Setelah mengantar pasangan protagonis yang mungkin akan menjalani pacaran termahal sepanjang sejarah ini, Song Nanshi memasak sisa lobak dalam satu kuali.
Entah para tokoh utama mencintai dengan gegap gempita atau menderita sampai terukir dalam sanubari, bagi figuran seperti dirinya, hari-hari tetap harus dijalani, makanan pun harus tetap disantap.
Si miskin tetap harus melanjutkan mencari uang.
Song Nanshi mengambil alat kerjanya, bersiap untuk kembali ke pekerjaannya sambil tetap menjadi NPC latar bagi para protagonis.
Berjualan ramalan.
Sebelum pergi, ia membuka Sistem Tukang Ramal seperti biasa dan mengambil sebuah . Begitu melihat ramalan, ia langsung merasa ada yang tidak beres.
"Bencana dan keberuntungan saling terkait", sebuah ramalan sedang.
Song Nanshi ragu sejenak, tidak yakin apakah ramalan ini termasuk kategori "ramalan bagus selalu benar" atau "ramalan buruk hanyalah takhayul feodal".
Tapi segera ia tidak lagi dilema, karena melihat tanggal yang tertera pada ramalan itu.
15 Februari.
Song Nanshi diam sejenak, ekspresinya melengkung tak wajar.
Di zaman modern, ada sesuatu yang ditakuti mahasiswa: ujian.
Ada kata yang membuat budak korporat menggertakkan gigi: insentif.
Song Nanshi mengira keuntungan terbesar setelah lintas waktu adalah lepas dari ujian dan insentif.
Tapi ia terlalu tak mengerti dunia.
Sekte Tanpa Batas memiliki aturan tertulis: Murid di bawah level Kristal Emas wajib mengikuti assessment teori setiap bulan purnama.
Ujian Bulanan.
Song Nanshi sangat tidak memahami mengapa cultivation masih perlu ujian teori. Kemudian ada yang menjelaskan, saat Sekte Tanpa Batas baru didirikan, mereka lebih fokus pada praktik lapangan dan mengabaikan pendidikan teori. Dalam waktu singkat, muncul banyak murid dengan kemampuan luar biasa. Tapi belakangan, murid-murid ini mulai mengalami masalah kondisi batin. Akhirnya sekte mengambil keputusan berat setelah merenungkan kegagalan ini.
Tapi ada informasi rahasia yang menyebutkan, alasan sebenarnya adalah saat itu ada beberapa anggota sekte yang bahkan tidak bisa membaca huruf lengkap. Saat bertanding dengan sekte lain, mereka salah mengucapkan nama jurus sampai diejek puluhan tahun.
Song Nanshi: “……”
Jadi generasi mereka harus menghadapi ujian, lah!
Sebenarnya tidak ikut ujian juga boleh, syaratnya harus menyelesaikan 15 tugas sukarela untuk sekte setiap bulan.
Antara ujian atau insentif.
Daripada kerja rodi untuk orang lain, Song Nanshi memilih ujian.
Dengan beban semakin berat di hati, Song Nanshi pergi ke tim penegak hukum untuk mendaftar assessment sekte malam ini.
Saat itu tim penegak hukum sudah ramai dikunjungi. Ekspresi setiap orang muram, tidak seperti mau ujian, lebih mirip menghadiri pemakaman.
Paman seperguruan yang bertugas mendaftarkan mereka terlihat sangat kesal: "Ada apa! Kalian semua seperti kehilangan ayah dan ibu! Tersenyumlah!"
Para hadirin tertawa pahit.
Paman seperguruan ini: "……"
Ia duduk kembali dengan ekspresi datar.
Song Nanshi yang terjepit di tengah kerumunan sedih, susah payah menyelesaikan pendaftaran. Begitu berhasil keluar, ia melihat senior utama Long Aotian di luar kerumunan yang juga berwajah muram.
Song Nanshi merasa ada kedekatan. Tak disangka Long Aotian pun punya hari dimana ia cemas menghadapi ujian.
Liu Lao Tou di sampingnya menepuk-nepuk dada dengan percaya diri: "Jangan khawatir, assessment teori di bawah level Kristal Emas, mungkinkah sulit bagi orang tua kecil ini?"
Pandangan Song Nanshi pada Liu Lao Tou seperti sedang melihat mesin belajar.
Tapi Jiang Ji yang bermoral tinggi membantah: "Masalah berlatih, tidak bisa ya tidak bisa. Meskipun kau yang mengerjakanku, aku tetap tidak paham."
Liu Lao Tou menggerutu protes dengan suara tidak jelas karena kerumunan terlalu ramai.
Setelah melirik sekali lagi, Song Nanshi berbalik badan pergi.
Saat itu dia mendengar sebuah frasa dari mulut si kakek tua itu.
Baiwu Mijing.
Langkah Song Nanshi terhenti sejenak, kemudian telinganya menangkap lebih banyak informasi.
“……Kabar tentang Baiwu Mijing akan dirilis dua hari lagi, kesempatan sekali dalam 50 tahun, kau harus persiapkan diri dengan baik!”
Song Nanshi mengangguk paham.
Mengerti, ini kakek tua Golden Finger sedang memberi kesempatan pada Long Aotian.
Dia ingat di kisah asli, Jiang Ji mengalami banyak mijing-mijing seperti ini, entah ini kesempatan yang mana.
Lagipula tak ada urusan dengan cari uang, dia tak tertarik, kakinya melangkah hendak pergi.
Tiba-tiba suara penuh semangat Golden Finger menggema: “Bahkan jika kau tak peduli hamparan tumbuhan spiritual, gua penuh Lingshi, artefak magis yang tak terhitung—tapi kau juga tak peduli dengan kemampuan diri sendiri?!”
Song Nanshi membeku di tempat!
Hamparan tumbuhan spiritual... Gua penuh Lingshi... Artefak magis tak terhitung...
Ini semua tak kau pedulikan, Long Aotian, kau ini manusia atau bukan sih?
Song Nanshi menjadi iri seperti lemon ajaib, tubuhnya bergerak tak wajar di tempat.
Tapi agar tak ketahuan, dengan perasaan iri yang menyengat, dia akhirnya pergi dengan mengeratkan gigi.
Setelah kepergiannya, Liu Lao Tou seperti merasakan sesuatu dan menoleh ke belakang, berkata: "Sepertinya tadi kulihat adik ketigamu."
Jiang Ji menjawab wajar: "Hari ini ada assessment, mungkin dia juga datang mendaftar."
Liu Lao Tou pun tak lagi berprasangka, melanjutkan penjelasan tentang keuntungan ruang rahasia Baiwu.
……
Di sisi lain, Song Nanshi menunggangi Kak Keledai sambil melaju perlahan ke Kota Xianyuan, otaknya penuh bayangan ruang rahasia Baiwu.
Baiwu, dua karakter yang begitu memesona.
Bai, seperti kilau putih Lingshi yang memancar; Wu, radikal kayu, melambangkan tumbuhan spiritual yang tak terhitung.
Song Nanshi merasakan, mungkin inilah yang disebut perasaan sedang berpacaran.
Sayangnya, ini adalah tempat Long Aotian mengambil kebetulan, belum tahu siapa yang akan jadi umpan meriam nanti.
Song Nanshi merasa dilema apakah ia harus mempertaruhkan nyawa demi sang cantik kesayangan.
Inilah, perasaan selalu ragu dalam percintaan.
Song Nanshi mengeluh dan menghela napas, berencana menanyakan informasi tentang Ruang Rahasia Baiwu sepulang nanti.
Kak Keledai sama sekali tidak menyadari tuannya sedang galau karena cinta, menurutnya Song Nanshi yang kadang mengeluh kadang tertawa aneh ini jelas-jelas gila.
Manusia dan keledai dengan pikiran berbeda tiba di Kota Xianyuan. Baru sampai, Song Nanshi langsung mencium keanehan.
Ia memicingkan mata, mengamati lapak di sebelahnya.
Dulu di sebelahnya ada paman penjual permen berbentuk manusia yang sangat ramah.
Kini, seorang pemuda sedang duduk di situ dengan spanduk kain yang terasa familiar baginya.
Ahli ramalan.
Sekte Tanpa Batas tidak punya ahli ramalan lain, pastilah orang ini pendatang.
Ternyata ada pesaing yang berani menyerobot wilayah kekuasaannya.
Yun Zhifeng tanpa diketahui kapan sudah mendekatinya, berkata dengan tenang: "Orang itu menyebut dirinya Juemingzi, juga seorang ahli ramalan."
Song Nanshi berhenti sejenak, heran: "Juemingzi?"
Yun Zhifeng: "Ada masalah apa?"
Song Nanshi: "……"
Tidak ada, hanya saja Juemingzi adalah nama obat, penurun panas detoksifikasi, juga mengatasi sembelit.
Entah dengan perasaan apa orang tua si ini memberinya nama yang bermakna khasiat obat seperti ini.
Tapi itu semua bukan hal terpenting, yang paling penting adalah Song Nanshi pernah memiliki bantal Juemingzi di kehidupan sebelumnya.
Jadi sekarang begitu mendengar nama ini, yang terlintas di benaknya adalah bantal.
Tapi dia sangat percaya diri, menepuk-nepuk dada: "Aku Tuan Song sudah mengembangkan bisnis di sini bertahun-tahun, bagaimanapun juga tak mungkin kalah bersaing dari sebuah bantal, kau tenang saja!"
Sambil berkata demikian, dengan raut biasa saja dia menyusun lapaknya, mengeluarkan tempurung kura-kura cadangan yang sudah usang.
Yun Zhifeng: "……"
Ia menatap ekspresi penuh keyakinan Song Nanshi, ingin mengatakan sesuatu namun ragu-ragu.
Meski tak tahu mengapa dia disebut Bantal Juemingzi, di mata Yun Zhifeng, pemuda ramah yang terus tersenyum ini jelas bukan lawan yang mudah dihadapi.
Yun Zhifeng menatap Juemingzi dengan pandangan menyelidik sejenak, lalu berbalik kembali ke lapaknya dengan raut wajah dingin.
Sementara itu, Song Nanshi sudah bersiap dengan gaya khasnya, siap memulai bisnis ramalannya.
Diam-diam ia melirik ke arah "Sang Bantal".
Kebetulan si Bantal sedang menoleh, pandangan mereka bertemu.
Pria itu mengangguk ramah padanya sambil tetap tersenyum.
Song Nanshi menyipitkan matanya.
Sepanjang siang, diam-diam ia bersaing ketat dengan Sang Bantal.
Tak lama kemudian ia sadar, meski kemampuan meramalnya belum tentu sebanding, tapi pria ini jelas telah menguasai seni retorika layaknya kitab suci.
Contohnya, ketika Song Nanshi bertemu rekan seperguruannya yang juga akan mengikuti assessment malam ini.
"Bolehkah saya tahu peluang lulus ujian malam ini?" pinta sang rekan.
Song Nanshi: "……"
Orang lain biasanya belajar kilat, tapi kamu bahkan malas menyentuh kaki Buddha, langsung bergantung pada hal-hal mistis.
Dia hampir bisa memastikan nasib rekan seperguruannya ini.
Tapi demi profesionalisme, dia tetap melakukan perhitungan dengan sungguh-sungguh.
Lalu menemukan kemungkinan teman ini lulus ujian hampir setara dengan nol.
Ah ini...
Song Nanshi merasa mengucapkan ini akan membuat kedua pihak merasa canggung.
Tapi tak masalah, bagaimanapun dia telah mempelajari seni berkomunikasi.
Setelah berpikir sejenak, Song Nanshi bertanya dengan lembut: "Adik seperguruan, ujian kali ini tentang pemahaman kitab, apa kamu menyukai mata pelajaran ini?"
Meski tak suka, adik seperguruan ini tak bisa mengatakannya terus terang, hanya bisa bergumam: "Suka."
Song Nanshi pun menunjukkan senyum lega.
Dia berkata: "Selamat! Bulan depan, kamu masih punya kesempatan untuk melanjutkan belajar mata kuliah ini!"
Adik seperguruan ini: "..."
Ternyata adik ini juga punya kecerdasan emosional tinggi, langsung menangkap maksudnya.
Artinya, bulan depan dia harus mengikuti ujian susulan.
Adik seperguruan itu diam cukup lama di depan lapaknya, meletakkan Lingshi, lalu pergi dengan langkah gontai.
……Lalu dengan tak mau menyerah, ia duduk di lapak Kakak Bantal itu.
Song Nanshi kesal bukan main.
Lagipula hasil perhitungannya tetap sama, ia penasaran apakah si Kakak Bantal ini bisa meramalkan sebatang bunga.
Fakta membuktikan, Kakak Bantal tidak meramalkan bunga, tapi mengucapkan bunga.
Dalam waktu berikutnya, ia memamerkan versi upgrade《Seni Berbicara》pada Song Nanshi.
Dengan melihat batang ramalan, ia tersenyum dan menyajikan semangkuk sup ayam penyemangat, membuat sang adik seperguruan tersadar dan menangis pilu atas waktu yang terbuang sebelum pidatonya selesai.
Song Nanshi sudah terpana, namun si Kakak Bantal belum berhenti. Setelah menghibur, ia... langsung menjual kelas kursus.
Song Nanshi：“……”
Song Nanshi：“？？？”
Kau ini peramal atau skema piramida?
Song Nanshi tercengang melihat adik seperguruan itu memberikan uang ramalan, membeli kursus, bahkan dengan antusias berjanji akan membuatkan spanduk penghargaan untuknya.
Song Nanshi ingin menelepon polisi!
Setelah adik seperguruan itu pergi, Bantal Gege memutar kepala dan melihat Song Nanshi yang masih ternganga.
Bantal Gege tersenyum tipis, mengangguk padanya: "Saya Juemingzi, dari Sekte Cangwu."
Song Nanshi segera menutup mulutnya yang menganga, menjawab sopan: "Song Nanshi, Sekte Tanpa Batas."
Bantal Gege memandanginya: "Sekte Tanpa Batas memang tempat berkumpulnya orang-orang berbakat."
Sebelum Song Nanshi memahami maksud ucapan itu, Yun Zhifeng sudah berdiri di sampingnya dengan nada dingin: "Tentu saja."
Bantal Gege hanya tersenyum, tak mempermasalahkannya. Ia membereskan barang-barang dan pergi.
Saat pergi, secarik kertas terjatuh dari bajunya. Song Nanshi tak sempat memanggilnya sebelum sosoknya menghilang.
Song Nanshi membungkuk ingin memungut, tapi Yun Zhifeng lebih dulu mengambilnya sambil mengernyitkan alis.
Song Nanshi baru saja ingin melihat, tiba-tiba merasakan gerakan di lengan bajunya. Melihat ke bawah, Kura-Kura tak tahu sejak kapan sudah merayap keluar, diam-diam bergerak menuju arah yang baru saja ditempuh Kakak Bantal.
Dengan santai ia menangkap Kura-Kura.
Beralih melihat benda di tangan Yun Zhifeng, Song Nanshi menemukan selebaran promosi bertuliskan: Sekte Cangwu menemukan ruang rahasia baru, namun karena anggota sektanya sedikit, membuka pendaftaran cultivator untuk eksplorasi.
Nama ruang rahasia itu adalah Ruang Rahasia Heiwu.
Seketika Song Nanshi teringat pada Ruang Rahasia Baiwu.
Ruang rahasia gosip yang numpang popularitas begini!
Tapi sebelum ia sempat mengerutkan alis, matanya sudah menangkap syarat rekrutmen cultivator.
1.500 Lingshi per hari, barang-barang yang diperoleh di ruang rahasia tidak mengambil sepeser pun.
Song Nanshi: "!"
Bergumam pelan: "Yun Zhifeng, aku jatuh cinta lagi..."
Yun Zhifeng yang sedang merenung: "!"
Ia menatapnya dengan terkejut.
Bai Wu, Hei Wu, ini bukan soal siapa yang ikut-ikutan tren siapa, ini jelas-jelas Mawar Merah dan Putih! Surga!
Sebelum dia sempat sadar dari "surga" ini, suara Yun Zhifeng yang terdengar canggung menyela: "Lagi? Pacaran?"
Song Nanshi mengeluh: "Aku bukan satu-satunya perempuan di dunia ini yang tertarik pada dua orang sekaligus, kan?"
Yun Zhifeng: "..."
Dengan sangat perlahan, dia menutup kertas di tangannya, memandangi Song Nanshi dengan raut wajah penuh keterkejutan.
Dia menyadari, dirinya masih meremehkan Song Nanshi.
Perempuan ini... benar-benar punya sesuatu yang spesial.
