Song Nanshi merasa sudah waktunya menunjukkan teknologi yang sebenarnya.
Maka, sekelompok cultivator yang sudah terbiasa terbang dengan pedang merasakan versi dunia kultivasi dari "kecepatan dan adrenalin".
Di bawah, para iblis yang mengejar dengan menunggang kuda tak mau berhenti, Song Nanshi terkadang mempercepat kecepatan hingga menjauhkan mereka, lalu tiba-tiba melambat dan melayang-layang di udara sambil menunggu mereka mendekat, sekalian menghina mereka dengan sorot mata "kalian semua sampah".
Perilaku seperti mengajak anjing jalan-jalan ini ditambah sorot mata penuh tantangan, berhasil membuat kepala iblis di lantai dua merasa terhina.
Bayangkan, semasa hidupnya dia adalah sosok yang berjaya di Fengyun, membunuh tak terhitung, membuat cultivator dua klan pusing tujuh keliling. Kini malah sampai direndahkan oleh dua cultivator yang mengaku sebagai hamba, lalu dihina lagi oleh sekelompok cultivator kecil ini!
Ia merasa tak bisa menahan penghinaan ini. Hari ini, demi harga diri, dia akan bertarung dengan cultivator-cultivator ini sampai titik darah penghabisan!
Kebetulan, si iblis merasa tak tahan, Sang Biksu Buddha pun merasa sudah mencapai batas kesabarannya.
Ia gemetar menyangga lengan Yun Zhifeng di sampingnya, setelah dicuekin oleh pihak lawan, langsung terjatuh telungkup di tanah, suara lemah berkata: "Song, Song Dermawan, bisakah Anda terbang dengan lebih stabil?"
Song Nanshi yang sedang sibuk mengkritik dan memberikan petunjuk strategis di depan bersuara keras: "Ah? Biksu, tolong keraskan suara, aku tidak bisa mendengar!"
Biksu itu sangat payah: "Biksu miskin ini..."
Baru saja mengucapkan dua kata ini, tiba-tiba raut wajaknya berubah, seluruh tubuhnya ambruk di tepi papan takdir.
Yun Zhifeng langsung merasa situasi memburuk, bertindak cepat mundur ke belakang.
Lalu sang biksu memuntahkan isi perutnya berhamburan.
Kebetulan tepat jatuh di kepala iblis yang sedang mengejar tanpa henti.
Biksu itu menatap iblis.
Iblis itu mengangkat kepala, bingung menatap sang biksu.
Suasana hening mencekam di atas dan bawah.
Setelah diam sejenak, biksu itu berkata kaku: "Dermawan, sebenarnya ini bukan kesengajaan, percayalah?"
Iblis itu meledak marah: "Pahlawan-pahlawan, serbu! Aku akan memotong-motong tubuh biarawan ini!!"
Sekelompok jalan iblis langsung menyerbu dengan semangat yang lebih membara.
Biksu Buddha: "……"
Dengan berat hati ia berdiri, melihat para komplotan di belakangnya memandanginya dengan ekspresi aneh.
Biksu Buddha: "...Biksu miskin ini benar-benar tidak sengaja."
Yun Zhifeng di sampingnya menarik napas dalam-dalam dengan wajah muram.
Ia berpikir, pantas saja biksu ini bisa bertahan sampai sekarang tanpa dihajar habis-habisan, rupanya memang punya kemampuan tertentu.
Song Nanshi yang akhirnya tersadar justru berseri-seri. Menatap gerombolan jalan iblis yang beraksi bak ayam ketaton di bawah, ia berbalik dan acungkan jempol ke Biksu Buddha: "Hebat kau melakukannya!"
Dengan suara lirih Biksu Buddha bertanya: "Dermawan Song, apa maksudmu sebenarnya?"
Maksud apa?
Song Nanshi tersenyum tipis: "Tunggu saja nanti!"
Ia lalu menoleh ke arah jalan iblis di bawah dan berkata dengan nada merendahkan: "Bahkan bawahan punyaku saja bisa membuatmu pasrah, kemampuanmu cuma segini doang."
Jalan iblis meledak marah: "Kau punya kemampuan bertarung denganku, tikus-tikus pengecut yang cuma bisa kabur!"
Song Nanshi sama sekali tak terpengaruh, langsung memotong: "Kemampuanmu tak pantas melawanku. Bahkan dua hambaku Juemingzi dan Gui Qing bisa menghajarmu dengan satu tangan. Perlukah aku turun tangan? Kedua hambaku sudah bilang, kau tak berdaya di hadapan mereka!"
Darah dalam hati jalan iblis itu mendidih sampai ubun-ubun, langsung larut dalam amarah.
Ia meraung: "Baik! Akan kubunuh dulu dua hambamu itu, lalu kau, biar kulihat hasilnya langsung! Mana dua hambamu itu? Suruh mereka keluar!"
Song Nanshi: "Itu tergantung keberanianmu mengikuti kami. Ingat, nama mereka Juemingzi dan Gui Qing!"
Usai bicara ia mengendalikan papan takdirnya, berlari sekencang-kencangnya. Jalan iblis itu mengejar gila-gilaan dari belakang.
Orang-orang lain terbelalak menyaksikan adegan ini.
Jiang Ji tak kuasa bertanya: "Jadi Adik Senior menggunakan taktik 'balas dendam dengan cara mereka sendiri'?"
Song Nanshi tersenyum tipis, "Bukan cuma itu, aku jauh lebih sigap dibanding mereka. Aku bahkan akan mengantar langsung para iblis ini ke hadapan mereka!"
Kemudian para hadirin menyaksikan operasi Song Nanshi.
Sepanjang jalan dia sibuk mengganggu kucing dan mengajak anjing jalan-jalan, setiap bertemu iblis pasti diprovokasi sampai mereka naik darah mengejarnya. Dengan santai dia meninggalkan kalimat: "Dua hambaku Juemingzi dan Gui Qing bilang, kalian bahkan bukan tandingan mereka!"
Lalu kabur.
Para iblis mengejar dengan wajah garang di belakang.
Tentu saja, ada beberapa yang cukup stabil tidak terpancing emosi oleh Song Nanshi.
Di saat seperti ini, Song Nanshi langsung mengerahkan Biksu Buddha.
Biksu Buddha: "...Aku akan membacakan mereka bagian dari Kitab Hukum Teratai untuk membina mereka?"
Song Nanshi: "Sesukamu saja."
Entah memang punya bakat khusus menjadi sasaran kebencian, bahkan sekadar membaca kitab suci saja bisa membuat para iblis meledak marah.
Maka keduanya bekerja sama, satu benar-benar tidak mau menjadi manusia lagi, satu lagi tidak sengaja berhenti menjadi manusia, membuat seluruh lantai dua bergempar dahsyat dan dibenci semua orang. Makin banyak jalan iblis yang mengejar dari belakang, gegap gempita mengguncang langit-bumi.
Pada akhirnya, hampir sebagian besar jalan iblis di lantai dua semuanya mengikuti mereka sambil menyebut-nyebut pembunuhan.
Reaksi paling kasat mata adalah, cultivator yang berhasil mencapai lantai dua dengan susah payah kemudian menemukan bahwa lantai ini kosong luar biasa, jalan iblis yang mereka temui bahkan lebih sedikit dibanding lantai pertama.
Para cultivator pun tak bisa menahan decak kagum: "Inikah anugerah dari langit?"
Hanya bos-bos besar di luar cermin sakti yang tahu, ini bukan anugerah langit, melainkan ulah Song Nanshi.
Seseorang melirik jumlah murid yang terlempar dari ruang rahasia di sebelah, berkomentar: "Bahkan murid-murid yang terpental dari ruang rahasia jadi berkurang, mereka sementara ini telah meredakan masalah genting kita."
Di samping, Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi yang sedang fokus memainkan Cermin Air Bulan menoleh sebentar, sementara itu mereka bingung apakah harus merasa jengkel atau lega.
Song Nanshi benar-benar selalu melangkah di luar dugaan mereka.
Tapi dia tak bisa menahan kekhawatiran, berkata: "Mereka sekarang sudah mengganggu terlalu banyak iblis, kalau terus begini, apa mereka benar-benar tidak akan terjatuh?"
Tentu saja Song Nanshi tidak akan terjatuh.
Berani bertindak nekat seperti ini karena dia punya kemampuan, meski dikepung dan dicegat banyak iblis, dengan mengontrol papan takdirnya, dia nekat bertahan di celah sempit dan berhasil menghindar.
Tapi dia merasa sudah mendekati batas kemampuannya, kalau ada beberapa iblis lagi, apakah dia akan terjebak dalam situasi memalukan atau tidak masih belum jelas.
Maka dia mengulangi trik yang sama, berteriak lagi ke Biksu Buddha: "Kita harus pergi ke mana sekarang!"
Biksu Buddha yang sudah memahami perannya sekarang: "......"
Dia memejamkan mata, lalu asal menunjuk sebuah arah.
Song Nanshi tanpa bicara lagi langsung memacu langkah ke arah yang berlawanan.
Pasukan jalan iblis yang mengejar di bawah melihat ini langsung berhenti mendadak, lalu membalik arah mengejar mereka!
Tepat tiga puluh li di ujung arah ini, Juemingzi dan Gui Qing yang jarang bekerja sama mulai beraksi. Juemingzi memprovokasi seorang jalan iblis, sementara Gui Qing menyerang dengan kata-kata: "Kalian tikus-tikus pengecut ini, bahkan tak bisa menandingi kelingking tuan kami Song Nanshi!"
Usai memancing amarah, keduanya dengan lihai berbalik badan dan kabur. Sang jalan iblis langsung mengejar sambil mengamuk di belakang mereka!
Arah lari mereka kebetulan sama dengan jalur yang sedang ditempuh Song Nanshi.
Kedua orang itu sama sekali tak menyadarinya.
Gui Qing yang masih berlari tak tahan mengeluh pada Juemingzi: "Kenapa jumlah jalan iblis yang bisa kita temui semakin sedikit? Apakah begini bisa benar-benar menahan Song Nanshi?"
Juemingzi justru percaya diri: "Sudah kupikirkan, kita akan terus menariknya seperti ini. Saat dia di lantai satu, kita buat masalah untuk menahannya di sana sementara kita lebih dulu mencapai lantai dua. Ketika dia naik ke lantai dua, kita ulangi trik yang sama dan pasti bisa mendahuluinya ke lantai tiga! Dengan cara ini, kita selalu selangkah lebih maju!"
Gui Qing termenung.
Semakin bersemangat Juemingzi melanjutkan: "Lagipula sepanjang jalan mereka terus diusik oleh jalan iblis, meski bisa bertahan dengan susah payah, kekuatan mereka pasti terkuras habis! Nanti, apa lagi yang bisa mereka andalkan untuk melawan kita!"
Kedua orang itu saling memandang, tak bisa menahan tawa terkekeh.
Juemingzi bahkan memutar kepala dan meneriakkan provokasi: "Ayo! Tuan kami bernama Song Nanshi, dia saat ini berada di..."
Tangannya bergerak seolah ingin menghitung posisi mereka.
Tiba-tiba raut wajaknya berubah, matanya menatap ke depan.
Gui Qing yang masih tak sadar terus mendesak: "Sudah kau hitung? Kau..."
Kemudian dia juga mendengar suara gemuruh seperti ribuan pasukan dari depan.
Kedua orang itu saling memandang, tanpa bicara lagi langsung berbalik badan ingin kabur.
Jalan iblis yang terus mengejar mereka berseri-seri, tertawa terbahak-bahak: "Bagaimana! Kini kau menyesal? Ingin bersujud pada Kakek?"
Ia maju menghadang mereka, bersiap bertarung tiga ratus ronde.
Juemingzi panik, lalu memaki-maki: "Dasar idiot, cepat lari ah!"
Namun sudah terlambat. Selang waktu sebentar itu, dari belakang terdengar suara Song Nanshi.
Dengan suara lembut namun menusuk: "Kita tuan-hamba baru bertemu, ngapain kabur?"
Keduanya refleks memutar badan.
Terlihat Song Nanshi berdiri di atas papan takdir, memandang mereka dari atas ke bawah.
Dan di belakangnya...
Pasukan utama jalan iblis yang datang gegap gempita!
Bahan-bahan obat: "......"
Jalan iblis yang menghadang mereka: "......"
Tangan iblis itu bergetar, wajahnya langsung berubah.
Dia memaki-maki: "Kalian tidak punya etika! Berani-beraninya mengerahkan banyak orang untuk melawanku!"
Song Nanshi tersenyum tipis, menatap wajah pucat Juemingzi dan rekannya. Dengan senyum manis ia berkata: "Jangan buru-buru, dua hambaku ini masing-masing bisa melawan sepuluh ribu musuh. Jangan kau seorang, bahkan semua orang di belakangku takkan sanggup mengalahkan mereka. Benar kan?"
Ucapan ini terdengar oleh Juemingzi, juga para pengikut jalan iblis yang terengah-engah mengejar dari belakang.
Seketika puluhan pasang mata merah darah mengarah ke Juemingzi dan Gui Qing.
Suara geretak gigi yang tertahan mulai terdengar.
Keduanya: "..."
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Gui Qing merasakan betisnya bergetar.
Ia segera membantah: "Kau ngomong kotor! Kami tak pernah bilang begitu! Juemingzi, cepatlah kau bicara, Jue..."
Saat menoleh, ia justru melihat bayangan rekan setimnya yang sedang kabur.
Suara transmisi gugup terdengar: "Tahan mereka sebentar! Asal satu dari kita lolos, rencana besar pasti berhasil!"
Gui Qing: "..."
Di depan mata adalah mayoritas iblis dari lantai dua Cermin Air, di belakang adalah rekan setim yang siap menjualnya kapan saja.
Maka Gui Qing menjadi jahat.
Dengan tegas ia menunjuk sosok Juemingzi yang menjauh, bersuara keras: "Benar! Dia bilang sendiri bisa menghajar kalian semua sendirian! Kalian di hadapannya cuma sampah!"
Juemingzi menoleh kaget: "Gui Qing! Kau sakiti aku!"
Lalu berhadapan dengan puluhan mata merah darah.
Juemingzi: !
Kepala lantai dua tersenyum: "Serbu! Jangan lepaskan satupun!"
Sekelompok orang berhamburan menyerang keduanya.
Di tengah kerumunan, Song Nanshi masih bisa mendengar suara pertengkaran mereka.
Juemingzi: "Kau tak punya visi strategis sedikitpun! Jika kita berkoordinasi, setidaknya satu bisa kabur!"
Gui Qing: "Visi strategis nenekmu!"
Song Nanshi menghela napas kagum.
Yang lain tertegun membatu.
Tiba-tiba Song Nanshi berteriak tegas: "Pergi!"
Jiang Ji enggan: "Sekarang? Tidak lihat dulu bagaimana mereka dihajar?"
Song Nanshi mengontrol papan takdir sambil berbalik badan hendak kabur: "Liat apa lagi! Kalau mereka sudah selesai bermain, giliran kita berikutnya!"
Kini dia sama sekali belum bisa melawan puluhan ribu lawan sendirian.
Maka dia kabur dengan gesit.
Setelah lari cukup jauh, Song Nanshi baru menoleh sebentar sambil bersungut-sungut sambil tertawa: "Sepertinya mereka tidak ingin kita terus naik jabatan, atau lebih tepatnya, tidak ingin kita jadi yang pertama mencapai lapisan terakhir."
Dengan ekspresi tenggelam dalam pikirannya, dia berkata: "Justru karena itu aku harus meraih lapisan terakhir untuk melihat apa yang ada di sana."
Usai bicara, dia melirik Yun Zhifeng, tapi melihat Yun Zhifeng masih terus memandang ke belakang tanpa bicara.
Song Nanshi tak bisa menahan tanya: "Ada apa?"
Yun Zhifeng mengerutkan alis: "Aku merasa ada yang tidak beres."
Song Nanshi pun ikut menoleh ke belakang.
Bersamaan dengan itu, perasaan keanehan yang ganjil merayap di hatinya.
Song Nanshi tak bisa menahan diri mengerutkan kening.
Perasaan aneh ini sudah ada sejak awal mereka membunuh tengkorak itu, dan kini tiba-tiba muncul kembali.
Tapi apa hubungan antara tengkorak dan bahan-bahan obat itu?
Song Nanshi merasa seolah dirinya melupakan sesuatu yang krusial.
Sampai Jiang Ji melihat ke kiri dan kanan, melihat tak ada yang bicara, akhirnya berkata: "Kalau dipikir, kali ini semua berkat Adik Ketiga. Jika tidak, penyamaran mereka yang tak bercelah ini mungkin membuatku tak menyadarinya mesupun melewati mereka. Setelah ini..."
Ucapannya belum selesai, tapi Song Nanshi merasa seolah tersambar petir di benaknya, segala kekacauan tiba-tiba menjadi jelas!
Dia tahu di mana letak kesalahannya!
Dia langsung menarik lengan baju Shixiong, sorot mata berbinar bertanya: "Apa yang kau katakan tadi?"
Shixiong kaget: "Kubilang setelah ini?"
Song Nanshi: "Sebelumnya?"
Shixiong: "...Kubilang penyamaran mereka tak bercelah?"
Song Nanshi segera mengepal tangan kanannya dan menghantamkannya ke telapak tangan kirinya. "Nah, begitu dong!"
Jiang Ji dan yang lain tidak bisa mengenali penyamaran di wajah Juemingzi, tapi dia bisa.
Karena penglihatannya bisa membedakan kepalsuan dan kejujuran, kemampuan yang diberikan oleh Takdir.
Membedakan kepalsuan dan kejujuran, menembus semua ilusi.
Maka muncullah pertanyaan.
Cermin Air disebut sebagai ilusi, tapi sebenarnya adalah ruang independen yang dibuka oleh senior, bisa diabaikan. Tapi penyamaran di wajah Juemingzi adalah ilusi, tengkorak yang mereka bunuh di ruang rahasia itu juga bayangan.
Keduanya sama-sama ilusi.
Tapi mengapa dia bisa menembus ilusi di wajah Juemingzi, tapi tidak bisa melihat melalui bayangan-bayangan dalam Cermin Air ini?
Menurut dugaan mereka, ilusi dalam Cermin Air seharusnya diciptakan berdasarkan benda-benda yang pernah dimiliki iblis semasa hidupnya sebagai sandaran untuk membentuk bayangan. Jika demikian, di bawah penglihatan yang mampu membedakan kepalsuan dan kejujuran, seharusnya yang terlihat bukanlah sosok-sosok iblis, melainkan... benda-benda yang menjadi dasar penciptaan mereka.
Artinya, saat melihat tengkorak itu, seharusnya yang terlihat olehnya adalah sebuah baju zirah.
Tapi kenyataannya tidak begitu.
Lalu... apakah penglihatannya yang bermasalah, ataukah para iblis itu sendiri yang memang memiliki keanehan?
Lebih menyakitkan lagi, fakta yang begitu jelas ini ternyata tidak disadari satu pun dari mereka sampai Jiang Ji tanpa sengaja menyebutkan penyamaran Juemingzi.
Padahal kemampuan yang didapatkannya dari Takdir bukanlah hal sepele. Sebelum masuk ke ilusi, Zhu Xiu dan yang lain bahkan sering menguji sejauh mana ia bisa mengenali berbagai ilusi. Tapi begitu masuk, seolah-olah semua orang melupakan ini sepenuhnya.
Seperti ada sesuatu yang tanpa sadar mempengaruhi logika berpikir mereka.
Song Nanshi berpikir begitu, langsung menurunkan papan takdir, menyambar jalan iblis kecil yang lewat, lalu mengawasinya.
Membuat jalan iblis itu gemetar ketakutan.
Zhu Xiu agak khawatir dengan kondisi mental adik seniornya, bertanya gemetar: "Kamu tidak apa-apa, Adik Senior?"
Yun Zhifeng langsung memotong: "Biarkan dia mengamati!"
Song Nanshi terus mengawasi jalan iblis yang ketakutan setengah mati itu.
Namun seberapa lama pun dia memandang, di matanya makhluk itu tetap berbentuk utuh, bukan sesuatu yang lain.
Tapi kemampuan membedakan kepalsuan dan kejujuran bisa menembus ilusi justru karena melihat bukan penampilan luar, melainkan tenaga dalam mereka, jiwa.
Song Nanshi lalu melepaskannya sambil tenggelam dalam pikiran.
Jalan iblis itu kabur sambil menangis histeris.
Song Nanshi duduk di tanah mengusap dagu: "Dengan menyingkirkan kemungkinan kemampuan membedakan kepalsuan dan kejujuran saya yang berhenti berfungsi, menurut kalian dalam situasi apa saya tidak bisa melihat ilusi mereka?"
Yun Zhifeng masih memikirkan berbagai kemungkinan, Jiang Ji sudah berkata sambil lalu: "Kalau begitu mereka memang bukan bayangan semu lah."
Song Nanshi dan Yun Zhifeng langsung menoleh serempak ke arahnya.
Jiang Ji gemetar: "A-ada apa?"
Song Nanshi: "Kau memang pantas disebut Long Aotian."
Pada saat yang sama, di luar Cermin Gaib, Kaisar Bangsa Iblis juga berkata dengan wajah menghitam: "Song Nanshi benar, bayangan-bayangan di dalam sana kini bukan lagi ilusi."
Seseorang langsung bertanya: "Apa maksudnya?"
Kaisar Bangsa Iblis dengan wajah dingin menjelaskan: "Hubungan antara Cermin Air dan Pagoda Wanxiang terlalu erat. Kaisar curiga, apakah sisa-sisa jiwa di Pagoda Wanxiang itu sudah melalui lapisan hubungan ini memasuki Cermin Air, tinggal di dalam cangkang yang dibentuk dari barang-barang peninggalan mereka semasa hidup."
Begitu ucapannya selesai, wajah semua yang hadir langsung berubah pucat.
Sisa jiwa di Pagoda Wanxiang hanyalah fragmen roh, tapi jika mereka memiliki cangkang, meski hanya buatan..."
Mereka teringat kemampuan para iblis di dalam Cermin Air yang tiba-tiba melonjak drastis.
Yang lebih penting, jika mereka bisa masuk ke Cermin Air dari Wanxiang Pagoda, mungkinkah mereka keluar dari Cermin Air?
Di dalam Cermin Air, Song Nanshi berkata datar kepada para hadirin: "Aku punya dua kabar, satu baik satu buruk. Mau dengar yang mana dulu?"
Zhu Xiu langsung menyahut: "Yang buruk!"
Song Nanshi: "Yang buruk adalah, kali ini kita mungkin bertemu dengan jalan iblis sejati. Jika gagal, mungkin kita semua akan meregang nyawa bersama."
Zhu Xiu: "……"
Ia menelan ludah, merasa sedikit tertantang.
Dengan suara kecil ia bertanya: "Lalu yang baik?"
Song Nanshi tampak bersemangat.
Dengan lega ia berkata: "Barang-barang yang kita kumpulkan di sini benar-benar bisa ditukar dengan uang!"
Zhu Xiu berhenti sejenak.
Entah karena terpengaruh Song Nanshi, untuk sesaat ia benar-benar menganggap ini sebagai kabar baik yang luar biasa!
Setelah menyadari reaksinya sendiri...
Ia ingat karakter dirinya yang dulu selalu menganggap harta bagai tinja.
