Begitu kata-katanya keluar, Song Nanshi langsung sadar bahwa keinginan sederhananya untuk "berhenti jadi manusia" mungkin tak akan terwujud dalam kehidupan ini.
Maka tatapannya pada Pangeran Iblis itu tak bisa tidak menambah rasa iri.
Menjadi pemeran utama novel romansa kuno memang profesi yang menjanjikan.
Punya status, uang, dan gaya.
Sekalipun kini seperti harimau terdampar di Pingyang berubah jadi kelinci bisu, tetap ada wanita kaya seperti tokoh perempuan utama yang membiayainya. Sehari-hari makan Lingshi, saat bosan bisa merebah di pelukan harum yang lembut sang adik senior, dihibur oleh si cantik jelita.
Sialan, semakin dipikir semakin membuatku iri.
Andaikan Song Nanshi masih punya sisa-sisa integritas moral yang tipis itu, mungkin dia sudah bertanya pada adik seniornya apakah masih butuh hewan peliharaan.
Yang lebih tinggi satu kepala darinya, dua tahun lebih tua, tapi tak bisa apa-apa selain sangat bisa makan.
Cukup separuh perlakuan yang diterima si pemeran utama saja sudah berhasil.
Song Nanshi memikirkan berbagai hal yang kacau dalam hatinya, dengan susah payah menarik kembali sorot mata penuh kerinduan, lalu bertemu pandangan ngeri adik seniornya.
Ia berhenti sejenak.
Mengingat adik kecilnya yang cenderung penakut ini, dengan susah payah ia menyunggingkan senyuman dan bertanya lembut: "Adik Senior, jangan takut. Kakak Senior Ketiga hanya bercanda. Jadi manusia itu cukup baik, benar-benar cukup baik. Bagaimana mungkin aku tak mau jadi manusia? Kau setuju kan, hahaha......"
Yu Jiaojiao mendengar rentetan "hahaha" dari kakak senior ketiganya, hampir menangis ketakutan.
Dengan susah payah ia juga menyunggingkan senyuman dan gagap: "B-benar...kan?"
——Kalau bukan karena beberapa kali mengulang "cukup baik", mungkin ia benar-benar percaya.
Song Nanshi memuaskan diri sambil memalingkan kepala, mempersingkat topik ini lalu menyimak dengan seksama medan perang.
Awalnya, ketiga mereka melawan seorang Kakak Bantal yang kini berada di periode Yuanying, kebetulan seimbang kekuatannya.
Tapi perlu diketahui, Long Aotian sendiri pernah menghajar bos besar periode Yuanying dengan status Foundation Establishment, meskipun saat itu dia telah dimasukkan kata sandi kemampuan khusus.
Kini gabungan ketiganya baru bisa imbang dengan bantal ini, membuktikan bahwa kekuatan periode Yuanying bantal ini benar-benar murni tanpa sedikit pun campuran air.
Tapi setelah Kakak Kedua dan Pangeran Iblis dalam kondisi rusak perang bergabung, hal ini menjadi berbeda.
Beberapa pemeran utama mengepung sebuah bantal, mulai menekannya dengan serangan.
Song Nanshi segera mengontrol Api Li dan Angin Xun miliknya setelah melihat mereka unggul, secara proaktif menyerahkan medan perang dari posisi ujung tombak menjadi support, hanya sesekali memberikan pukulan tiba-tiba ke bantal itu.
Hal lain belum pasti, tapi ada satu poin yang benar dari perkataan bantal itu.
Sebagai cultivator yang baru Foundation Establishment, cadangan energi spiritualnya sama sekali tidak bisa mendukung Api Li dan Angin Xun yang menutupi langit ini untuk waktu lama.
Hanya saja awalnya tidak ada cara lain, Shixiong masih dalam pencerahan, tidak bisa diganggu sembarangan. Hanya dia dan Yun Zhifeng yang bertahan. Juemingzi membentuk formasi besar yang menutupi langit. Jika dia tidak ikut membuat pesta megah, sama sekali tidak bisa menekan serangan lawan.
Kalaulah bukan karena Lao Shi berkata dantian dan meridian-nya sejak lahir lebih lebar daripada orang lain, dia benar-benar tidak akan tahan menghamburkan energi seperti ini.
Tapi Song Nanshi saat ini belum banyak terlibat pertarungan, belum menyadari makna "lebih lebar" yang dimaksud Lao Shi. Dia juga tidak tahu kemampuan normal seorang di tahap Foundation Establishment seharusnya seperti apa.
Jika diganti dengan cultivator Foundation Establishment "wajar", bukan hanya energi spiritualnya yang terkuras habis - nyawa pun pasti sudah terisap kering saat ini.
Meski sekarang mereka unggul, hati Song Nanshi sama sekali tidak tenang, malah semakin waspada.
Seperti yang dia katakan, dia tidak percua periode Yuanying adalah kemampuan puncak dari bantal ini.
Si bantal ini masuk sambil menekan kekuatan. Meski Song Nanshi tak tahu alasannya, jelas dia punya agenda tersembunyi besar. Tak mungkin dia langsung mengeluarkan kartu as terakhir hanya karena diprovokasi.
Kemampuannya mencapai periode Yuanying dengan mudah membuktikan itu bukan batas maksimalnya. Bahkan mungkin masih jauh di atas itu.
Periode transformasi dewa? Atau... periode tribulasi yang tinggal selangkah menuju penerbangan ke surga?
Namun periode tribulasi yang hampir mencapai dewa saja sudah langka di dunia kultivasi. Seorang makhluk sakti berprospek cerah seperti ini, bukankah seharusnya bisa mengambil apapun di ruang rahasia secara terang-terangan? Mengapa harus menyamar dengan menekan cultivation level?
Kecuali jika: dia tidak bisa menemukannya, atau tidak mampu mengambilnya.
Tapi ini tetap tidak bisa menjelaskan alasan penekanan cultivation level ekstrim ini.
Akhirnya dia hanya bisa menduga: Ada alasan tertentu yang membuat bantal ini tidak boleh menampakkan cultivation level sebenarnya, bahkan semakin rendah semakin baik.
Jika tidak, seharusnya sejak dia dihajar masuk ke kerumunan Lebah Raja Iblis oleh mereka, dia sudah harus memulihkan kultivasinya untuk menjaga diri.
Tapi kenyataannya? Alih-alih memulihkan kemampuan, dia lebih memilih menjadi bantal berkepala babi yang dipenuhi sengatan, menggeretakkan gigi bertahan sampai saat ini.
Memikirkan ini, Song Nanshi merasakan kekaguman yang tidak sesuai waktu terhadap Kakak Bantal ini mulai membara di hatinya.
Ternyata, menjadi antagonis juga bukan peran yang bisa dilakukan sembarang orang.
Tapi kalau begitu... Apa yang akan terjadi jika kita memaksanya sampai dia terpaksa memulihkan kekuatan yang lebih tinggi?
Lebih baik jadi bantal kepala babi daripada memulihkan kemampuan, jelas menunjukkan harga yang harus dibayar untuk memulihkan kekuatan itu tak tertahkan baginya.
Song Nanshi melihat dengan jelas: Jika kemampuan asli bantal ini benar-benar mencapai level dewa atau tahap tribulasi, kecuali guru sampah mereka yang datang menghajarnya, tiga pemeran utama pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi kita bisa memaksanya memulihkan kekuatan, membiarkannya sendiri menanggung harga tak tertahkan itu.
Song Nanshi berpikir demikian, serangan tiba-tiba dari belakangnya semakin kejam tanpa mempedulikan prinsip Jianghu. Semua trik licik digunakan tanpa ampun.
Gangguan yang dilancarkan Juemingzi olehnya sendirian ternyata lebih menyebalkan daripada serangan kelompok. Ketika Song Nanshi kembali menyelinap untuk menyerang, akhirnya dia tak bisa menahan diri lagi.
Juemingzi meraung: "Kau yang bermarga Song! Berhentilah di sini! Aku masih bisa memaafkan bilah anginmu yang menusuk wajah dan mataku, tapi kau... kau berani...!"
Giginya gemeretak namun lama tak kunjung terucap keluhan spesifik apa yang dimaksudkannya.
Yang lain juga kebingungan, tak tahu apa sebenarnya yang dilakukan adik/kakak senior mereka. Hanya Yun Zhifeng yang, dari sudut pandangnya, memandang bokong Juemingzi yang terus mengucurkan darah... dengan ekspresi datar.
Yun Zhifeng: "..."
Tekadnya semakin kokoh: seumur hidup tak boleh bermusuhan dengan Song Nanshi.
Melihat mereka perlahan berhasil mengalahkan Juemingzi, Yun Zhifeng menyempatkan diri melirik pinggang Juemingzi. Ujung pedangnya menyentil, sebuah kantong penyimpanan langsung jatuh ke tangannya.
Tanpa menoleh, ia melemparkan kantong itu keluar medan perang sambil berkata, "Song Nanshi, tangkap!"
Refleks, Song Nanshi menangkapnya. Matanya berbinar penuh sukacita setelah melihat isinya.
Itu adalah Lingshi kesayangannya yang sempat disandera!
Tanpa menunggu, Song Nanshi langsung membuka kantong penyimpanan itu. Setelah memeriksa isinya dua kali dan memastikan tak ada Lingshi yang hilang, akhirnya ia bisa bernapas lega.
Syukurlah, semuanya aman.
Dengan hati-hati, ia menyimpan kantong itu ke dalam cincin penyimpanannya.
Selama ini dia selalu menerapkan sistem keamanan ganda: Lingshi disimpan dalam kantong, lalu kantongnya dimasukkan ke cincin. Ternyata cara ini masih bisa dicuri! Rupanya harus dicari cara lain lain kali.
Saat membuka cincin penyimpanan, sebongkah batu merah melintas sekilas di depan matanya. Song Nanshi merenung sejenak, teringat benda ini pernah tertelan oleh Kak Keledai lalu dimuntahkan kembali.
Cantik sekali.
Dia memutuskan setelah keluar nanti akan memberikan benda ini kepada Yun Zhifeng sebagai ucapan terima kasih telah menyelamatkan kumpulan Lingshi-nya.
Baru saja terpikir demikian, Yun Zhifeng kembali berseru: "Song Nanshi."
Song Nanshi yang masih bingung mengangkat wajah, lalu menangkap kantong penyimpanan lainnya.
Yun Zhifeng menjawab singkat: "Milik bantal ini. Periksa apakah ada yang kau butuhkan, kalau tidak ada, buang saja."
Mendengar ini, Song Nanshi sungguh merasa Yun Zhifeng telah berkembang.
Kini malah sudah mahir merampok, bagus-bagus.
Di tengah teriakan kemarahan Juemingzi, dengan gembira ia membuka kantong penyimpanan.
Namun kemudian ekspresinya langsung lunglai.
Kantong penyimpanan itu lebih bersih dari wajahnya.
Dia melihatnya lama, memastikan kantong penyimpanan besar ini benar-benar kosong sama sekali, lalu mengangkat kepala dengan ekspresi datar.
Nada bicaranya monoton: "Juemingzi, katanya kau ini anak orang kaya."
Juemingzi: “……”
Song Nanshi memandangnya seperti melihat penderita gangguan khayalan, suaranya bernada belas kasihan: "Jujurlah padaku, sudah berapa lama gejalamu begini?"
Juemingzi murka: "Kau yang bermarga Song! Jangan keterlaluan! Kau pikir uangku habis untuk apa!"
Song Nanshi bingung tak jelas.
Apa hubungannya dia dengan pengeluaran uang orang ini?
Lagipula tak ada yang diberikan padanya.
Ia menghina: "Tak punya uang ya mengaku saja, lihat aku—aku juga miskin tapi bisa terang-terangan mengakui diri sebagai orang miskin. Jadi manusia harus tulus."
Para hadirin: “……”
Juemingzi: “……”
Miskin ya miskin saja, bangga apaan sih!
Memikirkan berapa banyak Lingshi yang telah dia habiskan untuk memancing Song Nanshi masuk ke Black Wutong Secret Realm buatannya sendiri, namun akhirnya berakhir seperti ini, Juemingzi hampir memuntahkan darah tua!
Kau si miskin! Kau si miskin!
Tapi apakah karena kau miskin, kau harus menyeret semua orang ke strata yang sama dan menjadikan mereka miskin juga?
Memikirkan ini, tiba-tiba muncul pencerahan dalam diri Juemingzi.
Sebelum mendekati Song Nanshi, dia hidup nyaman sebagai Sesepuh yang mengendalikan situasi di balik layar.
Tapi setelah bertemu Song Nanshi, segalanya berubah.
Gengsi hilang, uang pun lenyap.
Saat meramal, dia memperhitungkan Song Nanshi sebagai variabel.
Apakah maksud 'variabel' ini adalah semua orang yang mendekati Song Nanshi akan berubah menjadi miskin?
Lagipula, dialah yang proaktif mendekati Song Nanshi dan memilih menjadi si miskin ini.
Terhantam rangkaian pukulan ini, Juemingzi benar-benar hancur hatinya.
Dan di saat yang sama, Song Nanshi diam-diam mengendalikan angin Xun berubah menjadi pisau angin, bersemangat ingin melancarkan serangan tiba-tiba ke pantatnya.
Juemingzi meledak dalam kemarahan besar!
Kau memperoleh papan ramalan! Kau kuasai ramalan kedua! Kau berintegritas tinggi!
Tapi sesuatu yang ia idamkan namun tak terjangkau, orang ini ternyata... ternyata menggunakannya untuk... mencolek pantat orang lain?!
Pada saat ini, mental Juemingzi langsung hancur berkeping-keping.
Sebenarnya sejak awal ia sudah dipukuli hingga tak berdaya, karena alasan tertentu, memaksa diri menahan sifat aslinya agar tak memulihkan kekuatan.
Namun dalam keadaan kaget dan marah ini, Juemingzi tak bisa mengontrol diri. Saat pedang Yun Zhifeng kembali menyerang, kharismanya melonjak drastis, langsung naik dari periode Yuanying ke tingkat transformasi dewa.
Tingkat transformasi dewa sudah bukan level yang bisa mereka tangani sekarang.
Beberapa orang langsung terhempas keluar oleh satu jurusnya.
Tapi meski jelas menguasai situasi, wajahnya justru lebih muram ketimbang mereka yang terhempas.
Song Nanshi，，：“，？”
Jiang JiZhu Xiu，，，。
Yun Zhifeng，。
Juemingzi，，，：“，？”
Song Nanshi，：“Lingshi，。”
Juemingzi。
：“！，Song Nanshi，！”
，Song Nanshi，。
Song Nanshi，Liu Lao TouYun Zhifeng。
“！”
“！”
Song Nanshi。
Di samping, Adik Senior bertanya bingung: "Apa itu perwujudan luar tubuh?"
Yun Zhifeng dengan wajah dingin menyelimuti: "Orang ini adalah perwujudan luar tubuh dari ahli yang lebih kuat."
Sebuah perwujudan saja sudah sekuat ini?
Tapi Jue Mingzi tak memandang yang lain, hanya mengawasi Song Nanshi dalam-dalam.
Dia berkata dingin: "Song Nanshi, kita akan bertemu lagi."
Saat ini, Song Nanshi tak tahu apakah "Jue Mingzi" yang berbicara atau tubuh asli yang memberi nyawa pada perwujudan ini.
Tapi setelah mengamati sejenak, tiba-tiba ia tersenyum dalam hati.
Dengan suara lembut ia berkata: "Maka aku akan menantimu sambil membawa papan nasibku."
Papan nasib, milikku.
Ekspresi dingin Jue Mingzi seketika melengkung tak wajar.
Dengan kasar ia membentak: "Jangan terlalu besar kepala!"
Song Nanshi: "Bisa! Membawa papan nasib, tak berani sombong."
Jue Mingzi: "Kulihat sampai kapan kau bisa terus melompat-lompat!"
Song Nanshi berpikir sejenak: "Bencana akan bertahan ribuan tahun, seharusnya bisa cukup lama."
Berhenti sebentar, menambahkan: "Bersama papan nasibku."
Jue Mingzi: "......"
Papan takdir papan takdir papan takdir.
Membunuh dan menghancurkan hati!
Saat ini, tubuh Juemingzi telah runtuh hingga di bawah dada.
Dia menarik napas dalam-dalam, namun tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Ada satu kabar untuk kalian."
Dia melanjutkan: "Ruang rahasia ini akan segera ambruk. Dengan kemampuan kalian, tentu bisa kabur. Tapi orang lain di ruang ini..." Suaranya menggantung.
Raut wajah Song Nanshi berubah drastis!
Namun seketika dia tersenyum dingin: "Mari kita lihat siapa yang akan terjebak di sini."
Begitu ucapannya selesai, tubuh Juemingzi tiba-tiba menghilang.
Segalanya kembali sunyi.
Hanya menyisakan jejak pertempuran di tanah.
Saat yang lain masih terlihat bingung, Song Nanshi berbalik badan langsung kabur.
Yun Zhifeng tersadar dan segera menyusul.
Jiang Ji bertanya terbata: "Apa... Bagaimana ini?"
Liu Lao Tou melirik orang-orang yang langsung mengikuti tanpa bertanya, lalu memaki-maki: "Ruang rahasia akan ambruk! Lari cepat, bodoh!"
Jiang Ji tersadar, segera menyusul.
Song Nanshi berlari kencang, raut wajahnya menghilang sepenuhnya.
Ia menerobos perpustakaan, kembali memasuki ilusi tempat mereka pertama kali masuk.
Saat ini ilusi kembali menjadi hamparan kosong, matanya menyapu sekeliling sebelum melemparkan batu bercahaya yang telah lama digenggamnya ke udara.
Ilusi diam sesaat, lalu lenyap seketika.
Sesaat kemudian, semua orang muncul di tepi tebing.
Angin gunung menderu, matahari sore mulai terbenam.
Song Nanshi berkata dengan tenang: "Berapa lama lagi sebelum ruang rahasia ditutup?"
Zhu Xiu menatap penunjuk waktu, menarik napas tajam: "Tinggal setengah jam lagi."
Setengah jam, satu jam.
Song Nanshi diam, langsung melemparkan papan nasib ke udara.
Papan nasib membesar, melayang di angkasa.
Song Nanshi memimpin dari depan langsung melompat, berkata: "Naik mobil."
Orang lain saling memandang, lalu ikut naik.
Tapi setelah naik, Yun Zhifeng merasa ada yang tidak beres, dia bertanya dengan tenang: "Song Nanshi, kamu baru saja mencapai Foundation Establishment, pernah belajar mengendarai pedang?"
Song Nanshi dengan alasan yang sah: "Belum!"
Yun Zhifeng hendak menyarankan untuk naik pedangnya, tiba-tiba mendengar Song Nanshi berkata: "Tapi akan kutunjukkan padamu apa itu operasi kelas tinggi."
"Xun mewakili angin." Katanya.
Sebelum Yun Zhifeng bereaksi, sesaat kemudian sensasi dorongan di punggung yang kuat terasa.
Seluruh papan takdir bagai kuda liar yang terlepas kendali, langsung melesat pergi.
Yun Zhifeng menyadari sesuatu, buru-buru memeriksa papan takdir.
Baru ia temukan, di delapan penjuru papan takdir, Trigram Xun berada di bagian ekor. Saat ini Trigram Xun menyala, angin Xun menyembur deras, langsung mendorong papan takdir melesat.
Papan takdir pun membawa gas buang yang berjejak, unggul jauh meninggalkan yang lain.
Di telinga, Zhu Xiu panik berkata: "Adik senior! Arahnya terbalik!"
Papan Nasib tiba-tiba berhenti sejenak, sesaat kemudian langsung membelok tajam dan melesat lagi.
Yun Zhifeng terlempar dengan wajah pucat pasi, perutnya bergolak.
Dia salah.
Mengapa dia mengira tak bisa mengontrol Papan Nasib tanpa belajar mengendarai pedang?
Song Nanshi memang belum belajar mengendarai pedang, tapi dia bisa menguasai angin Xun!
Benar-benar operasi kelas tinggi.
Di bawah kendali Papan Nasib, belum sampai setengah jam mereka sudah sampai di pintu keluar ruang rahasia.
Saat ini di situ sudah berkumpul banyak orang.
Begitu waktunya tiba, pintu ini akan terbuka dan melepas semua orang keluar.
Tapi Song Nanshi dan yang lain tahu, mereka mungkin takkan sempat menunggu pintu terbuka.
Atau lebih tepatnya, bahkan takkan sampai ke detik berikutnya.
Begitu mereka tiba di sini, belum sempat mendarat, seluruh ruang rahasia tiba-tiba berguncang.
Menghadapi perubahan drastis ini, ada yang berubah pucat, ada yang panik.
Song Nanshi melihat tak ada waktu untuk pelan-pelan, langsung mengeluarkan sebuah plakat giok dari cincin penyimpanan.
Ini adalah plakat giok yang diberikan Yun Zhifeng tak lama setelah memasuki ruang rahasia untuk perlindungan, menyimpan satu niat pedang.
Dia bertanya: "Seberapa besar kekuatan niat pedang di dalam ini?"
Yun Zhifeng: "Langsung merobek ruang rahasia ini bukan masalah."
Song Nanshi: "Siap."
Sambil berkata, dia langsung berdiri dan berseru keras: "Minggir!"
Ada yang mengangkat wajah, ada yang masih bingung, memandanginya dengan tatapan kosong.
Song Nanshi tak sempat menjelaskan lebih lanjut, langsung menghancurkannya plakat giok itu.
Sebuah niat pedang berwibawa muncul tiba-tiba, menebas pintu keluar ruang rahasia dengan satu pedang.
Pintu keluar terkoyak paksa membentuk retakan.
Namun bersamaan dengan itu, guncangan ruang rahasia semakin hebat, beberapa area bahkan sudah mulai runtuh.
Song Nanshi memaki-maki: "Apa lagi yang dilihat! Lari saja tidak bisa?!"
Akhirnya ada yang tersadar, tanpa bicara lagi langsung berbalik lari ke pintu keluar.
Song Nanshi juga tak ketinggalan, mengendarai piring takdirnya melesat cepat dan berhenti di depan pintu keluar.
Semua orang sudah turun.
Di tengah kerumunan yang kacau, Song Nanshi berkata, "Kalian pergi."
Liu Lao Tou juga menambahkan, "Benar, benar! Kita tidak tahu kapan ini akan runtuh, cepatlah pergi."
Tapi tak ada satu pun yang bergerak.
Jiang Ji bertanya, "Lalu bagaimana denganmu?"
Song Nanshi diam seribu bahasa, hanya mengeluarkan papan takdirnya.
"Xun Wei Feng."
Sebuah dinding angin tiba-tiba muncul, terlalu memaksakan untuk membuka pintu keluar yang mulai menutup perlahan setelah dibuka dengan kasar.
Dia berkata, "Aku harus menunjukkan pada bantal itu betapa hampa rencananya."
Yang lain saling memandang.
Yun Zhifeng tanpa sepatah kata melangkah dua langkah, mengibaskan pedangnya untuk menghancurkan batu besar yang runtuh, lalu berkata pada dua cultivator yang membeku ketakutan: "Lari!"
Jiang Ji mengikuti tanpa bicara.
Zhu Xiu langsung menuju ke area terpadat, dengan kasar mengusir kerumunan orang.
Adik Senior gemetar ketakutan hingga giginya berderik, namun sama sekali tak menyebut fobia sosial, hanya diam-diam memberi makan Lingshi pada kelinci.
Houtu lincah berlari di tengah kerumunan, membawa kembali satu per satu orang.
Liu Lao Tou tertegun: "Kalian... kalian..."
Dia terkejut lama, tiba-tiba murka mengibaskan lengan bajunya: "Kalian cari mati! Xiao Laotou tak mau ikut campur!"
Meski berkata begitu, saat mengangkat pandangan tak bisa menahan umpatannya: "Gadis, ubun-ubunmu."
Sebongkah batu jatuh, Song Nanshi cepat-cepat mengembangkan dinding angin menghalangi.
Tapi dia sengaja tak memandang ke arah Liu Lao Tou, berpura-pura tidak melihat.
Liu Lao Tou menyeringai dingin.
Seluruh rombongan sekolah bekerja sama, orang di ruang rahasia semakin berkurang, tapi ruang itu ambruk semakin cepat.
Song Nanshi bisa merasakan jelas energi spiritualnya habis terkuras dengan cepat.
Namun beruntung, setelah tersadar, banyak yang bergabung dengan rombongan pertolongan.
Bahkan seorang gadis kecil berdiri di sampingnya, dengan wajah serius menyuapi satu per satu pil nutrisi energi seharga 100 keping Lingshi.
Song Nanshi makan satu suap berarti 1000 lingshi besar, makan satu suap lagi 1000 lingshi besar.
Grind-nya sampai membuatnya gemetar.
Melihat gadis ini berniat menyekapnya dengan sampai mati, Song Nanshi buru-buru berkata: "Cukup, orang-orang hampir semua sudah pergi, tim penyelamat mundur saja, kau cepat pergi."
Gadis kecil: "Lalu kamu..."
Song Nanshi: "Sedikit waktu ini aku masih bisa bertahan."
Gadis itu menggeretakkan gigi, lalu menyodorkan sebotol lagi padanya.
Tim penyelamat kembali satu per satu, Song Nanshi lega.
Yang terakhir kembali adalah rekan seperguruannya dan Yun Zhifeng.
Jiang Ji terburu-buru: "Adik ketiga! Cepat pergi."
Song Nanshi memarahinya: "Kalau ingin aku cepat pergi, kalian harus cepat keluar! Aku masih harus menahan pintu keluar!"
Mendengar ini, Jiang Ji langsung berlari lebih kencang.
Mereka berlarian melewatinya satu per satu, Jiang Ji masih terus mendesaknya saat berlalu.
Yang terakhir keluar adalah Yun Zhifeng.
Dia meliriknya, alisnya mengernyit dalam.
Song Nanshi berteriak, "Aku menyelamatkan nyawamu, bayar semaumu!"
Ekspresi Yun Zhifeng langsung berubah frustrasi.
Ia berlari melewati pintu keluar yang ditahannya, saat menoleh berteriak, "Keluarlah dulu baru minta Lingshi padaku!" Di detik ia berbalik, gemuruh reruntuhan menggema.
Otak Yun Zhifeng blank.
Dari telinganya terdengar teriakan panik, "Runtuh total!"
Pikirannya kosong melompong, bahkan tak bisa mendengar teriakan Jiang Ji.
Padahal barusan masih...
Dalam kekosongan itu, ia melihat retakan terakhir di ruang rahasia yang hampir lenyap.
Tanpa pikir panjang, Yun Zhifeng melompat ke dalam.
Para hadirin yang baru datang membeku di tempat.
……
Tubuh Yun Zhifeng terjungkal masuk ke reruntuhan yang sudah ambruk total, diterpa angin.
Pikirannya masih kosong, hanya mengikuti aura Giok Darah Kirin dengan terjatuh-bangun melangkah.
Aura semakin tajam, akhirnya dia berhenti di area dengan reruntuhan terbanyak.
Tak ada Song Nanshi.
"Song Nanshi." Panggilnya dengan suara parau.
Tak ada jawaban.
"Song Nanshi! Song Nanshi!"
Satu teriakan demi satu.
Sunyi mencekam.
Akhirnya, Yun Zhifeng berhenti dan mulai tenang.
Dengan kepala dingin dia berpikir: Mustahil Song Nanshi mati semudah ini.
Bagaimanapun, bencana bisa bertahan ribuan tahun.
Seperti yang pernah diucapkannya sendiri.
Matanya menyapu sekeliling.
Tiba-tiba suaranya mengguntur: "Song Nanshi! Jika tak segera muncul, kujual keledaimu dan kuwarisi Lingshimu!"
Masih sunyi senyap.
Buku-buku jari Yun Zhifeng berderak saat mengepal.
Namun tiba-tiba sebongkah batu di dekat kakinya bergerak.
Yun Zhifeng segera menatap ke sana.
Batu itu kembali bergoyang, lalu sebuah tangan menyembul dari dalamnya.
Kaki Yun Zhifeng terpaku di tempat bagai ditambat.
Song Nanshi muncul dengan wajah penuh kekecewaan dan rasa tak berdaya dari dalam, meliriknya sejenak lalu berkata lesu: "Kalau begitu lain kali aku harus menghabiskan Lingshi-ku dulu, biar warisan yang kau terima cuma utang-utangku."
Yun Zhifeng tetap diam tanpa gerakan.
Song Nanshi: "Hei, aku bilang..."
Tiba-tiba terdengar langkah kaki tergesa-gesa, tubuhnya langsung dipeluk erat-erat.
Song Nanshi menarik napas tajam: "Aduh sakit! Tulang rusukku! Tulang rusukku!"
Yun Zhifeng tertawa terbahak-bahak: "WKWKWKWK!"
