Tuan Yun Tang ini terlihat seluruh tubuhnya otaknya blank.
Song Nanshi juga otaknya blank.
Tapi untung kulit wajahnya tebal, setelah diam sejenak lalu berkata dengan wajah datar: "Benar, kau bisa memanggilnya He'er."
"Hah...!"
Jiang Ji yang tak siap sama sekali langsung menyemburkan teh saat mendengar panggilan itu, kalang-kabut menaruh kembali cangkir teh sambil batuk-batuk buru-buru berkata: "Maaf, tidak sopan, tidak sopan."
Saat menundukkan kepala, sudut mulutnya gemetar.
Zhu Xiu lebih stabil daripadanya, setelah tangannya bergetar langsung pulih normal, bahkan membuka mulut memberi penjelasan tambahan untuk shixiong-nya dengan nada menyalahkan: "Shimei, kau kan tahu shixiong tidak suka kau bersikap begini di luar."
Bagai adik senior pemberontak yang memelihara banci kota, sementara kakak seniornya pusing tujuh keliling.
Dibandingkan mereka berdua, yang paling tahan banting justru Yu Jiaojiao.
Hanya saja kelinci dalam pelukannya hampir dicekiknya seketika.
Tampaknya sebutan "He'er" lebih mematikan bagi orang dalam.
Song Nanshi tetap dengan wajah datar sepanjang waktu, membiarkan Yun Zhifeng memegang lengannya, lalu memandang Yun Tang dengan tenang.
Sudut mulut Yun Tang berkedut.
Namun latihan pengendalian diri Tuan Yun Tang pasti sangat mumpuni. Hanya terdiam sejenak, dia segera tersadar kembali.
Tapi jelas dia takkan bisa memanggil "He'er".
Setelah diam sesaat, dia berkata: "Tuan Mu."
Sikapnya bahkan tetap ramah, ekspresinya tak berubah.
Hanya pandangannya yang awalnya penuh tinjauan berubah menjadi celaan terselubung, seolah meremehkan statusnya sebagai banci kota. Meski berusaha menyembunyikan, tetap terlihat.
Kewaspadaan dan ujicoba samar terhadap rekan mereka sebelumnya mulai memudar.
Yun Zhifeng yang berstatus banci kota sama sekali tak menyadarinya, datar mengangguk padanya.
Song Nanshi melihat itu lalu menepuk-nepuk tangan Yun Zhifeng, dengan suara menyalahkan berkata: "He'er, cepatlah menyapa Tuan Yun."
Lalu ia merasakan tangan Yun Zhifeng yang menyangga lengannya bergetar.
Song Nanshi mengira Dia juga jijik dengan panggilan "He'er" itu, dalam hati menjawab kemampuan bertahan Yun Zhifeng benar-benar payah, baru segini saja.
Tak disadari, Yun Zhifeng saat ini tak sadar berpikir: Bagaimana jika Song Nanshi memanggilnya dengan nama aslinya seperti ini?
Feng'er?
Yun Zhifeng: "……"
Aneh.
Tidak semenarik saat tiga karakter "Yun Zhifeng" disebutkannya dengan suara jernih nan renyah.
Ia termenung sejenak, Yun Tang melihatnya tetap datar meski telah diingatkan oleh "donatur"-nya, seolah tak menganggapnya ada, tak urung mengerutkan alis.
Kini, banci kota saja sudah punya harga diri setinggi ini?
Tapi dia segera teringat saat dirinya sengaja mengucapkan kata-kata menggoda untuk menguji Nona Song barusan, si banci kota ini langsung panik membuktikan statusnya dan menyatakan klaim kepemilikan.
Hah, pasti menganggapku sebagai saingan cinta.
Banci kota yang mengandalkan wajah, memang cuma bisa mengawasi hal remeh semacam ini.
Di dalam hati Yun Tang semakin merendahkan, tapi ekspresinya justru makin toleran.
"Pesta sudah siap," ujarnya, "Semua yang hadir pasti sudah tak sabar. Mari ikut saya masuk ke tempat duduk."
Sambil berkata demikian, dia mengajak mereka keluar dari aula utama menuju paviliun air yang telah dipersiapkan.
Yun Zhifeng yang sejak tadi menyandarkan lengan Song Nanshi, kini berjalan berdampingan dengannya. Dengan setengah langkah di depan, posisinya membentuk postur perlindungan yang tak terlihat.
Memberikan rasa aman, tapi sama sekali tidak seperti banci kota.
Yun Tang melirik, lalu berkata: "Nona Song sangat baik pada Tuan Mu ini. Di keluarga kami, junior yang berani melangkahi posisi tuan rumah bisa disebut arogan dan tak sopan. Tuan Mu justru tak segan-segan."
Song Nanshi mendengar sindiran halusnya, dalam hati berkomentar: Mungkin dulu Yun Zhifeng terlalu lama jadi Putra Mahkota di klanmu, jarang ada yang bisa menempatkannya sebagai junior. Kini baru mulai berakting sebagai banci kota, tekniknya masih kaku. Perlu latihan lebih lanjut.
Tapi di depan dia tetap serius: "Tak ada pilihan, saya memang suka tipe yang sombong."
Yun Tang: "……"
Yun Zhifeng yang berjalan setengah langkah di depannya: "……"
Bayangan Jiang Ji tersandung, bahunya bergetar tak terkendali.
Song Nanshi pura-pura tidak melihat.
Yun Tang sepertinya tertekan oleh ucapannya, lama baru ragu-ragu berkata: "Selera Nona Song... benar-benar unik."
Song Nanshi dalam hati menjawab: "Kau ini masih cukup halus berkata-kata."
Tapi tidak ada cara lain, Ye Qinzhou telah mendandani Yun Zhifeng sebagai banci kota pria, namun sejauh ini kecuali saat tadi di kolam Yun meledakkan identitas banci kotanya yang sedikit menunjukkan gaya khas pemain drama, sama sekali tidak ada hubungannya dengan pemain drama. Song Nanshi terpaksa membuat selera "banci kota" pilihannya menjadi lebih unik.
Maka dengan wajah datar ia berkata: "Bunga berbeda menarik mata yang berbeda."
Begitu kalimat ini terucap, bahu Jiang Ji di depan langsung bergetar lebih hebat.
Melihat ini Song Nanshi hampir tak tahan ingin langsung maju menghajarnya dua kali tendangan.
Bukan main, di telinganya Yun Zhifeng justru mengirim suara bertanya: "Kau suka banci kota... semacam ini?"
Song Nanshi: "......"
Jiang Ji saja sudah keterlaluan, kau malah ikut-ikutan membuat keributan!
Ia membalas lewat transmisi suara: "Aku suka banci kota yang tidak menguras uangku!"
Ekspresi Yun Zhifeng langsung berubah kontemplatif, Song Nanshi pun tak tahu apa yang sedang direnungkannya.
Begitu terus dikocok hingga sampai di paviliun air, setelah para hadirin saling menolak untuk duduk, mulailah basa-basi yang tak bermakna.
Sekitar seperempat jam kemudian, Tuan kepala keluarga itu entah apakah akhirnya berhasil mendinginkan amarah mereka dengan membiarkan menunggu, baru dengan senyum lebar memasuki paviliun air.
Seorang paman tampan berusia sekitar tiga puluh tahunan, kecantikannya mirip dua persen dengan Yun Zhifeng. Saat masuk, wajahnya menyungging senyum cerah, berkata: "Aku datang terlambat! Semua yang hadir jangan marah!"
Song Nanshi menahan kuat keinginan untuk menatap Yun Zhifeng.
Kemudian ia baru menyadari, intuisi sang kepala keluarga ini benar-benar mengerikan kuatnya.
Setelah bertukar salam dan menyapu pandangan ke seluruh hadirin satu per satu, tatapannya akhirnya tertambat pada Yun Zhifeng.
Andaikata Song Nanshi tidak yakin wajah Yun Zhifeng sama sekali tidak mirip dengan masa lalu, ia pasti mengira identitas Yun Zhifeng telah terbongkar.
Lalu kepala keluarga Yun dengan santai mengalihkan pandangan, tersenyum manis: "Sudahlah, jangan terus berdiri! Silakan mengambil tempat duduk!"
Song Nanshi duduk dengan ekspresi datar, namun di hatinya muncul sedikit keraguan, apakah dirinya terlalu angkuh dan tergesa-gesa.
Yun Zhifeng diam-diam memencet tangannya saat duduk.
Hampir seketika itu juga Song Nanshi merasa tenang.
Yun Zhifeng lebih memahami pamannya daripada Song Nanshi. Jika dia merasa identitasnya akan terbongkar, pasti takkan menyetujui rencana Song Nanshi sejak awal.
Kecuali dia yakin betul takkan dikenali.
Sementara itu, Kepala Keluarga Yun menyampaikan pesan suara pada putranya: "Siapa pemuda berbaju hijau kebiruan itu?"
Yun Tang mengedipkan mata penuh penghinaan, membalas lewat pesan: "Cuma selingkuhan saja."
Tanpa sadar Kepala Keluarga Yun menatap Yun Zhifeng, persis menyaksikan aksinya sedang menggenggam tangan Song Nanshi di bawah meja.
Sorot matanya berkilat, mempertanyakan apakah kekhawatiran berlebihannya selama ini hanya bayangan semata.
Saat pertama kali melihat pilihan kekasih ini tadi, ia sempat mengira melihat Yun Zhifeng.
Tapi kalau soal pilihan kekasih...
Dengan harga diri Yun Zhifeng yang tinggi, meski dikejar sampai jalan buntu pun takkan mau jadi kekasih bayaran.
Mungkin ia memang salah lihat.
Tak tahan, ia mengusap pelipisnya namun tetap waspada menatap Song Nanshi.
Saat ini, Yun Zhifeng sudah melepaskan genggamannya.
Dengan senyum ia berkata, "Beberapa hari lalu kudengar Nona Song ditemani pemuda bertopeng. Inikah orangnya? Tampan begini, kenapa pakai topeng?"
Song Nanshi tetap tenang, meneguk tehnya. "Cuma hobi kecil saja. Jangan ditertawakan ya."
Keduanya: "..."
Pertanyaan lebih lanjut jelas akan mengarah ke hubungan tak senonoh antara donatur dan pilihan kekasih.
Kepala keluarga Yun tak sudi mempermalukan diri, sementara Yun Tao teringat ucapan Song Nanshi "memang suka yang begitu".
...Sekte Tanpa Batas benar-benar punya kebiasaan terbuka.
Tapi saat Song Nanshi berkata demikian, si "pilihan kekasih" di sampingnya tetap menunjukkan raut wajah datar. Kepala keluarga Yun pun semakin yakin menghilangkan keraguannya.
Jadi pilihan kekasih demi apa? Kalau bukan demi uang.
Tapi karakter Yun Zhifeng punya harga diri sampai ke tulang. Saat masih di keluarga Yun, sekalipun rekan seangkatannya bergelimang pakaian mewah dan hidangan lezat, ia tak pernah peduli pada hal duniawi seperti emas-perak. Bahkan saat diburu sekalipun terjepit, tak pernah merampas harta orang lain untuk melewati kesulitan. Mana mungkin demi uang mau jadi banci kota?
Kalau bukan demi uang, apa mungkin demi cinta sejati?
Hah!
Pertimbangan terstruktur kepala keluarga Yun ini semakin menguatkan keyakinannya.
Ini pasti bukan Yun Zhifeng!
Barusan pasti ia salah lihat.
Prediksinya selalu akurat. Setelah yakin, ia mengalihkan pandangan dengan ekspresi datar, seolah memandangi si pecundang ini sekali lagi akan melukai matanya.
Ia pun mulai memprotes Song Nanshi.
Menghadiri pesta keluarga Yun, ternyata masih membawa pilihan kekasih, sungguh tak menganggap mereka.
Namun... justru ini membuktikan, para anak emas Sekte Tanpa Batas mungkin sudah terlalu dimanjakan, tak pernah peduli pandangan orang lain.
Murid Sesepuh Buguí ya...
Dia mengambil cangkir anggur, meneguknya habis sekaligus.
Mereka tak ingin mengganggu Sekte Tanpa Batas yang jauh ribuan li, tapi jika diperlukan... harga ini pun tak sampai membuat kehabisan tenaga.
Tinggal lihat apakah mereka akan menjadi "yang meminta" ini.
Lalu, Song Nanshi melihat kepala keluarga Yun tiba-tiba menjadi berdegup penuh harapan, sambil saling menyentuhkan cangkir, dengan halus menanyakan jejak perjalanan mereka.
Song Nanshi merasa mungkin dia ingin mengetahui seberapa banyak mereka tahu tentang urusan Gunung Sicang.
Para hadirin secara ketat mematuhi karakter anggota sekte besar yang membenci kejahatan namun mudah dibohongi, hanya membentak binatang buas di Gunung Sicang, lalu bertanya bagaimana kota Zhongzhou akan menyelesaikan masalah binatang buas tersebut, seolah sama sekali tidak tahu hubungan makhluk itu dengan mereka.
Kepala keluarga Yun memanfaatkan momentum untuk meminta maaf kepada Song Nanshi atas serangan binatang buas di Zhongzhou, kemudian berkata: "Binatang itu cukup kuat, Nona Song bisa melarikan diri tanpa luka sedikitpun, benar-benar talenta muda berbakat."
Song Nanshi dengan santai menjawab: "Ini sama sekali bukan jasaku."
Sebelum kepala keluarga Yun tiba-tiba menatapnya, Song Nanshi dalam hati meminta maaf pada guru murahan-nya, lalu mengarang cerita: "Guru meninggalkan beberapa energi pedang untukku, ini semua berkat jasa guru."
Sang Guru yang meninggalkan energi pedang untuk murid muda yang lemah kemampuan sebagai perlindungan diri, hal ini wajar.
Keraguan terakhir dalam hati kepala keluarga Yun pun akhirnya lenyap.
Melihat penampilannya, grup ini benar-benar hanya kebetulan hadir dan beruntung bisa lolos dua kali, sungguh tidak tahu apa-apa.
Jika demikian, tidak boleh membiarkan mereka benar-benar menemukan sesuatu.
Kepala keluarga Yun langsung lebih bersemangat mengajak minum.
Song Nanshi minum beberapa gelas lalu merasa tak boleh lagi memaksanya terus minum. Belum lagi sebenarnya mereka punya agenda lain dalam kunjungan ini, bayangkan jika benar-benar dimabukkan dan menginap di sini - meski mereka tak berani bertindak terang-terangan, pasti akan melakukan trik kotor.
Harus menyelesaikan ini dengan cepat!
Song Nanshi segera Berkamuflase tak tahan alkohol, bersandar pada Yun Zhifeng sementara tangan satunya menggenggam Jiang Ji yang duduk di sisi lain.
Jiang Ji nyaris berteriak kesakitan, saat menoleh langsung dilototi Song Nanshi.
Ia terdiam sejenak, tiba-tiba memahami pola pikir Song Nanshi, lalu berkata: "Adik Senior, kenapa kau mabuk begini?"
Para tamu pesta langsung menatap ke arah mereka.
Jiang Ji dengan ragu menatap Tuan Keluarga Yun, berkata terbata: "Ini... Bolehkah kami meminjam satu kamar tamu, Adik Senior tidak tahan dengan alkohol."
Tuan Keluarga Yun: "Itu sudah pasti."
Tangan dikibaskan untuk menyuruh pelayan mengantar Song Nanshi ke bawah.
Jiang Ji mendahului bicara: "He'er, antarkan Adik Senior."
Yun Zhifeng yang sedang menggendong Song Nanshi hampir menjatuhkannya saat mendengar panggilan "He'er".
Ia menarik napas dalam: "Baik."
Pemuda tampan itu mengangkat gadis itu, mengikuti pelayan yang pergi.
Tuan Keluarga Yun melihat "He'er" yang hampir menjatuhkan orang yang digendong, semakin yakin orang ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yun Zhifeng.
Yun Zhifeng tidak mungkin selemah itu!
……
Di sisi lain, Yun Zhifeng yang "lemah" itu segera mencari alasan untuk menyuruh pelayan keluar setelah memasukkan Song Nanshi ke kamar tamu.
Saat menoleh, ia melihat Song Nanshi sudah duduk tegak dengan sorot mata jernih, sama sekali tidak mabuk.
Ia bertanya: "Kau ingin melakukan sesuatu?"
Song Nanshi berbisik kepadanya: "Kau familiar dengan sini?"
Yun Zhifeng berbisik sinis: "Matang."
Song Nanshi menggosok-gosokkan tangan: "Kalau begitu lepaskan Kak Keledai dari cincin penyimpanan."
Yun Zhifeng menurut dan melepaskannya.
Begitu keluar, Kak Keledai langsung ingin meringkik, tapi mulutnya segera dicengkram Song Nanshi.
Song Nanshi menatapnya dan bertanya: "Kak, masih ingat caramu meringkik di Gunung Sicang dulu?"
Keledai itu menatapnya dengan bingung.
Dalam hati binatang itu ragu, Song Nanshi pun tak yakin. Tapi inilah satu-satunya cara yang bisa dicobanya kali ini.
Ia kemudian berkata: "Kalau kau bisa menghasilkan suara seperti di Gunung Sicang, aku akan..."
Ia menghitung-hitung. Terakhir kali keledai itu bersuara saat situasi hidup-mati. Hadiah apa yang setara dengan itu...
Song Nanshi: "...Aku akan memberimu 100 keping Lingshi untuk dihabiskan semaumu!"
Seratus Lingshi - bagi Song Nanshi, ini sama dengan perdarahan hebat.
Untungnya kini masih bisa memanfaatkan kesempatan menjual informasi ke keluarga bangsawan, kalau tidak dia benar-benar takkan tega.
Mata Kak Keledai benar-benar berbinar.
Ia terus-menerus mengangguk, berjanji pasti bisa mengeluarkan suara itu.
Song Nanshi sendiri ragu apakah ia bisa kembali mengeluarkan lengkingan rusa Gunung Sicang, lalu menjelaskan saat Yun Zhifeng menoleh: "Jika suara Kak Keledai bisa mengintimidasi Yu Niao, aku ingin tahu apakah sekarang Yu Niao hanya ada di Gunung Sicang atau juga bersembunyi di keluarga bangsawan. Bawalah Kak Keledai ke area sepi di kompleks keluarga Yun, lebih baik yang jauh dari sini agar tak ada yang menghubungkan suara itu dengan tempat ini. Jika benar terdengar lengkingan, segera bawa dia kembali."
Jika keluarga Yun juga menyembunyikan Yu Niao, pasti ada suara di keluarga Yun setelah teriakan Kak Keledai, dan mereka pasti akan dicurigai.
Yun Zhifeng harus kembali sebelum ada yang datang memeriksa.
Yun Zhifeng tidak bertanya lagi. Melihat para hamba yang disuruhnya keluar belum kembali, dia menyelipkan Kak Keledai ke dalam cincin penyimpanan lalu membalik masuk melalui jendela.
Song Nanshi segera menutup jendela. Setelah memastikan sekeliling, dia mengeluarkan boneka latihan pengobatan masa kecilnya dari cincin penyimpanan, menyembunyikannya di bawah selimut, lalu berbaring di samping boneka itu sambil menurunkan tirai ranjang.
Saat para pelayan bergegas kembali, yang mereka lihat adalah Song Nanshi dan pilihan kekasihnya sedang berbaring di tempat tidur di siang hari bolong.
Beberapa orang saling memandang, lalu buru-buru mundur keluar.
Di sisi lain, Yun Zhifeng langsung menuju rumah pekarangan tempatnya dulu tinggal setelah keluar dari kamar tamu.
Menurut karakter pamannya, rumah pekarangan yang pernah menjadi milik Putra Mahkota itu pasti sudah tidak dihuni sejak dirinya "hilang".
Sepanjang jalan, pemandangan familiar terlintas. Dia hafal jadwal patroli setiap penjaga.
Ini adalah tempat di mana dia tumbuh dewasa.
“Awalnya dia mengira akan ada sedikit ketidakrelaan dalam hatinya, tapi yang mengejutkan, yang tersisa di hatinya hanyalah tugas yang Song Nanshi berikan dengan tenang.”
“Dengan cepat dia tiba di rumah pekarangan lamanya. Seperti dugaan, tak ada seorang pun di sana.”
“Setelah mendarat, seharusnya dia langsung mengeluarkan Kak Keledai. Tapi entah kenapa, ucapan Song Nanshi tiba-tiba bergema di telinganya.”
“Aku menyukai banci kota yang tak menguras uangku.”
“Kalau begitu...”
“Yun Zhifeng tiba-tiba melesat melewati tembok menuju kamar, langsung menuju kamar tidurnya dengan hafal jalan.”
“Segala sesuatu di sini ternyata tak berubah sama sekali sejak kepergiannya, tapi jejak-jejak bekas pembongkaran yang sudah dipulihkan terlihat di mana-mana.”
“Dia menyapu pandangannya sekilas, lalu membuka panel rahasia dengan wajah datar.”
“Panel rahasia itu belum pernah dibuka sebelumnya, tak terdeteksi oleh mereka.”
“Di dalamnya tergeletak beberapa buku yang dulu dia anggap sangat berharga, serta surat-surat rahasia yang pernah dia simpan.”
“Ada juga sebuah cincin penyimpanan.”
“Ini adalah benda yang paling dianggap remeh olehnya di masa lalu.”
Saat masih menjadi Putra Mahkota, dia tidak terlalu memperhatikan aset pribadinya. Yang dimilikinya hanyalah barang rampasan dari setiap tugas, yang sebagian besar dibagikan kepada murid-murid yang mengikutinya.
Maka sisa asetnya hanya ada di dalam cincin penyimpanan ini, sekitar lebih dari 20.000 Lingshi.
Yun Zhifeng di masa lalu takkan menyangka hal pertama yang dilakukannya setelah kembali ke keluarga Yun adalah merebut kembali uangnya sendiri.
Namun kini, sebuah frasa tiba-tiba melintas di benaknya.
"Modal istri."
Langsung dia menggenggam erat cincin penyimpanan itu dan pergi.
Baru kemudian dia mengeluarkan Kak Keledai dari penyimpanan.
"Panggil."
……
Song Nanshi tidak lagi mendengar lengkingan rusa seperti hari itu, entah karena terlalu jauh atau Kak Keledai sengaja tidak menarik perhatian.
Tapi ketika merasakan tanah bergetar tiba-tiba dan keributan di luar, dia tahu...
Keluarga Yun benar-benar memelihara Yu Niao!
Pikiran ini baru saja terlintas, suara ketukan pintu segera terdengar dari luar. Bukan suara hamba, langkah kaki itu lebih mirip penjaga.
Song Nanshi melirik ke luar jendela, tidak berkata-kata. Saat ketukan pintu berbunyi untuk kedua kalinya disertai teriakan orang di luar, barulah dia membuka mulut dengan nada bicara yang kasar: "Ada apa?!"
Suara di luar berhenti sejenak sebelum seseorang menjawab: "Gadis, ada pencuri di keluarga Yun. Bawahan khawatir akan keselamatan nona..."
Song Nanshi memotongnya dengan suara galak: "Apa aku tidak tahu kalau ada pencuri di kamarku? Atau kalian mengira aku ini pencurinya?!"
Orang di balik pintu terdiam: "Bukan begitu. Tapi harap nona maklum, ini pemeriksaan rutin."
Song Nanshi tahu menunda-nunda justru berbalik efek. Dengan nada kesal dia berkata: "Tunggu!"
Pria di luar masih bersikeras: "Nona..."
Song Nanshi: "Kau bahkan tidak bisa menunggu kami merapikan pakaian?"
Maksud tersembunyi dalam ucapan ini jelas. Song Nanshi mengira bisa mengulur waktu lebih lama, tapi tiba-tiba terdengar suara dari luar: "Kepala keluarga, Putra Mahkota, Bagaimana kalian..."
Lalu terdengar suara kepala keluarga Yun: "Kami datang untuk melihat Nona Song."
Dalam hati Song Nanshi langsung deg-degan.
Gawat, kakak senior gagal menahannya!
Jangan biarkan mereka masuk.
Ia melirik boneka di sampingnya, hendak membuka pintu untuk mengelabui seolah Yun Zhifeng ada di dalam. Saat menoleh, tiba-tiba jendela terbuka tanpa suara dan Yun Zhifeng melompat masuk.
Sorot mata Song Nanshi langsung berbinar.
Ia hendak berbisik, namun Yun Zhifeng mengangkat jari telunjuk ke bibir sambil transmisi suara: "Aku yang buka pintu."
Ia melangkahi Song Nanshi dan berjalan ke pintu. Tiba-tiba Song Nanshi berseru: "Tunggu!"
Dengan langkah tegas ia mendekati Yun Zhifeng. Setelah memandangnya, ia mencabut pita rambutnya dan melemparkannya ke lantai. Rambut hitam Yun Zhifeng tergerai. Lalu Song Nanshi menarik kerah bajunya.
Refleks Yun Zhifeng menghalangi tangan Song Nanshi.
Song Nanshi melototi dengan sorot mata penuh protes.
Yun Zhifeng berhenti sejenak, tangan kaku terangkat. Detak jantungnya menggila seperti genderang perang.
Song Nanshi langsung menarik kerah bajunya, menampakkan baju dalam dan sedikit dada berotot.
Baru kemudian dia berkata: "Pergilah."
Otak Yun Zhifeng kosong, tubuhnya berbalik dengan kaku lalu berjalan gontai ke arah yang ditunjuk.
Di luar masih ricuh, Zhu Xiu dan yang lain memeras otak menghalangi kepala keluarga Yun namun tak berani melawan keras, hanya bisa berdalih bahwa adik senior adalah wanita yang tak pantas dimasuki sembarangan.
Tapi jika terus dihalangi, mungkin akan berbalik efek.
Song Nanshi langsung duduk kembali di tempat tidur, menarik kembali boneka itu, melepas tusuk konde hingga sanggul rapi yang disisir dengan hati berantakan.
Yun Zhifeng menarik napas dalam-dalam, mengangkat tangan lalu membuka pintu.
Keributan di luar tiba-tiba berhenti, para hadirin menatap ke arah mereka.
Kemudian...
Jiang Ji menarik napas tajam.
Zhu Xiu menarik napas tajam.
Yu Jiaojiao langsung mencekik kelinci.
Kepala keluarga Yun terbelalak.
Dia melihat Yun Zhifeng yang pakaiannya tidak rapi, lalu melirik Song Nanshi yang duduk di tempat tidur dengan rambut terurai, menarik napas tajam!
Ini ini ini!
Di siang hari bolong di bawah langit yang cerah...
Sungguh merusak moral!
Refleks dia bertanya: "Apa yang kalian lakukan?"
Song Nanshi berdiri, tersenyum: "Tak masalah, hanya hobi kecilku saja."
Para hadirin: "..."
