Sejak mulai berlatih kultivasi, Song Nanshi belum pernah seserius ini dalam bersila.
Tapi percuma saja.
Dengan ekspresi datar, ia duduk di bantal duduk sambil menatap televisi yang tak selaras dengan suasana zaman kuno.
Nonaku Sadako berambut panjang berbaju putih merangkak keluar dari TV diiringi musik horor misterius.
Song Nanshi merasa, dalam kehidupan ini ditambah kehidupan sebelumnya, tidak akan pernah lagi mengalami hal yang lebih tidak masuk akal dibanding adegan di depan matanya ini.
Sungguh, tidak ada yang lebih absurd dari ini.
Nonaku Sadako merangkak keluar dari TV dengan kaku dan gerakan aneh, perlahan-lahan mendekati mereka diiringi musik yang semakin menyeramkan.
Tiga orang plus Liu Lao Tou yang tidak sepenuhnya manusia menatap semua ini dengan ekspresi datar.
Setelah mengamati cukup lama, Liu Lao Tou mengerutkan alis dan bertanya: "Apakah kaki gadis ini cacat? Tidak bisakah dia berjalan dengan berdiri?"
Song Nanshi: "..."
Sejujurnya, karena kesan mendalam terhadap adegan nonaku Sadako merangkak keluar TV, dirinya hampir lupa apakah cara maju karakter ini sebenarnya dengan berjalan atau merangkak.
Tapi tetap saja, hatinya merasa tidak tega membiarkan seorang perempuan terus merangkak di lantai.
Tiba-tiba, nonaku Sadako yang masih merangkak itu berdiri tegak di tempat dengan suara "krek".
Dengan gaya gerak yang mengambang dan aneh, dia perlahan mendekati mereka, sementara alunan musik itu semakin menyeramkan.
Jiang Ji mengamati sekian lama, lalu berkomentar: "Teknik kaki gadis ini cukup unik, saat pertempuran mudah membingungkan musuh, patut dipelajari."
Kemudian dia bertanya pada Song Nanshi: "Siapa nama gadis ini?"
Song Nanshi: "...Kau bisa memanggilnya Sadako."
"Oh." Jiang Ji mengangguk sopan ke arah Sadako: "Nona Sadako."
Liu Lao Tou langsung menyeringai: "Dasar bodoh, ini kan orang imajinasi adik seniormu, kalau mau berkonsultasi harus keluar dulu."
Jiang Ji lalu bertanya pada Song Nanshi: "Kalau begitu, berani tanya, dari mana asal nona Sadako ini?"
Song Nanshi: "...Seharusnya kau tanya dari mana asal arwahnya."
Jiang Ji terkejut: "Nona ini adalah hantu?!"
Liu Lao Tou juga kaget: "Apa? Hantu? Tidak mungkin! Xiao Laotou sekarang ini setengah hantu pun, kami para hantu tidak pernah merangkak seperti itu!"
Sambil berkata begitu, pandangan si kakek tua ini pada Jeng Shi langsung menjadi memilih-pilih, mengkritiknya dari ujung kepala sampai kaki, seolah ingin mencabut status hantunya.
Song Nanshi: “……”
Kalian ini ada masalah apa sih! Nonton film hantu nggak takut sudah biasa, tapi kok sampai menyerang fisik aktornya?
Sukacita dan duka antara manusia tidaklah sama, Song Nanshi hanya merasa mereka berisik.
Jelas terlihat, yang merasa berisik bukan cuma Song Nanshi seorang.
Yun Zhifeng yang tetap menjaga kesunyian berkualitas tinggi sejak membangunkan Song Nanshi akhirnya tak tahan lagi, “Song Nanshi, bisakah kau hentikan dulu musik ini?”
Song Nanshi: “……”
Ia berhenti sejenak, mengganti BGM di pikirannya.
Maka di detik berikutnya, musik horor yang menggema di seluruh ruang berganti menjadi 《Keberuntungan Datang》.
Seperti diketahui, suasana film horor separuhnya dibangun oleh musik yang mengangkat nilai.
Maka, di bawah iringan "Good Fortune", Song Nanshi tiba-tiba merasakan langkah seram dan aneh Kakak Sadako seolah memiliki ritme yang enak didengar, membuatnya ingin menyematkan bunga merah besar di kepala hantu itu.
Detik berikutnya, rambut hantu putih Sadako tiba-tiba muncul dihiasi rangkaian bunga merah meriah.
Melihat bunga merah itu, Song Nanshi tak bisa menahan pikirannya: "Bunga semacam ini cocok untuk tarian petani!"
Tak lama kemudian, pinggang nona Sadako tiba-tiba terikat selendang merah panjang.
Dengan rambut terurai menutupi wajah, Sadako memegang kedua ujung selendang merah itu dan mulai menggerakkan tubuh mengikuti irama musik "Good Fortune".
Adegan horor tiba-tiba berubah menjadi tayangan dokumenter pedesaan yang penuh nuansa kearifan lokal.
Yun Zhifeng: "..."
Song Nanshi: "..."
Song Nanshi terdiam sesaat, lalu mengalihkan pandangannya dengan perasaan bersalah.
Saat menoleh, dilihatnya Yun Zhifeng memejamkan mata dengan ekspresi datar.
Song Nanshi meminta maaf dengan tulus: "Maaf, aku sudah lupa kalau kau takut."
Yun Zhifeng langsung membuka mata: "Aku takut?"
Song Nanshi berkata dengan alasan yang sah: "Bukannya kau sendiri yang bilang? Suruh aku berhenti dari nafsu duniawi, lalu kau takut."
Yun Zhifeng tersenyum getir karena kesal.
Dengan ekspresi datar ia berkata: "Jadi apakah ada kemungkinan, ketika aku bilang takut, sebenarnya aku sedang khawatir dengan kondisi mentalmu saat ini?"
Song Nanshi: "……"
Malu, sudah membuat Anda memikirkannya.
Tapi...
Song Nanshi menunduk, memandang batu bersinar di tangannya dengan ekspresi rumit.
Sejujurnya, tanpa kejutan ini, bahkan dirinya tak tahu dunia spiritualnya ternyata begitu kaya.
Musik berisik, hantu wanita berisik, Jiang Ji dan Liu Lao Tou juga berisik.
Yun Zhifeng mengusap dahinya, suaranya lelah: "Hentikan dulu musik dan hantu ini, pindah ke lingkungan sunyi, mari kita diskusikan cara lain."
Setelah operasi yang heboh bak harimau, saat membuka mata ternyata keributan sudah terjadi seperti ini, Song Nanshi yang merasa bersalah buru-buru berkata: "Baik, baik."
Ia memejamkan mata, dalam hati terus mengulang "lingkungan sunyi, lingkungan sunyi".
Berkat usahanya, pemandangan di depan mata beberapa kali berubah, akhirnya semua orang duduk di antara tumpukan perhiasan emas-perak, Lingshi, dan artefak magis.
Di bawah tubuhnya, kursi singgasananya terbuat dari Lingshi kemurnian tinggi.
Musik menghilang, hantu wanita lenyap, lagu tradisional pun tiada.
Sebuah lingkungan yang sunyi.
Sunyi dan harmonis.
Dipenuhi aura kemewahan uang.
Yun Zhifeng: "..."
Dengan ekspresi datar, ia memejamkan mata.
Di telinga, terdengar suara Song Nanshi yang sangat malu: "Aku sudah mencoba berkali-kali, akhirnya menemukan sebuah alasan."
Dengan serius ia berkata: "Ternyata hanya uang yang bisa membuat hatiku yang gelisah ini menjadi tenang."
Ia melakukan introspeksi diri secara jelas dan terperinci.
Saat itu juga, Yun Zhifeng tiba-tiba mulai mempertanyakan makna kehidupan.
Membuat orang yang begitu mencintai uang menjadi tanpa keinginan? Apakah mereka benar-benar bisa keluar dari sini dalam kehidupan ini?
Dia membuka mata, suara berat: "Bersila takkan membuatmu tanpa keinginan. Kita harus mencari cara lain."
Song Nanshi mendengar ini, menyadari hal ini tak boleh ceroboh, langsung berkata serius: "Apa saja cara kalian? Mari kita coba semuanya."
Jiang Ji dan Yun Zhifeng saling memandang.
Liu Lao Tou juga merenung dalam-dalam.
Setelah lama, Yun Zhifeng tiba-tiba berkata: "Aku punya metode latihan baru yang bisa membuat praktisinya fokus dan tenang tanpa terganggu hal duniawi. Akan kuajarkan padamu sekarang."
Mendengar ini, reaksi pertama Song Nanshi adalah ketidaksetujuan.
Dengan halus dia berkata: "Metode latihan biasanya adalah rahasia keluarga atau sekte yang tak diwariskan. Memberikannya padaku begitu saja, pantaskah?"
Yun Zhifeng membalas: "Lalu membiarkan kita semua terjebak di sini tak bisa keluar, apakah itu pantas?"
Song Nanshi: "..."
Dia menyerah, bertanya: "Ilmu ini bisa membuatku tanpa keinginan?"
Yun Zhifeng berkata tegas dan pasti: "Tidak bisa, tapi ilmu ini lebih mudah mencapai kondisi ketiadaan diri dibandingkan metode lain. Mungkin bisa menipu ilusi ini."
Song Nanshi menghela napas lesu: "Kita coba dulu saja."
Keduanya langsung bertindak. Tanpa basa-basi, proses belajar-mengajar segera dimulai.
Melihat situasi ini, Jiang Ji buru-buru membawa Liu Lao Tou ke sisi lain ruangan, sengaja memalingkan muka agar tak secara tidak sengaja mempelajari ilmu rahasia keluarga mereka.
Kursi singgasananya Yu yang semula diduduki Song Nanshi dan Yun Zhifeng telah diganti dua bantal duduk. Kini mereka duduk berhadapan.
Ekspresi Song Nanshi serius, seluruh perhatiannya terkonsentrasi untuk mendengarkan mantra perlindungan yang akan diucapkan.
Tapi Yun Zhifeng malah memberi instruksi singkat: "Angkat tangan."
Dengan wajah bingung, Song Nanshi mengangkat tangannya.
Seketika telapak tangan Yun Zhifeng menempel erat pada genggamannya.
Song Nanshi terkejut: "Tidak ada mantra apa pun?"
Yun Zhifeng termenung sejenak: "Dulu saat aku belajar, seorang sesepuh keluarga langsung mengalirkan energi spiritualnya ke dalam tubuhku, memandu seluruh meridianku menyelesaikan satu Siklus Energi besar."
Suaranya datar: "Menurut mereka cara ini lebih efisien."
Song Nanshi tak bisa menahan diri mengernyitkan alis mendengar penjelasan itu.
Menggunakan praktik kultivasi dengan cara dipaksa diarahkan oleh senior berkekuatan tinggi memang metode pembelajaran yang relatif cepat, jauh lebih efektif dibanding menghafal mantra perlindungan lalu memahami sendiri.
Namun setiap Guru yang masih peduli dengan masa depan muridnya, pasti tak akan menggunakan cara seperti ini.
Pertama, bagi anak yang belum mulai berlatih dan sama sekali tidak memiliki energi spiritual dalam tubuhnya, paksaan memasukkan energi orang lain akan sangat menyakitkan. Sedikit kesalahan bisa melukai meridian.
Kedua, kecepatan ini dibayar dengan pengorbanan bakat. Hanya mengikuti metode tanpa memahami mantra sama seperti menghafal teks bahasa kuno yang samar tanpa mengerti maknanya. Pola menghafal buta ini lambat laun pasti menimbulkan masalah.
Ini adalah transaksi mengorbankan masa depan demi kecepatan sesaat. Jika si anak cukup berbakat untuk memahami mantra dari metode yang dijalankan, mungkin masih bisa bertahan. Tapi bagi yang kurang berbakat, jalan kultivasinya pasti akan terputus sebelum usia dua puluhan.
Bahkan Song Nanshi yang setiap hari mengeluh bahwa gurunya brengsek, guru brengsek itu pun tidak pernah mengajari murid dengan cara seperti ini.
Song Nanshi tak sadar menatap Yun Zhifeng. Ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu apakah pantas membuka mulut.
Yun Zhifeng malah berkata: "Tenang, tubuhmu memiliki energi spiritual. Asal ikuti bimbinganku, takkan terjadi masalah. Mengenai mantra perlindungan..."
Ia berpikir sejenak, lalu melanjutkan: "Selama bertahun-tahun aku telah memahami beberapa teknik. Nanti setelah keluar akan kuajarkan padamu."
Song Nanshi buru-buru menolak saat melihatnya bermaksud menjadi guru: "Tak perlu! Aku sudah punya mantra perlindungan sendiri. Ini hanya kondisi darurat!"
Yun Zhifeng terdiam sejenak, menunduk sambil tersenyum: "Memang seharusnya begitu."
Kemudian ia mulai membimbing Song Nanshi beradaptasi dengan metode latihan baru.
Di belakang mereka, Liu Lao Tou yang sedang bosan menoleh dan langsung membelalak: "Jiang Ji! Lihat itu! Si brengsek itu mulai bertindak kasar pada adik seniormu! Aku tak tega melihatnya!"
Jiang Ji segera menoleh setelah mendengar ucapan itu.
Lalu ia melihat, telapak tangan keduanya saling menempel dengan raut wajah serius. Hanya Liu Lao Tou yang brengos.
Dia kehilangan kata-kata, akhirnya membentak: "Jangan sembarangan bicara hal seperti ini!"
Liu Lao Tou menguap bosan: "Lagipula selainmu, siapa lagi yang bisa dengar?"
Jiang Ji mengerutkan alis mencoba meluruskan logika kakek tua itu. Namun sebelum debat selesai, Yun Zhifeng sudah datang.
Jiang Ji terkejut: "Bukannya kau sedang mengajari adik senior?"
Matanya menoleh, melihat Song Nanshi masih bersila bermeditasi.
Yun Zhifeng berkata datar: "Sudah selesai. Tinggal menunggu kapan dia bisa mempelajarinya."
Setelah berpikir, dia menambahkan: "Aku dulu belajar tiga jam. Tapi orang biasa mempelajari ilmu ini bisa sepuluh hari, setengah bulan bahkan setengah tahun. Kalian..."
Ucapan itu terpotong saat aura sekujur tubuh Song Nanshi tiba-tiba berubah.
Yun Zhifeng terkejut, menoleh kembali.
Jiang Ji bingung: "Hm? Ada apa?"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, menoleh, dan berkata: "Song Nanshi sudah belajar."
Dengan raut wajah kompleks, ia berkata: "Adik seniormu punya bakat yang luar biasa."
Jiang Ji terdiam sejenak, kehilangan kata-kata saat ini.
Adik senior punya bakat bagus?
Ia menatap Song Nanshi yang sedang bersila dengan mata terpejam, saat ini merasa versi adik senior yang butuh empat tahun untuk belajar ilmu pedang dan versi yang di depan matanya seolah dua orang berbeda.
Tiba-tiba ia teringat, saat adik senior memutuskan berhenti belajar pedang dulu, dirinya pernah menasihatinya sambil bertanya apakah dia mengerti konsekuensi keputusannya.
Song Nanshi menjawab: "Aku selalu tahu apa yang kubutuhkan."
Dia, selalu tahu.
……
Song Nanshi terus berada dalam meditasi sehari penuh.
Meski masih belum ada tanda-tanda bisa keluar, lingkungan sekitar mereka kini jauh lebih stabil.
Stabil dalam artian... terhampar uang dan kemewahan di mana-mana.
Tidak ada lagi situasi di mana Song Nanshi masuk meditasi sementara mereka menonton Sadako, ini benar-benar patut dirayakan.
Liu Lao Tou tak bisa menahan decak kagum, "Adik seniormu memang mencintai uang sepenuh hati."
Kondisi batin yang stabil seseorang paling bisa mencerminkan keadaan mentalnya.
Song Nanshi murni hanya ingin fokus mencari uang dengan stabil.
Menyentuh hati.
Dengan susah payah, Song Nanshi akhirnya membuka matanya.
Begitu membuka mata, dia langsung berkata: "Ini tidak boleh, kebohongan ini tidak akan lolos."
Sebenarnya tanpa perlu dia mengatakannya, para hadirin sudah paham.
Sehebat apapun ilmu silat, mustahil membuat manusia bebas dari nafsu dan keinginan.
Song Nanshi tidak bisa menipu dunia ilusi ini.
Song Nanshi mengusap dagunya, lalu menatap langsung ke Jiang Ji: "Shixiong, bagaimana pendapatmu?"
Jiang Ji langsung menoleh ke Liu Lao Tou.
Golden Finger, bagaimana analisamu?
Liu Lao Tou termenung sejenak, lalu berkata: "Sebenarnya, ada satu metode pamungkas."
Suaranya menjadi berat: "Suruh adik seniormu beralih ke Jalan Tanpa Cinta sekarang! Tanpa hati dan perasaan, secara alami tak akan ada nafsu duniawi!"
Song Nanshi: “……”
Jiang Ji: “……”
Jiang Ji berkata dengan susah payah: "Adik Senior, soal Jalan Tanpa Cinta ini..."
Song Nanshi langsung menyangkal tiga kali: "Tidak mungkin! Mustahil! Jangan harap!"
Uang saja belum cukup apalagi Jalan Tanpa Cinta.
Apa Jalan Tanpa Cinta bisa membuatnya kaya?
Dia segera berkata: "Lelah, tidur! Bicaranya nanti setelah bangun!"
Usai bicara, sebuah tempat tidur tiba-tiba muncul di sampingnya.
Song Nanshi langsung merebahkan diri dan terlelap.
Yun Zhifeng dan Jiang Ji saling pandang bingung.
Yun Zhifeng juga berkata: "Tidurlah, Song Nanshi sudah sibuk seharian."
Tangannya menyambar selimut yang tiba-tiba muncul di sampingnya, lalu memejamkan mata tanpa basa-basi.
Yun Zhifeng juga tidak salah bicara.
Seluruh ruang ini terbentuk dari imajinasi Song Nanshi. Demi mencegah ketiga orang zaman kuno ini menyaksikan hantu lagi, dia terus-menerus mengontrol pikirannya sendiri.
Tapi setelah tertidur, mimpi apa yang akan dialaminya sudah di luar kendalinya sendiri.
Maka, Yun Zhifeng baru tidur belum setengah jam, sudah terbangun oleh musik horor yang terdengar familiar.
Dia membuka mata, berbaring di dalam selimut dengan ekspresi datar sesaat, lalu bangun dengan wajah dingin.
Ia duduk di tempat tidur, memandang acuh tak acuh ke aarah dua hantu wanita bernama Sadako dan hantu lain bergaya serupa yang sedang bertengkar.
Ada yang memanggil hantu lainnya Kayako.
Pandangannya tak sengaja tertuju pada Song Nanshi.
Song Nanshi tidur lelap tanpa sadar, bahkan terkekeh pendek dua kali.
Yun Zhifeng: "？？？"
Bermimpi hantu bertengkar masih bisa tertawa? Ini kebiasaan unik macam apa?
Saat ia melihat lagi, adegan "Sadako vs Kayako" tadi sudah menghilang. Kini yang muncul di hadapannya... seorang pria berproporsi aneh mirip lukisan.
Pria itu berambut putih, membawa golok, dengan bulan sabit di dahinya.
Seorang pria pendek di sampingnya memanggilnya "Sesshomaru".
Yun Zhifeng：“……”
Ia diam sejenak, tiba-tiba tersadar.
Inilah yang sering disebut Song Nanshi sebagai karakter dua dimensi.
Dunia spiritual gadis ini... ya, sangat kaya.
Semalam, Song Nanshi dan senior utamanya tidur nyenyak, sedangkan Yun Zhifeng terjaga sepanjang malam.
Keesokan harinya, ia berdiri di hadapan Song Nanshi dengan lingkaran hitam di mata.
Ia bertanya: "Apakah Kagome memang reinkarnasi Kikyou?"
Song Nanshi terkejut, hampir mengira Yun Zhifeng kemasukan roh!
Kemudian ia menyadari kesalahannya, berkata dengan rasa bersalah: "Semalam..."
Yun Zhifeng mengangguk, mengonfirmasi persepsinya.
"Benar, karakter dua dimensi."
Song Nanshi：“……”
Song Nanshi merasa sangat bersalah.
Karena rasa bersalah itu, sepanjang hari ia semakin berusaha menjadi tanpa keinginan.
Namun perkembangan tetap nol.
Yun Zhifeng malah menjadi lebih santai.
Karena dia merasa dunia spiritual Song Nanshi yang kaya ini cukup menarik.
Semakin Yun Zhifeng berpikir begitu, semakin bersalah Song Nanshi.
Kini Yun Zhifeng memang merasa tertarik, tapi yang dilihat Song Nanshi di kehidupan sebelumnya plus kehidupan ini jauh lebih banyak dari sekadar hal "menarik" seperti ini.
Seandainya dia gagal mengontrol diri dan menciptakan sesuatu yang tidak boleh ditulis oleh JJWXC maupun disiarkan oleh SARFT muncul di hadapan mereka...
Baru itu benar-benar akan jadi "sangat menarik".
Tidak! Tidak boleh terpikir apalagi dilakukan!
Song Nanshi buru-buru membaca mantra penenang Qingxin.
Memandangi emas dan perak di depannya dengan ekspresi datar, Song Nanshi duduk di tanah sambil mempertanyakan makna kehidupan setelah hari ini kembali sia-sia.
Usai menikmati "boneka kertas" hari ini, Yun Zhifeng melihat kondisi Song Nanshi. Ia berhenti sejenak, mendekat, dan berkata: "Jangan terlalu membebani diri, ini bukan salahmu. Siapapun di antara kita takkan mudah mencapai kondisi tanpa keinginan."
Song Nanshi menatapnya dengan wajah datar.
Dia bertanya: "Nonton bioskop hari ini menyenangkan, ya?"
Yun Zhifeng tidak mengerti apa itu film, tapi dia menyadari apa yang dimaksud Song Nanshi.
Dengan menjaga sikap, dia berkata: "Cukup bisa diterima."
"Hehe." Song Nanshi mendengus dingin: "Ketika suatu hari aku jadi orang gila, kalianlah yang akan merasakan tekanan psikologis."
Yun Zhifeng: "……"
Dengan bijak dia mempertahankan diam-diam.
Tapi di sampingnya jelas ada yang tidak bijaksana.
Liu Lao Tou berteriak kaget: "Apa? Jiang Ji, adik seniormu seperti ini belum bisa dianggap orang gila?"
Song Nanshi: "……"
Sial!
Suatu hari dia pasti akan membuat si kakek tua ini memperluas wawasan tentang arti orang gila sejati!
Tapi...
Song Nanshi mengusap dagunya, tenggelam dalam pikiran.
Ada satu ucapan Yun Zhifeng yang benar.
Tak ada manusia yang bisa benar-benar tanpa keinginan.
Jika ilusi ini adalah cara makhluk sakti memilih penerus, maka standarnya sama seperti mencari orang suci.
Tapi bisakah orang suci mencapai kemurnian tanpa nafsu sama sekali?
Tidak mungkin.
Orang yang bisa tanpa keinginan, hanyalah dewa yang memiliki sifat ketuhanan semata, atau orang gila tanpa secercah karakter dasar manusiawi.
Apakah memilih penerus secara resmi akan menggunakan kriteria seperti ini?
Ataukah...
Song Nanshi tiba-tiba berdiri, berkata pada Yun Zhifeng di sampingnya: "Aku tidak mungkin tanpa keinginan."
Yun Zhifeng dan Jiang Ji sama-sama menoleh ke arahnya.
Song Nanshi seolah sedang berbicara dengan mereka, tapi juga seperti mengarah pada orang lain.
Dengan jujur ia mengaku: "Aku mencintai uang, sangat menyukai banyak uang. Aku serakah akan kesenangan, jika bisa tinggal di rumah nyaman, takkan mau di kediaman sederhana. Sifatku picik, tak pernah membalas kejahatan dengan kebaikan. Jika dihina tujuh bagian, akan kukembalikan sepuluh. Watakku dingin, sejak lahir takut mati, tidak suka ikut campur urusan orang lain, lebih suka mengabaikan hal yang tak terkait denganku."
Ia terus-menerus menyindir kekurangan dirinya sendiri.
Jiang Ji membuka mulutnya: "Adik Senior, kamu..."
Yun Zhifeng menarik lengannya dengan keras.
Song Nanshi mengangkat tangan: "Aku memang orang seperti ini, tidak pernah melakukan jasa besar, tidak pernah melakukan kejahatan besar, tidak bisa menjadi orang suci tanpa keinginan, juga tidak akan menjadi orang picik yang egois."
Ia tersenyum: "Aku tidak akan berubah, seumur hidup tidak akan bisa diubah. Senior, jika Anda merasa saya tidak memenuhi standar penerus yang Anda pilih, lepaskan kami sekarang. Kami sedang terburu-buru."
Seluruh ruang pribadi itu sunyi sejenak.
Sesaat kemudian, sekelompok karakter tiba-tiba muncul di udara.
——Kebetulan pribadi, hanya sekali ini.
Song Nanshi paham maksudnya.
Keluar berarti tidak bisa masuk kembali.
Mengasah diri menjadi orang suci yang memenuhi syarat di ruang ini, atau pergi?
Song Nanshi malah tersenyum.
Katanya: "Terima kasih atas kebijaksanaan senior."
Ucapan itu menggantung di udara.
Seketika, seluruh ruang kembali menjadi putih polos, sebuah pintu muncul di ujung putih itu.
Song Nanshi menoleh, memanggil mereka: "Pergi."
Tanpa ragu ia melangkah cepat ke depan.
Melihat ini, Yun Zhifeng tersenyum dan mengikuti.
Jiang Ji terkejut cukup lama baru menyusul.
Saat mendekat, ia melihat adik seniornya dan Yun Zhifeng sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan atas hilangnya kesempatan.
Yun Zhifeng bahkan bertanya: "Ternyata Kagome memang reinkarnasi Kikyo ya..."
……
Di sisi lain.
Begitu Song Nanshi dan yang lain baru pergi, Juemingzi yang kepalanya bengkak langsung menyusul masuk ke ruang ini.
Saat ini, batu kunci penjara masih berada di tangan Song Nanshi.
Maka, saat ia masuk, pertama yang dilihatnya adalah sebuah prasasti batu.
Di prasasti itu tertulis tiga karakter:
Gunung Sunyi.
Juemingzi mendengus dingin: "Rupanya mereka di sini, akan kucari sampai ketemu!"
Dengan percaya diri, ia melangkah masuk.
