Keesokan paginya, Zhu Xiu memanfaatkan waktu sebelum adik ketiganya bangun, segera menemui Jiang Ji dan Yu Jiaojiao untuk membahas rencana pulang ke sekte hari ini.
Saat Yu Jiaojiao dibangunkan masih setengah tidur, tapi Jiang Ji sebagai protagonis Long Aotian sangat rajin. Kalau orang lain bangun saat ayam berkokok, ayamnya harus mendengar suaranya dulu baru berani berkokok. Pernah sampai ayam-ayam Sekte Tanpa Batas bangun satu jam lebih awal daripada tempat lain.
Ketika dicari, ia sudah bermeditasi selama satu jam dan mengayunkan pedang lima ribu kali, saat ini energinya sangat prima.
Mendengar adik kedua ingin membahas kepulangan ke sekte, ia bingung: "Kembali ya kembali lah. Kapanpun Adik mau pulang, panggil saja Shixiong."
Selesai bicara baru ia sadar kurang satu orang: "Adik ketiga di mana?"
Zhu Xiu: "Justru karena ingin menghindari adik ketiga, aku mencari kalian di waktu seperti ini."
Begitu kalimat ini keluar, yang ngantuk maupun tidak langsung bersemangat.
Liu Lao Tou yang sedang terlelap pun menyembulkan kepala dari giok, bersemangat bertanya: "Apa? Kalian mau membohongi gadis kecil itu apa?"
Zhu Xiu tidak bertele-tele, langsung bertanya: "Kalian mau kembali pakai cara apa?"
Cara apa?
Jiang Ji dan Yu Jiaojiao saling memandang, sama-sama tak yakin kenapa ini perlu ditanyakan.
Long Aotian yang tak kekurangan uang ragu sebentar: "Pakai formasi teleportasi tentu paling praktis."
Tokoh wanita novel romansa kuno yang juga tajir mengangguk setuju.
Umumnya tiap sekte besar punya formasi teleportasi, ukuran bervariasi tapi saling terhubung, sangat mudah digunakan.
Kecuali mahalnya.
Formasi kecil sekali pakai bisa menghabiskan 1000 lingshi, formasi besar mungkin ribuan lingshi pun tak cukup.
Formasi yang diaktifkan sekali bisa bertahan sekitar setengah bulan. Jumlah orang yang bisa ditransfer selama periode tersebut tetap, sehingga biaya aktivasi formasi akan dibagi rata ke setiap orang. Rata-rata sebenarnya tidak semahal itu.
Jadi kecuali situasi khusus di mana formasi diaktifkan hanya untuk mentransfer satu orang, secara umum meski formasi teleportasi mahal, cultivator biasa masih mampu menggunakannya.
Zhu Xiu langsung ke inti permasalahan: "Bagaimana dengan Adik Ketiga?"
Jiang Ji bingung: "Adik Ketiga..."
Sebelum selesai bicara, dia langsung mentok. Setelah saling memandang dengan Yu Jiaojiao, keduanya merasa situasi tidak baik.
Cultivator biasa masih mampu.
Tapi kapan Song Nanshi pernah jadi "biasa"?
Dia adalah cultivator super miskin!
Belum lagi utang dari seribu tahun yang lalu. Meski surat utang tidak mencantumkan bunga, siapa tahu keluarga Shen yang sudah bangkrut itu menagih bunga?
Ekspresi keduanya langsung berubah serius memikirkan hal tersebut.
Setelah merenung lama, Jiang Ji berkata: "Kalau begitu, aku yang akan membayar uang ini untuk adik senior!"
Siapa sangka baru saja dia selesai bicara, Zhu Xiu langsung membantah: "Tidak bisa!"
Kakak Senior ini entah dari mana dapat filter, suaranya berat: "Adik Senior meski miskin, tapi karakternya adalah 'miskin tak bisa digoyahkan'. Niatmu baik mau membayarkan untuknya, tapi takut malah melukai harga dirinya."
Jiang Ji terkejut, merasa ada benarnya.
Liu Lao Tou juga kaget, lalu tertawa terbahak-bahak.
Dia berkata: "'Miskin tak bisa digoyahkan', hahaha! Jiang Ji, Adikmu tidak salah! Adik ketigamu ini memang 'miskin tak bisa digoyahkan', jangan sekali-kali kau bayarkan untuknya!"
Jiang Ji bingung dengan tawa sang kakek, tiba-tiba mendengar Yu Jiaojiao bertanya: "Lalu kita..."
Zhu Xiu dengan bijak: "Kita harus berempati pada Adik ketiga. Dia tak mau menerima sedekah, kita harus beradaptasi dengan caranya!"
Liu Lao Tou: "Ah iya iya iya iya! Dasar bener banget!"
Di saat bersamaan, Song Nanshi diam-diam sedang berdiskusi dengan Yun Zhifeng tentang rencana pulang.
Yun Zhifeng yang dibangunkan secara paksa, duduk dengan ekspresi datar di ranjangnya sambil hanya mengenakan baju dalam. Di seberangnya, Song Nanshi sama sekali tidak merasa ada yang salah berada dalam satu ruangan dengan pria yang hanya berpakaian dalam.
Yun Zhifeng mengingatkan: "Song Nanshi, sekarang baru Yin Shi (pukul 03:00-05:00)."
Song Nanshi: "Aku tahu, sengaja datang saat Yin Shi."
Yun Zhifeng menarik napas dalam-dalam, bergumam dengan gigi gemeretuk: "Kalau begitu semoga kau punya urusan penting."
Song Nanshi dengan alasan yang sah: "Tentu saja ada urusan penting!"
Suaranya tiba-tiba berbisik pelan: "Besok kakak senior mereka akan pulang menggunakan formasi."
Yun Zhifeng berhenti sejenak, menyadari parahnya situasi.
Setelah diam sesaat, ia berkata dengan hati-hati: "Hasil dari ruang rahasia kali ini cukup banyak, mungkin kita juga..."
Song Nanshi menatapnya dengan ekspresi datar: "Ya, aku juga dapat surat utang dari seribu tahun lalu."
Yun Zhifeng menarik napas panjang: "Lalu apa rencanamu?"
Song Nanshi menganalisis dengan sistematis: "Para hadirin semua tahu kondisi kita. Dengan karakter rekan-rekan seperguruan, pasti mereka akan menawarkan membayarkan untuk kita. Orang pertama yang mengajukan ini kemungkinan besar adalah Shixiong, sifatnya kan tergesa-gesa."
Yun Zhifeng: "Jadi kau berencana menyerahkan urusan pembayaran padanya?"
Song Nanshi berkata tegas: "Bagaimana mungkin! Aku tak bisa tergoyahkan oleh kemiskinan!"
Yun Zhifeng: "……"
Aku sama sekali tak percaya dengan ini.
Dia mengusap dahinya: "Lalu apa rencanamu?"
Song Nanshi berbicara cepat-cepat: "Aku ingin berdiskusi dengan Shixiong. Bagaimana kalau kita bertiga menyatu dalam satu terowongan teleportasi? Biaya teleportasi kita bagi tiga, baru bisa kuterima."
Yun Zhifeng: "……"
Dia benar-benar mampu membuat setiap ucapannya terdengar tak masuk akal!
Menarik napas dalam-dalam, dia berkata: "Tiga orang berdesakan? Kau tak takut keluar dari formasi teleportasi langsung menjadi karakter dua dimensi?!"
Berjalan di formasi teleportasi mirip dengan melewati jalan kecil sempit. Satu orang pas, tapi tiga orang berdesakan di terowongan untuk satu orang...
Bukan tidak mungkin, tapi pernah ada cultivator yang serakah dan berjalan di satu terowongan dengan tiga atau empat orang. Setelah keluar, seluruh tubuh mereka terkompresi oleh teknik sihir ruang hingga menjadi setengah tipis, baru pulih setelah setahun lebih.
Secara harfiah "tipis".
Tidak ada bahaya mengancam nyawa, tapi memalukan.
Song Nanshi tentu tahu.
Tapi dia juga tahu golden finger sang senior utama cukup mendalam dalam bidang ruang. Jadi jika dia meminta bantuan si kakek... Tidak berlebihan, kan?
Lalu dia berkata tegas: "Percayalah! Aku pasti tidak akan membuatmu jadi karakter 2D!"
Yun Zhifeng menggeretakkan gigi: "Kenapa tidak usul kita lima orang berdesakan di satu terowongan? Lebih murah, bukan?"
Song Nanshi berhenti sejenak, tenggelam dalam pikiran.
Sesaat kemudian, dia bergumam: "Kalau kakak senior dan adik senior setuju..."
"Itu juga bukan tidak mungkin."
Yun Zhifeng: "......"
Dia memejamkan mata sebentar.
Dua jam kemudian, langit sudah terang. Dua kelompok yang bertukar curhat diam-diam akhirnya bertemu secara terbuka.
Song Nanshi merasa sangat senang.
Ia tersenyum pada Zhu Xiu: "Kakak Senior."
Lalu mengangguk pada Jiang Ji: "Shixiong."
Keduanya saling memandang, raut wajah mereka terlihat serius.
Akhirnya, Shixiong membuka suara: "Karena semua sudah berkumpul, mari kita berangkat."
Ekspresi Song Nanshi penuh antisipasi, bersiap mengajak nebeng formasi saat tiba di lokasi.
...Tiba-tiba ia melihat ketiganya serempak mengeluarkan Pedang Terbang.
Song Nanshi: "？？？"
Dengan wajah tak percaya: "Tunggu! Kalian tidak pakai formasi?"
Melihat ini, Zhu Xiu menunjukkan senyum lembut.
Dengan penuh perhatian: "Adik Senior, kami rasa terbang dengan pedang lebih berkesan."
Senyum Kakak Kedua memancarkan 30% belas kasihan dan 20% toleransi.
Song Nanshi: "......"
Ia mulai memahami apa yang dipikirkan grup ini.
Sialan rasa unik!
Bibirnya bergerak ragu-ragu.
Saat itu, Shixiong sudah berdiri di sampingnya.
Dia ragu sebentar, dengan raut wajah khidmat menepuk-nepuk bahunya, berkata serius: "Adik Senior tenang saja, kita berbagi suka dan duka!"
Song Nanshi: “……”
Pada saat ini, dia sangat ingin mengguncang kerah baju Jiang Ji sambil bertanya: Berbagi suka-duka memang prinsip, tapi mengapa harus berbagi duka denganku?
Tidak bisakah memilih hanya berbagi suka saja?
Dia mengulurkan tangan: "Shixiong..."
Shixiong langsung menyelipkan jubah ke tangannya: "Angin di udara kencang, pakai yang tebal."
Dia membantah: "Shixiong, sebenarnya aku paham, kalian tidak perlu..."
Aku rela kok kita berdesakan di formasi teleportasi!
Shixiong memotongnya: "Adik Senior, aku mengerti!"
Matanya berkaca-kaca penuh kebanggaan: "Kita pergi bersama!"
Sambil berkata demikian, dia berbalik dengan tegas, mulai mempersiapkan segalanya bersama Kakak Kedua.
Song Nanshi: “……”
Liu Lao Tou tiba-tiba melayang di sampingnya: "Kau tahu mengapa mereka memaksa mengendarai pedang?"
“Karena kau miskin tak bisa pindah hahahaha!” Dia tertawa terbahak-bahak: "Lelucon ini bisa kugelakkan seumur hidup wkwkwk!"
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, perlahan berbalik, dan melihat Yun Zhifeng yang diam-diam melegakan napas dengan senyum mengembang di sudut bibir.
Ekspresinya datar: "Kau tertawa apa?"
Yun Zhifeng diam sejenak lalu berkata tenang: "Aku cuma teringat hal menyenangkan."
……
Song Nanshi dan rombongan terbang siang-malam selama tiga hari penuh. Saat mendarat, kakinya terasa melayang.
Wajahnya penuh debu, mata sayu, langkahnya oleng tak tentu arah.
Yun Zhifeng cepat-cepat menyangganya: "Kau tidak apa-apa?"
Song Nanshi lemah menggantungkan lengan baju Yun Zhifeng.
Ekspresi Yun Zhifeng khawatir: "Song Nanshi, kita sudah sampai di Kota Xianyuan, kau..."
Suara lemah Song Nanshi: "...Keledai."
Yun Zhifeng: "Apa?"
Dengan sisa tenaga, Song Nanshi berbisik: "Kak Keledai."
Yun Zhifeng tersadar, buru-buru mengeluarkan Kak Keledai dari cincin penyimpanannya.
Kak Keledai belum sempat memprotes dikurung selama berhari-hari, Song Nanshi sudah ambruk menimpa tubuhnya.
Di Kota Xianyuan dilarang mengendarai pedang, mereka mendarat di luar kota. Song Nanshi mengikuti para hadirin sambil menganggur-anggur di atas keledai, akhirnya merasa bisa bernapas lega.
Yun Zhifeng mengawasinya, tak bisa menyembunyikan kelegaan.
Setelah masuk ke Kota Xianyuan dan berjalan sesaat, Song Nanshi tiba-tiba menatap: "Yun Zhifeng."
Yun Zhifeng mengangkat kepala dengan raut bingung: "Ya?"
Song Nanshi masih bertumpu pada Kak Keledai, melambaikan tangan padanya: "Di depan kita akan belok ke jalur lain menuju Sekte Tanpa Batas."
Yun Zhifeng berhenti sejenak: "Hmm."
Song Nanshi: "Kau masih akan menginap di Kota Xianyuan?"
Yun Zhifeng menjawab: "Akan."
Song Nanshi terkekeh: "Kukira kau karena..."
Ia menghindari rekan seperguruan di sebelahnya, berbisik: "Kau hanya mengikutiku karena aku membawa Giok Darah Kirin-mu itu. Begitu dapat gioknya, kau pasti akan pergi."
Yun Zhifeng diam-diam.
Awalnya memang begitu, tapi kemudian...
Dia mengangkat wajah, hendak berkata sesuatu.
Song Nanshi tiba-tiba memanggil namanya: "Yun Zhifeng."
Dia terhenti, menyadari mereka sudah sampai di persimpangan jalan.
Jalan di depan mengarah ke Sekte Tanpa Batas.
Song Nanshi bersila di punggung keledai, melambaikan tangan dengan tersenyum: "Sampai jumpa beberapa hari lagi."
Yun Zhifeng tersenyum tipis: "Beberapa hari lagi."
Song Nanshi membungkuk menepuk leher Kak Keledai: "Ayo jalan, Kak Keledai."
Kak Keledai meringkik lesu sambil membalikkan badan, mengangkut Song Nanshi menuju jalan yang sudah sangat dikenalnya.
……
Lanze Feng adalah salah satu dari Sepuluh Puncak Utama Sekte Tanpa Batas, sekaligus yang tertinggi. Dari kejauhan, puncaknya tampak megah dan berwibawa.
Song Nanshi dan rombongan langsung menuju Lanze Feng sejak kembali ke sekte, namun ketika sudah dekat, mereka semua tak sengaja berhenti.
Jianzun yang Tak Tergantikan sedang berdiri di bawah gunung, seolah menunggu seseorang.
Song Nanshi mengeluarkan suara "tsk", lalu berbisik pelan: "Guru biasanya tidak pernah turun gunung kecuali untuk bertapa atau rapat strategi dengan pemimpin. Kini matahari terbit dari barat."
Begitu ucapannya selesai, Jianzun yang Tak Tergantikan langsung menatap ke arahnya, tak jelas apakah mendengar atau tidak.
Melihat situasi ini, Song Nanshi segera berubah raut wajah menjadi serius dan berkata dengan penuh perasaan: "Ini membuktikan betapa Guru menyayangi murid-muridnya. Hati Guru yang mulia..."
Jianzun yang Tak Tergantikan mengerutkan alis dengan keras.
Zhu Xiu segera menariknya: "Kau tutup mulut sekarang juga!"
Kemudian ia melangkah dua langkah ke depan, menghalangi Song Nanshi sambil memberi hormat dengan sikap serius: "Guru, adik ketiga kami kurang ajar. Mohon jangan ditanggapi."
Ekspresinya penuh hormat, sikapnya sempurna tanpa cela sedikit pun.
Persis seperti dulu saat masih mengikutinya, saat harus berurusan dengan orang luar.
Anggun dan sopan, bertindak sembarangan.
Setiap orang yang pernah berbicara dengannya hanya akan mengatakan murid ini tidak mencoreng reputasi Sekte Tanpa Batas.
Dulu dia menganggap ini baik.
Sebagai murid Yin Bugui, setiap kata dan tindakannya harus waspada dan bijaksana.
Tapi kini, dia menggunakan kebijaksanaan itu untuk melindungi orang lain di hadapannya.
Tanpa sadar dia teringat malam itu.
Talisman komunikasinya pertama kali digantungkan seperti ini.
Saat itu, hatinya seolah terbakar api yang melalap seluruh rasionalitas.
Dia merasakan sesuatu mulai lepas dari kendalinya.
Ketika tersadar, dirinya sudah berdiri di kaki Lanze Feng.
Hingga kini.
Sekarang Zhu Xiu berdiri di hadapannya, namun dia enggan menatapnya.
Maka pandangannya tertancap langsung pada Song Nanshi.
Setelah sesaat, dia berkata: "Kau mencapai Foundation Establishment."
Song Nanshi tersenyum manis: "Berkat berkah Guru."
Yin Bugui: "Lapisan keenam."
Song Nanshi masih tersenyum: "Keberuntungan cukup baik."
Yin Bugui berkata, "Karena sudah kembali, kalian bisa pulang ke kediaman masing-masing. Song Nanshi, ikut aku."
Dia menunggu di sini selama tiga hari, tapi sama sekali tidak melihat ke arah Zhu Xiu, seolah tak peduli.
Tapi dia sendiri juga tak tahu untuk apa memanggil murid ketiganya ini.
Jelas-jelas latihan spiritualnya tak pernah dia campuri.
Baru saja berpikir demikian, suara terdengar dari samping: "Tak perlu."
Para hadirin langsung menoleh ke sumber suara.
Seorang kakek kecil berpostur bungkuk berjalan mendekat dengan santai.
Mata Song Nanshi berbinar: "Lao Shi!"
Lao Shi langsung marah sambil menggerutu: "Apa panggilanku di luar?"
Song Nanshi tersenyum manis: "Sesepuh Shi~"
Lao Shi membentak: "Tanpa sopan santun!"
Lalu dia menatap Yin Bugui.
Yin Bugui berhenti sejenak, lalu berkata: "Paman seperguruan."
Menurut garis generasi, dia masih harus memanggilnya paman seperguruan.
Lao Shi mengangguk, berkata dengan nada datar: "Song Nanshi telah mencapai Foundation Establishment, tetapi usianya masih muda dan kurang bijaksana. Begitu mencapai Foundation Establishment, langsung melonjak ke Lapisan Keenam. Lonjakan ini terlalu cepat, aku khawatir fondasi dasarnya tidak stabil. Jadi kusarankan membawanya pergi sementara. Setelah aku memeriksa level kultivasinya, baru akan kusuruh dia menghadapmu untuk bersujud."
"Guru seperti dirimu" – ia sengaja menekankan setiap suku kata, ketidaksenangan dalam nada bicaranya sama sekali tak disembunyikan.
Wajah Yin Bugui langsung dingin: "Kalau begitu, aku harus berterima kasih pada Paman Sepupu."
Lao Shi: "Ucapan terima kasih apa? Jika kau benar-benar ingin berterima kasih, rasa syukurmu takkan cukup untuk belasan tahunku mengurus muridmu!"
Tanpa memandang Yin Bugui, Lao Shi memutar kepala dan melihat Song Nanshi yang sedang tertawa lebar hingga gusinya terlihat. Kumisnya bergetar dan matanya melotot: "Belum pergi?!"
Song Nanshi buru-buru menyusul.
Kepergian Song Nanshi membuat para hadirin langsung lega.
Zhu Xiu kemudian membuka mulut: "Senior Utama, kau juga sebaiknya mengantar Adik Senior pergi dulu."
Jiang Ji menatapnya sejenak.
Zhu Xiu mengangguk.
Jiang Ji menarik napas dalam-dalam: "Kami akan berpamitan dulu."
Maka yang tersisa hanyalah Zhu Xiu dan Yin Bugui.
Wajah Yin Bugui kaku dan dingin, seolah kesal dengan sikap kurang ajar Song Nanshi.
Tapi Zhu Xiu tahu itu bukan alasannya.
Dengan tenang dia berkata: "Guru, mari kita berdua berbicara."
Dia tertegun, untuk pertama kalinya ingin menghindar.
Zhu Xiu tetap jujur, matanya bersinar terang.
Tapi Yin Bugui menolak menatapnya.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, Zhu Xiu menjadi pihak yang dominan di antara mereka.
……
Song Nanshi digiring Lao Shi kembali ke Xuantong Peak.
Dengan gugup dia berkata: "Biasanya Guru tidak pernah turun dari Xuantong Peak kecuali ada urusan, hari ini malah datang sendiri."
Lao Shi menyindir: "Kau baru sadar sekarang?"
Song Nanshi hanya terkekeh-kekeh.
Lao Shi tak bisa marah melihat kelakuannya, juga tak ingin menyalahkannya karena kurang ajar pada gurunya.
Sejujurnya, dia memang tak pernah terlalu menghormati Yin Bugui.
Justru dia merasa puas melihat kejadian tadi.
Tapi...
Dia bertanya bingung: "Dulu juga tidak pernah kulihatmu punya masalah sebesar ini dengan Yin Bugui, hari ini tiba-tiba bicara dengan nada sinis?"
Song Nanshi menjawab: "Mungkin perubahan kuantitatif memicu perubahan kualitatif?"
Dia tidak mengatakan yang sebenarnya, tapi Shi Laotou bisa menebaknya.
Gadis yang telah diajarnya bertahun-tahun ini, dia terlalu memahami.
Terhadap yang tidak dia pedulikan, meski tinggal satu atap, dia tetap acuh tak acuh. Cinta-benci dan hidup-mati tak ada hubungannya dengannya, dingin sampai ekstrim.
Terhadap yang dia pedulikan, meski terpisah ujung dunia, bila dipanggil, dia akan meratakan gunung dan laut.
Cinta dan benci yang ekstrim ini, dia pun tidak tahu apakah ini baik atau tidak.
Kini dia tiba-tiba punya masalah dengan Yin Bugui, kecil kemungkinan ini pendapatnya sendiri.
Kemungkinan besar karena dia mulai peduli pada seseorang.
Beberapa kakak-beradik seperguruannya itu...
Shi Laotou menghela napas, berhenti memikirkannya.
Asal dia senang sendiri.
Dia beralih bertanya: "Akhirnya mencapai Foundation Establishment?"
Song Nanshi menjawab: "Berkat Fu Anda."
Kalimat yang sama seperti yang diucapkan pada Yin Bugui barusan, namun kali ini terdengar sangat tulus.
Lao Shi menyeringai: "Jangan coba-coba menjilat, ceritakan, kebetulan apa yang kau temui."
Song Nanshi tersenyum manis: "Tuan akan melihatnya."
Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan sebuah papan takdir.
Lao Shi saat itu masih belum merasakan keanehan pada papan takdir itu.
Sampai Song Nanshi berkata: "Li mewakili Api!"
Sekumpulan Api Li muncul di ujung jarinya.
Lao Shi berkomentar: "Api Limu sekarang sudah lebih terkonsentrasi."
Song Nanshi mendengarkan dengan sabar, lalu melanjutkan: "Xun mewakili Angin."
Pusaran kecil berputar di jari lainnya.
Kali ini Lao Shi langsung melompat tak terkendali.
Dengan kecepatan yang tak sesuai dengan tubuh bongkoknya, dia menyergap: "Apa?!"
Tangannya membuka jari-jari Song Nanshi untuk memeriksa.
Song Nanshi membiarkannya.
Setelah lama, dia bergumam: "Ini... ini ramalan kedua? Kau... kau memiliki takdir seperti ini?"
Mendengar itu, hati Song Nanshi berdesir.
Takdir?
Dia langsung bertanya: "Apa Anda pernah dengar ada ahli ramalan yang bisa mengendalikan dua jenis ramalan?"
Lao Shi menatapnya dengan ekspresi rumit, tertawa getir: "Dua? Aku bahkan pernah dengar ada ahli ramalan yang bisa kendalikan delapan jenis ramalan."
Ia bergumam: "Selama ribuan tahun, hanya satu orang itu yang pernah kudengar."
Ia menatap sang murid: "Kau mewarisi ilmunya, ya?"
Song Nanshi menjawab: "Aku memang menerima warisan dari seorang senior, tapi beliau tidak meninggalkan nama. Aku tidak tahu siapa itu."
Lao Shi terdiam cukup lama, raut wajahnya menunjukkan kompleksitas yang belum pernah dilihat Song Nanshi sebelumnya.
Akhirnya ia melambaikan tangan: "Tak perlu kau tahu siapa dia. Karena sudah mendapat kesempatan ini, belajarlah sungguh-sungguh. Jangan khianati peninggalan senior itu."
Sambil bersungut-sungut ia mengusir: "Pulanglah! Jangan nongkrong di depan kakek tua, mengganggu pemandangan."
Belum sempat Song Nanshi duduk nyaman, ia sudah diusir keluar.
Song Nanshi berdiri di kaki gunung, menatap puncak sambil menyipitkan mata.
Lao Shi ini... ada yang tidak beres.
Dia pasti punya sedikit hubungan dengan senior ini.
Pernah mengenal senior itu?
Tidak, usia Lao Shi saat dilahirkan, senior itu sudah lama meninggal.
Atau mungkin gurunya punya hubungan dengan senior itu?
Tapi apakah dia punya guru? Song Nanshi hanya dengar bahwa dulu Lao Shi menyendiri masuk Sekte Tanpa Batas, tinggal selama ratusan tahun, dan membangun Xuantong Peak sendiri.
Song Nanshi sama sekali tidak bisa memahami.
Tapi ekspresi wajah Lao Shi yang mencolok menunjukkan dia tak ingin bicara lebih banyak.
Lao Shi bukan tipe yang suka bicara setengah dan menyembunyikan separuhnya. Jika dia diam, mungkin karena tidak bisa bicara, atau... dia tidak boleh tahu sekarang.
Song Nanshi pergi sambil tenggelam dalam pikiran.
Dia juga tak ingin kembali ke Lanze Feng sekarang, jadi langsung turun gunung.
Kebetulan sekali, di bawah gunung sedang ada toko baru yang mengadakan undian.
Semacam versi dunia kultivasi dari scratch card.
Ketika Song Nanshi masih muda dan arogan sambil bermimpi jadi kaya mendadak, dia pernah beberapa kali mencoba. Setiap kali hanya mendapat tulisan "Terima Kasih Telah Berbelanja", sejak itu dia membenci sepenuh hati "undian lepas kertas" versi dunia kultivasi ini.
Tapi hari ini setelah berkali-kali disebut Lao Shi punya "keberuntungan", Song Nanshi tak bisa menahan diri untuk mencoba peruntungan lagi.
Dengan hati-hati dia membeli yang termurah.
Untuk mencegah cultivator mengintip, semua tiket ini dilapisi bahan khusus dan harus dibuka langsung oleh bos.
Song Nanshi memilih satu dan menyerahkannya ke bos.
Bos menggoresnya lalu memandangnya dengan sorot mata penuh kejutan.
Hati Song Nanshi berdebar.
Kemudian dia mendengar bos berkata: "Selamat nona dewa, Anda mendapatkan voucher lima puluh Lingshi untuk satu set properti di Kota Xianyuan..."
Song Nanshi: "!!!"
Saat itu juga, pidato penerimaan penghargaan sudah disusunnya dalam hati.
Bos melanjutkan: "...yang bisa digunakan sebagai potongan pembelian."
Song Nanshi: "..."
Voucher lima puluh Lingshi untuk satu set properti.
Apa bedanya dengan kupon diskon sepuluh Yuan Rolls-Royce ini?
Hati manusia sudah tidak seperti dulu, dunia kultivasi juga main skenario ini.
