Gui Qing lari begitu blak-blakan, bukan cuma Juemingzi, bahkan Jiang Ji dan yang lain sempat terdiam sejenak.
Mereka sudah menyiapkan diri untuk menghadang setelah Gui Qing pergi membantu Juemingzi, siapa sangka dia menjual rekan setim dengan begitu membahagiakan.
Membahagiakan sampai mereka sama sekali tidak sempat bereaksi.
Saat tersadar, Gui Qing sudah jauh berlari, nyaris mencapai tangga untuk turun.
Jiang Ji panik, mengajak para Adik Senior langsung mengejarnya.
Tapi bagaimanapun kemampuan Gui Qing lebih tinggi dari mereka, meski hanya terlambat sesaat, nyaris tak bisa menyusul.
Mereka merasa, kali ini bisa jadi Gui Qing akan melarikan diri.
Gui Qing juga berpikir demikian.
Dia berpikir dalam hati, pepatah mengatakan "Selama pegunungan hijau masih ada, tak perlu takut kehabisan kayu bakar". Kini mereka kehilangan Dahuang yang menguasai ramalan Kun, kemampuan mereka sudah jauh berkurang. Di seberang, Song Nanshi yang menguasai ramalan Qian dan Yun Zhifeng yang sudah mencapai tahap tribulasi, pasti tak mungkin mereka lawan. Bertarung keras pun hanya akan saling melemahkan.
Dia merasa hanya dengan melarikan diri barulah bisa menyelamatkan rekan setimnya. Maka dia kabur tanpa ragu, dengan hati nurani yang bersih.
Sambil berpikir begitu, dia melangkah ke mulut tangga. Kemenangan sudah di depan mata, tak tertahankan lagi rasa girangnya.
...Lalu tiba-tiba sekelompok Bangsa Lebah yang mengejar mereka mengurungnya.
Gerombolan Lebah memblokir mulut tangga, membuat seluruh tangga penuh sesak. Begitu melihat Gui Qing muncul, mereka langsung berseru gembira: "Mereka di sini! Sudah kukatakan! Pasti mereka lari ke lantai atas!"
Seketika kawanan Lebah yang gelap itu menyerbu naik. Gui Qing yang baru saja ingin kabur langsung terkepung kembali.
Gui Qing segera berkata: "Biarkan aku keluar! Aku rela dieliminasi! Biarkan aku keluar!"
Mendengar ini, pemimpin Suku Lebah menyeringai dingin: "Kaum manusia paling licik! Siapa tahu kau cuma bohong lagi? Pasti kau mau kabur lalu lanjut bersaing jadi Wang Fu!"
Gui Qing meledak marah: "Siapa yang mau jadi Wang Fu?! Kalian pikir semua orang sama seperti kalian?!"
Kalimat ini bagai mengacaukan sarang lebah.
Suku Lebah bergemuruh: "Manusia kerdil! Berani-beraninya meremehkan gelar Wang Fu! Kau menghina kami atau Ratu Lebah Yang Mulia?!"
"Tidak boleh! Sarang Lebah bukan tempat semaumu! Hari ini kau mau tidak mau harus bersaing! Saudara-saudara! Kalahkan dia dengan terhormat!"
Suku Lebah bersahut: "Benar! Kalahkan dengan terhormat!"
Pemimpin itu mengangkat dagu: "Anak brengsek! Ayo bertarung!"
Gui Qing: "……"
Apakah kalian suku lebah ini sakit parah!
Bukannya ingin menyingkirkannya? Sekarang dia bilang ingin pergi! Mengapa tidak melepaskannya!
Dia collapse: "Aku mohon singkirkan aku!"
Suku lebah: "Tidak boleh! Lawan dengan terhormat!"
Gui Qing: "Aku ingin pergi! Biarkan aku pergi, setuju?!"
Suku lebah: "Apa kau meremehkan kami?!"
Dalam sekejap situasi dua kelompok terbalik, tarik-menarik ekstrim terjadi.
Jiang Ji dan yang lain yang sudah datang sejak lama berdiri di samping, tertegun.
Song Nanshi yang sudah bekerja sama dengan Yun Zhifeng mengontrol Juemingzi juga terpana.
Lama kemudian, dia berkata dengan ekspresi kompleks: "Dua personifikasi kalian ini... cukup menarik."
Juemingzi tidak merasa menarik, Juemingzi hatinya seperti abu mati.
Ditahan dengan tangan terbalik oleh Yun Zhifeng, tiba-tiba dia mendengus dingin dan berteriak ke arah suku lebah: "Kalian benar! Dia sedang mempermainkan kalian! Supaya kalian lengah lalu bersaing lagi untuk posisi suami raja!"
Suku lebah prajurit langsung meledak marah: "Sudah tahu si kamu ini tak jujur!"
Gui Qing membelalakkan mata, syok: "Kau menyakitiku!"
Juemingzi mendengus dingin: "Kita sama-sama!"
Saat itu, sekelompok lebah prajurit sudah mendorong Gui Qing naik ke lantai atas.
Lalu melihat Jiang Ji dan kawan-kawan tertegun di samping.
Melihat mereka, lebah prajurit berteriak: "Wah, ini masih komplotannya!"
Para lebah prajurit langsung ingin menghukum mereka bersama.
Jiang Ji menyentak tersadar.
Setelah saling pandang bingung sesaat dengan lebah prajurit, ia maju dengan wajah datar, menarik kasar Gui Qing sambil berkata santai: "Terima kasih sudah menangkapnya untukku."
Lebah prajurit tak menyangka sikapnya begitu lancang, tertegun sejenak lalu reflek menjawab: "Sama-sama?"
Jiang Ji mengangguk, lalu menendang Gui Qing masuk ke kamar.
Para hadirin mengikuti pandangan, melihat dua orang sedang menindak komplotan manusia di dalam kamar dengan ancaman.
Tunggu... Bukankah mereka satu kelompok?
Saat itu, Jiang Ji sudah berkata sopan: "Saudara-saudara, biarkan kami selesaikan masalah internal dulu sebelum bertemu kembali. Sampai jumpa nanti!"
Usai berkata, ia mengatupkan tinju dan menutup pintu dengan suara "brak".
Klan Lebah di luar pintu tertegun.
Lama kemudian, seseorang mendesis: "Tadi bukannya mereka sekutu? Apa ini yang disebut legendaris saling membunuh?"
Ada yang meragukan: "Jangan-jangan mereka menipu kita?"
Sebelum suara itu reda, terdengar suara pukulan dan jeritan menyayat hati dari dalam, membuat kulit wajah mereka yang di luar berkedut.
Pemimpin Klan Lebah diam sejenak dengan ekspresi rumit: "Benar kata Ratu Lebah, manusia memang tega pada diri sendiri."
Klan yang dikenal dengan solidaritas ini tak bisa memahami, dan terpana.
Setelah lama, pemimpin itu berkata penuh segan: "Biarkan mereka bertarung dulu. Kita kembali melihat nanti."
Kawanan lebah itu pun berhamburan mundur.
Saat ini, di dalam kamar, Yu Jiaojiao sedang menutup tinjunya sesuai isyarat Song Nanshi. Juemingzi dan Gui Qing yang dikontrol memiliki lingkaran hitam simetris di kedua mata.
Sangat simetris.
Jiang Ji tak tahan melihat mereka dan bertanya: "Bagaimana cara menghadapi mereka?"
Song Nanshi mengangkat pandangan: "Kau ingin menghadapi mereka bagaimana?"
Jiang Ji berhenti sejenak, lalu menggerakkan telapak tangan menyapu lehernya, memberi isyarat apakah perlu mencabut rumput sampai ke akarnya.
Song Nanshi menggeleng: "Kami baru saja mencoba menyegel energi spiritual mereka, tapi percuma. Ada restriksi di sarang lebah ini."
Chi Shu'an menyela: "Ratu Lebah berani memasukkan semua orang ke sarang untuk bertarung karena ada formasi di sini. Teknik sihir yang dinilai membahayakan nyawa tidak bisa digunakan."
Song Nanshi menghela napas dengan ekspresi kecewa. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan mereka berdua sekaligus.
Tapi itu hanya sekadar angan-angan. Dia tahu kali ini hampir mustahil.
Bukan soal mereka masih di dalam sarang lebah, bahkan jika berada di luar, jika benar-benar bertarung mati-matian, belum tentu mereka bisa menyingkirkan kedua orang ini.
Ini bukan masalah kemampuan, melainkan mereka jelas memiliki beberapa kartu as yang tidak diketahui Song Nanshi.
Contohnya saat pertama kali bertemu Juemingzi, orang ini menghilang secara tiba-tiba ketika mereka hendak bertindak. Begitu pula di Secte Persatuan Harmonis sebelumnya, tepat sebelum Song Nanshi hendak bertindak, dua orang itu menghilang bersama Dahuang.
Kali ini di dalam sarang lebah, jika bukan karena kebalikan dari kerja sama kedua orang ini di menit terakhir - satu ingin bertarung sementara yang lain kabur, ditambah kebetulan banyak klan lebah menghalangi di luar - mereka akhirnya sama sekali tidak melakukan perlawanan efektif. Song Nanshi pun mungkin harus bersusah payah.
Memikirkan ini, Song Nanshi tak bisa menahan tanya: "Ngomong-ngomong, kalian benar-benar penjelmaan orang yang sama? Kerja samanya cuma segini?"
Kalimat ini bagai meledakkan sarang lebah.
Juemingzi langsung menatap Gui Qing, berteriak marah: "Aku sudah memberimu kode mata! Kau tidak lihat aku memberimu kode mata? Aku bahkan sengaja mengedipkan mata!"
Gui Qing langsung pengen muntah begitu ingat kedipan mata itu, akhirnya dia juga marah: "Aku sialan udah liat itu! Kau begini-begini!" Dia mengedipkan mata dua kali sekuat tenaga, wajahnya bergetar seperti kejang-kejang.
Juemingzi pun ikutan pengen muntah.
Gui Qing berkata: "Ini kan suruhanmu buat kabur!"
Tekanan darah Juemingzi langsung naik: "Ini suruh kabur?! Ini suruh hajar! Kalau kau barengan maju, bisakah kita sampai terpuruk seperti ini? Beneran kau jelmaan tubuh asli?"
Gui Qing mendengus dingin: "Bukan aku? Lalu apa kau yang asli?"
Juemingzi: "Mana mungkin bukan!"
Gui Qing semakin agresif: "Kalau gitu jawab, kalau ketemu kondisi kayak gue, kau kabur atau tempur?"
Kondisi seperti apa? Tentu saat rekan satu tim dikepung sementara diri sendiri masih bisa kabur.
Masih perlu ditanya?
Juemingzi tanpa ragu: "Tentu kabur!"
Begitu kata-katanya keluar, Juemingzi langsung berhenti bicara.
Gui Qing menyeringai: "Kau saja kabur, masa suruh gue tempur?"
Bukankah kita semua dari aliran yang sama dalam hal menjual rekan satu tim?
Juemingzi: “……”
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia menyadari tubuh aslinya bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan.
Ia juga akhirnya memahami sifat aslinya yang sebenarnya.
Kepercayaan? Mat ketawa, justru karena tahu diri sendiri, maka sama sekali tak percaya pada diri sendiri.
Keduanya saling mengerutkan kening marah, sementara Song Nanshi dan yang lain terkesima menyaksikan adegan ini.
Yun Zhifeng tak tahan berbisik: “Seharusnya mereka berdua kan satu orang? Kenapa bisa...”
Ia berhenti sebentar: “Sama sekali tak ada hubungan?”
Song Nanshi merenung sejenak, lalu berkata: “Mungkin justru karena saling tahu sifat asli masing-masing, saat saling menghajar pun takkan ragu. Dalam hal tertentu, ini juga bisa disebut hubungan?”
Yun Zhifeng tampak tenggelam dalam pikiran.
Matanya beralih antara Juemingzi dan Gui Qing. Karena wajah palsu yang mereka pakai, selain diri mereka sendiri dan Song Nanshi, tak ada yang bisa membedakan siapa siapa.
Akhirnya, berdasarkan firasatnya, ia memilih menatap salah satu dari mereka.
Kemudian, Song Nanshi melihatnya menghadapi Juemingzi dan berkata: "Gui Qing."
Juemingzi: "……"
Gui Qing: "……"
Untuk sementara waktu, keduanya sama-sama tidak bisa menahan emosi.
Juemingzi marah: "Aku Juemingzi! Buka matamu lebar-lebar dan lihat baik-baik!"
Yun Zhifeng melirik dengan santai, berkata tanpa kesungguhan: "Baik, Bantal."
Juemingzi: "……"
Dia roboh di lantai, tiba-tiba merasakan kehilangan semangat hidup.
Yun Zhifeng mengabaikannya, melanjutkan pertanyaan: "Apa tujuan kalian masuk sarang lebah ini?"
Juemingzi meliriknya, tersenyum sinis: "Tujuan kami? Bukankah seharusnya kami yang bertanya tujuan kalian?"
Yun Zhifeng dan Song Nanshi saling memandang.
Tujuan mereka? Awalnya ingin menyelamatkan orang, tapi setelah melihat kedua orang ini curiga mereka sedang mencari sesuatu di klan lebah, makanya ikut masuk.
Song Nanshi berhenti sejenak, berkata dengan tenang: "Kami hanya ingin mencari seseorang saja, tapi kalian..."
Ekspresinya penuh makna tersirat.
Juemingzi malah menyeringai.
Dia sama sekali tak percaya mereka datang untuk mencari seseorang.
Kedua orang itu saling memandang, masing-masing mengira pihak lawan menemukan sesuatu berharga di sini, lalu berusaha mati-matian memanfaatkan kesempatan ini mengorek informasi.
Maka dimulailah perang urat saraf melawan udara kosong.
Song Nanshi: "Tak disangka setelah berpisah di Sekte Persatuan Harmonis, kalian berdua jadi pengecut begini, sampai gentar menghadapi kami?"
Juemingzi mendengus dingin: "Kalian juga suka sembunyi-sembunyi."
Song Nanshi: "Masih kalah sama kalian."
Juemingzi tak bisa dirayu atau diancam: "Kita sama-sama."
Song Nanshi: "Bagaimana kabar Saudara Dahuang sekarang?"
Juemingzi: "Berkat doamu, baik-baik saja!"
Dengan komentar pedas dan debat sengit, mulut mereka sampai kering kerongkongan, tapi tak berhasil mengorek secuil informasi.
......Bisa dapat informasi baru namanya kesurupan.
Tapi justru karena itu, mereka semakin yakin pasti ada rahasia besar di balik ini.
Song Nanshi langsung menggerakkan mantra perlindungan dan mengikat kedua orang itu, kemudian mengumpulkan orang-orang dalam kelompoknya untuk rapat.
Song Nanshi berkata: "Menurutku ini tidak boleh. Selama bersama kita, mereka pasti tidak akan bertindak meski sedang mencari sesuatu. Lagi pula kita harus menyelamatkan orang! Jika melewatkan kesempatan malam ini, akan sulit setelahnya!"
Yun Zhifeng: "Kalau begitu maksudmu..."
Song Nanshi berpikir sejenak, lalu berkata: "Lepaskan mereka dulu."
Jiang Ji kaget: "Susah payah menangkap, malah dilepas..."
Song Nanshi meliriknya: "Sekarang kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik dilepas dulu. Apapun yang mereka cari, pasti akan keluar juga. Kita selamatkan orang dulu, lalu menyergap di luar kota setelah keluar dari sarang lebah. Begitu mereka meninggalkan kota, langsung kita tangkap!"
Sebelum sempat menilai rencana ini, reaksi pertama Yun Zhifeng adalah bertanya: "Kalau begitu, apakah masih perlu ikut pemilihan Raja Suami?"
Song Nanshi: "Lihat situasi, kalau kita bisa menyelamatkan mereka dengan kemampuan sendiri, tidak perlu ikut pemilihan. Kalau tidak bisa membuka ruang rahasia di lantai minus satu, ya tetap harus ikut pemilihan calon suami raja dan bertemu adik seperguruan dari Puncak Sanjiu."
Yun Zhifeng langsung kecewa berat.
Song Nanshi meliriknya, berkata: "Intinya, cari alasan untuk membebaskan mereka dulu. Beri tekanan agar cepat menyelesaikan misinya. Kalau tidak, setelah kita selamatkan adik seperguruan, pasti tidak bisa menutupi terlalu lama. Kalau pasukan pengejar Klan Lebah datang sementara mereka belum menemukan barang dan keluar kota, kita akan kewalahan."
Dia menghela napas: "Andai tidak perlu menyelamatkan orang, waktu kita banyak untuk mengulur mereka."
Sayangnya mereka tak tega membiarkan pria baik-baik tersesat ke jalan iblis.
Mereka saling memandang, lalu sepakat.
Setelah itu, mereka membubarkan formasi kedap suara dan mulai berakting.
Song Nanshi maju dua langkah, tersenyum sinis: "Juemingzi, jangan kira kami tak tahu rencanamu. Jujur saja, kami melihat semuanya jelas-jelas!"
Juemingzi terkejut, langsung memahami bahwa mereka sudah tahu dia ingin mengambil keuntungan.
Song Nanshi berkata dengan dingin: "Kalau semua sudah tahu, mari kita buka kartu. Terus berlarut di sini hanya menghambat urusan. Kami tak ingin berlama-lama, jadi kali ini kami lepaskan kalian. Urusan selanjutnya, kemampuan masing-masing!"
Juemingzi terkejut, instingnya merasa ada jebakan: "Kalian sebaik hati itu?"
Song Nanshi: "Kami dari jalur benar, tak pernah bohong. Perkataan kami tak bisa dipercaya?"
Memang mereka jalur benar. Juemingzi yang biasa berbuat jahat pun mengakui mereka grup orang baik yang suka campur tangan. Tapi soal perkataan mereka...
Tanpa ragu dia gelengkan kepala: "Tak bisa dipercaya!"
Song Nanshi terdiam seperti tersedak.
Tiba-tiba Yun Zhifeng maju, melepas belenggu mereka.
Dengan nada datar dia berkata: "Berhenti buang waktu. Terus begini kita takkan bisa berbuat apa-apa."
Usai bicara, dia pergi tanpa memandang mereka, langkahnya dingin menyisakan ruangan.
Song Nanshi tertegun, segera menyusul.
Maka sekelompok orang itu tanpa ragu meninggalkan mereka.
Juemingzi dan rekannya tertegun melihatnya.
Song Nanshi sudah menjelaskan panjang lebar tapi mereka tetap tak percaya, namun Yun Zhifeng tak mau berdebat...
Juemingzi segera bangkit: "Kita juga harus bertindak!"
Gui Qing mengerutkan alis: "Apa yang mereka katakan benar?"
Juemingzi mendengus dingin: "Bukannya ini soal kemampuan masing-masing? Ayo! Kita ikut pemilihan suami ratu! Selama mereka gagal jadi suami ratu, buat apa mereka mencari Tai!"
Gui Qing ragu: "Bagaimana jika barang yang mereka cari ada di sarang lebah, bisa ditemukan tanpa jadi suami ratu?"
Juemingzi yakin: "Mustahil, kau lihat sendiri mereka dikejar banyak orang. Pasti mereka ingin jadi suami ratu. Jadi barang itu pasti ada di dekat ratu atau di lapisan bawah tempat tinggal suami ratu!"
Penjelasannya sistematis dan berdasar, Gui Qing pun terpengaruh.
Keduanya segera keluar rumah untuk mengikuti pemilihan suami ratu.
Lalu yang satu belok kiri, yang lain belok kanan.
Tanpa hubungan sama sekali.
……
Saat ini, Song Nanshi sudah diam-diam menyelinap ke bawah, ingin mencoba menyusup ke lantai bawah untuk melihat apakah bisa masuk.
Tapi sebelum mereka sampai ke lantai bawah, di lantai dua, mereka melihat sosok yang tak terduga.
Bayangan seseorang berbaju merah menghindari mereka, dengan gerakan mencurigakan menyelinap ke kamar di sebelah.
Song Nanshi tak bisa menahan diri mengusap matanya, lalu mengusap lagi.
Ia bertanya pada Zhu Xiu: "Itu adik seperguruan dari Puncak Sanjiu, kan?"
Zhu Xiu juga melihatnya.
Ia langsung bersemangat: "Ayo! Kita intip!"
Sekelompok orang langsung mengejar ke kamar itu.
Saat itu sang adik seperguruan sedang ingin menutup pintu, terkejut melihat mereka.
Tapi setelah melihat lebih jelas, wajahnya berseri: "Ini... rekan seperguruan dari Lanze Feng?"
Song Nanshi kini benar-benar yakin, inilah adik seperguruan celaka yang kabur bersama gadis bangsa iblis itu.
Dia tanpa bicara lagi langsung menarik pintu, sekelompok orang masuk, barulah ia berbalik badan bertanya: "Bukannya lapisan negatif hanya bisa dibuka Ratu Lebah? Bagaimana kau bisa keluar?"
Sifat penuh kecurigaannya kambuh saat ini, tak tahan bertanya.
Adik seperguruan ini tak menyadari, hanya lesu berkata: "Karena aku cukup mahir mempelajari formasi."
Song Nanshi tak bisa menahan diri menatap Zhu Xiu.
Zhu Xiu mengingatkan: "Puncak Sanjiu semuanya mage formasi."
Adik seperguruan melanjutkan dengan hati-hati: "Ratu Lebah tak tahu aku mage formasi, aku manfaatkan kesempatan saat kabur dari sarang lebah dan dijemput Ratu ke istana kerajaan untuk diam-diam mencatat koleksi bukunya, di dalamnya ada formasi sini, aku ambil kesempatan kabur."
Song Nanshi mengangguk.
Itu baru disebut kecerdasan darurat.
Adik seperguruan hampir menangis: "Awalnya, meski lolos dari formasi tetap tak bisa kabur dari Kota Lebah, untung bertemu nonaku!"
Song Nanshi mendengarkan suara kacau di luar, lalu berkata: "Kalau begitu kita pergi dulu, aku akan mengantarmu keluar dari Kota Lebah, lalu……"
Ucapan belum selesai, tiba-tiba Yun Zhifeng bersuara dingin: "Keluar!"
Song Nanshi terhenti sejenak, papan takdir langsung direngkuh di tangannya.
Para hadirin lainnya juga memasang kewaspadaan.
Kemudian, pandangan mereka tertuju pada jendela.
Di jendela itu hinggap seekor lebah, sebelumnya mereka tak menyadarinya.
Saat ini, lebah itu tiba-tiba berubah wujud saat jatuh ke tanah, ternyata adalah Ratu Lebah.
Song Nanshi kaget, adik seperguruan dari Puncak Sanjiu juga terkejut.
Ratu Lebah hanya menghela napas, menatap sang adik seperguruan, berkata dengan lesu: "Kau benar-benar tak mau mengikutiku? Padahal sebelumnya di luar kota kita masih bisa mengobrol dengan baik."
Sang adik seperguruan berkata dengan penuh kemarahan: "Karena saat itu kau tidak bilang rasmu juga menganut satu istri banyak suami! Aku hanya ingin sepasang seumur hidup!"
Ratu Lebah berkata dengan gaya pria brengsek: "Tapi aku menyukaimu, meski punya banyak suami, cintaku padamu tak berkurang sedikit pun."
Song Nanshi: "......"
Ia menghela napas penuh kekaguman.
Ia tak tahan menasihati: "Paduka Ratu, mentimun yang dipaksa dipetik takkan manis."
Ratu Lebah menatapnya: "Kau juga tak mau ikut denganku?"
Song Nanshi: "...Tidak perlu, terima kasih."
Sang ratu tersenyum: "Bagaimana jika aku tak ingin kalian pergi?"
Yun Zhifeng langsung menghalangi di depan Song Nanshi, berkata datar: "Silakan Ratu mencoba."
Aura kultivasi tahap tribulasi-nya tak lagi ditahan, tekanan spiritual memenuhi ruangan. Wajah ratu langsung berubah pucat.
Matanya menatap tajam ke Yun Zhifeng, lalu melirik Chi Shu'an di belakangnya.
Tiba-tiba ia berkata: "Hamba bukan tipe yang memaksa. Kalian boleh pergi."
Song Nanshi tertegun melihat ratu tiba-tiba melunak.
Padahal kesan sebelumnya, ratu ini bukan tipe yang mudah ditakut-takuti...
Yun Zhifeng justru refleks cepat menarik Song Nanshi, berkata datar: "Ayo kita pergi."
Kini kepergian paling penting, Song Nanshi segera menyusul.
Orang-orang lain pun ikut menyusul.
Namun belum sempat keluar, tiba-tiba Ratu Lebah berkata: "Nah, begitu dong. Biar baik sampai tuntas, kuingatkan satu hal."
Song Nanshi berhenti sejenak, memutar kepala: "Silakan Ratu berbicara."
Ratu Lebah tersenyum tipis: "Interaksi kalian dengan dua manusia itu, semua kudengar."
Raut wajah Song Nanshi langsung tegang, mempertimbangkan apakah akan meminta potret...
Lalu Ratu Lebah melanjutkan: "Tapi baik di sampingku maupun di sarang, tak ada barang yang kalian cari."
Song Nanshi: "Maksud Anda..."
Ratu Lebah tersenyum: "Sepengetahuanku, alasan dua manusia itu masuk sarang karena mengira kalian akan mencari sesuatu di sini."
"Sedangkan kalian masuk sarang, karena mengira mereka yang akan mencari sesuatu di sini..."
Song Nanshi: "......"
Ratu Lebah: "Jadi..."
Song Nanshi bergumam menyambung: "Jadi kita sedang berdebat dengan udara..."
Para hadirin: “……”
Sang ratu lebah tetap diam sambil tersenyum.
Song Nanshi mati rasa.
Setelah lama, dia mengusap wajahnya dan berkata: “Apa yang sedang dilakukan kedua manusia itu sekarang?”
Sang ratu lebah dengan halus: “Mereka sedang berusaha memperjuangkan posisi suami ratu.”
Song Nanshi: “Bagaimana penilaian Ratu Lebah tentang mereka...”
Sang ratu lebah menyambung: “Penampilan mereka masih bisa diterima.”
Song Nanshi berhenti sejenak, lalu berkata dengan diplomatis: “Mereka bukan tipe yang mudah dihadapi.”
Sang ratu lebah tersenyum datar: “Tak masalah, hamba justru menyukai tulang keras.”
Song Nanshi: “Lagipula ini cuma penyamaran, kalau soal rupa aslinya...”
Dia membayangkan wajah biasa Jeumingzi dan topeng yang selalu menutupi wajah Gui Qing.
Dengan bahasa halus: “Mungkin agak jelek.”
Sang ratu lebah: “……”
Dengan ekspresi netral: “Berikan potret mereka padaku.”
Song Nanshi langsung mengeluarkan kertas putih, menggunakan energi spiritual untuk meninggalkan dua potret.
Tanpa menunggu ratu memeriksanya, dia mengatupkan tinju: “Berpamitan!”
Dia pergi tanpa ragu!
Ratu Lebah memandang sosok yang menjauh mereka, tersenyum kecut: "Aku tak menyangka Tuan muda manusia yang kubawa sembarangan ini punya kemampuan sehebat itu, bisa menembus formasi magisku."
Sesaat kemudian, seseorang tiba-tiba muncul di kamar, berbisik bertanya: "Mengapa Ratu membiarkan mereka pergi? Meski di tahap tribulasi, dengan banyak anggota klan kita..."
Ratu Lebah mengangkat tangan, berkata: "Bukan hanya karena dia, tapi juga kelinci di antara mereka."
Orang itu kebingungan.
Ratu berkata datar: "Putra Mahkota telah kembali."
Orang itu langsung syok.
Ratu Lebah berbalik badan, berkata: "Sang Putra Mahkota mungkin tak ingin banyak yang tahu. Jangan bocorkan hal ini."
Orang itu segera menyahut.
Ratu Lebah bertanya lagi: "Nah, bagaimana kabar dua manusia itu?"
Orang itu berhenti sejenak, sulit diungkapkan: "Mereka sedang babak belur berkelahi dengan orang lain, berebut menjadi Suami Raja."
Sang Ratu tersenyum kecut, menunduk mengambil potret, berkata dengan datar: "Biar kulihat, kalau masih bisa memenuhi kriteria..."
Senyumannya langsung kaku.
Setelah itu, ia menaruh kembali potret dengan ekspresi datar: "Usir mereka keluar."
Orang itu kebingungan: "Alasannya..."
Ratu: "Jeleg."
Orang itu berhenti sejenak, menunjuk ke Gui Qing: "Kupikir yang ini cukup bagus."
Ratu melirik sekilas pemuda bertopeng dalam lukisan: "Aku benci yang lebih pandai berpura-pura daripadaku."
