Serangan petir tahap tribulasi di dunia kultivasi, mungkin hanya terjadi sekali dalam puluhan tahun.
Oleh karena itu, cultivator yang beruntung menyaksikan tribulasi seperti ini biasanya akan tetap tinggal untuk mengamati, berharap mendapat pencerahan dari tribulasi orang lain.
Mereka yang berbakat baik mungkin bisa mencapai pencerahan hanya dengan menyaksikan satu kali serangan petir.
Kesempatan emas seperti ini awalnya tak ada cultivator yang berniat pergi.
Tapi suara tribulasi Yun Zhifeng terlalu besar.
Beberapa serangan petir pertama masih terkesan wajar, namun sejak grup bahan obat itu melarikan diri dengan memalukan, intensitas serangan petir yang semakin besar bahkan mulai menunjukkan kecenderungan menyelimuti seluruh puncak gunung.
Cultivator yang belum berpengalaman mengira ini normalnya tribulasi tahap akhir, sampai-sampai wajah mereka memucat. Tapi mereka yang pernah menyaksikan atau mengalami sendiri tribulasi justru lebih pucat lagi.
Karena tribulasi yang mereka lalui—atau yang mereka saksikan dari orang lain—sama sekali tidak seperti ini.
Saat Zhu Xiu dan yang lain mendesak cultivator untuk pergi, beberapa masih enggan meninggalkan tempat, ingin menyaksikan proses tribulasi.
Cultivator yang berpengalaman langsung menarik orang tersebut sambil berkata, "Tak mau pergi? Kau tidak mau hidup lagi?"
Cultivator itu bingung, "Bukan seperti yang Guru katakan? Jika menemukan kesempatan langka seperti ini, harus segera merenungkan jalan."
Cultivator yang menariknya berkata dengan ekspresi rumit, "Memang benar... Tapi... Serangan petir seperti ini bukan untuk disaksikan."
Lebih dari seratus tahun yang lalu, dia pernah menyaksikan dari jauh seseorang yang hendak terbang ke surga.
Serangan petir yang menutupi langit itu masih jelas di ingatannya.
Tapi sekarang dia merasa, serangan petir tahap tribulasi ini hampir menyamai serangan petir penerbangan ke surga yang pernah disaksikannya.
Apakah benar ada cultivator tahap tribulasi yang bisa melewati serangan petir setara penerbangan ke surga ini?
Jiang Ji dan yang lain juga prihatin, mungkinkah Yun Zhifeng benar-benar bisa melewati tribulasi petir seperti ini?
Melihat kerumunan orang mulai meninggalkan tempat satu per satu, Jiang Ji tak bisa menahan bisikannya pada Zhu Xiu: "Tribulasi petir ini tidak wajar, suaranya terlalu keras. Apa karena Yun Zhifeng memaksa diri melewati tribulasi?"
Zhu Xiu juga berbisik pelan: "Seharusnya tidak. Memaksa tribulasi tidak akan mengubah tribulasi tahap penerbangan ke surga menjadi serangan petir level dewa. Situasi ini hanya mungkin terjadi jika Yun Zhifeng memiliki ikatan karma dan dosa yang terlalu berat, atau kemampuan spiritualnya memang luar biasa kuat."
Jiang Ji linglung: "Kemampuan Yun Zhifeng sekuat itu? Kenapa aku tidak merasakannya?"
Zhu Xiu: "...Mungkin karena selama perjalanan kita selalu bertemu tandingan-tandingan gila. Coba kau duel dengannya sekali, pasti baru akan merasakan."
Jiang Ji mengangguk setuju.
Sepanjang perjalanan mereka, Yun Zhifeng bahkan saat masih terluka dan kekuatannya hampir habis berani berhadapan langsung dengan Juemingzi yang berada di tahap transformasi dewa. Setelah pulih dari lukanya, dia sendiri bisa mengalahkan Gui Qing yang juga berada di tahap tribulasi tanpa memberi kesempatan melawan, sekaligus menahan serangan banyak Yu Niao. Hari ini, sebelum Dahuang mengeluarkan ramalan Kun, dia hampir berhasil mengubah Dahuang menjadi anjing.
Jiang Ji tersadar: "Mungkin karena terlalu sering melihatnya sebagai banci kota, aku hampir lupa dia adalah cultivator pedang yang serius."
Zhu Xiu: "..."
Sejujurnya, usianya yang baru seratus tahun lebih sudah mencapai tahap tribulasi sangat mengejutkan.
Guru mereka baru mencapai tingkat menengah tahap tribulasi. Karena masih muda dan kekuatannya luar biasa, dia dijuluki Jianzun.
Tapi usia Guru dua kali lipat dari Yun Zhifeng.
Pemimpin sekte berada di tahap Mahayana, hanya selangkah lagi menuju penerbangan ke surga.
Tapi Pemimpin sekte sudah berusia lebih dari lima ratus tahun.
Seharusnya, dengan usia dan kultivasi seperti Yun Zhifeng, seharusnya dia menjadi jenius yang terkenal di dunia kultivasi. Tapi sama-sama menggunakan pedang, Yin Bugui di masa mudanya dingin namun suka bertarung, gelar Jianzun diperolehnya di masa remaja lewat pertarungan sengit.
Tapi saat menjadi Putra Kirin, Yun Zhifeng selalu memikul beban keluarga. Keluarga Yun yang memiliki agenda tersembunyi sengaja menutupi reputasi Putra Kirin, sampai-sampai bahkan ketika dia dirugikan oleh keluarganya sendiri, namanya tetap tak dikenal.
……Tapi setelah hari ini, belum tentu lagi.
Zhu Xiu ingat, di kehidupan sebelumnya "Yun Mo" bangkit kembali setelah belasan tahun. Kabarnya setelah lolos dari jurang kematian, dia langsung masuk jalan iblis, menghabiskan belasan tahun mengubah seluruh kultivasinya menjadi jalan iblis, menjadi satu-satunya "iblis" sejak padamnya Sekte Iblis sepuluh ribu tahun lalu.
Saat Zhu Xiu terlalu asyik berpikir, tiba-tiba dia merasakan Jiang Ji mencoleknya dua kali diam-diam.
Dia menoleh ke arah itu.
Lalu terlihat Jiang Ji mengalihkan pandangan ke segala arah sejenak, lalu berbisik: "Haruskah kita cari cara membawanya turun? Gerakan Yun Zhifeng melewati tribulasi begitu besar, bagaimana jika tanpa sengaja melukai adik senior? Sekalipun tidak melukainya, tapi kalau Yun Zhifeng sampai ceroboh..."
Ia membuat gerakan menggores leher.
Jiang Ji: "Kalau sampai terjadi seperti itu, membuat adik senior menyaksikannya pasti akan meninggalkan bayangan psikologis."
Zhu Xiu: "......"
Tamat, dia mulai ikut khawatir.
Antara adik senior dan cp, tentu adik senior lebih penting.
Meski merasa bersalah pada Yun Zhifeng.
Zhu Xiu diam sejenak, menekan berbagai "seandainya" di kepalanya, berbalik memandang adik ketiga yang duduk tegak tanpa berkedip memandang Yun Zhifeng, lalu berkata dengan susah payah: "Menurutku, tidak sampai segitu."
Di kehidupan sebelumnya nyaris mati pun masih bisa masuk jalan iblis, di kehidupan ini tak mungkin ambruk karena serangan petir.
Tapi dia masih agak cemas, tak bisa menahan diri meninggikan suara bertanya: "Adik, kau benar-benar tidak mau turun bersama kami?"
Song Nanshi tidak menoleh, tapi suaranya mantap: "Kalian cepat turun, serangan petir berikutnya akan lebih besar."
Zhu Xiu: "Kalau kau..."
Song Nanshi mengangkat pandangan sebentar ke arah gumpalan petir.
Saat dia berbicara lagi, Zhu Xiu seolah mendengar senyuman tersamar dalam suaranya.
Katanya: "Itu tak akan menyakitiku."
Zhu Xiu termenung sesaat, lalu langsung menarik lengan senior utama: "Ayo kita pergi."
Saat berbalik, dia melihat adik junior sedang menyeret dua manusia hidup di belakang mereka dengan seekor kelinci di pundak, bertanya tegas: "Mau berangkat?"
Zhu Xiu: "...Apa ini?"
Dua orang yang diseretnya ternyata rekan seperguruan Jiang Yan.
Sang adik junior mengayunkan tubuhnya dengan enteng, membuat kedua pria itu tampak putus asa: "Satu lengan patah, satu kaki patah. Mereka minta tolong diantar turun. Aku cuma membantu sekadarnya."
Zhu Xiu terdiam sejenak, lalu menatap ke arah Lao Shi yang diam-diam mengawasi dari kejauhan.
Kemudian dia berkata: "Jika masih ada sisa tenaga, tolong bawa Senior Shi turun juga."
Dia merasa, Adik Senior ini masih memiliki potensi yang besar.
Senior Shi yang sedang dilanda perasaan kompleks: "??"
Dengan ekspresi datar: "Tidak perlu."
Lalu ia melirik Song Nanshi, suaranya masam: "Mau tinggal di sini silakan, turun nanti jangan sampai tidak utuh lengannya atau kakinya."
Suara Song Nanshi penuh senyuman: "Baik."
Senior Shi dengan wajah masam langsung berbalik dan pergi.
Dalam sekejap, puncak gunung yang luas hanya menyisakan dia dan Yun Zhifeng berdua.
Song Nanshi menatap ke arah langit.
Awan petir bergulung-gulung memenuhi langit, sedang mempersiapkan serangan petir yang lebih dahsyat. Siapapun yang berdiri di bawah awan petir seperti ini akan merasakan kegentaran dan kesia-siaan.
Berdiri di bawah ancaman serangan petir seperti ini, tak ada yang merasa bisa luput dari dampaknya.
Tapi Song Nanshi tanpa alasan jelas merasa serangan petir ini tak akan mengenainya.
Ini merupakan perasaan yang sulit diungkapkan, namun terasa sangat mistis dan penuh teka-teki.
Seolah-olah saat dia memutuskan untuk tinggal, takdir tiba-tiba melirik, lalu dengan murah hati memberikan persetujuan.
Maka Song Nanshi pun tahu, kehadirannya diizinkan.
Ini hampir seperti khayalan arogan - siapa yang berani merasa bisa berdiskusi dengan alam semesta, diperhatikan oleh takdir yang tak kasatmata, bahkan diizinkan?
Tapi Song Nanshi hampir meyakinkan, ini bukan khayalannya.
Dalam takdir yang telah digariskan, terjadi interaksi antara dirinya dengan hukum kosmos.
Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Tapi Song Nanshi tidak merasa terkejut, malah menganggap semua ini wajar adanya.
Seakan... sejak meraih ramalan Qian, dunia di matanya berubah total. Hal-hal yang dulu mustahil dan tak dipahaminya, kini punya jawaban.
Bahkan hingga kini, dia masih merasakan sorotan takdir yang tak berkedip.
Song Nanshi menatap langit, tertegun sesaat, lalu tiba-tiba bertanya: "Kalau begitu, bolehkah aku mendekat dan menggenggam tangannya?"
Maka dia merasakan, tatapan takdir yang tak terlihat itu seolah-olah diam sejenak.
Song Nanshi：“……”
Tian Dao sepertinya ikut kehabisan kata menghadapinya.
Dia tersenyum kecut, bergumam：“Baiklah, tidak boleh ya tidak boleh.”
Sesaat kemudian, tatapan gaib itu mengalihkan pandangannya.
Song Nanshi tak tahu apakah Sang Takdir sudah puas memandang atau tak ingin melihatnya lagi.
Dengan dagu disangga, dia menatap Yun Zhifeng sambil menghela napas panjang.
Yun Zhifeng masih memejamkan mata mengumpulkan energi spiritual untuk menghadapi serangan petir berikutnya.
Seketika petir menyambar, kilatnya begitu besar hingga hampir menyelimuti setengah puncak gunung, tapi anehnya mengelak dari Song Nanshi yang duduk tak jauh dari situ.
Song Nanshi kembali menghela napas.
Ternyata ini bukan khayalan setelah kepalanya terkena pukulan. Sejak menguasai ramalan Qian, Sang Takdir benar-benar mulai memperlakukan figuran seperti dirinya secara berbeda.
Entah ini berkah atau malapetaka, dia pun tak tahu jawabannya.
Sesaat kemudian, serangan petir ini berakhir. Song Nanshi segera menengok ke arah Yun Zhifeng.
Yun Zhifeng masih dalam keadaan baik, lengannya utuh dan kakinya tidak hilang. Hanya saja seluruh tubuhnya tampak menghitam akibat sambaran petir, mengeluarkan bau hangus, bahkan rambutnya masih mengepulkan asap.
Song Nanshi: “……”
Kalau sekarang rambutnya sudah mulai berasap, bagaimana nanti setelah serangan petir usai?
Di benaknya muncul bayangan Yun Zhifeng tanpa rambut dengan tubuh hangus legam.
Diam-diam ia terdiam.
Dengan wajah khawatir ia berkata: "Aku tidak meminta yang lain, tapi bisakah Anda membukakan pintu belakang untuk menjaga rambutnya?"
Tak ada jawaban, namun Song Nanshi yakin Takdir mendengarnya.
Tiba-tiba sisa ikatan terakhir antara dirinya dengan Takdir di hatinya seperti terputus.
Song Nanshi: “……”
Tamat. Mungkin Takdir akan memarahinya sebagai orang yang hanya memikirkan cinta.
Seketika wajahnya dipenuhi kecemasan.
Ia tak tahu apakah di dunia kultivasi ada orang lain yang bisa diperhatikan bahkan berkomunikasi dengan Takdir. Tapi dirinya mungkin akan menjadi manusia pertama dalam sejarah yang membuat Takdir pergi karena kesal.
Dia menghela napas panjang.
Sesaat kemudian, suara gemuruh terdengar dari belakang.
Song Nanshi langsung menoleh.
Terlihat setengah bagian Istana Puncak Utama di belakang ambruk akibat disambar petir.
Song Nanshi：“……”
Kini dia tak lagi khawatir tentang Takdir, mulai memikirkan apakah sekte Persatuan Harmonis akan menuntut ganti rugi.
Akhirnya dia paham mengapa semakin tinggi level kultivasi, orang-orang lebih memilih tempat sepi untuk melewati tribulasi.
Kalau tribulasi dilakukan seperti ini, setelah selesai pasti habis semua harta bahkan celana dalam pun tak tersisa!
Song Nanshi kembali menghela napas panjang.
Dia sangat ingin bertanya pada senior Long Aotian-nya: Bagaimana cara mengatasi masalah kompensasi setelah selesai pamer kekuatan?
Tiba-tiba suara parau terdengar: “Mengapa menghela napas?”
Song Nanshi memutar kepala, melihat Yun Zhifeng yang kulitnya dua tingkat lebih gelap.
Tanpa ragu dia berseru gembira: “Kau sudah bangun!”
Melihat keceriaan di wajahnya, Yun Zhifeng tak bisa menahan kelembutan di hati.
Ia membuka mulut hendak berkata, lalu melihat Song Nanshi menyampingkan badan menampakkan aula utama yang sudah ambruk separuh di belakangnya.
Perempuan itu berkata: "Lihatlah."
Tak perlu menjelaskan apa yang harus dilihat Yun Zhifeng, tapi pria itu secara tak masuk akal langsung paham.
Kemudian ia pun ikut terdiam.
Pada detik ini, Yun Zhifeng dan Song Nanshi nyaris memiliki persepsi yang sama.
Pria itu juga ingin bertanya pada Jiang Ji: Bagaimana cara senior mengganti kerugian setelah pamer kekuatan? Jika harus terus membayar, mampukah menabung?
Mengapa setelah mengalami peristiwa sebesar ini mereka masih harus direpotkan urusan ganti rugi?
Song Nanshi berkata dengan tenang: "Uang kita ditambah pun mungkin tak cukup untuk menutupi lantai marmer aula ini."
Yun Zhifeng yang baru saja melewati tribulasi dan hampir menjadi makhluk sakti termuda di dunia kultivasi, refleks ingin meraba kantongnya.
Tiba-tiba petir tribulasi kembali menyambar, memaksa Yun Zhifeng mengerahkan energi spiritual untuk bertahan.
Setelah serangan petir ini berlalu, seluruh tubuhnya menjadi sedikit lebih hitam. Kemudian dia melanjutkan topik sebelumnya: "Tak gentar, hal ini sebenarnya juga terkait dengan sekte Persatuan Harmonis mereka. Sekte Persatuan Harmonis belum tentu meminta ganti rugi. Kalaupun harus membayar…"
Dia merenung sejenak, lalu berkata: "Kita bisa menghidupkan kembali layanan '' milik Dahuang."
Matanya Song Nanshi berbinar, merasa ini ide yang bisa diterima.
Saat hendak mengatakan sesuatu lagi, dia melihat Yun Zhifeng membuka mulut perlahan dan memuntahkan asap hitam pekat.
Namun raut wajahnya tetap tenang saat bertanya: "Maksudmu apa?"
Song Nanshi: "...Tidak masalah, fokuslah pada tribulasimu."
Yun Zhifeng merasa masalah sudah disepakati, memejamkan mata perlahan siap menyambut serangan petir berikutnya.
Song Nanshi mengamatinya, tiba-tiba diliputi kecemasan.
Dalam hati dia bertanya: "Tian Dao, bukankah Yun Zhifeng memiliki Keberuntungan Membawa Istri? Mengapa aku merasa akan mulai kehabisan harta lagi?"
Apakah mungkin karena dia telah menguasai ramalan Qian, Keberuntungan Membawa Istri Yun Zhifeng tak bisa menekan nasib kemiskinannya?
Takdir tidak menghiraukannya.
Song Nanshi pun menjadi penuh kekhawatiran.
Semakin kuat kemampuan seseorang, semakin kuat pula takdir yang menyertainya.
Saat di tahap Refining Qi dia miskin, di Tahap Kristal Emas pun tetap miskin.
Lalu ketika mencapai Mahayana dan hendak terbang ke surga, akankah dia menjadi tokoh terhormat dengan kemampuan luar biasa... yang tetap miskin?
Hati Song Nanshi tak tenang. Sambil menemani Yun Zhifeng melewati tribulasi, dia terus mengawasinya sambil berusaha menghubungi Takdir dalam hati - mulai dari nasib orang-orang terdekat hingga nomor lotre di kaki gunung musim depan, semua ditanyakan.
Seolah menjadikan Takdir sebagai mesin pencari.
Takdir mungkin belum pernah melihat orang yang begitu lancang seumur hidupnya, mempertahankan diam berkualitas tinggi tanpa sepatah kata pun.
Song Nanshi menghela napas panjang, penuh penyesalan dalam hati.
Awan petir bergulung-gulung, gemuruh serangan petir menggelegar, namun di bawah hujan petir kedua orang itu satu masih terlihat santai, satu lagi mengeluh dan menghela napas, suasana di lokasi sangat harmonis.
Serangan petir ini terus berlangsung hingga tengah hari di hari ketiga.
Song Nanshi juga menemani hingga tengah hari ketiga.
Meski mulutnya tak mengeluh, semakin mendekati akhir semakin jantungnya berdebar-debar.
Serangan petir ini terlalu dahsyat, dia khawatir Yun Zhifeng tidak bertahan karena dipaksakan naik level lebih awal atas permintaannya.
Meski dalam hati dia paham, dengan kemampuan Yun Zhifeng, tribulasi ini mungkin sulit tapi tak sampai mematikan.
Hingga serangan petir terakhir jatuh, awan petir yang beterbangan pun berangsur menghilang, sinar matahari terang dan hangat menyinari bumi.
Yun Zhifeng berdiri di bawah terang mentari, lukanya di permukaan lumayan parah, ada juga luka dalam, tapi jarak ke kondisi kritis masih jauh.
Dia berhasil melewati tribulasi.
Lalu dia menatap Song Nanshi.
Song Nanshi tertegun sejenak, tiba-tiba tersenyum: "Rambutmu masih utuh lho, cuma seluruh badanmu hampir gosong."
Hanya setelah mengucapkan kalimat itu, matanya langsung terbalik dan ia pingsan dengan blak-blakan.
Yun Zhifeng kaget, langsung berlari mendekat dan memeluknya, dengan wajah kaku meraba pergelangan tangannya.
Lalu dia menghela napas lega yang besar.
Tertidur karena kelelahan yang berlebihan.
Yun Zhifeng sejenak merasa mengasihani sekaligus ingin tertawa sinis.
Dia memaksa diri naik tingkat kultivasi, sementara Song Nanshi juga memaksakan penguasaan ramalan Qian, bahkan bertahan dengan susah payah menemani selama ini, sungguh...
Yun Zhifeng menghela napas, menundukkan kepala, dan mencium dahinya.
Kemudian dia memandang bekas ciuman hitam di dahi Song Nanshi hasil ciumannya tadi, diam-diam.
Dia menunduk melihat tangannya yang menghitam, tak berani membayangkan penampilannya sekarang.
Menarik napas dalam-dalam, dia menggendong Song Nanshi dan menghindari kerumunan turun gunung.
……
Ketika Song Nanshi terbangun, hari sudah keesokan harinya siang.
Dengan mata setengah tidur terbuka, samar-samar dia mendengar suara obrolan dari luar.
Suara Zhu Xiu.
Dia berkata, "Aku sudah menanyakan ke Sesepuh Besar Sekte Persatuan Harmonis. Sesepuh tidak mempermasalahkan kejadian Puncak Utama yang ambruk, kalian dan Adik Senior tak perlu khawatir."
Lalu suara Yun Zhifeng menyahut: "Bagus sekali."
Dia bertanya lagi: "Berapa biaya untuk memperbaiki Puncak Utama itu?"
Zhu Xiu menghitung.
Jawabnya: "Paling tidak sekitar ratusan ribu Lingshi."
Yun Zhifeng pun diam-diam.
Song Nanshi juga membeku, memutuskan untuk berpura tak mendengar.
Dengan sengaja dia batuk kecil, memberi tahu orang di luar bahwa dirinya sudah bangun.
Suara di luar langsung berhenti, diikuti derap langkah kaki yang kacau.
Semua orang menyembulkan kepala dari balik pintu sempit, berdesakan ingin masuk.
Akhirnya Lao Shi dengan tangan besarnya menggeser mereka, berkata: "Aku yang masuk! Kalian tunggu di luar!"
Dia melangkah masuk dengan langkah besar, tapi melihat sorotan mata Song Nanshi yang terus mengintip ke luar, setelah diam sejenak berkata kesal: "Yang bermarga Yun, kau ikut masuk!"
Yun Zhifeng segera melangkah cepat masuk.
Song Nanshi tiba-tiba menyadari Yun Zhifeng terlihat semakin tampan.
Tiba-tiba sangat ingin menciumnya... Bagaimana ini...
Ia hanya tersenyum memandangi Yun Zhifeng.
Yun Zhifeng pun tak bisa menahan senyuman.
Saat mereka saling tersenyum, Lao Shi merasa sakit mata dan membatukkan suaranya keras-keras.
Song Nanshi segera tersadar, langsung berkata: "Lao Shi, ada satu hadiah lagi untukmu."
Lao Shi bermuka masam: "Apa?"
Ia melambaikan tangan: "Mendekatlah."
Dengan enggan Lao Shi mendekat.
Tiba-tiba Song Nanshi bangkit dari ranjang dan menekan jarinya ke dahi kakek itu.
Suaranya berbisik: "Qian sebagai Tian."
Kilauan emas menyambar lalu masuk ke dahinya.
Lao Shi membelalakkan mata.
Seluruh tubuhnya terasa ringan, tanpa lagi beban berat akibat terhalangnya energi spiritual.
Kekuatan spiritualnya telah pulih.
Tidak, bukan hanya itu.
Ia mendengar Song Nanshi berkata riang: "Lao Shi, kutukan yang dia tanam di tubuhmu sudah hilang."
“Kau bukan lagi bintang kesepian pembawa malapetaka.”
Lao Shi diam cukup lama.
Sampai terdengar suara Song Nanshi yang hati-hati: "Kakek, kau... kau menangis?"
Lao Shi: "Apa aku menangis! Ini karena kau yang membuatku kesal, berani-berainya kau memaksa menguasai ramalan Qian tanpa konsolidasi, dan sembarangan menggunakannya? Apa ramalan Qian bisa dipakai semaunya?"
Memang tidak bisa, tapi...
Ia berbisik: "Aku rela."
Kali ini Lao Shi benar-benar dibuat kesal olehnya.
Ia melanjutkan: "Cepat hubungi saudara Ye Lizhou, sekarang aku bisa memecahkan kutukan mereka!"
Lao Shi marah sambil menggerutu.
Song Nanshi sama sekali tidak takut, berkata meyakinkan: "Karena aku sudah menguasai ramalan Qian, aku akan menyelamatkan semua orang yang dikutuk Shen Bingyi. Dia punya ramalan Kun, meskipun kutukannya tidak langsung mematikan, tetap sulit dihadapi orang biasa."
Dengan alasan yang sah, dia berhenti sejenak sambil mengusap dantian yang kosong setelah menggunakan ramalan Qian, berkata: "Tentu saja, ini harus dilakukan perlahan-lahan."
Lao Shi dengan nada sinis: "Tadi ambisinya masih besar-besar?"
Song Nanshi: "Tapi sekarang ada defisiensi ginjal."
Para hadirin: "..."
Pemimpin Sekte Kecil dan sesepuh Aliansi Immortal yang baru sampai di depan pintu: "..."
Siapa yang defisiensi ginjal?
Keduanya saling memandang, tenggelam dalam pikiran.
Satu ingin meminta bantuan Song Nanshi membuka kutukan di tubuh ibunya, satu lagi ingin mendiskusikan urusan "", sama-sama punya keperluan.
Mereka langsung mundur diam-diam, merasa tak pantas masuk saat orang sedang membicarakan urusan privasi.
Tapi setelah kembali, satu mengirim kulit rusa jantan, satu mengirim ginseng.
Semua barang bagus untuk menguatkan ginjal.
Maka tersebarlah rumor di kalangan cultivator Sekte Persatuan Harmonis.
Kabarnya Yun Zhifeng mengalami kerusakan ginjal saat melewati tribulasi.
Hal yang tak pantas diucapkan, tak pantas diucapkan.
