denyut!
Perempuan ini ngomong apa sih!
Dia yakin ini akal-akalan si murid, lalu menyeringai: "Jangan buang waktumu, lebih baik menyerah saja. Di jalan menuju alam baka kau bisa cepat terlahir kembali..."
Tapi Song Nanshi yang sudah kecewa berat pada kurir palsu berlabel Ele.me tapi tak memakai seragam biru ini kini mengalihkan pandangannya ke sosok Yun Zhifeng yang berdiri berseberangan dengan si kurir gadungan.
Yun Zhifeng tetap berekspresi datar, sama sekali tak terlihat ketegangan ancaman terhadap nyawanya, persis seperti sosok cool yang tak mempedulikan hidup dan mati.
Hm, emang cool sih, kalau saja dia tidak mati-matian menahan seekor keledai yang ingin kabur.
Song Nanshi berjalan melewati mereka tanpa peduli sekitar.
Pembunuh yang diabaikan: "??"
Tolong hargai profesiku! Terima kasih!
Song Nanshi langsung mendekati Yun Zhifeng, melirik, lalu memuji: "Keledainya bagus."
Yun Zhifeng: "...Terima kasih."
Kemudian keduanya mulai berbasa-basi di hadapan si pembunuh.
Song Nanshi: "Musuhmu?"
Yun Zhifeng: "Tak mengenalnya, mungkin ada yang memasang hadiah untuk membunuhku."
Song Nanshi: "Oh? Lalu berapa jumlah hadiahnya sekarang?"
Yun Zhifeng: "Tak tahu."
Song Nanshi: "Lalu tahukah kamu mengapa organisasi pembunuh bayaran nomor satu itu disebut Eleme?"
Mendengar Song Nanshi menghina organisasinya, si pembunuh tak tahan lagi membantah: "Di dunia persilatan kami dijuluki 'Sudah Matikah'!"
Song Nanshi menatap ke arahnya.
Lalu dia meminta maaf dengan sangat sopan: "Mohon maaf, tadi tidak sengaja terucap."
Yun Zhifeng: "......"
Dengan ekspresi kompleks, dia melirik Song Nanshi, mengabaikan pembunuh yang wajahnya pucat pasi karena marah, lalu berkata datar: "Organisasi pembunuh nomor satu aslinya bernama San Gengsi. Karena setiap kali pembunuh melapor, majikan selalu bertanya 'sudah mati?', lama-kelamaan masyarakat menyebut mereka Sǐle Me. Bos organisasi itu lalu mengganti nama resmi untuk meningkatkan popularitas."
Song Nanshi: "......" Kecerdasan bisnisnya lumayan.
Yun Zhifeng berhenti sejenak, memberi isyarat: "Orang ini berada di peringkat ke-42 daftar pembunuh Sǐle Me."
Peringkat 42 terdengar tidak mencolok, tapi total pembunuh yang masuk daftar Sǐle Me mencapai 300 orang.
Song Nanshi masih berada di tahap Refining Qi.
Tapi Song Nanshi seolah-olah tak paham apa yang diingatkan Yun Zhifeng. Ia menatap "Kakak ke-42" dengan tatapan kontemplatif, lalu berkomentar: "Dari wajahmu saja sudah kelihatan punya setidaknya tiga ribu utang darah."
Pembunuh itu langsung tersenyum getir melihat sikap kedua orang yang tak menghiraukannya. Wajah garangnya kali ini seolah menyimpan lebih dari tiga ribu utang darah.
Ia membentak: "Di ambang kematian, aku ingin lihat bagaimana kalian masih bisa tersenyum!"
Sambil berkata, ia langsung menyabut cambuk panjang dari pinggangnya.
Cambuk itu bergetar, duri-duri tajam seketika muncul dari permukaan yang tadinya terlihat lemas.
Sekali terkena cambuk ini, kulit terkoyak dan daging terbelah pasti tak terhindarkan.
Tangan Song Nanshi yang selama ini disembunyikan di belakang perlahan menampakkan bilah ramalan hitam. Dengan wajah masih tersenyum santai, ia bertanya: "Jadi benar-benar tidak ada pesaing bernama **?"
Kakak ke-42 mendengus: "Sungguh penasaran. Tanyakan saja pada arwah lain di bawah cambukku nanti setelah kau mati."
Song Nanshi pun tahu kali ini tak bisa lagi mengulur waktu.
Dia menggenggam tanda hitam hendak bertindak.
Tiba-tiba sebuah tangan besar menyambar dari belakang mencengkeram tangannya.
"Song Nanshi." Suara Yun Zhifeng menggema, "Pergi sekarang, aku masih bisa mengantarmu keluar."
Song Nanshi tidak menoleh, tiba-tiba berkata: "Lima puluh Lingshi."
Yun Zhifeng terdiam sejenak, mengingat kondisi miskinnya saat ini, dengan wajah datar menjawab: "Aku berikan keledai ini padamu."
Percakapan mereka yang tak dipahami orang sekitar membuat si pembunuh semakin kesal: "Hei! Kalian..."
Ucapan pembunuh terpotong saat Song Nanshi melemparkan tiba-tiba tanda hitam: "Li Wei Huo!"
Tanda hitam berubah wujud menjadi Api Li di udara, membentuk sulur api seperti ular gaib yang merambat cepat sepanjang cambuk sang pembunuh.
Ujung cambuk langsung menghitam terbakar.
Sang pembunuh tak menyangka api biasa bisa merusak artefaknya, wajahnya berubah pucat.
Tapi sebagai petarung ulung, ia langsung memotong separuh cambuknya. Api Li pun padam bersama potongan cambuk yang jatuh.
Tapi sebelum sempat lega, cahaya pedang putih salju menyambar di depan wajah.
Sang pembunuh kaget, belum sempat mengangkat cambuk panjangnya, wajah tanpa ekspresi Yun Zhifeng sudah berada sejengkal darinya.
"Bang!"
Tubuhnya terhempas keras ke belakang.
Susah payah menjaga keseimbangan di udara, kewaspadaannya memuncak siap menghadapi jurus pedang Yun Zhifeng. Namun di luar dugaan, lingkaran ular api tiba-tiba melesat dari tanah membuatnya kalang kabut.
Baru saja berhasil menekan nyala api dengan mantra, cahaya pedang sudah merangkulnya lagi.
Dihantam cahaya pedang dan desakan api, sang pembunuh limbung ke kiri-kanan, terengah-engah mengejar napas.
Di luar arena pertarungan, Song Nanshi yang berperan sebagai mage dadakan tersenyum tipis.
Jangan buru-buru, masih panjang.
Di tengah medan perang, selain waspada pada Yun Zhifeng, sang pembunuh juga harus terus menanggapi serangan api Li yang muncul tiba-tiba. Energi spiritual dan stamina-nya terkuras dengan cepat.
Ia segera menyadari: Kedua lawannya ini ingin mengulur-ulur waktu sampai dirinya kehabisan tenaga.
“Sorot matanya langsung berubah tajam, tiba-tiba berhenti. Bahkan pedang Yun Zhifeng pun tak dihiraukannya. Kedua tangannya menyatu membentuk segel, ujung jari memancarkan cahaya merah yang mengerikan.”
“Tepat di saat itu, terdengar ringkikan keledai keras dari belakangnya.”
“Aaaa— Eh!”
“Seketika, kaki belakang keledai yang kuat menendang keras kepalanya.”
“Sang pembunuh terpana oleh tendangan itu, segel di tangannya berhenti seketika.”
“Song Nanshi mengacungkan jempol: ‘Hebat, Saudara Keledai!’”
“Menghentikan mantra dengan cara fisik.”
“Yun Zhifeng yang sudah memanfaatkan kesempatan ini langsung menahannya dengan pedang. Melihat si pembunuh masih tak mau menyerah ingin membuat segel lagi, Yun Zhifeng berpikir sebentar, lalu menghajarnya lagi di kepala dengan blak-blakan.”
“Kali ini sangat mirip gaya si Keledai.”
“Sang pembunuh melotot lalu memejamkan mata dengan lemas.”
“Melihat itu, Song Nanshi cepat-cepat berlari mendekat. Setelah memeriksa orang di tanah dan memastikannya masih bernapas, dia langsung berkata: ‘Bawa dia pergi dulu, cari tempat sepi.’”
Yun Zhifeng refleks bertanya: "Untuk apa?"
Song Nanshi memandangnya dengan heran, dengan wajar berkata: "Tentu saja untuk membunuh dan memotong-motong mayat, menghancurkan bukti."
Yun Zhifeng: "……"
Dia memandang Song Nanshi dengan mata terbelalak.
Kemudian dia tenggelam dalam pikiran: "Aku masih punya sebotol bubuk penghancur mayat..."
Song Nanshi: "……"
Kini gilirannya yang syok.
Aku hanya bercanda, Saudara Besar! Kau ini ngapain sih!
Yun Zhifeng yang berpura-pura mengeluarkan bubuk penghancur mayat dari cincin penyimpanan yang kosong melompong, sorot matanya menyiratkan kilatan senyuman samar.
Tapi mengingat ini adalah jalur wajib dari Sekte Tanpa Batas ke Kota Xianyuan, mereka berdua akhirnya mencari daerah terpencil yang sepi untuk mendiskusikan cara mengurus orang ini.
Yun Zhifeng mengerutkan alis, berkata serius: "Orang ini tangan-tangannya berlumuran darah, tapi aku tak bisa bertindak sekarang. Yun... ada yang mengeluarkan perintah pasti membunuh untukku di platform 'Sudah Mati?'. Baik penerima perintah maupun pergerakannya pasti ada jejaknya. Setiap pembunuh di 'Sudah Mati?' memiliki lampu nyawa. Begitu lampu nyawanya padam, orang akan bisa melacak ke sini. Jika dia mati di sini, itu sama saja memberitahu lokasiku."
Biasanya, dia akan pergi begitu masalah selesai.
Tapi sekarang...
Yun Zhifeng melirik keledai Song Nanshi.
Dia masih menduga apakah Darah Kirin Yu-nya ada hubungannya dengan keledai itu.
Song Nanshi menyahut, "Ya, ya, ya," sambil tangannya sibuk.
Ketika Yun Zhifeng mengangkat kepala, dia melihat Song Nanshi sedang menjamah-jamah tubuh si pembunuh, bahkan mencoba membuka ikat pinggangnya.
Yun Zhifeng terkejut: "Apa yang kau lakukan?"
Song Nanshi mengernyitkan alis, protes: "Peringkat 42 terhormat, keluar rumah tidak membawa satu keping Lingshi pun, ini masuk akal?"
Yun Zhifeng: "......"
Ia merasakan emosi yang sulit dipercayai—kebingungan.
Menarik napas dalam-dalam, Yun Zhifeng berkata tenang, "Cincin penyimpanan membutuhkan kontrol energi spiritual. Setiap barang tambahan di dalamnya berarti mengalihkan fokus. Dalam misi pembunuhan yang mempertaruhkan nyawa, tak ada ruang untuk kelalaian sedikit pun. Barang bawaan harus seminimal mungkin."
Song Nanshi memaksa diri menerima penjelasan ini.
Sorot mata Yun Zhifeng kembali mengamatinya.
Tiba-tiba ia menyadari: dirinya tak sepenuhnya memahami gadis ini.
"Mengapa kau tak menanyakan identitasku? Atau alasan dibalik pemburuan ini?" tanyanya.
Song Nanshi menjawab tegas: "Tak perlu."
"Mengapa?"
"Bawa masalah."
Sebagai figuran di antara para pemeran utama, tak seorang pun lebih paham darinya betapa berbahayanya terlibat dalam drama orang lain.
"Kau menyelamatkanku sekali, kubalas sekali. Ini disebut penyelesaian utang."
"Sengaja mencelupkan diri ke dalam masalah? Itu tindakan idiot."
Yun Zhifeng memandangnya, tenggelam dalam kontemplasi.
Akhirnya, Yun Zhifeng menyegel aliran spiritual si pembunuh itu, lalu menutup meridian suaranya sehingga ia tidak bisa bertindak maupun bicara.
Tubuhnya tidak memiliki luka parah, lampu kehidupan pun tak akan mencurigakan. Setelah aliran spiritualnya diblokir, dia juga takkan bisa kabur. Kalau mati, pihak sana hanya akan mengira dia gagal menyelesaikan tugas.
Asal bisa mengelabui periode sensitif ini, kita bisa melakukan apapun padanya tanpa kekhawatiran nanti.
Yun Zhifeng merenungkan apakah akan mengurungnya di gua pegunungan terpencil.
Song Nanshi memandangi si pembunuh itu, tiba-tiba teringat sesuatu.
"Tunggu dulu!" serunya buru-buru.
Setelah berkata demikian, dia segera menghubungi kakak kedua sect-nya, Zhu Xiu, menggunakan talisman komunikasi.
Sambungan tersambung cepat: "Adik Senior?"
Song Nanshi langsung ke inti: "Kak, krematoriummu kan sedang kekurangan tenaga kerja? Aku punya kandidat di sini."
Zhu Xiu: "Hmm? Orang seperti apa?"
Song Nanshi: "Pembunuh purnawirawan, spesialisasiku. Dulu ahli membunuh, kini ahli menguburkan."
"Kalau dia memperkenalkan seorang pembunuh purnawirawan ke orang lain, pasti sudah lama dibantah."
Tapi Kakak Kedua langsung bersemangat.
"Oh? Adik Senior, jelaskan lebih detail."
Song Nanshi: "Energi spiritualnya sekarang diblokir, tapi fisiknya kuat untuk menguburkan orang. Kakak Senior hanya perlu menyediakan tiga kali makan sehari dan satu ranjang, bebas gaji、bebas cuti, sebaiknya bekerja 12 jam sehari selama 30 hari sebulan, tanpa libur sepanjang tahun."
Suara Kakak Kedua tiba-tiba menjadi lembut: "Untuk karyawan baik seperti ini, tentu semakin banyak semakin baik."
Song Nanshi merasa puas.
Zhu Xiu juga puas.
Keduanya menyepakati waktu penyerahan, lalu memutuskan talisman komunikasi dengan perasaan lega.
Ketika mengangkat pandangan, dia melihat Yun Zhifeng sedang memandanginya dengan ekspresi kompleks.
Ia tampak ragu, lama-kelamaan bertanya: "Apakah Sekte Tanpa Batas kalian juga menjalankan bisnis yang mengambil keuntungan dari kedua belah pihak?"
Song Nanshi: "......"
Dia berpura-pura tidak mendengar.
Yun Zhifeng juga tidak menuntut lebih. Melihat masalah sudah terselesaikan, setelah berpikir sejenak, dia menyerahkan keledainya: "Seperti yang disepakati tadi, keledai ini sekarang milikmu."
Song Nanshi sama sekali tidak sungkan. Sambil lalu bertanya: "Berapa Lingshi kau membeli keledai ini?"
Yun Zhifeng: "Lima puluh Lingshi."
Song Nanshi terhenti sejenak, memandangnya dengan ekspresi seperti melihat orang bodoh.
Yun Zhifeng merasa ada yang tidak beres: "Ada apa?"
Song Nanshi: "Keledai ini hanya hewan biasa, belum memiliki kecerdasan spiritual. Bukan makhluk spiritual."
Yun Zhifeng mulai cemas: "Kalau harga..."
Song Nanshi: "Dengan lima puluh Lingshi-ku, aku bisa membawakanmu empat ekor!"
Yun Zhifeng: "..."
Pandangannya kosong.
Song Nanshi menghela napas, menepuk bahunya dengan bijak: "Di dunia ini ada sesuatu yang disebut menawar harga."
