Keduanya otaknya blank.
Tapi Yun Zhifeng hanya blank sesaat sebelum alarm bahaya berbunyi di hatinya. Melihat murid perempuan itu masih ingin menerobos ke arah Song Nanshi, ia langsung berbalik badan menghalangi di depan Song Nanshi, waspada: "Apa maksudmu!"
Murid perempuan itu terpaksa berhenti, tapi tidak menjawab Yun Zhifeng. Matanya masih mengharapkan Song Nanshi yang berada di belakang Yun Zhifeng.
Yun Zhifeng juga memutar kepala dengan ekspresi datar, memandangnya dengan tatapan panjang seolah sedang melihat playgirl yang suka main-main.
Song Nanshi merinding. Tak disangka sekadar keluar rumah bisa bertemu murid perempuan yang diduga lesbian.
Di bawah tatapan Yun Zhifeng, dia nekat tidak bersuara.
Melihat ini, murid perempuan itu menghela napas penuh dendam: "Nona Dewa, tidakkah Anda mau melihatku?"
Song Nanshi diam-diam.
Dengan memaksakan diri, dia berkata, “Gadis ini, harap jaga sopan santun.”
Murid perempuan itu semakin berani, “Nama marga saya Tian, Nona Song bisa memanggil saya Tiantian. Tentu saja, jika Anda memanggil saya Xiao Tiantian, saya juga tidak keberatan.”
Song Nanshi: “……”
Dia tidak bisa memanggilnya, hanya bisa sopan berkata, “Nona Tian.”
Dia menjulurkan kepala dari belakang Yun Zhifeng ingin berdiskusi dengan gadis ini, tapi baru saja menjulurkan kepala langsung didudukkan kembali oleh Yun Zhifeng. Suaranya tenang, “Dia menyuruhmu melihat, kamu benar-benar mau melihatnya?”
Song Nanshi kaku seketika.
Akhirnya dia terjebak dalam pose menjulurkan leher, sementara tidak tahu harus melihat atau tidak.
Namun pandangan sampingnya menangkap grup murid yang ikut menyerbu bersama Nona Tian sudah berhenti tak jauh, melihat mereka bertiga dengan antusias dan bersemangat, tidak mendekat juga tidak menjauh.
Dia bahkan melihat seorang murid tak sadar meraih kuaci, mengupas sambil fokus menonton.
Sama persis seperti pose Song Nanshi saat ikut nimbrung dalam gosip.
Song Nanshi：“……”
Penggemar gosip akhirnya menjadi bahan gosip.
Ia menarik napas dalam-dalam, langsung menarik tangan Yun Zhifeng, berkata: "Aku yang urus!"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, enggan menyerahkan posisinya, membiarkannya maju.
Song Nanshi melangkah ke depan, berhadapan dengan pandangan penuh harap Gadis Tian.
Dengan sopan ia berkata: "Nona, aku sudah punya pacar."
Pacar Song Nanshi, Yun Zhifeng, membusungkan dadanya tanpa ekspresi.
Tapi Gadis Tian hanya memandangnya datar, lalu berkata pada Song Nanshi: "Aku tak keberatan kau membiayai banci kota."
Segenap nasihat di hati Song Nanshi langsung tersekat di lehernya.
Wajahnya kosong: "Banci kota?"
Gadis Tian berkata serius: "Nona Dewa Song tidak perlu menutupi Tuan Yun, kini semua orang sudah tahu. Ada yang menanyakan dari Zhongzhou, katanya saat Kakak Yun dikejar-kejar klannya dulu, dia bisa selamat dengan menjadi banci kota Nona Dewa Song. Murid keluarga Yun yang selamat juga bilang begitu."
Song Nanshi: "……"
Yun Zhifeng: "……"
Kedua orang itu akhirnya menyadari betapa tidak masuk akalnya perkembangan rumor ketika subjek utama pergi tanpa klarifikasi.
Song Nanshi melirik Yun Zhifeng, berkata dengan susah payah: "Kurasa... mungkin ada sedikit kesalahpahaman."
Tapi Gadis Tian sangat tulus.
Dia berkata: "Tidak, aku tidak salah paham."
Ia melirik Yun Zhifeng: "Kalau kakak laki-laki boleh, adik perempuan juga bisa. Membiayai satu banci kota atau dua sama saja. Nona Dewa Song, bagaimana pendapatmu tentangku? Aku tak ingin berjuang lagi!"
Song Nanshi: "……"
Rupanya gadis ini bukan datang untuk merampok pacar, tapi ingin menghemat dua ratus tahun jalan memutar.
Song Nanshi sulit diungkapkan, ingin menjelaskan masalah istilah "banci kota" ini.
Siapa sangka Yun Zhifeng langsung mendengus dingin, "Kau mau jadi banci kotanya? Kecuali kau bisa kalahkan aku dulu!"
Gadis Tian: “……”
Kerumunan penggembira: “……”
Sekarang bidang banci kota sudah sebegitu kompetitifnya? Cultivator tahap tribulasi sampai harus jadi banci kota?
Tentu saja Gadis Tian bukan tandingannya, ia memandang Yun Zhifeng dengan tak percaya, menahan diri lama tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
Melihat ini, Yun Zhifeng mendengus dingin, menampilkan senyum kemenangan.
Namun tiba-tiba gadis itu seakan mendapat ide, segera berkata: "Nona Dewa Song, meski aku tak bisa lawan Tuan Yun, tapi ginjalku sehat! Nanti kami berdua, satu jago bertarung satu ginjal sehat, bukankah itu menyenangkan!"
Ginjal... sehat?
Bukankah itu artinya Yun Zhifeng...
Seketika semua orang serentak menatapnya.
Song Nanshi sigap menyergap dan menekan tangan Yun Zhifeng yang hendak menghunus pedang, berkata: "Tenang! Tenang!"
Seorang murid perempuan dalam kerumunan melihat situasi memburuk, langsung menutup mulut Nona Tian sambil berteriak: "Kakak Senior! Tutup mulut! Meski itu kebenaran, kau tak bisa bicara blak-blakan!"
Song Nanshi pun merasa tangannya mulai tak bisa menahan genggaman Yun Zhifeng.
Dengan keringat di ubun-ubun, ia memutar kepala melihat ke samping.
Adik Senior Nona Tian sadar telah salah bicara, langsung menggendong sang kakak senior dan kabur.
Orang lain yang melihat subjek utama kabur dan Yun Zhifeng yang tetap berwajah dingin, langsung ikut bubar.
Hanya satu orang yang tetap di tempat, asyik menyaksikan dari samping.
Song Nanshi buru-buru berseru: "Semua sudah pergi! Tenanglah!"
Yun Zhifeng menarik napas dalam-dalam, melepaskan pedangnya.
Ia hendak berbicara, tapi memperhatikan cultivator yang masih asyik menonton keramaian itu, lalu menatapnya.
Ia mengerutkan alis: "Kau ini siapa?"
Song Nanshi juga memutar kepala, menatap pemuda berparas tampan itu.
Pemuda itu tersenyum, menyandarkan tubuh sambil memberi salam: "Saya Hu Buzhi."
Yun Zhifeng mengamatnya sebentar, tiba-tiba berkata: "Bangsa iblis?"
Song Nanshi mendengar ini sedikit mengangkat alis.
Hu Buzhi yang sudah ketahuan identitasnya tak terkejut, hanya menjawab: "Saya berasal dari klan rubah perbatasan utara, sedang menjelajah hingga ke sini. Kebetulan dengar Sekte Persatuan Harmonis sedang gaduh, jadi tak tahan naik ke gunung. Tak disangka bertemu kalian berdua."
Song Nanshi bertanya: "Lalu mereka semua sudah pergi, kenapa kau tidak ikut?"
Hu Buzhi tersenyum lagi: "Gadis tadi adalah cultivator fisik dari Pintu Vajra. Tentang cultivator Pintu Vajra, pasti kalian pernah dengar. Pria di sana tak punya niat mencari pasangan, sedangkan wanita..."
Ia berhenti bicara, memberikan tatapan penuh makna.
Song Nanshi; "..."
Paham, kaya akan pasangan wanita.
Dengan ekspresi rumit ia bertanya: "Lalu orang-orang tadi itu semuanya..."
Hu Buzhi: "Tidak sampai segitunya."
Song Nanshi baru saja lega, mendadak mendengar ucapannya: "Dari murid perempuan itu, sekitar separuhnya berasal dari Vajra. Nona Dewa Song tidak perlu ngeri."
Song Nanshi: "......"
Lebih baik kau diam saja.
Yun Zhifeng yang mengawasi dari samping tiba-tiba berkata: "Song Nanshi, ayo kita pergi."
Song Nanshi tersadar, melirik Hu Buzhi.
Hu Buzhi tersenyum mundur ke pinggir, tidak merangkul.
Kedua orang itu pergi berdampingan.
Setelah jauh berjalan, Song Nanshi bertanya: "Menurutmu anggota klan rubah itu bermasalah?"
Yun Zhifeng datar: "Masalah sih tidak, tapi jelas dia punya permohonan yang sengaja tidak diungkapkan. Terlalu banyak pertimbangan."
Song Nanshi iseng menyela: "Nona Tian justru blak-blakan..."
Sorot mata Yun Zhifeng yang panjang membuatnya langsung bungkam.
Beberapa saat kemudian, Yun Zhifeng tiba-tiba berkata: "Nanshi, ramalkan nasibmu sendiri."
Song Nanshi: "Ah?"
Yun Zhifeng: "Cari tahu mengapa bunga persikmu selalu memiliki karakteristik khusus."
Song Nanshi: "......"
Lebih baik kau hitung kenapa seorang bos besar tahap tribulasi bisa berakhir seperti ini.
Contohnya jadi banci kota atau punya masalah ginjal dan sebagainya.
Keduanya saling memandang, lalu memutuskan untuk menemui Pemimpin Sekte Kecil yang ngasih ginseng dan rusa tanpa alasan itu.
Di belakang mereka, Hu Buzhi mengendus-endus dengan hidungnya, raut wajahnya tenggelam dalam pikiran.
Dia tidak bohong, memang dulunya dia menjelajah dari wilayah Bangsa Iblis.
Tapi yang tidak dia bilang, dulu dia pernah bertemu Pangeran Iblis sekali.
Penciuman suku rubah sangat tajam, dan sekali mencium sesuatu, tak mungkin salah ingat.
Contohnya, di tubuh mereka tercium bau Pangeran Iblis.
……
Ketika Song Nanshi dan kawan-kawan menemukan Pemimpin Sekte Kecil, dia sedang mengkomandoi pengawal mengangkat kotak besar untuk dibawa keluar.
Kebetulan bertemu dengan rombongan Song Nanshi.
Pemimpin Sekte Kecil sangat gembira, berkata: "Ini untuk kalian! Kalian sudah datang, jadi tak perlu kuantar lagi!"
Ubun-ubun Song Nanshi berdenyut-denyut. Tanpa melihat pun dia tahu isi kotaknya.
Dia tidak bisa menahan diri: "Untuk apa kau mengirim ini?"
Pemimpin Sekte Kecil itu malah melirik waspada ke arah Yun Zhifeng, berbisik pelan dengan tulus: "Aku tak sengaja dengar kau bilang, dia... ehem, ginjalnya bermasalah. Kita semua teman, aku tak bisa diam saja melihatnya sakit. Semua ini kubawa dari gudang pribadiku, kuberikan untuk kalian."
Ucapannya penuh perhatian, nadanya tulus.
Begitu tulusnya sampai-sampai Song Nanshi yang tahu integritas Pemimpin Sekte Kecil hampir curiga ini sindiran terselubung.
Tapi justru karena mengenal sifat asli Pemimpin Sekte Kecil...
Setelah diam sesaat, dia berkata pada Yun Zhifeng yang berwajah datar: "Cepat ucapkan terima kasih pada Pemimpin Sekte Kecil."
Yun Zhifeng: "..."
Pemimpin Sekte Kecil langsung mengibaskan tangan: "Tak perlu terima kasih!"
Yun Zhifeng kembali: "..."
Ia merasa reputasi "defisiensi ginjal" dan "banci kota" ini akan melekat seumur hidup.
Song Nanshi khawatir dia akan mengucapkan hal memalukan lagi, buru-buru menghiburnya pulang.
Ketiganya masuk bersama, Song Nanshi baru menyadari seluruh halaman terlihat lebih lengang, dengan berbagai kotak ditumpuk di halaman.
Spontan ia bertanya: "Kalian ini?"
Pemimpin Sekte Kecil menjawab dengan wajar: "Aku tidak lagi menjadi Pemimpin Sekte, tentu harus pindah tempat tinggal."
Song Nanshi tertegun sejenak, menatapnya.
Namun tidak terlihat sedikitpun raut wajah terpaksa atau berpura-pura gembira di wajah Pemimpin Sekte Kecil.
Sebaliknya, dia tampak sangat lega. Song Nanshi bahkan merasa dia terlihat agak gembira.
Song Nanshi tak kuasa bertanya: "Tidakkah kau sedih?"
Pemimpin Sekte Kecil diam sejenak, tiba-tiba berkata: "Sebenarnya setelah kurenungkan, aku memang tidak cocok menjadi Pemimpin Sekte."
"Usiaku terlalu muda, bakatku juga tidak istimewa, dan aku sama sekali tidak tertarik pada teknik kultivasi berpasangan Sekte Persatuan Harmonis. Tapi ibuku ingin aku menjadi Pemimpin Sekte. Meski para sesepuh besar meragukan kemampuanku, mereka tetap berpikir seharusnya aku yang memimpin. Jadi selain menjadi Pemimpin Sekte, aku tidak tahu harus berbuat apa."
Dengan wajah santai dia melanjutkan: "Tapi sekarang berbeda. Karena tidak bisa menjadi Pemimpin Sekte, aku bisa mencoba melakukan hal lain."
Song Nanshi diam-diam sejenak, bertanya dengan lembut: “Itu maksudmu?”
Pemimpin Sekte Kecil menggaruk-garuk kepalanya, berkata: “Aku kini tahu ibu adalah ahli ramalan, jadi ingin belajar ramalan dari ibu.”
Song Nanshi hampir mengatakan ini bagus, lalu mendengar Pemimpin Sekte Kecil melanjutkan: “Tapi— ibu bilang dia sudah tidak pantas jadi murid Guru, jadi ilmu yang dipelajari dari beliau juga tidak bisa diajarkan padaku.”
Song Nanshi menghela napas.
Pemimpin Sekte Kecil memandanginya dengan gugup tersendat-sendat, mencoba: “Nona Dewa Song, Senior Shi tidak mau menemui ibu, Anda… bisakah Anda bantu ibu bertemu Senior Shi sekali saja?”
Song Nanshi merasa anak ini agak menyedihkan, tapi blak-blakan menolak: “Kalau Lao Shi nggak mau ketemu, aku nggak bisa ngomong ke dia.”
Pemimpin Sekte Kecil langsung lunglai di bahu.
Song Nanshi langsung bertanya: “Ibumu di mana?”
Pemimpin Sekte Kecil ragu sejenak lalu berkata: “Di situ.”
Dia menunjuk sebuah kamar.
Song Nanshi langsung pergi ke sana.
Pemimpin Sekte Kecil tak urung bertanya: “Kau, kau ini…”
Song Nanshi tersenyum sinis: "Kau bersusah payah melakukan ini semua, bukankah untuk memintaku membuka kutukan dari tubuh ibumu? Aku setuju."
Pemimpin Sekte Kecil tampak malu-malu, tetapi hampir seketika memberi hormat padanya.
Song Nanshi melambaikan tangan, lalu masuk sendirian.
Saat masuk, Shi Xiniang sedang duduk sendiri di depan jendela, wajahnya tanpa riasan, tidak terlihat kurus kering, tetapi nampak sangat lelah.
Ketika Song Nanshi masuk, dia sempat berdiri tak karuan sejenak, lalu bertanya dengan harapan: "Apakah Guru yang mengutusmu?"
Song Nanshi langsung menggeleng: "Bukan."
Ekspresinya langsung muram, tetapi cepat-cepta menata ulang raut wajah, memaksakan senyum tipis seolah ingin berkata sesuatu.
Song Nanshi tak memberinya kesempatan merangkai kata, langsung mendekat dan menempelkan telapak tangan di dahinya.
Secara refleks dia ingin mundur, tetapi berhasil menahan diri, perlahan memejamkan mata.
Kilauan emas menyusup tanpa suara masuk ke dalam dahinya.
Song Nanshi menarik tangannya: "Sudah-sudah."
Begitu kata-katanya meluncur, Shi Xiniang masih belum menyadari situasi, membuka matanya dengan bingung.
Beberapa saat kemudian barulah ia tersadar, "Sudah selesai?"
Song Nanshi menjawab tenang: "Ini sudah usai."
Kutukan pada tubuhnya jauh lebih ringan dibanding Lao Shi.
Shi Xiniang mengusap dahinya, setelah diam sejenak mencoba tersenyum, namun senyumannya lebih buruk dari tangisan.
Semuanya berakhir.
Kutukan yang merenggut nyawa suaminya, mengancam anaknya, memaksanya melakukan berbagai kesalahan ini, akhirnya sirna.
Begitu mudahnya.
Ia membuka mulut, tiba-tiba berkata: "Besok aku akan menghadap para sesepuh untuk memohon hukuman. Apapun hukumannya akan kuterima."
Song Nanshi tak bersuara.
Dengan hati-hati Shi Xiniang bertanya: "Setelah ini... akankah Guru bersedia menemuiku?"
Song Nanshi menghela napas: "Akan kusampaikan permintaanmu padanya."
Seketika raut wajah Shi Xiniang menjadi lega.
Song Nanshi berbalik badan hendak pergi, tiba-tiba mendengar dia berkata lagi: "Sebenarnya, ada satu hal yang ingin kuketahui tentang perintah Tuan Shen dulu padaku."
Song Nanshi langsung berhenti, tanpa sadar menoleh ke arahnya.
Shi Xiniang tidak menatapnya, hanya menunduk sambil berkata: "Dia menyuruhku memelihara Ying Gui untuk menghisap nasib orang lain. Katanya hanya dengan meminjam nasib orang lain barulah takdirku bisa ditekan, agar anakku bisa bertahan. Tapi saat itu aku tahu, hidup-mati Fu'er sama sekali tidak bergantung pada takdirku, melainkan pada dirinya sendiri."
"Aku heran, dengan kekuatannya yang begitu hebat, pasti cepat atau lambat akan naik tingkat ke surga. Mengapa harus memelihara Ying Gui? Padahal menghisap nasib orang lain juga akan mencemari ikatan sebab-akibat. Nanti saat menghadapi serangan petir tribulasi, semakin banyak karma semakin sulit lolos. Lalu kuselidiki dengan cara tidak langsung."
Song Nanshi pun mulai menyimak dengan serius.
Ini juga hal yang membuatnya penasaran.
“Shen Bingyi minimal sudah hidup seribu tahun. Dengan bakat dan kemampuannya, dia sudah seharusnya naik ke surga. Tapi kenapa malah bermain-main dengan Ying Gui dan kutukan, bahkan sampai tega membunuh satu kota, hampir tak beda dengan jalan iblis.”
“Dan terobsesi dengan papan takdir.”
Lalu ia mendengar Shi Xiniang berkata: “Dia bilang padaku, hanya orang rendahan yang tak becus, yang akan berpikir untuk bertahan hidup di bawah hukum takdir.”
“Aku bertanya padanya, kalau tidak mengikuti hukum takdir, lalu bagaimana cara menghadapi serangan petir?”
“Dia menjawab, masuk jalan iblis tak perlu menghadapi tribulasi. Juga tak perlu tunduk pada hukum takdir.”
Ia menatap: “Nona Dewa Song, dia ingin masuk jalan iblis.”
Song Nanshi tertegun sejenak, alisnya segera berkerut.
Masuk jalan iblis?
Dalam kisah asli, bukankah Yun Zhifeng yang akhirnya masuk jalan iblis?
Alisnya terus berkerut rapat, sampai akhir pun ia tak tahu bagaimana caranya pergi dari sana.
Yun Zhifeng memandanginya berulang kali, akhirnya tak tahan bertanya: “Nanshi, ada apa?”
Song Nanshi baru menatap ke arahnya, mengawasinya lama-lama, lalu tiba-tiba bertanya: "Yun Zhifeng, andai saat itu aku tidak bertemu denganmu, dan kau benar-benar menjadi jalan iblis seperti yang kau bayangkan, bagaimana masa depanmu nanti?"
Dalam kisah asli, "Yun Mo" bertarung melawan Jiang Ji hingga akhir cerita, tewas di tangan Jiang Ji sebelum sang protagonis melakukan penerbangan ke surga.
Tapi Song Nanshi sekarang tak berani mempercayai kisah asli itu lagi.
Karena dalam kisah asli juga tidak ada sosok Shen Bingyi yang aneh ini.
Yun Zhifeng berpikir sejenak, lalu berkata: "Jika aku menjadi jalan iblis..."
Dia berhenti sebentar, melanjutkan: "Saat itu aku sudah tidak bisa mundur lagi. Aku akan melakukan segala cara untuk terbang ke surga."
Song Nanshi: "Tapi Sekte Iblis di era sepuluh ribu tahun lalu, tidak ada satu pun yang berhasil terbang ke surga."
Yun Zhifeng justru tersenyum, dengan nada sombong yang halus: "Mereka tidak bisa, bukan berarti aku juga tidak bisa."
Dengan tenang dia berkata: "Jika aku tetap berjalan di jalan kultivasi mungkin tidak masalah, tapi jika aku memilih jalan iblis, meski belum ada preseden sebelumnya, aku akan terbang ke surga menjadi Dewa Kegelapan pertama di dunia kultivasi."
Dewa Kegelapan...
Song Nanshi terkejut seketika.
Apa Shen Bingyi itu juga ingin menjadi Dewa Kegelapan?
……
Song Nanshi hampir tak menyentuh makan malamnya, hingga larut malam masih bertanya-tanya dalam hati.
Ia duduk di ranjangnya, ingin bertanya pada takdir. Tapi naga penguasa alam semesta ini memang selalu terlihat kepala tak nampak ekor. Dalam hati, ia memanggil dua kali namun tak ada sensasi sedang diawasi. Dengan memonyongkan bibir, ia langsung membuka jendela untuk menghirup udara segar.
Lalu melihat Yun Zhifeng yang sedang bersandar di bawah jendela.
Song Nanshi: “……”
Dengan kesal: “Kau ngapain?”
Yun Zhifeng menjawab singkat: “Berjaga?”
Song Nanshi bingung: “Jaga apa di tengah malam begini?”
Yun Zhifeng diam sejenak, lalu berujar halus: “Hari ini kuselidiki, murid perempuan di Sekte Vajra cukup banyak.”
Song Nanshi: “……”
Jadi kau mulai takut ada yang memanjat jendelaku lagi?
Yun Zhifeng diam seribu bahasa, hanya memandanginya dengan sorot mata serius.
Song Nanshi tak bisa menahan pikiran: Saat serius begini, dia memang lucu-lucu.
Pikirannya bergerak tak terduga, kata-kata pun meluncur spontan: “Kalau tak mau orang lain memanjat, kau saja yang panjat.”
Ekspresi Yun Zhifeng mendadak kosong sejenak, lalu tiba-tiba menyadari maksud perkataannya.
Jakunnya bergerak naik turun: "Kau..."
Song Nanshi mengait-narik tangannya ke arahnya.
Sorot mata Yun Zhifeng tiba-tiba menggelap. Ia langsung mendekat, melalui jendela mengait leher Song Nanshi dan menggigitnya.
Mulut Song Nanshi kesakitan. "Ssst!" katanya, "Kau ini anjing pelacak, ya?!"
Yun Zhifeng berkata dengan suara rendah: "Guk."
Song Nanshi tersenyum kecut.
Dinamika hubungan kecil ala pasangan ini membuatnya ingin menggoda Yun Zhifeng. Namun saat mengangkat pandangan secara santai, ia melihat Jiang Ji berdiri tertegun di luar pintu gerbang, menyaksikan mereka.
Song Nanshi: "……"
Yun Zhifeng merasakan sesuatu dan segera ingin menoleh.
Song Nanshi langsung merangkul lehernya sambil melototi Jiang Ji.
Yun Zhifeng masih bertanya, "Ya? Suara apa itu?"
Jiang Ji: "……"
Dia berkata hati-hati: "Guk?"
Song Nanshi dengan ekspresi datar: "Setuju, itu anjing."
Jiang Ji mengambil kesempatan untuk memacu langkahnya.
Setelah berlari cukup jauh, Liu Lao Tou keluar dari giok, kedua orang itu saling pandang.
Akhirnya, Liu Lao Tou dengan ekspresi rumit berkata: "Mereka biasanya bermain seperti ini?"
Jiang Ji: "..."
Dengan susah payah dia menjawab: "Menurutku mereka seharusnya tidak sampai segitunya."
Liu Lao Tou mendengus dingin: "Aku juga masih muda ketika mati, mana mungkin aku tidak tahu ini apa?"
"Ini namanya role-playing!"
Jiang Ji: "..."
Terima kasih, tadi dia belum mengerti mengapa Yun Zhifeng meniru suara anjing.
Sekarang sudah tahu.
