Maka, dari keluar Zhongzhou hingga memasuki Gunung Sicang, Song Nanshi bagai master penjual kursus. Setiap kali Pemimpin Kota Gui Qing hendak bicara, ia langsung menawarkan ramalan, mengangkat papan takdir, persis dukun yang siap menjawab teka-teki kapan saja.
Ia juga sangat antusias dan tulus, membuat orang tak punya ruang untuk menolak.
Gui Qing terpaksa diramalkan rejeki, latihan spiritual, asmara, jalan hidup, dan lain-lain sepanjang perjalanan.
Di akhir, Song Nanshi bahkan merekomendasikan kartu keanggotaan: top-up 500 Lingshi gratis 300 Lingshi.
Baru saat inilah Gui Qing paham mengapa rekan sejawat pengelola bahan obat bisa aman mengurus sekte ayam hutan puluhan tahun, tapi langsung bangkrut saat bertemu Song Nanshi.
Sebenarnya, semalam pun seharusnya ia sudah mengerti.
Tak ada yang tahu perasaan apa yang muncul saat dia didatangi orang-orang Aliansi Immortal yang mengatakan akan menyelidiki kasus penggelapan pajaknya.
Saat itu, di tengah cahaya senja, dia sedang merencanakan bagaimana memaksimalkan imbalan dalam perjalanan ke Gunung Sicang kali ini.
Kedatangan Aliansi Immortal langsung membuatnya bingung seketika.
Di malam itu, Juemingzi adalah orang yang tertawa paling keras.
Rekan sejawatnya ini seperti orang gila, bersuara keras: "Ini dia! Aroma khasnya! Pasti ini ulahan Song Nanshi! Kerja bagus!"
Jika bukan karena tahu latar belakang rekan ini, Gui Qing hampir menyangka dia akan bergabung dengan musuh.
Lalu dengan senyum tipis dia berkata: "Kau kira, bagaimana Sekte Cangwu-ku bisa hilang?"
Gui Qing: "……"
Dalam dua permainan kekuatan ini, Aliansi Immortal mungkin menjadi pemenang terbesar.
Saat ini, memandangi Song Nanshi yang masih bersemangat merekomendasikan "keanggotaan kartu", Gui Qing diam cukup lama. Setelah mengevaluasi kondisi keuangannya sekarang, dia tersenyum: "Aku hargai niat baik Nona Song, tapi tidak perlu."
Pada saat itu, ekspresi Song Nanshi penuh penyesalan.
Dia tidak menunggu Song Nanshi mengatakan apalagi, cepat-cepat berbalik badan pergi.
Sampai sudah jauh meninggalkan tempat itu, saat mengira cincin penyimpanannya akhirnya aman, pendengaran tajamnya justru menangkap percakapan senior Song Nanshi yang berbisik: "Bukannya harga ramalanmu sepuluh Lingshi per sesi? Kok bisa naik secepat ini?"
Gui Qing: "......"
Dia sepertinya menjadi salah satu 'orang bodoh' legendaris itu.
Saat ekspresinya masih rumit, tiba-tiba suara transmisi suara orang lain menggema di telinganya.
"Pemimpin Kota, hamba rasa, Tuan seharusnya masih ingat kesepakatan kita."
Pemimpin Kota Gui Qing dengan tenang mengangkat wajah.
Kepala Keluarga Yun menyipitkan matanya, memandangnya dengan raut tidak bersahabat.
Pemimpin Kota Gui Qing berbisik sinis: "Hamba sama sekali tidak melupakan, malah Keluarga Yun-lah yang jangan terlalu terburu-buru."
Kepala Keluarga Yun mendengus dingin: "Hamba hampir mengira Pemimpin Kota lebih kompak dengan pemuda hijau Sekte Tanpa Batas itu."
Pemimpin Kota Gui Qing tersenyum: "Kekhawatiranmu berlebihan, Keluarga Yun."
Kepala Keluarga Yun: "Sebaiknya memang begitu."
Ia memalingkan kepala, sikap saling terpisah jelas masih terlihat, secara terang-terangan pun tidak berbicara sepatah kata pun dengan Pemimpin Kota Gui Qing.
Persis seperti rumor yang beredar di kota: keluarga-keluarga bangsawan telah membagi hak-hak pemimpin kota, hubungan pemimpin kota dengan para bangsawan tidak akur.
Gui Qing menatap sosoknya yang menjauh, menyipitkan matanya perlahan.
Benar-benar... si tua bangka yang serakah dan sama sekali tak berguna.
……
Sementara pemimpin kota dan kepala keluarga bangsawan sibuk dengan transmisi suara, rombongan Song Nanshi juga berbisik-bisik.
Contohnya Jiang Ji.
Setelah lama mengamati sosok di depan, tiba-tiba ia menggunakan transmisi suara ke telinga semua orang: "Hei, kalian tidak lihat? Bahan obat itu kok mesra-mesraan dengan kakek tua itu?"
Para hadirin langsung terkejut, Zhu Xiu nyaris tidak bisa menjaga ekspresi wajahnya tetap stabil.
Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berbisik: "Kau takut kami mati di Gunung Sicang, jadi mau bunuh kami dulu dengan rasa takut di luar gunung ya?"
Jiang Ji segera meminta maaf: "Maaf, maaf, tapi kalian benar-benar tidak merasa mereka sedang mesra?"
Zhu Xiu refleks melirik ke depan beberapa kali.
Gui Qing tampan dan muda, meski kepala keluarga Yun menyebut diri "hamba", penampilannya baru tiga puluhan tahun dengan rupa yang menawan.
Radar tokoh wanita dari api penghakiman langsung aktif. Tanpa sadar ia teringat beberapa novel tak senonoh yang pernah dibacanya.
Spontan ia bergumam: "Penampilan memang cocok, tapi pasangan ini... aku kurang sreg."
Song Nanshi yang mendengarkan di samping mengangguk paham.
Sang tokoh wanita pencinta gosip yang doyan nge-cp ini mungkin merasa pasangan ini terlalu "berduri".
Song Nanshi mengerti, tapi Long Aotian malah tambah bingung.
Setelah merenung sejenak, ia bertanya kesal: "Cocok tidak cocok apanya? Maksudku, tidakkah kalian sadar mereka tadi diam-diam berkomunikasi sesuatu di belakang kita?"
Zhu Xiu: "......"
Pikirannya sudah melenceng.
Ia diam sejenak, lalu bersuara keras untuk menyembunyikan rasa bersalah: "Lalu kenapa kau bilang mereka mesra? Bikin orang salah paham!"
Long Aotian semakin bingung: "Ah? Bukannya mereka memang sedang mesra? Mereka berkomunikasi lewat tatapan? Apa yang kau salah pahami?"
Dari awal sampai akhir, dia bahkan tak tahu apa kesalahpahaman Zhu Xiu.
Melihat dua tokoh utama dengan logika berbeda dunia ini terus berdebat tanpa ujung, Song Nanshi segera menyela: "Shixiong, apa yang kau temukan?"
Jiang Ji tersadar, langsung berkata: "Shimei, kau harus waspada pada Gui Qing. Dia mungkin ingin melakukan sesuatu padamu."
Bahkan Yun Zhifeng pun menoleh memperhatikan.
Song Nanshi berhenti sejenak: "Padaku?"
Jiang Ji: "Padamu."
Ia berhenti sejenak, mengerutkan alis. "Tidakkah kalian sadar? Setiap kali dia mendekati kita, fokusnya sebenarnya selalu pada Adik Senior. Kali ini pun begitu. Kita semua ada di sini, dan sebenarnya ada yang lebih mudah dikorek informasinya, tapi dia malah sengaja mendekati Adik Senior yang paling ketat mulutnya. Saat Adik Senior tidak membocorkan apa-apa, dia langsung pergi tanpa mencoba mengganti target sama sekali."
Yun Zhifeng menambahkan: "Begitu juga saat di kedai minuman itu, apalagi saat invasi Yu Niao."
Jiang Ji semakin yakin: "Kalau begitu sudah pasti. Dia sengaja mendekati Adik Senior saja, bukan kita semua."
Song Nanshi mendengar kesimpulan mereka, kali ini benar-benar terkejut sesaat.
Ia sama sekali belum pernah memikirkan hal ini secara mendalam.
Setelah tiba di Zhongzhou, ia sengaja menghindari kesendirian. Biasanya selalu bersama rekan seperguruan, atau muncul berdampingan dengan Yun Zhifeng.
Jadi setiap kali Gui Qing mendekati mereka, ia juga selalu bersama orang lain.
Gui Qing selalu menunjukkan sikap bahwa dirinya disingkirkan oleh keluarga bangsawan dan ingin bersekutu dengan mereka untuk melawan klan-klan tersebut. Namun Song Nanshi tahu pasti niat jahat Gui Qing. Sebagai seorang Pemimpin Kota, mustahil dia tidak mengetahui apa-apa, dan belum tentu sejujur yang ditampilkannya.
Memang dia sengaja mendekatinya, namun karena prasangka awal, Song Nanshi hanya mengira ini karena Gui Qing melihat bahwa dialah pengambil keputusan di antara mereka, sehingga berkomunikasi dengannya adalah pilihan terbaik.
Segalanya berangkat dari asumsi Song Nanshi bahwa target Gui Qing adalah "mereka", bahwa dia ingin memanfaatkan "mereka" untuk sesuatu.
Tapi bagaimana jika seperti kata Jiang Ji, sasarannya hanya "dia"?
Apa perbedaannya dengan "mereka"? Di mata Gui Qing, "nilai khusus" apa yang dimilikinya?
Entah karena namanya sama-sama berasal dari bahan obat, Song Nanshi secara refleks teringat pada ahli obat ternama lain yang pernah membuatnya merasakan kehormatan besar menjadi target utama untuk pertama kalinya dalam hidup - Juemingzi.
Song Nanshi: "？？？"
“Apakah dia punya permusuhan abadi dengan bahan obat? Apakah setiap yang namanya bahan obat pasti tidak menyukainya?”
“Apa di kehidupan sebelumnya dia meledakkan pabrik obat?”
Oh tidak, kehidupan sebelumnya masih dia ingat qingqing chuchu, dia tidak pernah meledakkan pabrik obat. Kalau pun meledakkan, mungkin di kehidupan sebelum-sebelumnya.
Gui Qing, Juemingzi.
Song Nanshi mulai menyadari sesuatu.
Tapi sebelum sempat merenung lebih dalam, rombongan di depan tiba-tiba berhenti.
Song Nanshi menatap ke atas, baru menyadari selama mereka mengobrol mereka telah memasuki gunung. Di hadapan mereka terbentang sungai tempat Yu Niao makan yang pernah dia masuki secara tidak sengaja sebelumnya.
Suara kepala keluarga Yun menggema.
“Melewati sungai ini, di depan adalah habitat binatang buas. Nona Song, di dalam sana sangat berbahaya. Kalian masih bisa kembali sekarang jika menyesal.”
Terlihat sangat perhatian terhadap mereka.
Tapi jika mereka takut kali ini, reputasi besar yang diangkat oleh keluarga-keluarga bangsawan akan berbalik menjadi efek samping. Mereka mungkin tidak punya dasar hukum lagi untuk ikut campur dalam urusan Zhongzhou di masa depan.
Song Nanshi tersenyum, "Apakah Kepala Keluarga Yun tidak ikut menyeberangi sungai?"
Kepala Keluarga Yun memutar kepala dengan senyum sinis, suara menusuk: "Seberangi sungai!"
Para anggota keluarga menyeberangi sungai yang dipenuhi tulang belulang ini.
Song Nanshi sudah merasakan ketidakberesan sejak di tepi kolam.
Terlalu sunyi.
Saat mereka tersesat masuk sebelumnya, Yu Niao mengejar mereka sampai ke ujung gunung. Sedikit saja menampakkan energi spiritual, mereka langsung diburu. Setelah orang yang meniup peluit mengontrol Yu Niao itu muncul, bahkan persepsi spiritual pun bisa terlacak - hampir tak ada tempat persembunyian.
Tapi kali ini, begitu banyak orang yang mengeluarkan bau, gerakan yang begitu gegap gempita. Sampai sekarang, tak seekor pun Yu Niao muncul.
Kepala Keluarga Yun hanya berkata: "Tidak ada suara. Sepertinya mereka sudah ketakutan oleh kita."
Song Nanshi tersenyum di wajah, tapi dalam hati paham betul. Dengan nafsu makan seperti lubang tanpa dasar yang dimiliki Yu Niao, meski tahu akan mati, mereka tetap akan berusaha menyambar untuk mematuk sepotong daging sebelum akhirnya tewas.
Jika Yu Niao benar-benar dibiakkan oleh mereka, maka orang yang mengontrol Yu Niao mungkin ada di antara mereka. Ini bisa menjelaskan mengapa Yu Niao tidak muncul.
Lalu bagaimana rencana mereka menghadapinya? Kali ini jumlah orang yang masuk ke pegunungan jauh berkurang karena terikat oleh Aliansi Immortal. Bertindak langsung berisiko menimbulkan kecurigaan. Apakah mereka berencana melepas Yu Niao saat kewaspadaan kita mengendur, agar kita mati di tangan makhluk-makhluk itu?
Seolah ingin membuktikan dugaan Song Nanshi, tak lama setelah meninggalkan sungai kecil, para keluarga bangsawan hanya melakukan pencarian ala kadarnya di pegunungan selama satu jam. Setelah hasilnya nihil, kepala keluarga Yun langsung memerintahkan untuk beristirahat.
Dia berkata: "Karena tidak menemukan apa-apa, kita harus aktif mencari markas Yu Niao. Istirahatlah dulu untuk memulihkan tenaga."
Song Nanshi menyahut di mulut, tetapi langsung memutar kepala dan mengingatkan semua orang, menyuruh mereka waspada.
Tapi Song Nanshi berpikir, mereka belum tentu bertindak secepat ini. Kini baru saja masuk ke pegunungan, orang awam pun bisa melihat mereka masih dalam kewaspadaan. Gagal menyerang satu kali akan merepotkan. Karena mereka sudah berhenti beristirahat, mungkin ingin menunggu kewaspadaan mereka mengendur selama istirahat, atau malah memanfaatkan kesempatan ini untuk main trik kotor agar kewaspadaan mereka terpaksa mengendur, lalu membuat adegan "serangan mendadak Yu Niao".
Song Nanshi sudah mempersiapkan diri untuk tidak membiarkan apapun masuk ke mulut. Dia bahkan menyimpan belasan kantong penawar racun di cincin penyimpanannya.
Song Nanshi berpikir demikian, kepala keluarga Yun juga berpikiran sama.
Sekarang bertindak akan merepotkan.
Mereka yang ingin membungkam orang yang tahu dan mereka yang akan dibungkam sama-sama sudah bersiap.
Namun Langit Tua seolah sengaja mengolok mereka. Para hadirin baru saja beristirahat, sesaat kemudian teriakan Yu Niao tiba-tiba bergema.
Sejengkal.
Menutupi langit.
Di luar dugaan semua orang, belalang sembah dan jangkrik, seolah-olah menjadi mangsa orang lain pada detik ini.
Song Nanshi mengangkat wajah dengan cepat, hanya sempat melihat kilasan sesaat burung Yu Niao beterbangan menutupi langit dan bumi.
Seketika bulu kuduk Song Nanshi merinding, ketakutan ini bukan hanya karena Yu Niao, tapi lebih karena "pihak ketiga" yang tak terduga itu.
Ia segera menatap kepala keluarga Yun yang juga tertegun, wajahnya langsung menghitam melihat anggota keluarga yang masih tak berjaga-jaga. "Banggong mau apa! Ambil pedang!" teriaknya parau.
Bukan ulah mereka.
Lalu siapa "pihak ketiga" ini?
Song Nanshi hampir langsung menoleh ke Gui Qing.
Gui Qing sedang bersembunyi dengan memalukan, tampaknya juga tak siap.
Song Nanshi hendak mengamati lagi, tiba-tiba tangannya ditarik. Yun Zhifeng menggenggam erat pergelangannya, wajah pucat pasi: "Kau memikirkan apa, mas..."
Percakapan belum selesai, burung Yu yang beterbangan di langit langsung menyerang tanpa memberi waktu reaksi. Yun Zhifeng segera menghunus pedang untuk bertahan, sementara Song Nanshi menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan papan takdirnya, memanggil tembok angin perlindungan.
Setelah menghindari serangan gelombang pertama, Song Nanshi menoleh mencari Jiang Ji dan yang lain. Ternyata dalam serangan tadi, kerumunan orang sudah tercerai-berai. Semua sibuk bertarung sendiri-sendiri dalam kekacauan, bayangan kakak senior mereka sudah tak terlihat sama sekali.
Dalam kepanikan, Song Nanshi mendengar kepala keluarga Yun yang terpisah darinya bertanya dengan gigi gemeretuk pada pengawalnya: "Belum waktunya, mengapa..."
Suara di belakangnya lenyap diteriakkan burung Yu.
Song Nanshi memutar kepalanya kembali, hendak bicara pada Yun Zhifeng. Tapi dilihatnya pria itu sudah menyelesaikan mantra perlindungan. Tiba-tiba pergelangan tangannya terasa seperti diikat sesuatu yang tak kasat mata, tapi tidak mengganggu gerakannya.
Ujung benang halus yang tak terlihat itu... terhubung ke Yun Zhifeng.
Perempuan itu tertegun: "Kau..."
Yun Zhifeng: "Kita tidak boleh terpisah lagi."
Song Nanshi pun tidak banyak bicara, sambil terikat dalam pertarungan saling bunuh dengan kawanan burung Yong bersama Yun Zhifeng, ia juga mencari jejak Jiang Ji dan yang lain.
Namun sampai mereka berhasil menerobos keluar dari hutan persinggahan sementara ini dan melepaskan diri dari burung-burung Yong yang mengejar, Jiang Ji dan kawan-kawan tetap tidak ditemukan.
Bahkan orang-orang dari keluarga bangsawan pun tidak terlihat lagi.
Kali ini benar-benar semua pihak tidak waspada sama sekali. Semua tercerai-berai oleh serangan, terpaksa bertindak sendiri-sendiri.
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdegup kencang pasca pertempuran, dengan rasa penyesalan yang masih menggelayuti hatinya.
Ia terlalu lengah, juga terlalu overconfidence.
Selama ini ia merasa setiap langkahnya selalu lebih dulu diperhitungkan daripada keluarga bangsawan itu. Meski mengikuti mereka ke Gunung Sicang, menurutnya tidak masalah. Mereka punya Yun Zhifeng sebagai senjata ampuh yang tersembunyi, ada Kak Keledai yang bisa mengintimidasi burung Yong. Baik menghadapi manusia maupun burung mitologi, kalau bisa lolos sekali pasti bisa kedua kali.
Tapi bagaimana jika ada pihak yang bahkan memasukkan keluarga-keluarga bangsawan itu ke dalam perhitungan mereka?
Kalau seperti sekarang ini, semua orang tercerai-berai, dia punya Kak Keledai dan Yun Zhifeng di sampingnya, bagaimana dengan kakak senior mereka?
Hukum kekekalan tokoh utama, benarkah takkan mati?
Ini bukan buku.
Mereka adalah manusia hidup.
Song Nanshi memejamkan mata sebentar, saat membukanya kembali dia berbicara dengan tenang: "Yun Zhifeng, kakak senior mereka..."
Ucapannya belum selesai ketika Yun Zhifeng tiba-tiba membuat gerakan isyarat untuk diam.
Song Nanshi segera menutup mulut.
Suara samar-samar terdengar dari dalam hutan.
Song Nanshi segera menoleh, dan melihat seseorang keluar dari balik pepohonan.
Gui Qing.
Pada saat ini, perkataan Jiang Ji kembali muncul di telinganya.
Target Gui Qing, mungkin adalah kamu.
Song Nanshi tiba-tiba tersenyum.
Dia bertanya: "Pemimpin Kota, apakah Anda melihat kakak senior kami?"
Pemimpin Kota menggelengkan kepala, bibir di balik topeng terkatup rapat seolah sangat khawatir: "Tidak, aku hanya melihat kalian."
Dia tertawa getir: "Sepertinya kita bertiga harus berjalan bersama."
Song Nanshi tersenyum lebih lebar: "Baik."
Sementara itu, Jiang Ji dan dua orang lainnya berdampingan dengan terpaksa akibat dampak kali ini.
Mereka juga mengajukan pertanyaan.
Adik Senior Ketiga/Kakak Senior Ketiga di mana?
Zhu Xiu sangat menyesal: "Aku terlalu angkuh. Aku hanya berpikir adik senior ketiga itu pintar, kemampuan bela diri kami semua luar biasa, ada juga Kak Keledai. Meski bukan tandingan, kami bisa melarikan diri. Aku menyerahkan semua hal ke adik senior, tapi malah membahayakannya."
Wajah Jiang Ji juga muram: "Cari adik senior dulu."
Saat mereka berbicara, Yun Tang yang terpisah dari ayahnya melihat mereka dan langsung berseri-seri, ingin mendekat mencari perlindungan.
Saat mereka sedang menyesal, tiba-tiba dia muncul.
Yang duduk di luar adalah Yu Jiaojiao. Wajah ini langsung berhadapan dengan adik senior.
Wajah itu dengan luka, membuat orang agak tidak mengenali.
Yun Tang: "Aku…"
Adik Senior yang baru saja tanpa gentar melawan Yu Niao tiba-tiba wajahnya langsung berubah pucat, satu jurus tinjunya membuat orang itu terpental.
"Manusia! Manusia Hidup!"
Dua orang lainnya: "..."
Mereka diam-diam mengamati sebentar, lalu memutar kepala: "Tidak usah, lebih baik kita cari Adik ketiga."
Kakak-adik Ye juga sedang mengalami hal serupa.
Susah payah berkumpul, tapi masih banyak anggota keluarga bangsawan di sekitar. Keduanya merasa lebih baik berdua saja daripada bergabung dengan sekelompok orang asing berhati ular.
Tampaknya para anggota keluarga bangsawan yang tercerai-berai itu mengincar kemampuan bela diri mereka.
Seorang dari kerumuman mendekat: "Kami..."
Kedua bersaudara itu saling memandang, hubungan langsung terjalin.
Sebelum orang itu selesai bicara, Ye Qinzhou langsung meludahkan darah dan tubuhnya ambruk.
Ye Lizhou menyambar kakaknya, wajah berubah pucat: "Kakak! Ada apa kakak?!"
Orang itu: "..."
Ternyata orang sakit-sakitan, malah bisa jadi beban.
Kabur ah.
Melihat anak bangsawan yang kabur tergesa-gesa, dua bersaudara itu diam-diam saling memandang lagi.
Ye Lizhou terkekeh-kekeh bodoh.
Ye Qinzhou dengan ekspresi datar: "Li Zhou."
Ye Lizhou: "Ah?"
Ye Qinzhou: "Kau lambat menjemputku kali ini, Kakak hampir terkilir."
Ye Lizhou: "Maaf-maaf, tapi Kakak, kali ini kau muntah darah terlalu banyak, lain kali kontrol sedikit."
Ye Qinzhou: "Aku akan berusaha."
Song Nanshi sama sekali tidak tahu bahwa rekan-rekannya yang sedang dilanda penyesalan itu malah jadi bahan hiburan orang.
Dia hanya merasa, cuaca mulai dingin, Saudara Bahan Obat seharusnya bangkrut.
