Tubuh yang terjun bebas membawa deru angin kencang di telinga.
Tapi ketiga orang yang sedang terjun ini mempertahankan keheningan aneh yang tak pantas.
Keheningan tak pada tempatnya yang berkoordinasi dengan keadaan terjun cepat mereka, membuat pemandangan depan membocorkan aura menyeramkan.
Tapi kali ini, bahkan Liu Lao Tou yang biasa paling ribut pun tak berani bersuara.
Di bawah nafsu bertahan hidup yang kuat, kedua manusia dan satu hantu ini merasakan krisis seperti duri di punggung.
Mereka merasa, siapa yang berani bacot lebih satu kata di hadapan Song Nanshi saat ini, maka saat mereka mendarat, itulah saat Song Nanshi akan merobek mereka menjadi serpihan dengan tangan kosong!
Para hadirin saling pandang.
Namun sebelum mereka sempat berinteraksi melalui permainan mata untuk menyampaikan informasi berguna, Kak Keledai yang sebelumnya disuapkan paksa ke dalam cincin penyimpanan Yun Zhifeng saat mendaki gunung, menyembulkan kepalanya dengan tidak sesuai waktu.
Niat awal Kak Keledai hanyalah menyembulkan kepala untuk menghirup udara segar. Namun setelah matanya yang khas mengamati ke kiri dan kanan, ia baru muncul terlambat menyadari situasi mereka sekarang.
Mata keledai itu perlahan melebar.
Seketika, jeritan seperti hendak disembelih menembus keheningan aneh, menggema seantero Langit dan Bumi dalam sekejap!
"Aaahhhh——Ekk!"
Jiang Ji: "!"
Jantungnya hampir copot karena kaget, langsung panik memandang adik ketiganya!
Song Nanshi memutar kepala dengan tempo stabil, mengawasi mereka dengan ekspresi datar.
Jiang Ji gagap: "Adik... Adik Senior..."
Dibandingkan Jiang Ji yang panik, Yun Zhifeng tampak jauh lebih tak gentar di tengah bahaya.
Dengan cepat ia menekan kepala keledai ke dalam cincin penyimpanan, menyegel cincin itu, lalu mengangkat wajah menatap Song Nanshi.
Dengan tenang ia mengangguk: "Tidak apa-apa, lanjutkan."
Song Nanshi berhenti sejenak.
Kemudian ia mengalihkan pandangan dengan ekspresi datar.
Semua ini terekam jelas oleh Jiang Ji.
Ia tertegun.
Seketika, calon Long Aotian masa depan ini mulai merasakan rasa segan yang dalam terhadap musuh bebuyutannya, sorot matanya berubah total.
Song Nanshi menangkap semua ini lewat sudut matanya. Untuk sesaat ia ingin tertawa, entah karena jengkel atau terhibur.
Ia melirik ke bawah lagi.
Telapak kaki adalah kegelapan tak berujung, seolah-olah tak ada akhirnya. Mengangkat kepala pun, tak ada secercah cahaya yang terlihat.
Song Nanshi diam sejenak.
Tiba-tiba muncul empat kata itu di benaknya.
Hukum Jatuh dari Tebing.
Sial!
Dia hanya tahu Jiang Ji punya nama lain Long Aotian, tapi lupa prinsip tak terbantahkan: Long Aotian pasti jatuh dari tebing, dan setiap kejatuhan pasti ada jodoh!
Saat melihat rumput Jue Ying tumbuh di tepi tebing, seharusnya dia sadar - tebing yang dihadapi Long Aotian mana mungkin cuma tebing biasa!
Song Nanshi mengingat kembali adegan barusan.
Tebing itu sebenarnya tidak terlalu dalam, cuma sekitar dua puluh meter, jauh dari kategori dalamnya tak terlihat dasar.
Lagipula rumput Jue Ying masih berjarak tiga empat meter dari tepi tebing.
Setelah memikirkannya, dia yakin meski fisiknya lemah, mustahil bisa tergelincir 3-4 meter hanya saat memetik rumput lalu terjatuh seperti melakukan gerakan akrobatik.
Ini bukan kecelakaan, ini pertunjukan sirkus.
Dan mundur sepuluh ribu langkah, bahkan jika kakinya benar-benar licin hingga melakukan split terjun bebas dari tebing, tebing setinggi 20 meter itu seharusnya tidak akan menjerumuskannya ke jurang dalam seluas sepuluh ribu zhang yang terasa penuh kerinduan seperti di depan matanya ini.
Semua ini terjadi persis pada detik ia melepas rumput Jueying.
Sekejap itu, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menariknya jatuh lurus ke bawah.
Jueying Cao.
Song Nanshi merenung sejenak, menurutnya dibanding Hukum Dramatis Terjun Tebing yang memaksanya jatuh, masalah lebih mungkin terletak pada rumput Jueying.
Ia tahu beberapa makhluk sakti ahli mantra mampu memanfaatkan formasi atau teknik sihir ruang untuk membuka ruang terpisah.
Ruang seperti ini biasanya memerlukan momen kunci untuk masuk atau... kunci penjara.
Song Nanshi kembali memandang rumput Jueying di tangannya.
Baik, kunci penjara.
Setelah memahami ini, logikanya mulai mengalir lebih mulus.
Ruang seperti ini sulit dibuat, tapi efeknya dalam menghadapi musuh tidak terlalu signifikan. Jadi biasanya hanya makhluk sakti yang punya waktu untuk membuatnya, umumnya digunakan untuk mewariskan ilmu.
Eh, kebetulan banget nih! Pas masuk tadi, aku baru dengar penjelasan Kakak Senior Zhao. Alasan ruang rahasia Baiwu begitu populer adalah karena dulu ada makhluk sakti yang meninggalkan warisannya di sini.
Warisan, ruang rahasia, Long Aotian.
Hehehehe.
Pantas disebut Hukum Jurang. Meski jatuhnya palsu, kesempatan emasnya tetap harus nyata.
Song Nanshi tak bisa menahan tawa.
Tiba-tiba dia mendengar Jiang Ji bertanya hati-hati: "Adik Senior, kau... kau tertawa apa?"
Song Nanshi menoleh dan melihat dalang utama Long Aotian.
Dengan lembut dia berkata: "Aku senang."
Jiang Ji: "..."
Dia tak berani bersuara lagi.
Song Nanshi melirik ke bawah lagi. "Sudah berapa lama kita terjatuh?"
Yun Zhifeng menjawab singkat dan tegas: "Sudah setengah cangkir teh waktu berlalu."
Ia bertanya pada Jiang Ji: "Shixiong, bisakah kau mengendarai pedang di sini?"
Jiang Ji terkejut sekaligus tersanjung, buru-buru berkata: "Sudah kucoba saat jatuh, tidak bisa."
Seperti yang diduga.
Song Nanshi memikirkannya lebih dalam, merasa apakah si kakek tua yang meninggalkan warisan ini ada cacat.
Setelah masuk langsung membuat orang mengalami jatuh bebas?
Namun baru saja berpikir demikian, tiba-tiba terdengar teriakan Jiang Ji: "Ada cahaya!"
Ketiganya serentak menunduk melihat.
Dari kegelapan hitam legam yang sebelumnya terasa tak berujung, muncul secercah cahaya yang mendekat dengan cepat!
Song Nanshi segera menyadari: "Itu tanah, bersiaplah!"
Sekalipun cultivator, jatuh dari ketinggian begini nyawa kecil bisa hilang separuh!
Ketiganya segera menunjukkan kemampuan masing-masing.
Jiang Ji dan Yun Zhifeng mengeluarkan pedang, sementara Song Nanshi meraih tanda hitam di tangannya.
Dalam konsentrasi penuh ketiga orang itu, cahaya semakin mendekat disertai pemandangan tanah batu yang keras dan dinding batu yang mulai terlihat jelas.
Sepertinya sebuah gua raksasa.
Song Nanshi hanya sempat memikirkan sebanyak itu.
Saat ketinggian dirasa sudah cukup, ketiganya serentak bergerak.
Sorot mata Yun Zhifeng dan Jiang Ji tajam menyapu. Menyadari tanah sudah sejengkal di bawah, mereka mengayunkan pedang ke kiri dan kanan. Cahaya pedang menghantam dinding batu dengan suara gemuruh dahsyat, gaya reaksinya memperlambat kecepatan jatuh kedua orang itu secara bertahap.
Cara Song Nanshi lebih sederhana. Langsung ia mengeluarkan Api Li yang membumbung dari tanah, berubah menjadi teratai api raksasa yang dengan lembut menyangga tubuhnya di udara lalu menurunkannya ke tanah dengan mantap.
Teratai api lenyap, Song Nanshi mendarat sambil menyunggingkan senyum percaya diri di sudut mulutnya.
...Tiba-tiba serpihan batu dan debu yang beterbangan dari kiri-kanan itu menyergapnya, memenuhi seluruh kepala dan wajahnya.
Song Nanshi: "..."
Lelah, hancur saja.
Di sisi lain, Yun Zhifeng dan Jiang Ji berhasil menghentikan gaya jatuh dengan beberapa tebasan pedang, lalu mendarat dengan mantap setelah salto.
Dua cultivator pedang ini saling memandang melalui hujan batu kecil, tak kuasa menahan senyum kecocokan antar sesama ahli pedang.
Tiba-tiba suara datar terdengar dari belakang mereka: "Cakep sekali, kan?"
Jiang Ji refleks menjawab: "Lumayanlah, ini kan teknik dasar..."
Ia berbalik sambil tersenyum.
Senyumnya langsung membeku, berubah menjadi panik.
Song Nanshi yang penuh debu batu menatap mereka dengan ekspresi datar.
Jiang Ji gemetar: "Adik... adik senior..."
Yun Zhifeng diam sejenak, lalu memejamkan mata berat.
Saat ini, ia yakin jika suatu hari nanti Song Nanshi membunuh mereka diam-diam di ruang rahasia ini, bukanlah hal yang aneh.
Liu Lao Tou menggeleng: "Perselisihan internal saudara, perselisihan internal saudara."
……
Setengah jam kemudian.
Song Nanshi telah merapikan diri, berdiri di tepi dinding sambil mengangkat lengan, mendengarkan dua pria yang selain merepotkan percuma tak berguna di hadapannya berusaha mengalihkan topik.
Jiang Ji: "Adik Senior, saat kau memetik rumput Jueying itu, aku dan Kakak Yun melihat sesuatu seperti lumpur hitam tiba-tiba muncul di bawah kakimu yang menarikmu ke bawah. Kami berusaha menarikmu keluar, tapi tak disangka malah terhisap ke sini."
Yun Zhifeng mengangguk menyetujui, menambahkan: "Ini mungkin ruang independen yang ditinggalkan makhluk sakti di ruang rahasia, tujuan sebenarnya masih belum jelas."
Kecuali warisan makhluk sakti yang tak terduga, analisis mereka dengan Song Nanshi sama persis dengan biasanya.
Jiang Ji berkata: "Jadi menurutku, kunci untuk keluar seharusnya masih ada di rumput Jueying di tangan Adik Senior ini."
Yun Zhifeng menggelengkan kepala menentang: "Tidak, rumput Jueying ini mungkin kunci penjara untuk masuk, tapi kalau keluar juga bisa mengandalkannya, ruang ini jadi terlalu sederhana. Aku tak bisa membayangkan siapa yang bersusah payah membuat ruang independen sesederhana ini."
Mereka berdebat di samping, sementara Song Nanshi mengamati tempat ini.
Mirip dengan yang dilihatnya di udara, ini seperti gua batu raksasa dengan meja-kursi, tempat tidur, bahkan perlengkapan teh berdebu - seolah pernah dihuni seseorang.
Sangat sesuai dengan gambaran Song Nanshi tentang tempat tinggal makhluk sakti.
Tapi entah mengapa ia merasa agak familiar.
Tapi setelah dipikir, kebanyakan kediaman cultivator memang seperti ini, nyaris serupa sih.
Melihat mereka masih berdiskusi, Song Nanshi langsung bicara: "Sudahlah! Daripada berdebat, mending kita cari cara keluar di sini."
Mungkin merasa bersalah, kedua pria itu langsung patuh dan mulai memeriksa sekeliling.
Song Nanshi juga ikut memeriksa di belakang mereka, tapi sementara mereka mencari cara keluar, dia fokus mengawasi Jiang Ji, melihat apakah si Long Aotian ini bisa menemukan warisan. Kalau bisa, mereka bisa segera pergi setelah warisan itu diterima.
Sekalian mencari petunjuk tersembunyi di sekitar.
Saat matanya menyapu ruangan, pandangan sampingnya menangkap perlengkapan teh di atas meja.
Meski penuh debu, peralatan teh itu jelas terlihat pernah dirawat dengan sangat baik. Pemiliknya pasti pencinta teh sejati.
Song Nanshi teringat Lao Shi yang mengajarinya ramalan - pria tua itu juga sangat menyukai teh.
Selain teh, dia juga tergila-gila pada anggur.
Uang receh yang ada di tangannya hampir selalu habis untuk dua hal itu: teh dan anggur.
Sambil termenung, dia membuka lemari kayu di sampingnya dengan santai. Terpampanglah deretan guci anggur yang tersusun rapi.
Song Nanshi terkejut.
Melihat reaksinya, Yun Zhifeng reflek bertanya: "Ada apa?"
Dia segera melihat dan melihat lemari teh berisi guci-guci anggur, tak bisa menahan lega.
Hanya anggur biasa.
Song Nanshi tersadar, pertama mengerutkan alis lalu perlahan menggeleng: "Tidak apa, cuma tiba-tiba teringat, Lao Shi... sesepuh yang mengajariku ramalan juga pencinta teh sekaligus penyuka anggur."
Ekspresi Yun Zhifeng berubah.
Dengan nada kontemplatif ia berkata: "Kebetulan yang menarik."
Song Nanshi menangkap nada bicaranya, semakin merasakan keanehan.
Tapi tak bisa menjelaskan sumber kecurigaannya.
Banyak orang di dunia yang suka teh dan anggur, mungkinkah sesepuh di ribuan li sana ada hubungan dengan makhluk sakti yang telah tiada seribu tahun?
Pasti ini hanya prasangkanya yang berlebihan.
Song Nanshi melirik sekali lagi, menutup lemari teh sambil berseru: "Senior Jiang, ada temuan?"
Suara Jiang Ji letih: "Sama sekali tidak ada petunjuk."
Alis Song Nanshi kembali berkerut.
Tempat ini tidak bisa dibilang besar atau kecil, tapi sekilas pandang hanya ada benda-benda ini, masih ada apa lagi yang tidak mereka perhatikan?
Mungkinkah ada formasi warisan instan tersembunyi di gua ini yang menunggu sang Shixiong menemukannya, ataukah gua ini hanya pengalih perhatian, dengan ruang rahasia di dalamnya?
Memikirkan ruang rahasia, pandangan Song Nanshi refleks tertuju pada penyangga lilin di samping.
Mengikuti skenario drama atau TV, saat ini dia hanya perlu memutar penyangga lilin itu, maka pintu masuk ruang rahasia akan langsung muncul di dinding batu.
Song Nanshi pun refleks memutarnya.
Lalu...
"Bzzz——"
Song Nanshi langsung melepaskan pegangan, tertegun memandangi pintu batu di seberang yang perlahan membuka ke dua sisi.
Ini... Benar ada ruang rahasia?
Bagaimana mungkin kebetulan begini...
Suara ini membuat Jiang Ji dan Yun Zhifeng menoleh, Liu Lao Tou berteriak kaget: "Ternyata ada ruang rahasia di sini!"
Jiang Ji juga tampak tak percaya, menoleh ke Song Nanshi: "Adik Senior, bagaimana kau menemukannya?"
Song Nanshi masih belum menyadari, reflek menjawab: "Kebetulan?"
Jiang Ji langsung berkata: "Kalau begitu aku yang masuk dulu untuk menyelidiki."
Dia proaktif membuka percakapan.
Song Nanshi pun mulai berpikir, mungkin ini benar-benar warisan ruang rahasia milik Long Aotian.
Karena itu dia sementara tidak menentang.
Melihat situasi ini, Jiang Ji mengeluarkan pedang panjangnya, mengambil posisi waspada, bersiap menjelajahi "ruang rahasia" itu.
Alis Song Nanshi semakin berkerut.
Sebuah insting yang semakin kuat memberitahunya: Ada yang sangat tidak beres di sini.
Tapi tempat ini...
Song Nanshi kembali mengangkat wajah, memandang sekeliling gua batu ini.
Saat itu, Jiang Ji sudah sampai di depan pintu "ruang rahasia", mengangkat satu kaki.
Sepcepat kilat, Song Nanshi akhirnya menyadari sumber ketidakberesan itu!
Dia berseru kasar: "Hentikan!"
Bersamaan dengan suara Yun Zhifeng: "Kembali!"
Jiang Ji menghentikan langkah dengan bingung, menatap mereka dengan kebingungan.
Yun Zhifeng hanya menatap Song Nanshi.
Song Nanshi mengerutkan alis, perlahan mengamati gua ini dari ujung ke ujung.
Dia tahu ada yang salah.
Perlengkapan teh yang dirawat dengan sangat baik di atas meja, anggur yang disimpan di lemari teh.
Semua ini memberinya perasaan déjà vu.
Lao Shi.
Lao Shi menyukainya teh dan anggur, dan dia suka menyimpan anggur di lemari teh.
Karena pernah suatu periode, Song Nanshi sangat menentang kebiasaan minum berlebihan Lao Shi. Takut merepotkan, dia menyimpan anggur di lemari teh, berpura-pura itu adalah daun teh, dan telah membohonginya selama berhari-hari.
Di antara orang yang dikenal Song Nanshi, hanya Lao Shi yang melakukan ini.
Dan gua ini...
Song Nanshi akhirnya tahu mengapa gua ini terasa familiar baginya.
Karena gua ini sepenuhnya adalah versi kediaman Lao Shi yang diperbesar, diperindah, dan dikondisikan tampak usang!
Sial!
Sesaat sebelumnya, Song Nanshi berpikir: Lao Shi berada ribuan li jauhnya, mana mungkin ada hubungan dengan makhluk sakti dari ribuan tahun lalu.
Detik ini pun ia masih berpikir demikian, hubungan apa yang mungkin antara Lao Shi dengan makhluk sakti dari seribu tahun silam? Seribu tahun lalu Lao Shi bahkan belum lahir!
Namun tiba-tiba ia menyadari satu hal.
Lao Shi memang tak punya kaitan dengan makhluk sakti ribuan tahun lalu, tapi saat ini, orang yang terhubung dengan makhluk sakti yang telah tiada itu adalah Song Nanshi sendiri.
Song Nanshi tiba-tiba paham.
Ini bukan kediaman makhluk sakti dari ribuan tahun silam.
Ini adalah gambaran Song Nanshi tentang bagaimana seharusnya tempat tinggal seorang makhluk sakti.
Sepanjang hidupnya, sosok paling beraura suci dan paling layak disebut makhluk sakti yang pernah Song Nanshi temui bukanlah gurunya Jianzun yang Tak Tergantikan, melainkan Lao Shi.
Maka ia pun membayangkan, seorang makhluk sakti dari seribu tahun lalu seharusnya seperti Lao Shi - tinggal secara sederhana, penuh humor, dan mencintai anggur.
Maka yang terpampang di hadapannya sekarang adalah tempat yang dipenuhi kesan déjà vu.
——Tempat ini terbentuk berdasarkan imajinasinya.
Dia merasa, warisan seorang makhluk sakti sulit ditemukan, di sini seharusnya ada ruang rahasia.
Maka terciptalah sebuah ruang rahasia.
Dalam imajinasinya tentang drama, sebagian besar ruang rahasia dibuka menggunakan penyangga lilin sejenis.
Maka dia menggunakan sebuah penyangga lilin untuk membuka ruang rahasia.
Song Nanshi menghela napas, mengulurkan tangan sambil menatap rumput Jueying di tangannya.
Di bawah tatapannya, rumput Jueying perlahan berubah bentuk, akhirnya bertransformasi menjadi batu berpendar.
Bersamaan dengan itu, "kediaman makhluk sakti" yang dibayangkan Song Nanshi ini juga ikut menghilang.
Ruang rahasia lenyap, kediaman lenyap, semua orang kini berdiri di ruang putih polos.
Jiang Ji terkejut: "Apa yang terjadi!"
Liu Lao Tou juga kaget: "Apa..."
Yun Zhifeng tenggelam dalam pikiran: "Ternyata..."
Mereka semua seolah telah menyadari sesuatu, hanya Jiang Ji yang masih bingung.
Song Nanshi memeriksa batu berpendar di tangannya, lalu melihat sekeliling ruang putih, menggaruk-garuk kepalanya.
Baik, bahkan rumput Jueying ini pun hanyalah hasil imajinasinya.
Hanya tidak tahu apakah batu di tangan ini dan ruang putih polos di depan mata adalah wajah asli dari ruang ini, ataukah ini masih "seharusnya seperti ini" dalam bayangannya.
Saat itu, Yun Zhifeng sudah berbicara: "Ini ilusi, dunia yang berubah-ubah sesuai imajinasi manusia. Segala yang baru saja kita lihat seharusnya adalah hasil bayangan Song Nanshi."
Liu Lao Tou tak peduli apakah orang lain mendengar atau tidak, menambahkan: "Kita mungkin sudah terperangkap sejak pertama kali naik gunung. Kalian mencari rumput Jueying, maka kunci penjara yang bisa menarik kalian ke ilusi itu berubah menjadi rumput Jueying. Aku heran kenapa tiba-tiba rumput Jueying jadi mudah ditemukan belakangan ini!"
Song Nanshi tetap berekspresi datar.
Dia akhirnya mengerti kenapa waktu baru terjatuh ke sini mereka bisa jatuh begitu lama.
Karena saat itu dia belum membayangkan seperti apa bagian bawahnya!
Setelah dia menyimpulkan bahwa ini seharusnya tempat warisan makhluk sakti, ruangan ini langsung berubah menjadi kediaman makhluk sakti sesuai bayangannya, lalu mereka tiba-tiba sampai di dasar.
Dengan tenang dia bertanya: "Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang!"
Jiang Ji dan Yun Zhifeng saling memandang.
Liu Lao Tou di samping berkata: "Meski tak tahu mengapa ilusi ini menggunakan imajinasi adik seniormu sebagai pemicu, tapi dalam situasi seperti ini biasanya kita hanya bisa bergantung pada adik seniormu."
Maka Jiang Ji yang baru memahami situasi terpaksa memaksakan diri pura-pura mengerti: "Hanya bisa mengandalkanmu."
Song Nanshi: "Apa yang harus kulakukan?"
Liu Lao Tou: "Kau hanya perlu mencapai keadaan tanpa keinginan, maka ilusi ini akan terpecahkan!"
Jiang Ji menjadi penyambung lidah: "Kau harus tanpa keinginan!"
Song Nanshi: "……"
Tanpa keinginan.
Kau sedang menyulitkan Harimau Gendut ini!
Song Nanshi bisa menebak maksud ruang rahasia ini. Jika ini masih ujian warisan makhluk sakti, maka mereka sedang menyaring integritas moral.
Tapi! Siapa yang bisa memberitahu mengapa penyaringan jatuh padanya!
Bukankah seharusnya Long Aotian?
Dia cuma orang biasa yang mencintai uang! Mau dia tanpa keinginan?
Baru saja dia berpikir demikian, tiba-tiba di udara mulai turun hujan Lingshi berdesir.
Song Nanshi：“！”
Matanya terbelalak lebar!
Tapi begitu menyadari ini semua hanya imajinasinya, hatinya terasa bagai ditusuk belati!
Di sampingnya, Yun Zhifeng yang wajahnya kebanjiran Lingshi：“……”
Dengan ekspresi datar, ia menatap ke atas：“Song Nanshi, apa yang kau pikirkan tadi?！”
Song Nanshi jujur menjawab：“Memikirkan Lingshi.”
Yun Zhifeng berkata tenang：“Apa kau juga membayangkan cara membalas dendam karena tadi aku menyipratkan serpihan batu ke bajumu?”
Song Nanshi：“……”
Perasaannya terbaca.
Saat mereka berdebat soal balas dendam, Jiang Ji di sebelah nyaris terkubur Lingshi, buru-buru berteriak：“Adik Senior! Cepat pikirkan hal lain!”
Melihat keadaan tragis Jiang Ji, Song Nanshi pun panik.
Kalau Long Aotian benar-benar mati terkubur, tamatlah riwayat!
Tapi semakin dia berpikir seperti itu, semakin banyak Lingshi yang mengubur tubuhnya.
Bahkan Yun Zhifeng tak bisa menghindari nasib yang sama.
Yun Zhifeng：“Jangan memikirkan Lingshi lagi!”
Song Nanshi：“……” Betapa sulitnya ini!
Ia menggeretakkan gigi：“Lalu apa yang harus kupikirkan!”
Yun Zhifeng：“Pikirkan apa saja asal jangan Lingshi!”
Melihat keduanya hampir tertimbun Lingshi, Song Nanshi buru-buru menenangkan diri, mencoba mengalihkan perhatian.
Jangan pikirkan Lingshi jangan pikirkan Lingshi!
Cepat pikirkan hal lain!
Sesaat kemudian, Lingshi menghilang.
Dari udara berhamburan harta karun emas-perak, pil, dan artefak magis.
Ketiganya：“......”
Apa tak bisa lepas dari uang begitu?
Song Nanshi juga merasa malu, tersenyum kecut：“Akan kucoba lagi.”
Ia lalu duduk bersila, berusaha keras mencapai ketenangan batin tanpa keinginan.
Tapi posisi bersila hanya bisa menenangkan, bukan menghilangkan keinginan.
Maka saat Song Nanshi bermeditasi dengan pikiran yang berputar kencang, Yun Zhifeng dan Jiang Ji mengalami banjir bandang, tsunami, kebakaran, gempa bumi berturut-turut melalui "ketiadaan keinginan"-nya.
Dan seiring berjalannya waktu, bencana alam ini perlahan menunjukkan kecenderungan untuk berubah menjadi bencana buatan manusia.
Contohnya seorang cultivator pria yang mirip Jiang Ji tiba-tiba berlari sambil berteriak "Nasibku ditanganku sendiri, bukan Tian!"
Contoh lain, seorang murid perempuan yang mirip Zhu Xiu dengan tulisan "krematorium" menyala di dahinya.
Atau Pertempuran Besar Dewa-Iblis tak jelas asal usulnya, dimana sosok aneh berteriak "Akan kuhancurkan tiga alam semesta untuk memilikimu!"
Jiang Ji dan Yun Zhifeng: “？？？”
Liu Lao Tou membuka mata lebar-lebar: "Adik Seniormu ini pasti sudah membaca banyak novel, ya?"
Semakin lama semakin tidak masuk akal.
Yun Zhifeng, Jiang Ji, dan Liu Lao Tou—tiga penduduk asli dunia kultivasi—hari ini mengalami perang antarbintang dan pengepungan zombie ala film zaman modern.
Liu Lao Tou melototi gerombolan zombie berwajah mengerikan itu, akhirnya mempertanyakan makna kehidupan: "Gadis seusia ini, sudah sedemikian hancurkah dunia spiritualnya?"
Dia sedikit khawatir dengan kondisi mental Song Nanshi.
Batas kesabaran Yun Zhifeng akhirnya habis ketika melihat seorang perempuan berambut panjang mengenakan baju putih merangkak keluar dari kotak persegi.
Dalam iringan musik horor yang entah dari mana datangnya, ia mendekat dan membangunkan Song Nanshi yang sedang bersila.
Song Nanshi membuka mata dengan bingung: "Ada apa?"
Yun Zhifeng: "Lebih baik kau jangan berlagak tanpa keinginan lagi."
Dengan tenang ia berkata: "Aku takut."
Song Nanshi: "……"
Ekspresinya berubah kompleks.
Kalian para pria dewasa bertubuh besar kok bisa takut segala sesuatu?
Tampak gagah tapi tak berguna!
