Di perjalanan pulang, Zhu Xiu serius berdiskusi dengan adik seniornya tentang hal sepele mengganti nama pemeran utama novel romansa kuno masa depan.
Adik Senior awalnya merasa tidak pantas, tetapi setelah Zhu Xiu mengemukakan teori "nama hina mudah dipelihara", dia mulai ragu.
Melihat keraguan adik senior, Song Nanshi tiba-tiba merasa legah sesaat itu.
Rupanya adik senior juga mengerti bahwa apapun yang dipegangnya sulit untuk dirawat dengan baik!
Saat adik senior ragu, kelinci hitam itu terus-menerus mencakar lengan adik senior.
Adik Senior: "Jangan berisik."
Dengan lancar dia menarik kedua cakar kelinci dan mengurungnya dalam dekapan.
Song Nanshi bersumpah, saat itu dia mendengar suara gemerincing "klik" yang jernih.
Song Nanshi: "......"
Bisa membuat Houtu keturunan dewa zaman kuno mengalami cedera, sungguh membuang-buang bakat adik senior yang belajar pedang.
Adik Senior meminta pendapat ahli Song Nanshi: "Kakak Senior Ketiga, benarkah nama hina lebih mudah dipelihara?"
Sekilas detik, arah pandangan semua orang menatap ke arah mereka. Song Nanshi bahkan melihat bayangan permohonan dan antisipasi di balik mata merah menyala kelinci Chi Shu'an.
Song Nanshi merasakan sesaat ketidaktegahan di hatinya.
Kemudian dia menjelaskan: "Secara teori, orang dengan Bazi ringan mudah dirasuki roh jahat, postur lemah, dan rentan meninggal muda. Secara alami juga tak bisa menahan nama yang terlalu berharga. Nama yang lebih berat daripada takdir malah menghambat usia harapan hidup. Jadi anggapan dunia manusia bahwa nama hina lebih mudah bertahan hidup sebenarnya bukan tanpa dasar. Beberapa pasangan takut anak mereka berumur pendek, baru akan memberi nama resmi setelah mencapai usia dewasa saat nyawa sudah berkobar kuat."
Poin penting Song Nanshi adalah "Bazi ringan".
Tapi menurutnya, seorang Pangeran Iblis, pemeran utama novel romansa kuno... masa iya Bazi-nya terlalu ringan?
Memandangi perkembangan Adik Senior yang semakin mengarah ke kekuatan fisik ekstrim dan Pangeran Iblis yang tanpa semangat hidup, tiba-tiba Song Nanshi dilanda keraguan.
...Bisa bertahan hidup setelah dikocok satu putaran oleh Adik Senior, sekeras apa takdir yang dimilikinya?
Jadi syarat utama pemeran utama novel romansa kuno sebenarnya bukan ketampanan, melainkan ketahanan hidup yang kuat?
Kalau tidak tahan, mana bisa bertahan sampai alur cerita dimulai!
Song Nanshi tiba-tiba diam-diam, memandang adik seniornya yang tenggelam dalam pikiran, lalu menyarankan dengan tulus: "Menurutku, usulan Kakak Kedua cukup baik."
Adik senior mengangguk penuh arti: "Ada benarnya."
Tiba-tiba ia menunduk dan menyadari kelinci dalam dekapan telah menghilang, bingung: "Kelinci mana?"
Ia segera mulai mencari ke segala arah.
...Lalu terlihat seekor kelinci berdiri lesu di tepi sumur, wajahnya memancarkan aura tak bernyawa.
Bahkan Yun Zhifeng terkejut: "Kelinci ini bisa bunuh diri?"
Liu Lao Tou segera muncul, "Siapa yang mau bunuh diri? Biar kulihat!"
Song Nanshi; "..."
Pasangan protagonis belum mulai romantis, sudah ada korban jiwa.
Song Nanshi merasa ini di luar kapasitasnya, langsung menarik Yun Zhifeng pergi.
Yun Zhifeng terkejut, memandang pergelangan tangannya, sejenak tak bergerak sama sekali.
Song Nanshi berbisik pelan: "Ayo pergi, ngapain bengong?"
Yun Zhifeng: "……Ya."
Ekspresinya tetap tenang, tapi lengannya terasa kaku tak seperti biasanya. Namun kegembiraan di hatinya tak bisa dibendung.
Jiang Ji dan Ye Lizhou refleks ingin menyusul, tapi satu ditahan Zhu Xiu, satu ditahan kakak kandungnya sendiri.
Zhu Xiu masih tahu mencari alasan: "Kita tunggu Adik Senior dulu!"
Matanya terus menatap tangan Song Nanshi tak berkedip.
Dia yang menariknya! Mereka serius!
Hatinya meleleh bahagia!
Liu Lao Tou berbisik pada Jiang Ji: "Muridmu ini pasti punya niat tak senonoh. Tapi muridmu yang satunya juga sama."
Berkejaran terang-terangan di siang bolong, tak karuan!
Ye Lizhou yang juga ditahan malah bingung: "Kak? Ada apa?
Ye Qinzhou dengan ekspresi datar: "Tidak masalah, aku hanya takut kau akan dihajar habis-habisan oleh orang?"
Ye Lizhou menggaruk kepalanya: "Ah? Mereka mau memukulku? Mengapa? Kita baru saja melewati kesulitan bersama, bukankah kita semua saudara? Bagaimana mungkin bertengkar?"
Ye Qinzhou hampir mati kebodohan adiknya sendiri. Saat hendak berkata, tiba-tiba berhenti sejenak, tanpa sadar mengernyitkan alis, lalu mengangkat tangan menyentuh dadanya sendiri.
Ye Lizhou bingung: "Kak?"
Zhu Xiu yang berdiri di samping ikut bertanya: "Kak Ye? Ada apa?"
Ye Qinzhou melepaskan genggamannya, bersikap wajar: "Tak masalah, mungkin hanya kesal karena dia."
Ye Lizhou menggaruk-garuk kepalanya, tersenyum malu.
Zhu Xiu tak bisa menahan diri mengernyitkan alis.
Dia merasa ada yang tidak beres.
Liu Lao Tou yang mengawasi dengan tatapan dingin tiba-tiba menyela: "Orang bermarga Ye ini menyelimuti aura hitam pekat."
Jiang Ji terkejut: "Aura hitam?"
Dia ingin menanyakan sampai jelas, tapi melihat Liu Lao Tou memutar kepala dan menyusup kembali ke dalam giok, berkata datar: "Intinya, setelah kau kembali, carilah adik seniormu, dia tahu kewajiban apa yang harus dilakukan."
Jiang Ji tak bisa menahan diri mengernyitkan alis.
……
Song Nanshi berjalan puluhan meter sebelum menyadari yang lain tidak mengikutinya.
Dengan bingung dia bertanya: "Apakah kelinci terjun ke dalam sumur begitu menarik? Semua enggan mendekat?"
Yun Zhifeng tetap tenang: "Mungkin hari ini terlalu lelah, para hadirin lebih suka melihat keramaian."
Song Nanshi mengangkat tangan: "Oh, kalau begitu..."
Baru kemudian dia menyadari, tangannya masih menggenggam tangan Yun Zhifeng.
Dia tertegun sejenak.
Tatapan mereka saling bertautan - Song Nanshi memandanginya, Yun Zhifeng pun menatapnya balik.
Tiba-tiba dia menemukan, di bawah rembulan, mata Yun Zhifeng terlihat sangat memukau.
Dalam seperti kolam keheningan magis yang dingin.
Detak jantungnya tiba-tiba berpacu lebih kencang, di tengah kesunyian malam, bergema berulang kali di dalam dadanya.
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam dengan ketenangan melepaskan tangannya, sengaja mengalihkan pandangan ke belakang mereka sambil berkata: "Haruskah kita menunggu mereka?"
Yun Zhifeng patuh menarik kembali tangannya, hanya menatapnya dengan intens tanpa menjawab.
Tak disadari, hujan mulai menetes dari langit.
Yun Zhifeng menatap ke atas dan berbisik: "Hujan turun, Song Nanshi."
Song Nanshi tersadar, berdehem pelan: "Ya."
Dari belakang terdengar teriakan kaget rekan-rekannya yang bergegas berlari ke arah mereka.
Saat Song Nanshi hendak menoleh melihat, Yun Zhifeng tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya: "Cepat pulang!"
Kali ini gilirannya yang menarik Song Nanshi berlari.
Hujan semakin deras. Yun Zhifeng mengucapkan mantra penghindar hujan untuknya tapi lupa diri sendiri. Saat sampai di rumah Ye, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan baju menempel erat di badan.
Maka Song Nanshi langsung berhadapan dengan... sepasang otot dada yang proporsional dan bertekstur sempurna.
Song Nanshi: "……"
Kalau gak ngeliat ini mah bukan manusia namanya!
Diam-diam ia menikmati pemandangan itu sejenak, lalu berkata tegas: "Kau bahkan tidak pakai mantra penghindar hujan untuk diri sendiri?"
Yun Zhifeng tetap tenang: "Aku tidak membutuhkannya."
Tapi Song Nanshi merasa meski dia tidak butuh, dirinya sangat membutuhkan pemandangan itu.
Ini jelas-jelas melanggar moral pria.
Ia segera menyuruhnya berganti baju.
Yun Zhifeng patuh mengikuti.
Song Nanshi berdiri di tempat, memandang sosok Yun Zhifeng yang menjauh. Tiba-tiba, sebuah pikiran melintas di benaknya.
Jangan-jangan Yun Zhifeng... sengaja melakukan ini?
Ah, masa sih...
Seharusnya tidak mungkin. Dia kan dulu Putra Mahkota keluarga Yun bertahun-tahun, mana mungkin sampai menjual pesona untuk merayu orang... kan?
Memang ada apa padanya yang layak direbut dengan usaha segila ini?
Dengan raut wajah rumit, Song Nanshi kembali ke kamarnya sambil terus memikirkan apakah tadi Yun Zhifeng benar-benar sengaja.
Berdiri di depan jendela, dari posisinya ia bisa melihat cahaya yang berubah-ubah di balik jendela kamar Yun Zhifeng di seberang.
Song Nanshi terdiam lama, tiba-tiba menghela napas.
Meski tak bisa dibilang memahami orang lain, ia sangat mengenal dirinya sendiri.
Ia tahu, betapapun beraninya perkataannya atau nekatnya pikiran dalam hati, jika sekarang ada orang yang dikenalnya datang mengaku mencintainya dengan sepenuh jiwa, reaksi pertamanya pasti akan kabur sejauh ribuan li.
Karena ia tak percaya dirinya pantas untuk dicintai seperti itu.
Jika tak percaya ada yang bisa mencintai dirinya, bagaimana mungkin ia bisa mencintai orang lain?
Dicintai orang lain membuatnya merasa tertekan, namun mencintai orang lain justru terasa sulit baginya.
Makanya, baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang, ia memang bukan tipe orang yang cocok membangun hubungan intim.
Dingin, penuh kecurigaan—kalau bukan karena bertemu sekelompok pemeran utama yang tak mengambil jalan biasa ini, berteman dengannya saja sudah melelahkan.
Tapi Yun Zhifeng ini...
Dia bukan orang buta, bagaimana mungkin tidak melihat keunikan Yun Zhifeng padanya.
Dia juga bukan orang bodoh, bagaimana mungkin tidak merasakan gejolak dalam hatinya sendiri?
Bagaimana jika yang tiba-tiba bersumpah "hanya dirimu yang kumau" itu adalah Yun Zhifeng? Akankah dia tetap menghindar dan pergi?
Song Nanshi tiba-tiba dilanda keraguan.
……
Song Nanshi tak tahu berapa lama dia berdiri di depan jendela, sampai akhirnya pintunya tiba-tiba diketuk.
Baru tersadar, belum sempat membuka pintu, wajah Shixiong yang penuh tanya sudah menyembul di jendela, "Adik Senior ada di kamar? Kenapa pintu tidak dibuka padahal sudah kuketik lama?"
Song Nanshi: "...Mungkin karena aku sedang makan pahitnya cinta."
Jiang Ji: "Hah? Makan pahit apa?"
Song Nanshi: "...Kau tidak akan mengerti."
Jiang Ji mengabaikan urusan "makan pahit", langsung ke inti masalah: "Adik Senior, Ye Qinzhou terlihat tidak bersemangat."
Song Nanshi langsung menatap ke arahnya dengan raut wajah serius: "Ada apa?"
Jiang Ji juga bersikap serius: "Area Yintang-nya menghitam!"
Song Nanshi: "...Shixiong juga paham fisiognomi?"
Tiba-tiba Liu Lao Tou menyela dengan suara keras: "Dia tidak paham! Aku sedikit mengerti!"
Song Nanshi: "......"
Ia tidak ingin mengekspos kemampuannya melihat Liu Lao Tou, meski semua orang sebenarnya sudah tahu.
Tanpa bertanya lebih lanjut, ia berkata: "Serahkan hal ini padaku, Shixiong bisa pulang dulu."
Setelah Jiang Ji pergi, ia mengambil payung dan mengetuk pintu Ye Qinzhou.
Ye Qinzhou terkejut melihatnya saat membuka pintu, "Kau..."
Song Nanshi langsung mengaktifkan Tianmu di hadapannya.
Di bawah penglihatan Tianmu, aura hitam melingkupi alis pemuda di depannya.
Namun aura hitam ini berbeda dari roh jahat biasa, malah lebih mirip... kutukan?
Song Nanshi langsung bertanya: "Ada kutukan di tubuhmu, kau tahu sendiri?"
Ye Qinzhou tersenyum getir: "Sudah kuduga kau akan datang."
Dia hanya berkata dengan serius: "Ye Qinzhou, kalau aku tidak datang, kau tidak akan memberitahuku?"
Ye Qinzhou menggelengkan kepala: "Tidak separah itu, sejak awal aku memang memiliki kutukan. Kapan kutukan Keluarga Ye kami pernah putus?"
Yang dia maksud adalah kutukan dalam ilmu Keluarga Ye.
Song Nanshi mengerutkan alis: "Ini berbeda..."
Ye Qinzhou menyela: "Sebenarnya tidak ada bedanya."
Song Nanshi membelalakkan mata dan berbisik: "Maksudmu..."
Ye Qinzhou mengangguk: "Kurasa kutukan dalam ilmu Keluarga Ye yang hampir menghilang di generasi kami, sepertinya kembali muncul."
Song Nanshi membuka mulutnya.
Dia teringat gestur memencet mantra perlindungan yang dilakukan Gui Qing saat pergi.
Dia bingung: "Bagaimana mungkin? Bagaimana Gui Qing bisa memicu kutukan Keluarga Ye?"
Melihat raut wajahnya yang bingung, Ye Qinzhou malah tersenyum.
Dia berkata: "Jangan terburu-buru, kutukan keluarga Ye sudah ada sejak lama. Aku tahu kondisi tubuhku sendiri, meski dia memicu kutukan itu, aku tidak akan langsung mati."
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan: "Aku dan Li Zhou sudah berdiskusi. Kami berdua bersaudara memutuskan untuk tidak menikah seumur hidup. Biarkan kutukan ini terputus pada generasi kami, terlepas apakah akan berlanjut atau tidak!"
Song Nanshi berbisik keras: "Jadi kau tidak berniat mempertahankan nyawamu sendiri?!"
Ye Qinzhou tetap tenang: "Tentu akan kujaga. Aku belum siap mati sekarang."
Ia menatap Song Nanshi, "Karena itu aku juga bingung, bagaimana Gui Qing bisa menggerakkan kutukan keluarga Ye?"
Ekspresi Song Nanshi berubah, "Kau sudah punya petunjuk?"
Ye Qinzhou mengangguk: "Ada beberapa dugaan, tapi belum pasti. Masih perlu verifikasi."
Song Nanshi tersenyum: "Kebetulan, aku juga punya beberapa dugaan tentang masalah di Zhongzhou."
Keduanya saling memandang.
Song Nanshi langsung berkata: "Kau cari barang yang perlu diverifikasi. Besok, kita ajak Shixiong dan yang lain. Urusan Zhongzhou harus kita rekap ulang."
Dia berhenti sejenak, lalu berkata khidmat: "Tenang saja. Selama kau bisa bertahan, kutukan di tubuhmu... saya punya caranya."
Ye Qinzhou terkejut.
Kemudian ia tersenyum: "Kalau begitu saya akan mengandalkan..."
Song Nanshi memotongnya, "Aku serius."
Kali ini Ye Qinzhou benar-benar terpana.
Song Nanshi tertawa: "Ye Qinzhou, tetaplah hidup baik-baik."
Ia berbalik hendak pergi. Saat memutar badan, Tianmu yang belum sempat dia matikan tiba-tiba menangkap gerakan anak-anak di balik aura hitam di pelipis Ye Qinzhou.
Song Nanshi seketika menoleh. Tangan kirinya menekan bahu Ye Qinzhou, sedangkan tangan kanannya menyatukan dua jari lalu menekan pelipisnya secepat kilat, mengais bayangan hitam dari balik aura tersebut.
Bayangan hitam itu menggeliat-geliut di telapak tangannya.
Song Nanshi menyipitkan mata.
Ye Qinzhou baru tersadar, mengerutkan alis: "Ini apa?"
Song Nanshi mendengus dingin: "Ying Gui."
Ye Qinzhou masih mengerutkan alis: "Apakah ini yang memicu kutukanku? Tapi aku tidak merasakan kutukan itu hilang."
Song Nanshi mengepalkan tangannya, membiarkan bayangan itu menjerit dan lenyap di telapak tangannya.
Dia menyeringai: "Aku tak tahu apakah ini pemicu kutukanmu, tapi yang pasti ini datang untuk menghisap nasib dan sisa umurmu."
Ying Gui yang dulu menyebabkan kakak kedua-nya bereinkarnasi masih mengendap di cincin penyimpanannya sebagai kura-kura, sekarang datang lagi yang kedua.
Gui Qing, sebenarnya apa tujuan kalian?!
……
Namun keesokan harinya, Song Nanshi dan kawanannya justru lebih dulu dipanggil sesepuh Aliansi Immortal.
Mereka diperintahkan mengurus murid keluarga bangsawan yang tak hanya melakukan penggelapan pajak, kini juga terlibat pemeliharaan ilegal binatang buas.
“Sekelompok besar elite keluarga bangsawan yang pergi ke Gunung Sicang hingga kini belum kembali, entah masih hidup atau sudah mati. Pemimpin Aliansi Immortal telah mengirim orang untuk mencari mereka. Kini kita harus menetapkan kesalahan mereka sebelum mereka ditemukan.”
Sesepuh Aliansi Immortal tentu tidak mengatakannya secara terang-terangan, dia hanya berkata: “Kemarin aku sudah melaporkan urusan Kota Zhongzhou ke Aliansi. Hal ini sangat besar kaitannya. Aliansi berencana menanganinya bersama beberapa sekte besar dan keluarga bangsawan terkemuka. Sebelum mereka tiba, kita harus menyusun bukti-bukti kejahatan mereka dengan jelas.”
Song Nanshi mengangguk paham.
Inilah waktunya perselisihan berlarut dimulai. Untuk mencegah orang-orang berniat jahat membuat masalah selama proses ini, mereka harus mengambil inisiatif terlebih dahulu.
Memanggil mereka pun percuma. Sehebat apa pun grup ini sebagai pemeran utama, hak suara mereka di dunia kultivasi saat ini tetap terbatas seperti kaki tangan kecil.
Yang dicari pihak atas mungkin adalah...
“Yun Zhifeng.”
Sesepuh Aliansi itu memang menyebut nama itu.
Yun Zhifeng menatap ke arah sumber suara.
Sesepuh Aliansi Immortal berkata dengan lembut: "Keluarga Yun terbukti bersalah, tetapi ada anggota yang tidak bersadarkan kejahatan. Sebagai Putra Kirin keluarga Yun, setelah kepala keluarga dan para pelaku utama kejahatan menyerahkan diri pada hukum, maukah kau mengambil alih kepemimpinan keluarga ini?"
Yun Zhifeng bahkan tidak berpikir panjang: "Tidak perlu."
Sesepuh Aliansi Immortal terkejut dengan penolakannya yang blak-blakan, terdiam sejenak: "Tidakkah kau mau mempertimbangkan lagi?"
Mendengar ini, Song Nanshi dan yang lain segera menghindari kecurigaan: "Kami akan keluar dulu, silakan lanjutkan pembicaraan."
Ruangan kini hanya menyisakan Yun Zhifeng dan sesepuh Aliansi Immortal.
Yun Zhifeng menatap sosok Song Nanshi yang menjauh, bibirnya mengerut.
Di luar, para hadirin yang tak punya kegiatan mulai berkeliaran tak tentu arah, tak sampai seperempat jam sudah bubar separuh lebih.
Kota Zhongzhou yang kemarin masih seperti neraka di dunia fana, hari ini seolah telah dipulihkan dayanya.
Namun Song Nanshi paham, ini bukan berarti semua orang melupakan peristiwa kemarin dan korban yang gugur.
Melainkan karena hidup harus tetap berjalan.
Dia melihat banyak keluarga memasang kain putih, di jalan ada orang-orang yang masih keluar bekerja meski mengenakan pakaian berkabung.
Sebagian besar manusia di dunia ini memang seperti itu, siapapun yang pergi hanyalah sebutir debu di semesta yang luas.
Song Nanshi yang belum sarapan pun duduk di toko bakpao yang sudah memasang kain putih.
Gadis kecil yang mengukus bakpao tampak kalang-kabut, sibuk mengurus bakpao hingga lupa pada susu kedelai, gerakannya masih kikuk.
Seorang pelanggan di sebelah Song Nanshi mulai tidak sabar, berkata kasar: "Begini caramu mengelola bisnis?!"
Gadis itu tersenyum kecut: "Maaf, pelayanan kami belum maksimal."
Pelanggan lain menyela: "Kenapa cuma kamu? Dulu kan orangtuamu yang jualan di sini?"
Senyum manis gadis itu bergetar, butiran air mata tiba-tiba menggenangi matanya.
Dengan suara lirih ia berbisik: "Mereka... sudah tiada."
Seketika suasana hening mencekam.
Setelah waktu lama, seseorang menghela napas, entah apa yang disesalkannya.
Song Nanshi tiba-tiba tak bisa menelan makanan.
Dia merasa meski masalah telah usai, seolah-olah belum benar-benar selesai.
Baru saja dia pikir telah melakukan semua yang bisa dilakukan, kini dia yakin harus menyaksikan penjahat utama itu mati.
Diam-diam dia memasukkan belasan butir Lingshi ke kotak uang gadis kecil itu, lalu berbalik badan pergi.
Di jalan, dia melihat petugas Aliansi Immortal sedang mengorganisir sumbangan dari cultivator kota dan pendatang yang buru-buru datang setelah mendengar kabar Zhongzhou.
Langkah Song Nanshi terhenti sejenak.
Lalu dengan menggeretakkan gigi, dia mendekat.
Seorang murid Aliansi mengenalinya, bertanya: "Nona Dewa juga mau menyumbang? Berapa jumlahnya?"
Song Nanshi berniat menyumbang ratusan Lingshi, tapi bayangan gadis kecil itu muncul di pikirannya, "Aku sumbang 5.000 Lingshi!"
Begitu kata-kata itu terucap, dia ingin sekali menampar mulutnya sendiri.
Namun akhirnya, dengan hati yang perih, Song Nanshi menyaksikan 5.000 Lingshi masuk ke kotak sumbangan.
Dia tahu takdirnya adalah kehabisan harta, tapi mati pun tak menyangka—suatu hari dirinya akan secara proaktif menghamburkan kekayaan.
Demi 5.000 Lingshi ini, Song Nanshi bertekad akan mengawasi ketat proyek donasi Aliansi Immortal.
Siapapun jangan harap bisa meraup kembali dana sumbangan ke saku sendiri!
Setelah meninggalkan lokasi pengumpulan donasi, perasaan Song Nanshi terasa semakin berat.
Dia merasa otaknya benar-benar bermasalah.
Tiba-tiba matanya menangkap sosok Yun Zhifeng.
Seketika itu juga, pandangannya berbinar-binar!
Uangnya habis, tapi Yun Zhifeng masih punya!
Kepala keluarga Yun sudah tiada, berarti harta warisan klan Yun...
Song Nanshi berpikir, standarnya tak perlu terlalu kaku. Dia bisa memberi Yun Zhifeng sebuah kesempatan.
Yun Zhifeng yang juga melihatnya, berbalik dan berjalan mendekat.
Langsung Song Nanshi bertanya: "Yun Zhifeng, urusan apa yang dibicarakan Pemimpin Aliansi denganmu?"
Yun Zhifeng: “Oh, dia ingin aku mengambil alih sisa anggota dan industri keluarga Yun.”
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam.
Yun Zhifeng menambahkan: “Tapi kutolak. Setelah kejadian ini, keluarga Yun seharusnya tidak ada lagi.”
Napas yang ditahan Song Nanshi langsung putus.
Yun Zhifeng melanjutkan: “Lalu dia memintaku memutuskan nasib aset keluarga Yun.”
Song Nanshi kembali menahan napas.
Yun Zhifeng: “Kuputuskan untuk mengkompensasi semua harta keluarga Yun kepada korban di Zhongzhou. Dengan preseden ini, harta haram keluarga bangsawan lain juga lebih mudah diurus.”
Song Nanshi: “……”
Yun Zhifeng menghela napas: “Bencana di Zhongzhou ini, beberapa keluarga bangsawan adalah biang keladinya. Mereka harus membayar harga.”
Song Nanshi berbisu panjang: “Kau benar. Terlalu benar.”
Tapi dua pengemis tak punya masa depan.
Yun Zhifeng mengangkat wajah bersih nan jernihnya, tersenyum bahagia.
Song Nanshi memandangnya ingin menangis.
