Waktu yang dipilih Song Nanshi sangat tepat: saat pasar malam Zhongzhou sedang ramai, baik cultivator maupun manusia biasa, kehidupan malam mereka baru saja dimulai.
Lokasi yang dipilih Song Nanshi juga strategis: kediaman pemimpin kota, tempat tinggal orang paling terhormat secara nominal di kota ini.
Jika biasanya ada perkelahian di keramaian kota, mungkin akan menarik perhatian tapi tidak banyak—karena warga sudah terbiasa. Bahkan jika binatang buas mengamuk dan melukai orang di keramaian, itu hanya sedikit lebih menarik dibanding cultivator yang berkelahi di jalanan.
Namun merobohkan Kediaman Pemimpin Kota adalah hal yang berbeda.
Pemimpin Kota, selebriti.
Penduduk Zhongzhou sekalipun belum pernah bertemu Pemimpin Kota, pasti punya perhatian refleks terhadap Kediamannya.
Kegemaran penonton mengejar sensasi selebriti dan menyukai keributan mereka, dari zaman kuno hingga kini, benar-benar tidak pernah pudar.
Song Nanshi berlari ke jalan memberitahu orang-orang bahwa keluarga bangsawan di Gunung Sicang diam-diam memelihara binatang buas—tidak ada yang percaya. Tapi jika binatang buas dari Gunung Sicang kabur ke kota, mencari cultivator untuk berkelahi, dan merobohkan Kediaman Pemimpin Kota? Hal ini diperkirakan akan langsung menjadi topik panas Zhongzhou selama paruh kedua bulan ini.
Orang biasa awalnya mungkin hanya penasaran: "Kok Kediaman Pemimpin Kota bisa ambruk?" Baru kemudian berpikir, "Oh, ternyata di Gunung Sicang ada binatang buas yang masuk ke kota!"
Mereka mungkin tidak akan terlalu waspada, juga tidak berpikir lebih jauh, tapi ini sudah cukup.
Jadi, tujuan awal Song Nanshi adalah dengan segala cara menumpang popularitas Pemimpin Kota, menggunakan rasa penasaran rakyat untuk menerobos blokade informasi keluarga bangsawan.
Hal ini terkesan mengada-ada, tapi kenyataannya semakin kompleks suatu masalah besar justru lebih mudah diblokir, sedangkan rumor pasar yang tidak masuk akal justru menyebar lebih cepat - semakin dilarang penonton semakin bersemangat.
Maka di tangan Song Nanshi, kediaman marquis ini hari ini harus ambruk, mau tidak mau.
Awalnya dia belum tahu taktik apa yang akan digunakan keluarga bangsawan, tapi dia sudah siap untuk hari ini bagaimanapun caranya harus menggoyang kediaman marquis, lalu meneriakkan di sana bahwa dia sudah diserang di Gunung Sicang dan mengapa masih diserang di dalam kota.
Tapi siapa sangka mereka malah begitu gesit, langsung mengerahkan seekor Yu Niao.
Dengan demikian saksi dan barang bukti lengkap, ambruknya kediaman marquis pun punya alasan yang sangat masuk akal.
Song Nanshi rela memberikan ucapan terima kasih langsung pada keluarga bangsawan itu.
Tapi setelah dipikir, sebagai murid generasi penerus langsung Sekte Tanpa Batas yang dia klaim, mereka pasti akan berusaha mati-matian menyalahkan pihak lain jika tak ingin bermasalah dengan sekte tersebut.
Cara termudah adalah menyalahkan Yu Niao.
Sungguh Bodhisattva hidup.
Song Nanshi bersembahyang dalam hati, sementara Gui Qing memandangi reruntuhan kediamannya, hatinya serasa meneteskan darah.
Tapi dia tak bisa menunjukkan ekspresi, karena kemunculan Yu Niao secara terang-terangan di kota jauh lebih parah daripada runtuhnya kediaman marquis.
Dia harus mengutamakan skenario besar.
Dari awal dia sudah tahu ini pasti masalah yang dibuat diam-diam para bawahannya yang bodoh, tetapi dia tetap harus mengurus kekacauan ini.
Dan saat ini, tidak tahu disengaja atau tidak, Song Nanshi sedang membesar-besarkan pengalamannya di Gunung Sicang kepada orang-orang sekitar yang tak tahu apa-apa. Dia menggambarkan gunung itu penuh dengan barang-barang aneh, mengubahnya menjadi gua naga dan sarang harimau, sambil tak lupa mengkritik pertahanan kota Zhongzhou untuk memperkuat statusnya sebagai korban.
Song Nanshi: "Aku ini murid Sekte Tanpa Batas. Kalian tahu kan Sekte Tanpa Batas?"
Orang awam mengangguk cepat: "Tahu tahu, itu kan dewa sejati! Tuan-tuan cultivator di kota saja harus merajut hubungan."
Song Nanshi melanjutkan: "Sehebat itu, aku dan tiga rekan seperguruanku saja nyaris terjebak di dalam, apalagi orang lain."
Deskripsi sederhana dan kasarnya membuat orang-orang terbelalak, langsung menyadari tingkat keparahan masalah.
Murid dewa saja nyaris celaka, masa mereka masih punya jalan keluar?
Seorang pria cemas: "Kenapa tidak ada yang bilang? Aku hampir masuk ke pegunungan berburu minggu lalu!"
Song Nanshi: "Benar, benar! Para keluarga bangsawan itu tidak becus mengurus!"
Perhatian para hadirin langsung beralih ke keluarga bangsawan, "Benar! Apakah mereka tidak tahu?"
Gui Qing melihat mereka masih ingin melanjutkan, buru-buru maju mengontrol situasi.
Ia mencoba menampilkan ekspresi kemarahan yang berapi-api... tidak, tanpa ekspresi, karena memakai topeng.
Tapi tidak sepenuhnya hilang, setidaknya sejak dipaksa makan setengah meja hidangan di kedai minuman, ia mengganti topeng penuh menjadi setengah wajah.
Kemudian ia maju, ingin mengambil inisiatif menguasai situasi.
Siapa sangka Song Nanshi lebih antusias darinya.
Begitu melihatnya, tangannya langsung menunjuk ke arah Gui Qing, mengalihkan masalah ke pihak lain: "Yang lebih parah adalah Pemimpin Kota! Seorang pemimpin terhormat, kediamannya sampai ambruk!"
Orang-orang yang awalnya datang karena ingin melihat-lihat keruntuhan kediaman pemimpin langsung menemukan fokus pembicaraan, pandangan mereka ke arah pemimpin kota dipenuhi simpati.
Gui Qing: "..."
Ini jelas kau yang merobohkannya!
Ia menarik napas dalam-dalam, tersenyum pahit: "Tapi sebuah kediaman pemimpin kota..." berusaha merebut kembali kendali.
Namun Song Nanshi mengeluarkan suara tsk-tsk, "Ini butuh berapa banyak Lingshi ya!"
Gui Qing: “……
Hatinya terasa sakit.
Setelah mengatakan itu, Song Nanshi berpura-pura seperti salah bicara sambil menutupi mulutnya, "Maaf Pemimpin Kota Gui Qing, saya tidak sengaja menyentuh hal yang mengganjal di pikiran Anda. Sungguh saya terlalu emosi membela ketidakadilan yang Anda alami. Tsk tsk tsk, rumah sebesar itu, mungkin harganya tidak kurang dari 100.000 Lingshi..."
Gui Qing tiba-tiba teringat biaya pembangunan kediamannya.
Hatinya semakin perih.
Bukan main, para penonton justru menarik napas tajam dan berteriak kaget, "Ssst! 100.000!"
Gosip ini semakin seru diikuti.
Sorotan mata penuh simpati yang tertuju pada Gui Qing pun semakin menjadi.
Gui Qing menggeretakkan gigi dan mendengus dingin, "Cuma 100.000 saja..."
Ia ingin merebut kembali inisiatif, namun baru saja membuka mulut, sekumpulan rekan seperguruan Song Nanshi tiba-tiba menyembur dari tempat persembunyian. Meski Song Nanshi sama sekali tidak terluka, mereka bereaksi seolah adik senior mereka hampir sekarat.
"Adik Senior!"
“Kakak Senior！”
Kemudian dengan cepat, sebelum Wali Kota Gui Qing sempat menjelaskan, juga sebelum para keluarga bangsawan menyadari sesuatu tak beres dan bergegas membereskan, mereka segera menjemput Song Nanshi. Tak memberi kesempatan penjelasan pada Gui Qing, juga tak memberi celah perbaikan bagi para bangsawan.
Hanya menyisakan dua kata kunci "Gunung Sicang" dan "100.000 tael" yang memicu keriuhan diskusi.
Persis warganet keyboard yang memprovokasi konflik lalu kabur setelah memicu keributan.
Gui Qing pun tahu, kesempatan terbaiknya mengontrol situasi sudah hilang.
Pepatah "menghasut cukup dengan mulut, membantah sampai kaki patah" memang bukan tanpa alasan.
Hal yang tidak langsung terungkap hasilnya di tempat, penonton hanya akan mengingat narasi paling mengerikan, terang-terangan, dan paling kasar.
Kebetulan, baik "100.000 tael" maupun "Murid Sekte Tanpa Batas nyaris meregang nyawa di Gunung Sicang" sama-sama cukup menggemparkan.
Maka, ketika para bangsawan menyadari ketidakberesan dan mengirim utusan untuk membersihkan kekacauan, yang terlihat hanyalah kediaman walikota yang menjadi reruntuhan dan seorang wali kota diselimuti aura hitam.
Para hadirin terkejut: "Kediaman Tuan..."
Di sebelah masih terdengar suara samar para pencari sensasi: "100.000 tael……"
Gui Qing: "……"
……
Jiang Ji dan yang lain terus meneriakkan "Adik Senior", "Kakak Senior" sambil menggotong Song Nanshi kembali ke Keluarga Ye.
Orang-orang yang tidak tahu situasi hampir mengira Song Nanshi sudah tiada.
Sesampainya di Keluarga Ye, Song Nanshi mulai meronta. Melihat mereka belum berhenti, dia mengeluarkan suara "tsk" dan berkata: "Adegannya terlalu mustahil!"
Barulah para hadirin berhenti. Saling memandang sesaat, tak bisa menahan tawa.
Setelah tertawa, Jiang Ji masih prihatin: "Apa ini benar-benar boleh?"
Song Nanshi blak-blakan: "Setuju, tapi tidak sepenuhnya."
Jiang Ji bingung: "Maksudmu?"
Song Nanshi: "Dengan adegan yang kita mainkan hari ini, rahasia yang coba disembunyikan para keluarga bangsawan pasti terbongkar. Namun rasa takut mereka terhadap status kita sebagai murid Sekte Tanpa Batas akan terus berkurang seiring perkembangan situasi."
Song Nanshi merapikan mantelnya: "Para cultivator dan manusia biasa di Zhongzhou mungkin sudah tersentak sadar. Sekarang saatnya mempertimbangkan cara mundur dengan selamat ketika kesabaran para keluarga bangsawan itu mencapai batas."
Jiang Ji: "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Song Nanshi duduk di samping meja batu, meneguk secangkir teh: "Tunggu Yun Zhifeng kembali."
Setengah jam kemudian, Yun Zhifeng kembali dari luar.
Setelah membantu Song Nanshi menangani burung Yu itu, dia berhasil dan mundur. Dia mengelilingi setengah kota untuk menghindari pelacak potensial, sengaja kembali melalui jalan berbeda.
Song Nanshi buru-buru bertanya saat melihatnya: "Apa kau tidak ketahuan orang lain?"
Yun Zhifeng menyesuaikan topeng di wajahnya: "Tidak ada yang bisa menyusulku."
Song Nanshi menghela napas lega.
Status Yun Zhifeng di Zhongzhou terlalu riskan untuk terpapar. Saat Ye Lizhou menjual informasi, Song Nanshi menyuruhnya hanya menyebut empat orang mereka. Tapi investigasi lanjutan pasti akan dilakukan. Yun Zhifeng tidak mungkin terus menghilang - dia perlu menciptakan identitas palsu yang meyakinkan.
Untungnya sejak tiba di Zhongzhou, Yun Zhifeng selalu mengenakan topeng sehingga wajah aslinya tidak terlihat.
Yun Zhifeng tampak tak khawatir dengan masalah identitasnya: "Dalam perjalanan pulang, aku mendengar rumor yang sangat menarik."
Song Nanshi matanya berbinar: "Sudah mulai menyebar? Itu terlalu baik! Ketika para keluarga bangsawan menyadarinya, mungkin sudah terlambat!"
Ekspresi Yun Zhifeng tampak aneh, berkata: "Sudah menyebar, tapi..."
Dia melanjutkan: "Sangat tidak masuk akal."
Jiang Ji bertanya mewakilinya: "Seberapa tidak masuk akalnya?"
Yun Zhifeng: "Ada yang bilang, empat murid Sekte Tanpa Batas datang ke Zhongzhou, semuanya berkultivasi tingkat dewa, tapi tewas di Gunung Sicang, tulang belulang hancur lebur."
Para hadirin yang tiba-tiba "berkultivasi tingkat dewa": "..."
Yun Zhifeng: "Juga ada kabar, ratusan binatang buas terbang menghancurkan kediaman Pemimpin Kota, kerugian mencapai jutaan. Sang Pemimpin langsung berkelai dengan keluarga bangsawan yang lalai menjaga kota sampai saling melemahkan."
Para hadirin: "..."
Song Nanshi merasakan, dia memang masih meremehkan kemampuan menyebar rumor rakyat pekerja di dunia kultivasi.
Tsk.
Setelah menyela kesibukan membicarakan gosip, Yun Zhifeng bertanya: "Selanjutnya kita ke mana?"
Song Nanshi tahan banting: "Jangan buru-buru, keluarga bangsawan itu seharusnya lebih panik daripada kita. Sekarang kita tunggu Ye Lizhou dulu, dia kukirim ke organisasi untuk menyelidiki situasi."
Kebetulan waktu sudah lewat tengah malam, Song Nanshi yang sedang menunggu menyadari Sistem Tukang Ramalnya me-refresh, lalu iseng mengambil ramalan.
Rejeki datang dari timur.
Ramalan baik.
Pemilik Ramalan: Song Nanshi, Yun Zhifeng, Jiang Ji...
Di belakangnya mengikuti rentetan nama, semuanya orang-orang di sekitarnya.
Song Nanshi: "?"
Maksudnya hari ini mereka akan kolektif memungut uang?
Ia kebingungan, bahkan hendak mengeluarkan papan takdir untuk membuat ramalan sendiri, tiba-tiba Ye Lizhou pulang dengan wajah bersemangat.
Baru masuk pintu ia langsung berkata: "Ada urusan bagus!"
Hatinya berdesir, Song Nanshi bertanya: "Ada apa?"
Ye Lizhou berkata dengan suara bergetar kegirangan: "Bukannya kau menyuruhku mengawasi dua pembunuh yang masuk ke Gunung Sicang bersama kita, agar mereka tidak bocorkan informasi? Setelah kembali, kedua pembunuh itu diejek karena gagal menjalankan tugas. Dengan geram, mereka mengajukan diri keluar dari Zhongzhou. Meski tidak mengancam, tapi ada kabar baik!"
Song Nanshi menendangnya: "Jangan bertele-tele!"
Ye Lizhou langsung menjawab: "Uang hasil penjualan empat informasi tentang kalian sudah turun, tiga ribu Lingshi! Lagipula para keluarga bangsawan mengumumkan ke '': mereka akan membeli semua informasi tentang kalian, berapapun harganya! Harga dasar tiap info seratus, tak ada batas maksimal!"
Mendengar ini, para protagonis terkejut, sementara si miskin bersorak gembira!
Jiang Ji tak bisa menahan umpatannya: "Para bangsawan itu ambisius licik! Kita harus waspada, mana mungkin ini kabar baik!"
Song Nanshi langsung berteriak: "Bagus! Segera jual informasi! Beri tahu mereka Song Nanshi suka pedas tapi benci daun bawang, jahe, bawang putih!"
Akhirnya ia mengerti asal muasal rejeki kolektif ini!
Tapi para protagonis bengong: "Bisa?!"
Song Nanshi dengan alasan yang sah: "Mereka bilang mau membeli semua kabar, aku menjual informasi tentang diriku sendiri. Air subur tak mengalir ke sawah orang lain, ini kenapa tidak boleh!"
Jiang Ji bingung: "Tapi kalau mereka melakukan ini, bukankah setiap tindakan kita akan dilaporkan orang demi hadiah? Lalu kita akan dibatasi di mana-mana?"
Song Nanshi tersenyum: "Benar, tapi kalau orang lain bisa klaim hadiah, kenapa kita sendiri tidak?"
Dengan bijak ia berkata: "Shixiong, perluas pola pikirmu. Bagaimanapun juga kita akan dikhianati, bagaimanapun juga hadiah akan diambil. Lebih baik uang itu kita yang dapatkan. Tentang gerak-gerik kita, siapa yang lebih tahu daripada diri kita sendiri? Nanti kita akan jadi pemasok informasi terbesar. Kita hancurkan semua pesaing yang ingin hadiah, lalu bukankah kita bisa memutarbalikkan fakta sesuka hati?"
Ia tersenyum manis: "Ini namanya mengambil jalan orang lain, membuat mereka tak punya jalan."
Singkatnya: Aku jual diriku sendiri.
Jiang Ji: "......"
Ia merenung dengan detail.
Kemudian ia merasa rencana ini benar-benar bisa dilakukan.
Keluarga bangsawan sekaya apapun, mustahil memberi uang untuk informasi berulang. Maka nanti yang menentukan adalah kelengkapan informasi - mereka hanya akan membeli dari sumber terlengkap. Jika ada kontradiksi dengan sumber lain, preferensi akan diberikan pada yang menyajikan data lebih komprehensif.
Lalu siapa yang bisa lebih lengkap dari informasi mereka sendiri?
Maka para penjual informasi lain akan seperti dikatakan Song Nanshi: terhancurkan oleh persaingan.
Lalu skenarionya akan menjadi seperti ini——
Mereka menjual informasi tentang diri mereka sendiri.
Keluarga bangsawan membeli informasi tersebut dari mereka.
Dengan begitu, apapun yang mereka katakan akan diterima sebagai kebenaran mutlak.
Dunia tempat keluarga bangsawan merugi telah tercapai.
Jiang Ji: “……”
Metode tak masuk akal ini... ternyata benar-benar bisa diterapkan.
Sungguh di luar patokan!
Sorot matanya ke arah kerumunan tiba-tiba dipenuhi rasa kagum.
Jadi beginikah pola pikir kaum papa?
Pengetahuannya selama ini ternyata terlalu sempit.
Song Nanshi si miskin sudah mengangkat lengan, berseru: “Bagi uang!”
Beberapa orang dengan riang membagi tiga ribu Lingshi, Ye Lizhou juga dengan girang mengumpulkan segudang kabar berguna dan tidak untuk dijual.
Dia bertanya pada Jiang Ji: "Kakak Jiang, tingkat Kultivasi-mu berapa?"
Jiang Ji samar-samar: "Kristal Emas..."
Ye Lizhou berhitung: "Kabar ini seharusnya bernilai ratusan Lingshi."
Dia pergi dengan girang.
Jiang Ji langsung merasa mereka tidak seperti sedang merencanakan rencana besar untuk bermusuhan dengan seluruh keluarga bangsawan kota, melainkan seperti sedang memanfaatkan kesempatan.
Memegang Lingshi yang dibagikan, tanpa sengaja menatap Yun Zhifeng yang terlihat sangat tenang, dia memuji: "Kalian orang miskin ternyata punya akal licik seperti ini, aku dulu terlalu picik."
"Kalian orang miskin" Putra Kirin: "..."
Ingin membantah status kemiskinan, tapi setelah meraba cincin penyimpanannya, merasa tidak punya posisi untuk berargumen.
Maka dia pun ikut bingung, ini jelas-jelas kegiatan melawan keluarga bangsawan yang tegang dan menggugah, kapan berubah menjadi kompetisi memanfaatkan kesempatan?
Tapi—dengan cepat, keluarga bangsawan kembali membuat mereka tegang dan menggugah.
Keesokan harinya setelah terbangun, keluarga bangsawan mungkin mulai memahami situasi. Tiba-tiba ada yang datang, mengatakan karena kejadian semalam, akan mengundang murid-murid Sekte Tanpa Batas untuk acara penenang.
Jiang Ji langsung menjadi serius: "Apa ini perjamuan Hongmen?"
Zhu Xiu masih rasional, menggelengkan kepala: "Mereka sudah berani melakukan langkah gegabah semalam demi tidak mengganggu Sekte Tanpa Batas. Tak masuk akal bertindak di forum yang lebih terbuka ini. Ini pasti ujicoba."
Dia tenggelam dalam pikiran: "Mereka masih menganggap kejadian kemarin sebagai kebetulan, ragu apakah kami tahu hubungan Gunung Sicang dengan mereka. Ini cara menguji kita."
Dia memutar kepala menatap Song Nanshi, ingin menanyakan pendapatnya. Tapi dilihatnya Song Nanshi mengusap dagu sambil berpikir: "Yang mengundang adalah keluarga Yun."
Para hadirin langsung menoleh ke Yun Zhifeng.
Bahkan Yu Jiaojiao tak kuasa berkata, "*Sekali-kali* Yun Zhifeng jangan sampai muncul."
Song Nanshi malah menyanggah, "Tidak, biarkan Yun Zhifeng tampil. Sejak kita tiba di Zhongzhou, kehadirannya di sekitar kita sudah mudah dilacak. Ini kesempatan tepat untuk membuatkan identitas sah baginya."
Para hadirin: "Membuat identitas?"
Song Nanshi menatap mereka: "Sekarang, kita harus menyusun identitas yang tidak mencolok tapi masuk akal untuk Yun Zhifeng, plus mencari artefak magis untuk penyamaran."
Artefak magis bisa diurus belakangan, tapi soal identitas...
Mata mereka saling berpandangan, langsung memulai brainstorming.
Yun Zhifeng sebagai subjek utama pun mendengar beragam jawaban mulai yang masuk akal hingga ngawur.
Jiang Ji: "Pengawal saja."
Ini tidak melenceng terlalu jauh.
Yu Jiaojiao: "Asisten literatur?"
Ini agak aneh.
Ye Lizhou: "Bilang saja dia saudara kandung yang terpisah lama?"
Ini mulai ngaco.
Saat brainstorming berlangsung, Zhu Xiu tersenyum dingin mengamati mereka.
Kemudian dia berkata: "Adik ketiga memelihara banci kota! Ini cukup logis dan tidak menarik perhatian! Siapa yang mau mengobrol dengan banci kota!"
Para hadirin: “……”
Yun Zhifeng: “……”
Ini benar-benar tidak masuk akal.
Dia menatap Zhu Xiu dengan ekspresi datar.
Zhu Xiu tanpa gentar menatap balik, di matanya terlihat secercah... kekecewaan seperti besi yang tak bisa ditempa menjadi baja?
Yun Zhifeng: “？？？”
Siapa yang mau jadi banci kota, kalau pun harus jadi...
Batuk.
Tapi tak ada yang mendengar keraguannya. Semua orang menganggap status pihak lain aneh, saling tak mengakui. Setelah perdebatan sengit, mereka sepakat untuk diundi.
Tak ada yang meminta pendapat Yun Zhifeng sebagai subjek utama.
Song Nanshi memutuskan: "Undi."
Segera, beberapa identitas ditulis di kertas dan dimasukkan ke kotak hitam.
Ye Qinzhou yang tak ikut diskusi mengikuti undian.
Ye Qinzhou meneguk tehnya perlahan, memasukkan tangan ke kotak dengan lambat, lalu mengeluarkannya pelan-pelan.
Dibuka。
Lalu dia tersenyum。
Ia menatap Yun Zhifeng, dengan wajah berbinar berkata: "Kakak Yun, Selamat ya."
"Banci kota."
Yun Zhifeng："……"
Perasaan rindunya yang masih terpendam, tiba-tiba telah menjadi ejekan "banci kota".
Pandangan Yun Zhifeng mendadak gelap。
