Setelah Jiang Ji menerima tugas "Cara Naik Pangkat dengan Mengurus Tempat Dupa Malam", ia tertegun di bawah koridor, seolah kehilangan jiwa.
Melihat kakak kedua masih belum tersadar, kakak senior kedua mulai mengurus makan malam, mencibirnya yang berdiri diam mengganggu, lalu menyuruh adik senior memindahkannya.
Adik senior setinggi 1,6 meter dengan gembira mendekat, mengangkat tubuh besar shixiong seolah tak berbeban, menaruhnya di tempat yang tak mengganggu.
Jiang Ji: "..."
Song Nanshi yang kini sakit perut melihat makanan, menghindari kerumunan pengantar makanan, berjongkok di samping shixiong sambil sama-sama terdiam.
Tiba-tiba terdengar suara shixiong yang tak fokus: "Adik ketiga, tugas ini... harus memaksaku?"
Song Nanshi mengangguk pasti: "Tidak mungkin bukan kau!"
Hari ini di kantin ia memperhatikan, Nyonya Peony benar-benar menjaga jarak dengan "orang luar". Selama jam sibuk makan di kantin besar, hanya murid Sekte Persatuan Harmonis yang terlihat, sama sekali tak ada pengawal yang bisa dipercayakan Nyonya Peony untuk menjaga kediaman.
Konon setelah orang-orang Sekte Persatuan Harmonis masuk ke kediaman untuk membantu—terutama setelah kasus senior dan adik seperguruan Jiang Yuan menggantikan dua pengawal yang melakukan kelalaian—para pengawal istana tidak lagi makan di kantin besar, melainkan dilayani oleh dapur kecil di masing-masing halaman.
Jelas ini upaya untuk mencegah kontak terpisah antara anggota Sekte Persatuan Harmonis dengan pengawal istana.
Karena itu, rencana Song Nanshi dan Adik Senior untuk mengobrol dengan para pengawal sambil makan di kantin mustahil terwujud.
Yun Zhifeng yang mengikuti Xiao Zongzhu juga sulit bergerak, mengingat perhatian khusus Nyonya Peony terhadap pemimpin muda tersebut.
Meskipun Kakak Kedua bertugas menyapu, area penyapuannya sudah ditetapkan dan ruang geraknya sangat terbatas, sama sekali tidak mungkin menyapu dari halaman luar ke halaman dalam.
Maka kini yang memiliki ruang gerak terluas di Kediaman Pemimpin adalah Jiang Ji. Ia bertugas mengosongkan toilet malam di seluruh halaman luar, dan karena sifat pekerjaannya, ia tidak diawasi terus-menerus.
……Lagipula tak ada yang suka melihat orang membuang tinja kapan saja.
Tapi gudang yang dijaga saudara seperguruan Jiang Yuan dulu terletak di halaman dalam.
Jadi Song Nanshi perlu Shixiong berusaha keras naik pangkat, dari halaman luar menyusup ke halaman dalam, sebaiknya bertugas mengosongkan toilet untuk para pengawal itu. Jika berhasil berkomunikasi dengan mereka, itu akan menjadi kabar terbaik.
Tentu, Song Nanshi juga tahu memaksa pembersih toilet berinteraksi dengan pengawal adalah tindakan kekanakan.
Harapan tertinggi Song Nanshi adalah setelah Shixiong berhasil menyusup ke halaman dalam dengan memanfaatkan statusnya yang tidak mencolok dan kebebasan bergerak, dia bisa memetakan situasi dasar kawasan tersebut. Idealnya, mengetahui siapa saja penjaga gudang agar mereka bisa bertindak dengan akurat.
Saat yang lain sibuk menyiapkan makan malam, dia dengan bijak menjelaskan rencana ini kepada Shixiong.
Usai mendengar penjelasannya, Shixiong diam seribu bahasa lalu pergi dengan langkah gontai.
Bahkan tidak menyentuh makan malamnya.
Di aula utama yang sudah terhidang rapi, Kakak Kedua selesai menyajikan porsi Shixiong ketika tiba-tiba menyadari kepergiannya.
Bingung, dia bertanya: "Shixiong tidak makan?"
Song Nanshi: "...Mungkin tekanan kerjanya terlalu besar sampai hilang selera."
Kakak Kedua memandang nasi itu cemas: "Lalu nasinya..."
Song Nanshi langsung merasakan perutnya mulai sakit lagi.
Tapi Adik Senior dengan malu-malu berkata: "Nasi yang sudah dihidangkan tidak boleh disia-siakan. Biar aku yang makan menggantikan Shixiong."
Sambil berkata, dia menerima mangkuk nasi, di hadapannya terpajang rapi dua mangkuk nasi.
Song Nanshi: "……"
Dia teringat adik junior ini baru saja menghabiskan delapan mangkuk besar nasi setengah jam yang lalu, perutnya langsung terasa lebih sakit.
Menyelimuti perutnya dengan tangan, dia bangkit lemah sambil berkata: "Aku tidak makan dulu, aku mau istirahat."
Yun Zhifeng melirik ke luar, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran. Setelah sekadar menyantap dua suap sayur, dia pun berdiri: "Aku keluar sebentar."
Kakak Kedua memandangi nasi yang sama sekali tidak tersentuh, tertegun.
Tiba-tiba tangan muncul dari samping, menarik mangkuk nasi Yun Zhifeng mendekat.
Kakak Kedua kaget menoleh, melihat adik juniornya tersenyum malu: "Jangan sampai terbuang."
Di hadapannya, tiga mangkuk nasi tersusun rapi.
Kakak Kedua: "……"
Jadi setelah bakat cultivator fisik, adik junior ini sekarang juga mengembangkan talenta raksasa perut?
……
Song Nanshi baru berbaring sebentar di kamarnya ketika mendengar pintunya diketuk.
Dia menggaruk-garuk kepalanya lalu bangun membuka pintu, melihat Yun Zhifeng sedang berdiri di luar.
Mungkin karena ucapan "menantu" dari dokter tua siang tadi, Song Nanshi merasa agak canggung setiap bertemu Yun Zhifeng sendirian. Terkejut, dia pun terdiam sejenak.
Keduanya saling pandang, satu di dalam pintu dan satu di luar.
Setelah saling melototi beberapa saat, Song Nanshi merasakan suasana semakin aneh. Tatapannya yang bertautan dengan Yun Zhifeng membuat hatinya berdebar tak karuan, hingga dia buru-buru mengalihkan pandangan.
Tiba-tiba mereka berbicara bersamaan.
Song Nanshi: "Kau..."
Yun Zhifeng: "Aku..."
Keduanya berhenti serentak.
Song Nanshi batuk kecil, pura-pura santai: "Ada perlu apa kau datang sekarang?"
Yun Zhifeng tersadar, mengeluarkan botol pil pencerna dari cincin penyimpanannya: "Kulihat perutmu masih sakit, jadi..."
Dia menyerahkannya pada Song Nanshi.
Song Nanshi menangkap, tak bisa menyembunyikan keterkejutan: "Bukannya kau tidak membawa ini?"
Yun Zhifeng: "Aku baru membelinya tadi."
Berhenti sejenak, berkata: "Dokter tua itu bilang jika ini sering terjadi, obat ini harus selalu disiapkan. Jadi kubeli beberapa botol."
Sering terjadi...
Song Nanshi tak tahan menjelaskan dengan wajah hitam: "Sudah tidak sakit lagi! Tadi itu cuma reflek karena Adik Senior makan terlalu banyak!"
Bergumam lagi: "Ngapain kau membuang-buang uang untuk ini?"
Yun Zhifeng tersenyum dalam hati, "Aku tahu."
Suaranya lembut: "Tapi seandainya sakit lagi bagaimana? Selama bisa dipakai, ini bukan pemborosan."
Song Nanshi menggaruk pipi, bergumam: "Sakit sedikit apa artinya? Waktu menghadapi serangan petir jauh lebih menyiksa!"
Yun Zhifeng: "Tapi untuk serangan petir aku tak bisa membantumu. Sedangkan untuk ini, ada caranya."
Song Nanshi tersenyum kecut: "Kalau serangan petir pun ada solusi, apa kau mau menggantikanku menjalani tribulasi itu?"
Dia sekadar menyebut, tapi Yun Zhifeng menjawab, "Ya."
Song Nanshi berhenti sejenak, kata-kata yang ingin diucapkannya tercekat di leher.
Yun Zhifeng berbisik, "Kau pulang dulu, habis minum obat cepat beristirahat."
Song Nanshi didorong pelan kembali ke kamar. Saat tersadar, dirinya sudah berbaring telentang di ranjang dalam keadaan terdiam.
Di tangannya masih menggenggam botol obat.
Song Nanshi memandangi botol obat, lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Tiba-tiba melempar botol obat ke ranjang, menyembunyikan wajah dalam bantal sambil bergumam, "Yun Zhifeng..."
Apa kelebihannya sampai-sampai dia seperti ini?
Song Nanshi masih menekan wajah di bantal. Entah kapan ia terlelap dalam tidur tak tentram.
Ia sedang bermimpi, dan ia sadar sedang bermimpi.
Dalam mimpi, dia masih berada di Kota Xianyuan, membawa spanduk "Tuan Song"-nya ikut meramaikan keramaian melihat usaha penjualan dasar makhluk spiritual milik orang. Setelah terdesak keluar, tanpa sengaja menginjak usaha keluarga lain, refleks dia berkata "Maaf", lalu menoleh dan melihat seorang pemuda berpakaian kain kerja kasar duduk dengan wajah dingin di belakang kios.
Dia berkata: "Tak masalah."
Ini pertama kalinya dia melihat Yun Zhifeng.
Song Nanshi dalam mimpi pun tidak bisa menahan senyum.
Yun Zhifeng yang bermuka dingin itu terlihat cukup keren.
Kemudian mimpi itu beralih sebentar, menampilkan pemandangan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Yun Zhifeng yang penuh luka dikejar-kejar keluarga Yun, sampai di ujung jalan, wajahnya tetap sama dinginnya, hanya di bola matanya seperti ada kilasan warna darah.
Persis seperti murid sekte Persatuan Harmonis yang mengalami gangguan energi dalam yang dia lihat siang tadi.
Di telinganya terdengar teriakan ngeri: "Dia gangguan energi dalam! Cepat bunuh dia!"
"Yun Mo!"
Song Nanshi tersentak bangun, duduk di ranjang dengan kegelisahan yang terpendam.
Yun Mo.
Ini adalah panggilan yang dalam kisah asli hanya dimiliki Yun Zhifeng.
Yang ia mimpikan juga adegan yang hanya disinggung sekilas dalam deskripsi latar belakang Yun Mo di kisah asli.
Hanya saja dalam mimpinya adegan-adegan ini terlihat begitu jelas.
Cultivator tidak pernah bermimpi dengan mudah, apalagi ia seorang ahli ramalan.
Ia tak bisa menahan keraguan: apakah yang ia mimpikan adalah adegan yang seharusnya terjadi dalam kisah asli?
Ia juga tak bisa menahan pikiran: jika Yun Zhifeng mengikuti alur cerita kisah asli...
Tidak, tidak ada lagi "jika".
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, lalu bangkit dan berjalan ke jendela membukanya.
Tiba-tiba ia melihat sosok Yun Zhifeng berdiri membelakangi jendela di bawah pohon.
Terkejut, ia tak bisa menahan umpatannya: "Yun Zhifeng?"
Yun Zhifeng menoleh, heran: "Kau belum tidur?"
Song Nanshi memasang wajah hitam: "Bukannya itu yang harus kutanyakan? Apa yang kau lakukan di sini?"
Yun Zhifeng menjawab singkat: "Berjaga."
Song Nanshi: "Sini perlu dijaga?"
Yun Zhifeng: "Mengawasi seperti pencuri."
Song Nanshi hendak bertanya pencuri apa, tiba-tiba teringat gadis Jiang Heng yang kabarnya suka memanjat jendela orang.
Song Nanshi: "……"
Ia mengusap dahinya: "Kau benar-benar akan terus berjaga begini?"
Yun Zhifeng: "Ya."
Song Nanshi: "Sampai kapan?"
Yun Zhifeng: "Sampai dia menghilangkan niatnya, atau jika kau setuju aku menghajarnya..."
Song Nanshi: "Lebih baik kau terus berjaga saja."
Yun Zhifeng diam seribu bahasa, tatapannya penuh kesedihan yang tak masuk akal.
Song Nanshi merasa bersalah, menggaruk-garuk kepalanya: "Lagipula aku juga tak bisa tidur, temani aku ngobrol."
Yun Zhifeng: "Tentang apa?"
Song Nanshi bersandar di jendela, setelah berpikir bertanya: "Seberapa jauh kau paham tentang Jalan Iblis?"
“Jalan iblis?” Yun Zhifeng mengangkat kepala: “Apakah kau ingat murid sekte Persatuan Harmonis yang mengalami gangguan energi dalam itu?”
Song Nanshi berkata samar: “Bisa dibilang begitu.”
Yun Zhifeng langsung berkata: “Kalau begitu tak perlu kau khawatir.”
Dengan tenang ia menjelaskan: “Di dunia ini sudah sepuluh ribu tahun tidak muncul iblis. Cultivator yang mengalami gangguan energi dalam biasanya hanya menunggu ajal, bukan ‘jatuh ke dalam kegelapan’.”
Song Nanshi tak bisa menahan diri berhenti sejenak.
Perkataan Yun Zhifeng memang benar, di dunia kultivasi ini sudah lama tidak muncul “iblis”.
Sepuluh ribu tahun lalu memang ada cultivator yang menciptakan sekte Iblis setelah transformasi, menerima cultivator kegelapan maupun kultivator jahat yang kejahatannya menumpuk, mempelajari ilmu sekte iblis, tak takut ikatan sebab-akibat, latihannya tanpa peduli cara namun berkembang pesat, sehingga sempat sangat makmur.
Para cultivator ini menyebut diri mereka “iblis”.
Tapi sekte Iblis yang sempat jaya itu cepat mengalami kemerosotan.
Karena mereka tidak menghiraukan karma, takdir pun melarang mereka terbang ke surga.
Bahkan pada akhirnya, di antara Langit dan Bumi ini sudah tak ada yang bisa menjadi “iblis” lagi.
Seperti yang dikatakan Yun Zhifeng, gangguan energi dalam hanya berakhir dengan kematian, bukan "jatuh ke dalam kegelapan".
Inilah alasan mengapa dalam kisah asli, Yun Zhifeng menjadi antagonis terbesar dalam buku Long Aotian.
Karena setelah mengalami gangguan energi dalam, dia benar-benar "jatuh ke dalam kegelapan".
Dia menjadi "iblis" pertama dalam sepuluh ribu tahun setelah kepunahan makhluk kegelapan.
Yun Mo Yun Mo, sebutan "iblis" pada orang lain hanya karena kejahatan bertumpuk yang mereka lakukan (pada dasarnya tetap cultivator jahat). Tapi Yun Zhifeng disebut Yun Mo karena benar-benar berubah menjadi iblis.
Song Nanshi tak bisa menahan tanya: "Lalu apakah mungkin seseorang benar-benar menjadi iblis setelah mengalami gangguan energi dalam?"
Anehnya, Yun Zhifeng benar-benar mempertimbangkan pertanyaan itu.
Membuat Song Nanshi gemetar ketakutan.
Kemudian dia berkata: "Dulu ketika kukira tidak bisa menghindar dari kejaran keluarga Yun, aku juga pernah memikirkan masalah ini."
Song Nanshi: "Ah?"
Yun Zhifeng tersenyum, tenang bagai angin sepoi-sepoi: "Waktu itu aku berpikir, daripada menunggu kematian, lebih baik mencoba masuk ke jalan iblis. Tapi tentu hanya angan-angan. Sepuluh ribu tahun tak pernah ada iblis muncul, mana mungkin aku bisa."
Song Nanshi diam cukup lama, perlahan mengeluarkan sisa napas.
Lalu setengah badannya menyembul keluar jendela, menepuk bahu Yun Zhifeng dengan khidmat.
Yun Zhifeng tampak linglung, mendengar wanita itu berkata serius: "Kondisimu sekarang ini sangat baik."
Tangannya mengetuk dada pria itu: "Sudah, jaga malam dengan baik. Aku tidur dulu."
Jendela menutup dengan suara "brak".
Yun Zhifeng masih bingung, tangannya mengusap dada yang baru saja diketuk.
Otot-ototnya bergerak naik turun mengikuti tarikan napas.
Kondisiku sekarang ini baik?
Kalau begitu... bagian mana yang baik?
Di sisi lain, Song Nanshi yang terbaring di ranjang tak bisa menahan pikiran: Sebenarnya Yun Zhifeng juga cukup baik.
Terutama dia juga bisa memakmurkan istri.
……
Selama beberapa hari berikutnya, Song Nanshi dan yang lain memang berlaku jujur karena mereka masih menunggu Jiang Ji merencanakan kenaikan jabatannya.
Sikap jujur mereka membuat sang pengurus yang awalnya tegang seperti menghadapi musuh besar pun mulai lega.
Untunglah mereka tak lagi berbuat onar.
Namun satu-satunya kekurangan adalah Adik Senior yang seolah-olah tersentuh saklar aneh, porsi makannya meningkat setiap hari hingga membuat pengurus gemetar ketakutan. Ia mulai curiga apakah kemiskinan mereka selama ini karena tak sanggup membiayai sang raja perut ini.
Ketika Nyonya Peony kembali menanyakan kabar tentang mereka, pengurus pun menjawab demikian.
Raut wajah Nyonya Peony terlihat sangat kompleks.
Akhirnya ia hanya melambaikan tangan, "Tidak usah, kediaman pemimpin sekte tak akan bangkrut karena makannya. Tapi grup ini rupanya benar-benar sekelas pengemis karena kemiskinan, mereka memang tak berbohong."
Mengetahui kecurigaan Nyonya Peony, pengurus tak berani menyambung pembicaraan, hanya tersenyum kecut.
Nyonya Peony bertanya lagi: "Bagaimana sikap si bermarga Yun di hadapan Pemimpin Sekte Kecil?"
Sang pengurus menjawab secara detail: "Sangat jujur, kemampuannya juga cukup baik."
Sambil berkata demikian, dia mulai menceritakan segala detail perbuatan Pemimpin Sekte Kecil sepanjang hari itu tanpa menyensor apapun.
Nyonya Peony mendengarkan dengan sikap yang biasa-biasa saja.
Setelah laporannya selesai, Nyonya bertanya: "Apakah Fuer masih tidak menyukai kalian yang mengikutinya?"
Pengurus itu tak bisa menahan diri untuk menasihati: "Bagaimanapun Pemimpin Sekte Kecil akan segera naik takhta, dia sudah dewasa sekarang, wajar jika tidak suka diawasi terus-menerus."
Namun Nyonya Peony berkata dengan nada sendu: "Dia akhirnya akan mengerti penderitaan yang kualami demi kebaikannya."
Pengurus itu pun memilih untuk diam.
Di saat yang bersamaan, Jiang Ji juga mulai menjalankan rencana kenaikan jabatannya.
Targetnya sederhana: dari halaman luar menyusup ke halaman dalam. Maka strateginya pun kasar - dia bertekad menunjukkan kemampuan maksimalnya agar mendapat promosi dan kenaikan gaji, hingga akhirnya bisa mengosongkan toilet malam di halaman dalam, bahkan menjadi kepala petugas toilet malam seluruh kediaman Pemimpin Sekte.
Seperti kata Adik ketiga, tidak ada profesi hina, hanya orang yang malas berusaha.
Nyawaku ditentukan olehku sendiri, bukan Tian!
Maka, termotivasi oleh ucapan ini, pengangkut tinja lain di halaman luar menyadari bahwa hampir tidak ada ruang bagi mereka untuk ikut campur dalam pekerjaan di halaman luar beberapa hari ini.
Begitu ada permintaan pengangkutan tinja, anak baru itu langsung melesat dengan langkah cepat nan misterius, mengangkat ember tinja seolah sedang menghantam pedang berat, lalu lenyap seketika.
Para pengangkut tinja di halaman luar mulai merasakan persaingan tidak sehat, mereka semua merasa anak baru ini tidak bermoral.
Kepanikan akan persaingan tidak sehat ini bahkan menjalar ke pengangkut tinja di halaman dalam, karena mulai beredar legenda di kalangan mereka: Ada anak baru di halaman luar yang bisa menyelesaikan seluruh pengangkutan tinja hanya dalam setengah jam, membuat para pekerja halaman luar terancam Bahaya kehilangan pekerjaan.
Masalah kehilangan pekerjaan ini serius, di kalangan pengangkut tinja halaman dalam kabar ini diumbar-umbar tak karuan.
Maka seorang pengawal halaman dalam yang sedang buang air pun mendengar sekilas kabar ini.
Cultivator itu mencemooh dengan sinis.
Membuang semua tinja malam dalam setengah jam? Orang halaman luar sebanyak itu, minimal harus bolak-balik sepuluh kali. Dengan aturan larangan mengendarai pedang di kediaman marquis, apa si pembuang tinja itu berkaki gesit sampai begitu?
Pengawal ini menganggap mereka sedang menyebarkan kesalahpahaman.
Tapi anehnya, para pengawal halaman luar juga mulai punya legenda tentang si pembuang tinja ini.
Katanya beberapa hari terakhir sering terlihat bayangan hitam yang melesat secepat angin di halaman luar. Awalnya dikira assassin, tapi saat dikejar tak ada yang sanggup menyusul. Baru setelah orang itu berhenti sendiri, ketahuanlah dia cuma tukang buang tinja.
Sejak itu setiap kali orang itu datang, selalu ada yang diam-diam mencoba mengejarnya. Tapi sampai sekarang belum ada satu pun pengawal halaman luar yang berhasil menyusul.
Cultivator halaman dalam ini mulai merasa ada yang tak biasa.
Dia merasa, apapun sebenarnya kemampuan si pembuang tinja ini, setidaknya untuk saat ini orang itu telah berhasil menarik perhatiannya.
Dia memutuskan untuk menemui si pembuang tinja itu.
Saat ini, Jiang Ji masih belum tahu sejauh mana cahaya Long Aotian-nya memancar, ia bekerja dengan setia hanya ingin naik pangkat.
Maka di hari biasa ini, seperti biasanya ia bekerja giat, tiba-tiba seorang cultivator asing menghalangi jalan keluarnya.
Begitu melihat ada yang ingin menghentikan pekerjaannya, Jiang Ji langsung mengerutkan kening: "Minggir."
Figuran di samping segera ikut campur: "Ssst——Si tukang kotoran ini berani berkata kasar pada Tuan Zhou! Tuan Zhou itu cultivator paling jago di kediaman marquis balabala..."
Langsung membocorkan semua informasi tentang identitasnya hingga ke akar-akarnya.
Jiang Ji memandang ke arahnya.
Tuan Zhou tertawa sinis: "Kudengar namamu cukup terkenal beberapa hari terakhir ini?"
Jiang Ji datar: "Tak berani menerimanya."
Tuan Zhou tersenyum: "Kau cuma tukang kotoran, tapi harga dirimu setinggi langit."
Jiang Ji mengangkat pandangan dengan ekspresi netral: "Tukang kotoran pun tak masalah. Pernah ada yang bilang: Tak ada profesi hina, hanya manusia malas. Nyawaku ditentukan olehku sendiri, bukan Tian!"
“Ucapan itu mengudara, Tuan Zhou langsung terdiam tak berkutik oleh kalimat tersebut dan aura Long Aotian yang memancar dari sekujur tubuh Jiang Ji.
Refleks ia bertanya, “Kalau begitu, kau mau bertarung denganku? Jika bisa mengalahkanku, aku akan izinkan kau masuk ke halaman dalam!”
Makna tersirat yang tertangkap di telinga Jiang Ji adalah: bila ia sanggup mengalahkan si Song ini, nantinya ia boleh mengangkut tinja malam di halaman dalam.
Maka ia mengangguk, “Setuju.”
Figuran berteriak, “Ada yang menantang Tuan Zhou!”
Seketika pengunjung berkerumun, menyaksikan adegan klasik Long Aotian memukul muka dan menaklukkan bawahan.
Satu jam kemudian, Song Nanshi menerima kabar dari Jiang Ji.
“Aku sudah sampai halaman dalam.”
Song Nanshi berseru girang, “Ini kabar baik! Shixiong, kau berhasil menyelesaikan tugas!”
Jiang Ji: “Tapi aku tidak lagi mengangkut tinja malam.”
Song Nanshi: “Ah?”
Suara Jiang Ji penuh kebingungan: “Ada orang menantangku berkelahi. Kuhajar dia sampai terjatuh, bahkan sangat mengenaskan, tapi dia malah terlihat senang. Lalu bilang, seharusnya aku tidak menyia-nyiakan diri dengan mengangkut tinja.”
Song Nanshi: “Ah?”
Jiang Ji: "Adik Senior, sekarang saya sudah menjadi pengawal halaman dalam."
Song Nanshi: “……”
Inikah Long Aotian?
