Song Nanshi yang kesakitan setengah mati ini mendengar tawanya, sementara tak kuasa meluapkan amarah.
Sambil menarik napas tersengal, ia menepuk-nepuk lengan Yun Zhifeng: "Kak, kalau kau memang sangat antusias, lebih baik tunggu sampai aku mati dulu. Nanti kau bisa memelukku semaumu. Tapi sekarang, bisakah kau menghargai keberadaanku sebagai manusia hidup?"
Mendengar itu, tawa Yun Zhifeng justru semakin keras bergema.
Tapi bagaimanapun dia masih punya sedikit hati nurani, di tengah suara napas tersengal Song Nanshi, dia melepaskannya dengan hati-hati... lalu mengangkatnya seperti membawa nampan.
Song Nanshi: “……”
Dua tangan pria ini terentang rata, membuat Song Nanshi terbaring mantap di lipatan lengannya. Seharusnya ini pose princess carry, tapi maafkan Song Nanshi, dia sungguh tak enak menyebut gerakan ini sebagai princess carry.
Soalnya tak ada princess carry dimana tokoh wanita terbaring kaku seperti mayat di pelukan tokoh pria, seolah dia sedang menggendong tabung gas yang mudah meledak.
Kini, Song Nanshi hanya bisa terbaring tanpa semangat hidup di dekapan nya, mengubah adegan romantis menjadi seperti TKP pembuangan mayat.
Tapi jika mengabaikan pose, cara Yun Zhifeng menggendongnya... cukup stabil.
Song Nanshi memperkirakan setidaknya dua tulang rusuknya patah, dadanya berdenyut-denyut sakit, tapi tak merasakan guncangan lain selama diangkat.
Song Nanshi sangat puas dengan kemampuan mengambil airnya, satu-satunya keluhan adalah dia masih sempat tersenyum sambil melakukannya, wajahnya berseri seolah sedang dalam mood yang baik.
Dia membaringkannya di atas batu besar yang agak rata, Song Nanshi lalu bertanya dengan suara lemah: "Kamu ketawa Tai ya."
Pandangannya bertemu wajah tampan Yun Zhifeng yang sedang tersenyum, "Aku tertawa karena bencana sepertimu bisa bertahan ribuan tahun."
Song Nanshi menggerutu di atas batu besar: "Apa salahnya jadi bencana yang awet? Orang yang bisa mencabut nyawa si ibu ini belum lahir..."
"Song Nanshi." Tiba-tiba senyumnya menghilang, dia memanggil namanya dengan lembut.
Song Nanshi bingung menatapnya, melihatnya mengangkat tangan dan dengan kikuk mengusap rambutnya.
Katanya: "Kamu baik-baik saja, itu yang terpenting."
Song Nanshi terkejut, kehilangan kata-kata.
Melihat ekspresi lega yang nyaris berlebihan di wajah Yun Zhifeng, tiba-tiba dia merasa seperti patung kayu yang kaku.
Dia refleks berkata, "Ya, aku kan bilang bencana bisa bertahan ribuan tahun..."
Kalimat-kalimat sinis khasnya yang biasa diucapkan dengan santai, tapi kali ini kehilangan keluwesan biasa, terdengar kaku seperti sedang protes.
Sebelum selesai bicara, kilasan penyesalan sudah terlihat di antara alis Song Nanshi.
Salah bicara.
Dalam hati, mungkin sejak lahir dia memang tak pandai merespons niat baik orang.
Diejek orang? Ejekannya lebih pedas. Diabaikan? Malah nyaman. Dihadang niat jahat? Balasannya lebih menghancurkan.
Dia duri tembaga berbalut besi, hati sekeras batu.
Tapi dia satu-satunya yang tak tahu bagaimana merespons kebaikan terang-terangan dari orang lain.
Sedikit kesal dalam hati, Song Nanshi membuka mulit: "Maksudku..."
Erangan penjelasan belum tersusun rapi, Yun Zhifeng sudah tersenyum: "Kau benar, orang yang bisa menyakitimu belum lahir."
Lalu dia menambahkan: "Karena itu aku senang."
Song Nanshi tertegun sebentar, refleks ingin mengangkat tangan untuk meraih tangan lawan bicaranya, lalu...
"Ssst——"
Dada Song Nanshi terasa sakit yang menusuk, raut wajahnya melengkung tak wajar.
Suasana canggung yang membuatnya gelisah tadi langsung lenyap.
Song Nanshi menarik napas sambil berbisik: "Aduh sakit-sakit-sakit!"
Yun Zhifeng pun ikut panik, berdiri tak karuan: "Parah sekali?"
Ingin memeriksa lukanya, tapi cedera Song Nanshi ada di tulang rusuk, membuatnya tak tahu harus mulai dari mana.
Setelah menahan gelombang rasa sakit, Song Nanshi berkata lemah: "Coba kau sendiri baru tahu."
Yun Zhifeng membuat ekspresi serius: "Bisa perkirakan berapa tulang yang patah?"
Song Nanshi menatapnya tak percaya: "Suruh pasien menilai lukanya sendiri? Masih punya hati nurani nggak sih?!"
Yun Zhifeng terdiam sejenak, akhirnya mengepal tangannya: "Kalau begitu aku..."
Song Nanshi mengangkat kedua tangan sambil merintih: "Cepetan dong."
Perempuan bisa begitu jujur dan terbuka, jika Yun Zhifeng masih terus dilemma itu namanya kolot. Apalagi luka tidak bisa menunggu.
Yun Zhifeng tak lagi ragu, mengulurkan tangan dengan hati-hati menekan bagian atas tulang rusuk Song Nanshi.
Song Nanshi menarik napas tajam: "Ssst——"
Untungnya Yun Zhifeng berpengalaman karena sering sakit, sangat ahli menilai luka luar. Tak lama ia menarik kembali tangan: "Tiga tulang rusuk patah, satu retak. Tidak parah."
Song Nanshi: "..."
Tiga tulang rusuk patah di matanya hanya layak disebut 'tidak parah', benar-benar orang kejam.
Ia tersenyum sinis: "Salah satunya mungkin hasil pelukanmu tadi."
Yun Zhifeng merasa bersalah sejenak, bijak tidak menjawab pertanyaannya: "Aku punya obat patah tulang, minum ini dulu."
Dari cincin penyimpanan ia meraih dua butir pil. Song Nanshi mengenali Xu Gu Dan, sangat sesuai dengan spesialisasinya.
Dia tanpa ragu memakannya, diam-diam menahan sakit akibat pertumbuhan tulang yang cepat.
Kelebihan besar pil dari dunia kultivasi adalah efeknya yang cepat terasa.
Sambil menunggu, dia bertanya sambil lalu: "Kau masih membawa ini?"
Yun Zhifeng juga menjawab santai: "Bukankah ini obat wajib? Sering dikonsumsi."
Song Nanshi: "……"
Xu Gu Dan, obat wajib, sering dikonsumsi.
Apakah seluruh tulang tubuhmu pernah patah semua?
Sekarang dia benar-benar yakin ini orang kejam.
Setelah dada tak lagi sakit, Song Nanshi baru bangkit dari batu, memandangnya lalu tiba-tiba bertanya: "Kau tidak sempat keluar, atau sudah keluar lalu kembali lagi?"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, lalu berkata: "Tidak sempat keluar."
Song Nanshi langsung menyeringai: "Bohong."
Yun Zhifeng pun tak berkata-kata lagi.
Song Nanshi berdiri, menarik napas dalam-dalam: "Yun Zhifeng, kita akan keluar bersama."
Ekspresi Yun Zhifeng melembut: "Ya."
Song Nanshi mulai mengamati pemandangan di sekelilingnya.
Sebelum ruang rahasia benar-benar runtuh, Song Nanshi tidak sempat keluar. Yun Zhifeng yang bodoh ini malah masuk kembali setelah sempat keluar. Saat ini mereka berada di dalam ruang rahasia yang ambruk, dikelilingi reruntuhan tanpa pemandangan utuh. Pintu keluar pun sudah runtuh.
Yun Zhifeng di belakangnya berkata: "Jika kita ingin keluar sekarang, caranya sama seperti awal."
Song Nanshi memutar kepala: "Seperti apa?"
Yun Zhifeng menjawab singkat: "Memaksakan masuk."
Song Nanshi hendak berbicara saat mendengar suara napas beratnya: "Tapi dengan kemampuan kita sekarang, memaksa pun tak akan bisa keluar."
Song Nanshi: "......"
Dia bertanya: "Saat pintu ruang rahasia belum terbuka dulu, kita menggunakan plakat giok berisi niat pedang milikmu. Apa kau punya plakat kedua?"
Yun Zhifeng menggelengkan kepala dengan sigap: "Tidak. Sudah kubilang itu kartu as."
Song Nanshi bertanya lagi: "Selevel apa kekuatan plakat giok itu sebenarnya?"
Yun Zhifeng: "Setara dengan serangan penuh kekuatan makhluk sakti yang melewati tribulasi."
Song Nanshi: “……”
Kurang lebih sama dengan menarik Pemimpin mereka ke sini dan menghajarnya dengan satu pedang.
Kemudian dia bertanya dengan sedikit harapan: "Lalu kemampuanmu..."
Yun Zhifeng lalu menampakkan senyum sopan padanya.
Baik, paham.
Song Nanshi duduk di atas batu besar, mulai terlihat bingung.
Yun Zhifeng lalu berkata: "Sebenarnya bukan tidak ada mantra..."
Saat Song Nanshi menoleh, dia berkata dengan wajah datar: "Meskipun ruang rahasia ini ambruk, mungkin tidak ada kesempatan untuk membukanya lagi di masa depan. Tapi selama ruang belum benar-benar runtuh dan masih ada tempat menampung bagi kita, kita bisa bertapa untuk latihan di sini sampai salah satu dari kita mencapai tingkat tribulasi."
Song Nanshi memandangnya dengan tidak percaya.
Kau serius?
Ekspresinya yang sangat serius membuat Song Nanshi sementara bingung apakah dia sedang menghidupkan suasana atau benar-benar berpikir demikian.
Song Nanshi kehilangan kata-kata sejenak, lalu tiba-tiba menyadari sesuatu.
Bertapa untuk latihan...
Dia tiba-tiba meditasi dan mencoba berlatih.
Yun Zhifeng terbelalak: "Song Nanshi, ini cuma gurauan..."
Sebelum selesai bicara, Song Nanshi sudah membuka mata dengan bersinar: "Aku tahu, tapi Yun Zhifeng, di sini kita bisa berlatih."
Yun Zhifeng: "Bisa berlatih..."
Ia berhenti sejenak, kemudian tersadar akan sesuatu.
Song Nanshi bicara cepat penuh semangat: "Ruang rahasia independen tidak mungkin menghasilkan energi spiritual sendiri. Ruang rahasia tetap bergantung pada dunia luar, memiliki benang-benang tak terhitung hubungan dengan eksternal. Baru bisa menyerap energi spiritual dari luar. Yun Zhifeng, meski ruang rahasia ini ambruk, tapi di dalamnya masih ada energi spiritual. Apakah ini berarti..."
Keduanya saling memandang. Yun Zhifeng bersuara berat: "Ruang rahasia yang runtuh ini masih terhubung dengan dunia luar."
Song Nanshi langsung bersemangat: "Tempat dimana energi spiritual bisa masuk adalah titik hubungan ruang rahasia dengan dunia luar! Pasti titik itu jauh lebih rapuh, mungkin tingkat kesulitan akan berkurang banyak!"
Yun Zhifeng langsung berkata: "Kalau begitu kita cari."
Song Nanshi justru menyela: "Tunggu dulu."
Yun Zhifeng masih belum mengerti apa yang harus ditunggu ketika melihat Song Nanshi mengeluarkan seekor kura-kura dari lengan bajunya.
Raut wajah Yun Zhifeng langsung berubah serius.
Ini adalah kura-kura yang menjadi tempat tinggal Ying Gui.
Kura-kura itu digantungkan tak bergerak dari lengan baju Song Nanshi, persis seperti bangkai.
Song Nanshi mengguncang-guncangkan kakinya sambil berkata: "Hei! Jangan pura-pura mati, kalau terus begini akan kumasak jadi sup kura-kura!"
Kura-Kura membuka matanya dengan enggan.
Song Nanshi tersenyum, melanjutkan: "Kau begitu peka terhadap Lingshi, pasti juga bisa merasakan fluktuasi energi spiritual."
Kura-Kura mengalihkan pandangan, berpura-pura bodoh.
Song Nanshi mengabaikan tingkahnya, tetap tersenyum manis: "Bawa kami ke lokasi dengan konsentrasi energi spiritual terpadat."
Kura-Kura tetap berpura-pura tidak mengerti.
Song Nanshi terus menatapnya, mata kecil seperti kacang hijaunya saling berpandangan lama, tiba-tiba bertanya: "Apa hubunganmu dengan bantal itu?"
Kura-Kura bergetar hebat, raut ngeri terlihat jelas di wajah kura-kuranya.
Song Nanshi tak terburu-buru, dengan tenang menjelaskan: "Juemingzi menipu kita ke Black Wutong Secret Realm. Kita salah jalan, tapi sampai tiba di lokasi pun aku tak sadar telah tersesat. Tapi Juemingzi bisa menyusul ke sini tepat waktu. Aku selalu bertanya-tanya, bagaimana dia tahu kita datang ke Baiwu Secret Realm."
"Saat itu rombongan hanya ada empat orang: aku, Yun Zhifeng, Kak Keledai, dan kamu."
Melihat raut mengerikan di wajah kura-kura, Song Nanshi mengangguk paham: "Kamu ingin tanya kenapa bukan Kak Keledai?"
Kura-Kura berjuang beberapa saat, lalu mengangguk.
Song Nanshi dengan ekspresi datar menjawab: "Karena selain otak penuh Lingshi, mungkin IQ-nya tidak cukup untuk jadi mata-mata."
Kura-Kura: "......"
Ini salahku terlalu pintar.
Song Nanshi melanjutkan: "Lagipula setelah masuk ke ruang rahasia, dia langsung muncul di sampingku. Sekali pun punya seribu taktik untuk memposisikan lokasiku, pasti ada perantaranya."
Masih mengusap dagu, dia berkata dengan ekspresi tenggelam dalam pikiran: "Dan aura yang kukenali darimu ini sepertinya..."
Tak disangka sebelum sempat menyelesaikan pertanyaan tentang hubungan Kura-Kura dan Juemingzi, Yun Zhifeng justru membocorkan rahasianya sendiri.
Dengan nada yang sudah dipahami, pria itu berkata: "Ternyata kau sudah tahu."
Song Nanshi: "？？？"
Aku tahu apa?
Yun Zhifeng terus berbicara sendiri: "Seharusnya aku sadar lebih awal. Bagaimana mungkin kau tidak melihat kalau tubuh kura-kura ini dihuni Ying Gui..."
Song Nanshi terkejut, memotongnya: "Apa? Tubuh kura-kura ini ada Ying Gui???"
Yun Zhifeng: "..."
Dia mulai menyadari keanehan.
Setelah diam sejenak, bertanya dengan tenang: "Bukankah kau tahu ini Ying Gui?"
Song Nanshi teringat penjelasan mengerikan Lao Shi tentang Ying Gui, melompat-lompat marah: "Aku tahu hantu apa, ah!"
Memikirkan bahwa yang dia pegang di tangannya adalah seekor Ying Gui, bahkan merinding, seolah-olah memegang kecoa, rela memberikan kura-kura ini langsung dicampakkan.
Yun Zhifeng juga bingung: "Alasan awalku tidak menjual kura-kura ini adalah karena ada Ying Gui yang bersarang di tubuhnya. Aku melihatmu bisa menahan Ying Gui agar tidak kabur, kukira kau sudah tahu, sengaja berpura-pura tidak tahu dan mempermainkan Ying Gui dengan strategi berpura-pura lemah untuk mengelabui lawan..."
Song Nanshi dengan mata ikan mati: "Kalau aku benar-benar harimau, tega menyamar jadi babi? Lalu apa itu menahan Ying Gui? Apa aku pernah menahannya?"
Yun Zhifeng: "..."
"Ying Gui itu pernah mencoba keluar dari tubuh kura-kura tapi kau tepuk-tepuk sampai masuk lagi. Sudah kukira kau menyembunyikan kemampuan, ternyata sama sekali tidak tahu?"
Kali ini mereka langsung mempersingkat urusan Kura-Kura, duduk berdampingan saling bertukar informasi.
Maka Song Nanshi mengetahui fakta-fakta berikut.
Pertama, cangkang kura-kura ini berisi Ying Gui.
Kedua, Yun Zhifeng sudah sejak lama tahu, dan mengira dia juga tahu.
Ketiga, tanpa sadar dia telah beberapa kali menampar Ying Gui yang mencoba kabur kembali ke cangkangnya.
Song Nanshi memandang tangannya dengan takjub, "Aku ternyata sehebat ini? Jangan-jangan aku ini Putri Lambang Takdir Ilahi?"
Yun Zhifeng: "..."
Baik, dia yakin Song Nanshi sama sekali tidak berniat berpura-pura bodoh untuk mengelabui lawan.
Dia tidak sedang pura-pura lupa.
Dia benar-benar bodoh.
Yun Zhifeng menyangga dahinya, berkata: "Aku akan mengeluarkan Ying Gui ini untuk memperlihatkannya padamu."
Dia meraih ubun-ubun Ying Gui dengan tangannya.
Song Nanshi memanfaatkan momentum untuk mengaktifkan Tianmu yang jarang digunakannya.
Di bawah penglihatan Tianmu, Song Nanshi melihat wajah asli Ying Gui dan gemetar sekujur tubuh.
Langsung melompat sambil berteriak: "Kau! Hari itu Ying Gui yang bersembunyi di nyawa Kakak Kedua dan mencoba mencuri usia hidupnya adalah kau!"
Kakak Kedua bisa reinkarnasi karena saat itu tiba-tiba pingsan. Setelah Song Nanshi membawanya ke ruang medis dan membuka Tianmu, dia melihat Ying Gui dari nyawanya.
Mengingat hubungan Ying Gui dengan Juemingzi yang pernah diduganya, ditambah perbuatannya, Song Nanshi akhirnya paham segalanya!
Dia mendengus dingin, "Bagus! Ternyata si Juemingzi ini memang punya agenda tersembunyi. Tak hanya mengawasiku, sejak lama dia sudah mengincar sekolah kita!"
Sungguh konyol, sebelumnya dia mengira Ying Gui yang tiba-tiba muncul di nyawa Kakak Kedua adalah rintangan yang dibuat musuh luar.
Saat ini, dia tak sempat memikirkan kenapa bisa mengalahkan Ying Gui. Langsung menepuk-nepuk Ying Gui kembali ke tubuh kura-kura sambil mengangkatnya, berkata dengan dingin: "Kuberi kesempatan. Bila kau pamer kemampuan baik, kubiar kau bertahan. Jika tidak, kau pasti mati lebih cepat dari kami!"
Kura-Kura gemetar sejengkal kulit.
……
Setengah jam kemudian.
Song Nanshi dan yang lain memanjat reruntuhan gunung demi gunung, tiba di depan dinding batu satu-satunya yang belum runtuh.
Song Nanshi memandang Kura-Kura lalu dinding batu, memejamkan mata sejenak lalu berkata: "Kali ini tidak ada akal, di sini adalah tempat energi spiritual paling pekat. Energi ruang rahasia ini seharusnya berasal dari luar dinding batu."
Usai berkata, tanpa melihat ragu-ragu di wajah Kura-Kura, ia langsung menyelipkan kura-kura itu ke lengan bajunya.
Sekarang belum saatnya menangani makhluk ini.
Ia bertanya pada Yun Zhifeng: "Berapa persen kemungkinan berhasil menembus dari sini?"
Yun Zhifeng memejamkan mata merasakan aliran energi, jujur menjawab: "Lebih sederhana dibanding sebelumnya. Jika dalam kondisi belum terluka, seharusnya bisa."
Song Nanshi: "......"
"Sebelum kau terluka."
Itu benar-benar keputusasaan.
Ia hanya bisa berkata: "Coba dulu, baru kita bicara."
Yun Zhifeng tak banyak bicara, menyampaikan pedang dan mengerahkan serangan penuh.
Batu-batu kecil berhamburan dari dinding, namun segera pulih total seperti semula.
Song Nanshi diam sekian lama, langsung duduk di tanah, berkata dengan lesu: "Lebih baik kita pertimbangkan untuk berlatih sampai episode tribulasi di sini."
Melihat ini, Yun Zhifeng diam sejenak, bergulat dengan dilema, akhirnya mengungkapkan persepsinya.
Dia berkata: "Sebenarnya, ada satu mantra lain."
Song Nanshi ekspresi datar: "Jabarkan."
Yun Zhifeng berkata dengan halus: "Saat di Kota Xianyuan dulu, tahukah kau mengapa aku ingin membuka mulut Kak Keledai?"
Song Nanshi diam sesaat, memikirkan kemungkinan mereka harus berlatih sampai tribulasi di sini, tetap harus menjaga gengsi masing-masing.
Akhirnya dia menjawab: "Untuk memeriksa kondisi gigi Kak Keledai."
Wajah Yun Zhifeng berubah hitam.
Song Nanshi langsung bungkam, mengingat alasan sebelumnya, ragu-ragu bertanya: "Apakah Kak Keledai salah menelan sesuatu?"
Ekspresi Yun Zhifeng sedikit melunak: "Sebenarnya bukan Kak Keledai yang salah menelan, melainkan ada barang sangat berarti yang mungkin ada di perutnya."
Song Nanshi bingung: "Apa?"
Yun Zhifeng: "Giok Darah Kirin."
Song Nanshi: "..." Ini nama norak apa lagi ini?
Tapi kalimat terakhir Yun Zhifeng tiba-tiba membuat semangat Song Nanshi melonjak.
Dia berkata: "Setelah mendapatkan Giok Darah Kirin, pemulihan lukaku akan 100 kali lebih cepat dibanding sebelumnya."
Song Nanshi: "!"
Lalu masih menunggu apa lagi!
Langsung dia mengibaskan tangan besar: "Keluarkan Kak Keledai dari cincin penyimpananmu!"
Ekspresinya seolah siap menyerahkan Kak Keledai kapan saja jika diperlukan.
Yun Zhifeng buru-buru menghadangnya: "Sekarang Giok Darah Kirin seharusnya ada di tubuhmu."
Yun Zhifeng melihat dengan jelas.
Keledai Song Nanshi memang ada di cincin penyimpanannya, tapi saat memasuki ruang rahasia yang runtuh ini, dia menemukan Song Nanshi lewat indra keenamnya yang terhubung dengan Giok Darah Kirin.
Artinya, Giok Darah Kirin sudah tidak ada di tubuh keledai itu lagi, melainkan berada di Song Nanshi.
Memandang kebingungan Song Nanshi, dia mengingatkan: "Apa kau pernah mendapatkan sesuatu dari Kak Keledai?"
Barang yang didapat dari Kak Keledai...
Song Nanshi tiba-tiba bersemangat, membalik-balik cincin penyimpanan, menemukan keping batu merah retak.
Yun Zhifeng berseru: "Giok Darah Kirin!"
Song Nanshi tak percaya: "Ini Giok Darah Kirin? Kukira cuma batu biasa."
Sambil menggaruk kepala, dia menambahkan: "Aku juga berniat memberikannya sebagai hadiah ucapan terima kasih setelah keluar, untuk membalas jasamu menyelamatkan Lingshi-ku."
Yun Zhifeng awalnya tersentuh, lalu mulai menyadari keanehan.
Perlahan dia bertanya: "Kau mengira ini batu biasa?"
Song Nanshi mengangguk.
Yun Zhifeng: "Lalu kau akan memberikannya sebagai hadiah terima kasih?"
Song Nanshi: "..."
Sial! Terbongkar sudah.
Buru-buru dia menambahkan: "Itu tidak penting! Yang terpenting sekarang adalah memulihkan kemampuan kita!"
Dia langsung bertanya: "Kalau mau pulihkan luka, gimana caranya pakai barang ini?"
Yun Zhifeng ekspresi datar: "Cara tercepat adalah aku langsung memakannya. Dengan begitu aku akan mendapat energi spiritual yang tersimpan di Giok Darah Kirin dalam waktu singkat, selesaikan masalah darurat dulu, nanti pelan-pelan dicerna."
Setelah berkata demikian, saat hendak mengambil Giok Darah Kirin, tiba-tiba Song Nanshi menarik kembali tangannya dan mengeluarkan sapu tangan untuk menggosok-gosok giok tersebut.
Yun Zhifeng bingung: "Apa yang kau lakukan?"
Song Nanshi refleks: "Oh, tiba-tiba ingat ini kan barang yang dimuntahkan keledai. Langsung dimakan agak tidak higienis, kubantu lap-lap dulu."
Yun Zhifeng: "......"
Perlahan dia menarik kembali tangannya, wajah menghitam.
Sebelumnya, bahkan tak terpikir olehnya hal ini.
Tapi sekarang...
Yun Zhifeng tiba-tiba berkata: "Tiba-tiba aku merasa berlatih di sini cukup baik. Aku tidak terlalu terburu-buru."
Song Nanshi terkejut menatapnya.
Dia panik: "Yun Zhifeng! Sadarlah sedikit, Ah!"
