Permata di zirah tengkorak ini, dari warnanya saja sudah terlihat betapa berharganya. Song Nanshi menarik-nariknya dengan sangat menikmati.
Karena terlalu fokus, Song Nanshi baru menyadari belakangan bahwa sepertinya ada yang mengawasi mereka lagi.
Bayangan para senior di luar yang sedang mengintipnya melalui alat tertentu sambil memungut permata langsung muncul di benak Song Nanshi.
Diam sejenak, pertarungan batin terjadi dalam hatinya selama 1-2 detik.
Lalu dengan wajah datar, ia kembali asyik mengorek-ngorek permata.
Ah, tidak usah malu-malu. Fokus cari uang kan bukan urusan gelap.
Setelah meyakinkan diri sendiri, ia mengangguk ke arah Cermin Sakti sambil berkata tenang: "Silakan para Senior sibuk, aku lanjut saja."
Kemudian melanjutkan aksinya seolah tak terjadi apa-apa.
Para hadirin di luar Cermin Sakti: "..."
Seorang senior menatap Pemimpin Sekte Tanpa Batas dengan ekspresi kompleks: "Murid Sekte Anda... mentalnya cukup kuat ya."
Pemimpin yang sedang menutupi wajahnya: "Hehe, iya, lumayan sopan juga kan wkwkwk."
Para hadirin melihat kulit wajah tuanya yang sama sekali tidak memerah, merasa agak kasihan.
Memiliki murid seperti ini, ketebalan muka pasti sudah terlatih.
Di luar Cermin Air, sekelompok senior mengawasi dengan penuh perhatian. Di dalam Cermin Bulan Air, kecuali Song Nanshi, orang lain tidak terlalu merasakan bahwa mereka sedang diawasi. Melihat Song Nanshi berbicara ke angkasa, Jiang Ji langsung menggigil sepanjang tubuh.
Ia menoleh ke kiri-kanan, berbisik pelan: "Apa kau melihat hantu?"
Song Nanshi: "...Itu para senior di luar."
Jiang Ji seketika tersadar, lalu mengajak dua adik seniornya memberi hormat ke arah yang tiba-tiba ditunjuk Song Nanshi, sangat sopan.
Para senior di luar: "......"
Yun Zhifeng yang tidak sopan: "......"
Ia bergumam apakah harus mengikuti keramaian, tiba-tiba merasakan sesuatu. Kepalanya berputar cepat ke arah tengkorak, tangan perlahan meraih gagang pedang.
Song Nanshi yang sedang penuh konsentrasi mengorek sebuah permata yang sangat berotot juga mengangkat wajah dengan ekspresi tenggelam dalam pikiran.
Tengkorak setinggi tiga meter itu masih terlihat seperti benda mati di bawah pandangan kedua orang tersebut, hanya kepingan logam yang tergantung di baju zirahnya bergoyang samar, entah karena tertiup angin atau akibat tarikan Song Nanshi saat mencabut permata.
Orang-orang di luar Cermin Air tiba-tiba terkejut, ada yang tak bisa menahan diri berbisik: "Raja Siluman itu sudah bangun."
Melihat kedua orang itu mengawasi Raja Siluman dengan tatapan kontemplatif, seseorang tak urung bertanya: "Apakah mereka sudah menyadarinya atau belum?"
Di dalam Cermin Air, Song Nanshi mengamati tengkorak yang seperti mayat itu beberapa saat, lalu tiba-tiba berbisik sinis: "Repot sekali kalau harus mengorek satu per satu seperti ini. Lebih baik kita langsung melepas baju zirahnya saja. Nanti hasil jualnya bisa kita bagi bersama."
Yun Zhifeng juga tersenyum: "Setuju."
Kemudian keduanya tanpa bicara lagi, di depan tengkorak dan para bos besar di luar cermin spiritual, mulai menguliti baju zirah tengkorak itu.
Kali ini bukan hanya para bos yang merasa tidak masuk akal, bahkan Jiang Ji dan yang lain juga merasa aneh.
Jiang Ji kikuk: "Ini... ini tidak baik kan?"
Raja Siluman Tengkorak yang bajunya sedang diuliti langsung pun merasa tidak nyaman.
Otaknya yang sudah bertahun-tahun tidak berpikir mulai berputar dengan susah payah, merenungkan bagaimana orang-orang ini bisa begitu tak tahu malu.
Siapa pun yang terbangun dari tidur nyenyak lalu melihat ada yang mengorek permata bajunya, bahkan semakin berani ingin menguliti pakaiannya, pasti akan merasa jijik.
Semasa hidupnya, dialah yang selalu merampas harta dan nyawa orang lain. Meski kini hanya tersisa sisa jiwa yang terkurung di Wanxiang Pagoda, di antara semua iblis di lantai pertama, dialah penguasa mutlak. Kapan pernah mengalami perlakuan tidak adil seperti ini.
Semakin dipikir, semakin ia merasa sedih. Ia mulai dilema antara terus berpura-pura tidak tahu dan menangkap mereka saat lengah, atau tidak menerima perlakuan ini lalu langsung berdiri saling memaki.
Saat masih bimbang, Song Nanshi dan Yun Zhifeng telah bekerja sama melepas lapisan terluar jubah bertabur permata dari tengkorak itu.
Song Nanshi dengan refleks cepat memasukkan barang-barang itu ke dalam cincin penyimpanan. Seketika tubuh tengkorak itu hanya tersisa baju zirah besi meteor dengan beberapa permata yang tertanam sporadis.
Penampilannya langsung terlihat jauh lebih memalukan.
Song Nanshi dan kawan-kawan belum berhenti. Mereka masih ingin melanjutkan pencabutan, membuat tengkorak yang tadinya terlihat vulgar kini benar-benar menjadi kerangka telanjang.
Raja Tulang Siluman akhirnya tidak bisa menahan diri. Sebelum cakar dua manusia tak tahu malu ini menyentuhnya, seluruh kerangka tiba-tiba bergerak. Dari dalam dadanya terdengar desahan berat, tangannya meraih rantai besi yang membelenggunya lalu menariknya dengan kasar. Dengan gerakan cepat, ia mengayunkan rantai itu ke arah kedua manusia.
Song Nanshi langsung mundur tanpa bicara lagi, menolak bertarung jarak dekat dengan kerangka setinggi tiga meter. Sementara Yun Zhifeng tetap berdiri kaku di tempatnya. Pedangnya terangkat untuk menangkis rantai berat yang melesat, bahkan berhasil memantulkan kembali serangan itu.
Dari kejauhan, Song Nanshi mengangkat alis sambil berkata, "Ternyata masih hidup. Kukira permata-permata itu barang tak bertuan, maaf ya."
Raja Tulang Siluman mendengus bergemuruh. Tubuh raksasa tiga meternya bahkan membuat suaranya terasa menekan.
Dia mengulurkan telapak tangan tulang, mencabut pedang besi dari dadanya, suaranya suram: "Kalian kembalikan barang Jenderal Tulang, Jenderal Tulang bisa tidak memakan kalian, meninggalkan jenazah utuh. Jika tidak, Jenderal Tulang akan mengambilnya dari mayat kalian."
Song Nanshi butuh beberapa saat sebelum menyadari "Jenderal Tulang" adalah sebutan yang digunakan si raksasa untuk dirinya sendiri.
Setelah merenung, ia merasa tindakannya memang agak tidak etis.
Lalu ia meraih sepotong zirah emas dari cincin penyimpanannya.
Jiang Ji dan yang lain terkejut melihat Song Nanshi kali ini berlaku begitu dermawan.
...namun kemudian mereka menyaksikan Song Nanshi mengorek sebesar kuku jari dari zirah emas itu, meletakkannya di tanah dengan wajah menyeringai kesakitan, lalu berkata berat: "Ini untuk membeli peti mati."
Jiang Ji dan rombongan: "..."
Raja Siluman Tulang: "..."
Ia merasa terhina. Semasa hidup maupun setelah mati, belum pernah diperlakukan sekeji ini.
Dia langsung bergemuruh: “Tidak mau dihormati malah minta dihukum! Kalian berani menyentuh barang Jenderal Tulang, Jenderal Tulang akan menjadikan kalian lauk anggur!”
Song Nanshi: “……”
Ini diary gila apa yang suka makan manusia.
Tanpa bicara lagi, dia langsung memotong: “Yun Zhifeng, di atas!”
Bersamaan itu, Raja Tulang Siluman mengayunkan rantai besi dengan satu tangan sambil mencengkeram panah besi yang dicabut dari dadanya sendiri, lalu berlari ke arah Yun Zhifeng sambil mengibaskannya.
Dia memandangi kaum manusia yang kecil dan lemah di hadapannya, di depan mata telah muncul sosok menyedihkan mereka yang akan diinjaknya sampai mati dengan mudah, persis seperti manusia yang pernah dibunuhnya semasa hidup.
Dengan senyum mengerikan, dia menginjakkan kaki ke arah mereka.
Di hadapannya, Yun Zhifeng tidak menghindar. Dengus dingin keluar dari mulutnya.
Di luar Cermin Spiritual, para hadirin sunyi senyap.
Pertarungan menarik itu tidak menyedot perhatian mereka. Logika mereka masih terpaku pada sebatang emas sebesar kuku jari itu.
Setelah lama, seseorang berkomentar: "Orang tua ini akhirnya mengerti bagaimana Sekte Tanpa Batas mengumpulkan aset keluarga setebal ini, rupanya ini tradisi baik yang diwariskan turun-temurun dari Sekte Tanpa Batas!"
Pemimpin Sekte Tanpa Batas dengan wajah menghitam: "..."
Kini ia sangat ingin menjebak Song Nanshi si murid durhaka dari Cermin Air Bulan lalu menghajarnya.
Reputasi baik Sekte Tanpa Batas yang terakumulasi selama bertahun-tahun ini hancur semua karena mulut Song Nanshi.
Ia juga menyiratkan keluhan pada Yin Bugui: "Sekte tidak pelit memberimu uang, tapi kenapa kau membiarkan murid-muridmu hidup miskin begini?"
Biksu Suci dari sekte Buddha di sampingnya yang melihat ekspresi Pemimpin itu, merasa sama-sama mengalami penderitaan serupa.
Ia merasa seolah melihat dirinya sendiri yang berusaha keras menjaga citra Biksu Suci, khawatir ucapan sang Biksu menghancurkan warisan seratus tahun aliran Buddha.
Dengan helaan napas, ia mendekat dan menepuk bahu Pemimpin dengan berat.
Sang Pemimpin tersentuh, berpikir inilah makna sejati "kesulitan mengungkapkan perasaan sejati".
Keduanya sedang saling menghargai mereka yang paham, tiba-tiba Raja Siluman berkata: "Tidak, Raja Tulang Siluman ini tidak bersemangat."
Para hadirin yang sedang berbisik-bisik langsung menoleh ke arah tersebut.
Di dalam cermin sakti, Yun Zhifeng terlihat cukup santai menanganinya, bahkan belum mengeluarkan kemampuan penuh, seolah tidak ada yang aneh.
Tapi semua yang hadir adalah tokoh-tokoh puncak di dunia kultivasi saat ini, banyak yang punya kemampuan, yang tidak punya kemampuan pun punya ketajaman pengamatan.
Mereka pun segera menyadari keanehan tersebut.
Memang benar Yun Zhifeng terlihat santai menanganinya, tapi...
Pemimpin tak bisa menahan diri berkata: "Kultivasi Yun Zhifeng kini sudah mencapai tahap tribulasi, dia juga seorang cultivator pedang."
Alis semua orang perlahan mengerut.
Raja Siluman dengan serius berkata: "Kekuatan Raja Tulang Siluman semasa hidupnya juga setara tahap tribulasi. Jika sekarang hanya tersisa 30-40%, seharusnya bukan tandingan Yun Zhifeng sama sekali."
Namun kenyataannya, meski terus berada di posisi inferior dan setiap saat bisa kalah, Raja Tulang Siluman masih bertahan dengan susah payah.
Seseorang mengerutkan alis: "Apa Yun Zhifeng tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya? Sedang bermain-main dengan Raja Tulang?"
Tapi melihat pedang Yun Zhifeng, lidahnya terasa kelu.
Ini masih disebut tidak serius?
Aku juga di tahap tribulasi, tapi belum tentu bisa menahan tusukan ini.
Seorang dengan wajah muram bersuara: "Kekuatan Raja Tulang tak mungkin cuma 30-40%. Meski dia iblis terkuat di lapisan ilusi pertama, ini baru lapisan pertama. Kalau sudah naik ke atas?"
Wajah semua orang berubah pucat.
Seseorang menuding Kaisar Iblis: "Bukannya iblis di Cermin Air Bulan ini tiruan arwah iblis Pagoda Wanxiang? Kau ubah kekuatan mereka?"
Sang Kaisar menyangkal tegas: "Cermin Air Bulan sudah seperti ini sejak diturunkan *sepuluh juta tahun* lalu, mana mungkin aku bisa mengubah isinya!"
Seketika semua duduk tegak, merasakan sesuatu yang tak beres.
Pada saat yang sama, di dalam Cermin Sakti, Yun Zhifeng telah memotong tengkorak Raja Tulang Siluman dengan satu tebasan pedang. Tubuh besar Raja Tulang Siluman ambruk ke tanah dengan suara gemuruh.
Yun Zhifeng menang, dan itu dilakukannya dengan mudah.
Tapi tak ada yang merasa senang.
Seseorang berbisik pelan, "Jika Raja Tulang Siluman di lapisan pertama saja membutuhkan waktu sejenak bagi Yun Zhifeng untuk mengalahkannya, bagaimana dengan yang lain..."
Begitu ucapannya selesai, terdengar suara "plok" memekakkan. Para hadirin langsung menoleh.
Tampak di luar aula, tepat di tempat Cermin Air Bulan tergantung, seorang murid terlempar keluar dan terjatuh terlentang sambil menjerit, "Aduh!"
Raut wajah para hadirin semakin muram.
Di dalam Cermin Air Bulan, seseorang hanya akan terlempar keluar ketika nyawanya terancam.
Tapi mereka baru memasuki dua jam, semuanya masih di lapisan pertama. Sedangkan siluman terkuat di lapisan pertama sudah dihadapi oleh Song Nanshi dan kawan-kawan.
Bahkan dalam kondisi seperti ini, nyawa murid sudah terancam.
Pemimpin Aliansi Immortal segera memerintah: "Periksa Cermin Air!"
Para hadirin langsung pergi tanpa bicara lagi.
Melihat begitu banyak bos besar mendekat, cultivator yang baru terjatuh itu tampak linglung sepenuhnya.
Tapi tak ada yang menghiraukannya. Mereka mendekati Cermin Air. Kaisar Bangsa Iblis mengulurkan tangan, sorot mata gelap langsung menyelimuti Cermin Air.
Setelah waktu lama, Kaisar Bangsa Iblis menarik kembali tangannya.
Raut wajahnya terlihat bingung.
Pemimpin Aliansi bertanya: "Bagaimana?"
Kaisar Bangsa Iblis melihat tangannya sendiri, berkata: "Tidak ada masalah, tapi..."
Ia berhenti sejenak, melanjutkan: "Tapi kenapa aku merasa hubungan antara Cermin Air dengan Wanxiang Pagoda jadi lebih erat?"
Pemimpin Aliansi kebingungan: "Bukankah Cermin Air memang uji coba dari Wanxiang Pagoda?"
Kaisar Bangsa Iblis; "Memang begitu, tapi dulu meski ada hubungan antara Cermin Air dan Wanxiang Pagoda, mereka tetap dua hal yang mandiri. Kini..."
Ilusi yang digunakan untuk menguji penjaga menara ini, sepertinya perlahan-lahan menyatu dengan Wanxiang Pagoda.
Kaisar Bangsa Iblis tiba-tiba kaget sampai merinding.
Jika benar-benar menyatu, bahkan dengan adanya terowongan penghubung, bukankah jalan iblis yang terperangkap di Wanxiang Pagoda dan tidak bisa keluar bisa menggunakan lapisan hubungan ini untuk memasuki ilusi dari Wanxiang Pagoda...
Para hadirin saling memandang, semua merasakan situasi ini tidak baik.
Sementara itu, di dalam Cermin Air, Song Nanshi yang tidak tahu apa-apa sedang berjongkok mengorek permata terakhir di tubuh tengkorak itu, sementara Yun Zhifeng berdiri dengan melipat lengan menjaga-nya.
Song Nanshi bertanya sambil terus mengorek: "Seberapa kuat kemampuan tengkorak ini?"
Yun Zhifeng berpikir sejenak, menjawab: "Dengan sisa 30-40% kekuatannya saja masih bisa melawanku cukup lama, kemampuan semasa hidupnya pasti sangat hebat. Tapi jika jalan iblis di lapisan pertama saja sudah sekuat ini, maka semakin ke atas..."
Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Song Nanshi sudah paham.
Semakin tinggi pasti semakin sulit dihadapi.
Ketika Yun Zhifeng yang sudah mencapai tahap tribulasi saja merasa kesulitan menghadapinya, apalagi orang lain.
Song Nanshi yang menyadari tak ada yang mengawasi mereka pun bergumam, "Ujian penjaga menara seberat ini?"
Mereka juga harus bertanggung jawab mencari penjaga menara. Dalam kondisi seperti ini, mungkinkah ada yang bertahan sampai akhir?
Dia menghela napas, "Memang pantas dikurung di Wanxiang Pagoda. Seperti apa kekuatan mereka semasa hidup? Iblis lapisan pertama saja sudah segini sulitnya, apalagi pemimpin sekte iblis yang terkunci di lantai terakhir!"
Membayangkan betapa sulitnya cultivator sepuluh ribu tahun lalu.
Tapi mereka hanya sekadar mengeluh.
Song Nanshi terus mengorek Lingshi. Yun Zhifeng yang melihatnya tak kuasa berkata, "Nanshi, kau masih ingat ini ilusi?"
Gerakan Song Nanshi langsung terhenti.
Yun Zhifeng melanjutkan, "Jika ini ilusi, permata ini tak akan bisa dibawa keluar meski kau korek sekalipun."
Wajah Song Nanshi langsung berubah berat.
Setuju, di sini adalah ilusi.
Tapi saat dia melihat permata di depannya lagi, nekat gelengkan kepala: "Tidak asli!"
Berkaitan dengan uang, kepintarannya langsung tersulut sepenuhnya.
Dia mengawasi mayat jalan iblis itu, langsung memotong: "Tidak, kalau murni ilusi, setelah kita membunuh Tengkorak itu, dia seharusnya menghilang seperti ilusi biasa."
Kini, Tengkorak tidak hanya tidak menghilang, permata di cincin penyimpanan Song Nanshi juga masih ada.
Song Nanshi bergumam berdugaan: "Mungkinkah sisa jiwa jalan iblis yang terbunuh itu dikurung di Wanxiang Pagoda, sementara senjata peninggalan mereka dilempar ke Cermin Air sebagai medium ilusi?"
Song Nanshi merenung, merasa penjelasan ini masuk akal.
Barang pribadi semasa hidup seperti zirah, pedang, dan golok, jika digunakan sebagai media ilusi, memang bisa membuat ilusi lebih mirip dengan pemilik aslinya.
Jadi medium ilusi Tengkorak ini kemungkinan adalah zirah ini.
Song Nanshi pun tak kuasa mengucapkan penuh khidmat: "Terima kasih atas pemberian leluhur sepuluh ribu tahun yang lalu."
Usai berkata, matanya tetap menatap tulang belulang tengkorak itu. Entah mengapa, ia merasakan keanehan yang tak bisa dijelaskan asalnya.
Yun Zhifeng juga mengamati tengkorak tersebut.
Tanpa alasan jelas, perasaan tak enak mulai menyusup dalam hatinya.
Meski teori mereka masuk akal, kekuatan ilusi yang dibawa senjata peninggalan ini terlalu nyata. Bahkan gaya bicaranya... hampir tak bisa dibedakan dari manusia hidup.
Yun Zhifeng menekan kebingungannya, bertukar pandang penuh makna dengan Song Nanshi.
Song Nanshi langsung bangkit: "Ayo, kita lanjutkan."
Mereka bersiap mencari metode memasuki lantai dua dengan gesit.
Toh tujuan mereka adalah menjadi cultivator pertama yang lolos ujian.
Setelah menjelajah hampir setengah jam dan menumpas banyak iblis, akhirnya terowongan menuju ilusi lapisan kedua ditemukan. Dengan riang mereka melangkah masuk.
Lalu mereka melihat Biksu Buddha yang sedang berdiri di luar terowongan dengan tatapan bingung memandang ke sekeliling… dan adik seperguruan Luoshui.
Song Nanshi terkejut melihat Biksu Buddha, tapi lebih terkejut lagi melihat adik seperguruan Luoshui yang lemah tak berdaya.
Zhu Xiu menyuarakan keterkejutan Song Nanshi.
Dengan heran dia berkata: "Bagaimana kalian bisa naik lebih dulu dari kami?"
Jalan iblis di sini cukup kuat. Sepanjang jalan kami hampir terus-menerus bertemu mereka. Menurut perkiraan kami, jika frekuensi pertemuan orang lain sama, pastilah kamilah kelompok tercepat.
Biksu Buddha yang pertama menoleh. Wajahnya berseri: "Biksu miskin ini… mungkin kebetulan dekat dengan terowongan," ujarnya sambil menggaruk kepala malu-malu.
Saat ini, Song Nanshi dan kawan-kawan belum tahu bahwa mereka justru dikirim ke lokasi terjauh dari terowongan, dengan empat kali lipat lebih banyak jalan iblis daripada kelompok lain.
Bahkan sejak awal masuk sudah langsung bertemu yang terbesar di lapisan pertama.
Mereka hanya merasa iri: "Keberuntungan biksu ini lumayan juga."
Tapi Luo Shui...
Song Nanshi bertanya bingung: "Kau juga punya surat undangan?"
Luoshui dengan lesu: "Ya, formasi yang kupelajari memang cukup baik."
Song Nanshi: "……"
Tapi mage formasi biasanya berperan sebagai Support. Meski tidak sepayah ahli ramalan, tetap saja kurang berguna.
Adik seperguruan Luoshui sudah mencapai lantai dua begitu cepat, berarti kemampuannya...
Tiba-tiba Adik seperguruan Luoshui berkata dengan wajah muram: "Aku langsung terkirim di samping terowongan. Hanya perlu memanjat untuk sampai ke lantai dua, tapi sebagai pria lemah yang sendirian, aku tak berani menjelajah sendirian. Jadi aku menunggu di sini untuk bekerja sama dengan orang lain."
Ia menghela napas panjang: "Sudah lebih dari satu jam aku menunggu."
Para hadirin: "……"
Saat ini, mereka akhirnya menyadari bahwa keberuntungan mereka mungkin sedang tidak baik.
Langsung terkirim di samping terowongan begitu masuk...
Song Nanshi merasa sangat iri.
Dia bertanya: "Lalu setelah menunggu Biksu Buddha, mengapa tidak ikut pergi bersamanya?"
Luoshui melirik Biksu Buddha.
Dengan ekspresi jijik ia berkata: "Kami sudah pernah berjalan bersama sekali."
Song Nanshi: "?"
Luo Shui dengan ekspresi datar: "Tapi dia tersesat, memasuki tanpa sengaja markas besar jalan iblis. Kami berusaha mati-matian melarikan diri, baru bisa kembali."
Dia berkata dengan tenang: "Aku ingin bergabung dengan tim yang tidak tersesat."
Song Nanshi: "……"
Dia berkata dengan perasaan sulit diungkapkan: "Kalau begitu, ikutlah pergi bersama kami."
Biksu Buddha yang sering "masuk tanpa sengaja" sangat gembira, Luo Shui juga senang.
Biksu Buddha langsung berseru girang: "Terlalu baik! Sejujurnya, semua kemampuanku ini kudapat dari tersesat dan memasuki berbagai tempat berbahaya. Kini akhirnya tak perlu tersesat lagi!"
Di luar ilusi, para hadirin yang sedang mengawasi situasi Song Nanshi sambil gelisah mempelajari Cermin Air Bulan tak bisa menahan pandangan mereka ke Pemimpin Sekte Buddha.
Seseorang bergumam kontemplatif: "Rupanya begini cara Sekte Buddha melatih murid-muridnya?"
Kulit wajah Pemimpin Sekte berkedut.
Kini dia tak lagi menyayangkan Pemimpin Sekte Tanpa Batas, tapi mengasihani dirinya sendiri.
Citra Biksu Buddha yang telah dirawatnya bertahun-tahun...
Begitu saja semua diungkapkan di depan para makhluk sakti.
Sang pemimpin langsung pandangannya gelap.
Sementara itu, di dalam Cermin Air, Song Nanshi dan kawan-kawan hendak berangkat. Tiba-tiba Song Nanshi bertanya, "Menurut Biksu Buddha, ke arah mana kita harus pergi?"
Biksu Buddha ragu sejenak, lalu menunjuk satu arah.
Song Nanshi: "Paham."
Kemudian dia mengajak semua orang menuju arah sebaliknya.
Biksu Buddha: "……"
