Setelah terdiam sesaat, Zhu Xiu dengan gagah menemukan kembali karakter dirinya, memaksa diri untuk mengabaikan "kabar baik" ini.
Lalu dia mengangkat wajah, mendapati adik senior ketiganya dan Yun Zhifeng sedang berhadap-hadapan sambil menghitung total barang rampasan yang mereka dapatkan sepanjang perjalanan.
Yun Zhifeng yang dulunya adalah tuan muda keluarga bangsawan ini terlihat agak bersemangat.
Zhu Xiu memandangnya, dalam kebingungannya hampir lupa bagaimana sosok ini bahkan tak bisa menawar setahun yang lalu.
Oh ya, dalam kehidupan sebelumnya pria ini adalah Yun Mo yang licik dan kejam.
Ia menoleh lagi, melihat Yun Mo sedang mengerutkan alis sambil mengamati kondisi permata, lalu berkata yakin: "Ini minimal bernilai tiga ribu Lingshi, simpan baik-baik!"
Zhu Xiu: "......"
Kalian benar-benar sepasang jodoh bawaan lahir.
Ngomong-ngomong bukankah sekarang sedang dalam situasi genting? Tidakkah kalian mau berpura-pura tegang sedikit?
Dengan susah payah ia menarik kembali topik: "Lalu apa yang kita lakukan sekarang? Masih bergegas naik ke lapisan teratas?"
Song Nanshi baru menyimpan permata yang kabarnya bernilai tiga ribu Lingshi itu dengan santai, berkata sambil lalu: "Kalau jalan iblis ini mungkin benar-benar jalan iblis, maka yang terpenting sekarang bukanlah naik jabatan."
Jiang Ji tampak bingung: "Jika mereka benar jalan iblis, bukankah kita harus lebih giat naik? Dua bahan obat itu mati-matian menghalangi kita, pasti ada sesuatu yang penting di tingkat tertinggi!"
Song Nanshi dengan raut wajah tenang: "Kau benar, itu memang penting. Tapi dibandingkan itu, ada hal yang lebih penting harus kita lakukan."
Jiang Ji rendah hati bertanya: "Apa itu?"
Song Nanshi langsung membuka topik: "Menyelamatkan orang."
Begitu kalimat ini terucap, alis semua orang di dalam dan luar Cermin Air berdenyut kaget.
Song Nanshi melirik arah Cermin Sakti dengan penuh makna, berkata datar: "Jika bayangan-bayangan dalam Cermin Air ini benar-benar dihuni sisa jiwa dari Pagoda Wanxiang, pasti ada terowongan penghubung antara Pagoda Wanxiang dan Cermin Air yang memungkinkan mereka bolak-balik. Bagaimanapun sisa jiwa ini tadinya tersegel di Pagoda Wanxiang. Jika mereka tak ingin kembali, mereka pasti akan berusaha memperbesar saluran penghubung hingga Pagoda Wanxiang dan Cermin Air menyatu, lalu keluar melalui jalur yang menghubungkan Cermin Air dengan dunia luar."
Dia berhenti sejenak: "Bahkan sekarang sekalipun, begitu Cermin Air dibuka, mereka bisa langsung kabur memanfaatkan momentum."
Ini juga dugaan Kaisar Bangsa Iblis. Maka ucapan Song Nanshi membuat semua yang di dalam maupun luar Cermin Air langsung pucat pasi.
Tapi Song Nanshi belum selesai.
Dengan tenang dia melanjutkan: "Kalau begitu, muncullah pertanyaan.
Dia menatap ke luar cermin spiritual, pandangannya sangat tajam: "Dalam Konvensi Jalan Immortal kali ini, total ada 428 murid yang masuk ke Cermin Air. Kecuali yang cepat tersingkir, kini masih ada lebih dari 300 murid. Di mata para pengikut jalan iblis ini, mereka bagai daging segar di depan mulut yang bisa digigit kapan saja tanpa bisa melawan. Jika Cermin Air dibuka sekarang, para murid mungkin selamat, tapi para iblis juga akan keluar. Akibatnya tak terbayangkan. Tapi jika Cermin Air tidak dibuka..."
Ia berhenti sejenak: "Tiga ratus lebih murid ini akan terperangkap bersama para iblis."
Nasib apa yang menanti jika terperangkap bersama para iblis?
Hanya satu: mati.
Wajah semua orang di luar langsung pucat.
Jiang Ji juga merasa situasi memburuk, cepat-cepat bertanya: "Tapi Adik Senior, bukankah ada batasan di Cermin Air? Jika cultivator dalam kondisi nyawanya terancam, mereka akan dilepaskan dari Cermin Air."
Perkataan ini membuat semangat semua orang langsung bangkit.
Tapi Song Nanshi tidak begitu optimis.
Di Cermin Air memang ada larangan, tapi larangan ini adalah pembatasan yang diberikan Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi melalui teknik sihir pada tubuh cultivator untuk memastikan keselamatan mereka, memungkinkan mereka meninggalkan Cermin Air saat nyawa terancam.
Tapi jika Cermin Air benar-benar menyatu dengan Wanxiang Pagoda, mampukah pembatasan dari Kaisar Bangsa Iblis mengatasi segel di dalam Wanxiang Pagoda?
Wanxiang Pagoda bukan tempat yang bisa dengan mudah ditinggalkan.
Dia mengingatkan: "Belenggu ini mungkin masih berfungsi sekarang, tapi beberapa saat lagi belum tentu."
Hal yang bisa dipikirkannya, tentu sudah terpikir oleh Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi.
Kaisar Bangsa Iblis langsung menatap cultivator-cultivator yang baru saja muncul dari Cermin Air dengan wajah linglung sepenuhnya.
Pemimpin Aliansi di sampingnya dengan cerdik berkomentar: "Jalan Iblis di lantai dua lebih ganas, tapi sejak sebagian besar cultivator ini memasuki lantai dua, jumlah yang muncul kembali semakin berkurang."
Awalnya mereka mengira Song Nanshi telah mengalihkan sebagian besar jalan iblis di lantai dua, sehingga cultivator lain menghadapi lebih sedikit bahaya, bahkan merasa lega karenanya.
Namun meski begitu... penurunan yang terjadi terlalu drastis.
Seorang cultivator Aliansi Immortal segera maju dan melapor: "Ada lima puluh dua cultivator yang terlempar dari lantai satu, tapi di lantai dua hingga kini..."
Cultivator itu menghitung ulang, wajahnya berubah muram: "Hanya delapan cultivator yang terlempar."
Para hadirin mendengarnya, raut wajah mereka suram.
Apa artinya ini?
Ini membuktikan perkataan Song Nanshi benar, larangan perlindungan yang diberikan Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi kepada murid-murid mulai berhenti berfungsi!
Tanpa disadari, mereka semua menatap delapan murid yang terlempar dari lantai dua.
Kedelapan murid itu terbungkus selimut tipis, merasa linglung sepenuhnya karena tatapan itu, tubuh mereka gemetar ketakutan.
Baru pada saat itulah mereka menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Baru saja mereka masih merasa sedih karena kalah telak dan buru-buru, menganggap diri mereka percuma, telah mengkhianati harapan sekolah dan keluarga. Tapi sekarang sepertinya...
Ketidakbergunaan mereka malah menyelamatkan nyawa mereka?
Seorang senior tak kuasa berkata dengan haru: "Untung kalian tidak kompeten, cepat-cepat dilempar keluar."
Murid-murid: “……”
“Terima kasih?”
Ada yang ragu-ragu.
Guru-guru yang tadi masih mencibir mereka karena terlalu cepat keluar, kini langsung berubah sikap. Pandangan mereka seolah melihat harta karun.
Meskipun anak kandung/anak perempuan/murid mereka agak kurang kompeten, tapi orang bodoh punya keberuntungannya sendiri! Dalam situasi seperti ini, semakin tidak berguna dibanding yang lain, semakin cepat mereka aman!
Ayah dari pemuda yang pertama kali dilempar keluar di lapisan pertama terutama merasa lega. Melihat anak kandungnya yang kekikukan, ia tak lagi merasa anaknya tidak memenuhi harapan. Dengan haru ia berkata: "Yang penting kau tetap hidup dengan baik. Hidup itu berharga. Mulai sekarang ayah tak akan memaksamu belajar lagi."
Slot ini masih dia dapatkan dengan lewat koneksi, awalnya hanya ingin menguji anaknya. Kini malah bersyukur anaknya tidak kompeten.
Si kekikukan langsung matanya berbinar, semakin berani bertanya: "Kalau gitu Ayah, aku nggak perlu latihan lagi dong?"
Ayah yang baru lega belum dua detik: "……"
Anak durhaka ini lebih baik mati di dalam sana saja.
Dia meledak marah, melepas sepatu sambil berteriak: "Ngomong kotor!"
Meski hubungan ayah-anak ini masih bisa dibilang harmonis, nasib orang lain tak seberuntung itu.
Sebagian besar murid-murid mereka masih terjebak di dalam.
Konvensi Jalan Immortal bukan untuk sembarang orang. Syaratnya: kemampuan luar biasa, latar belakang keluarga kuat, atau uang banyak.
Tapi Konvensi ini kan ajang pertarungan antar dua klan, mayoritas pesertanya adalah generasi muda terbaik.
Jadi 300 lebih peserta di dalam itu hampir seluruhnya adalah kandidat terkuat dari generasi muda dua klan.
Seseorang yang diambil secara acak, ditempatkan di Sekte mana pun atau keluarga mana pun, semuanya adalah harapan masa depan dan ujung hati para hadirin.
Tapi kini, ada yang memberi tahu mereka bahwa ujung hati mereka mungkin akan terperangkap sampai mati di dalam?
Tanpa peduli seberapa rasional, secara emosional mereka sama sekali tidak bisa menerimanya.
Para hadirin saling memandang, suasana perlahan menjadi serius.
Song Nanshi tidak tahu apa yang terjadi di luar, tetapi jika orang luar masih memperhatikan mereka, maka bisa dibayangkan apa yang paling harus mereka diskusikan sekarang.
Maka dia langsung bertanya: "Jadi, bagaimana kalau kalian mendiskusikan - apakah kalian akan membuka Cermin Air untuk melepaskan murid-murid bersama para iblis itu selagi Cermin Air dan Pagoda Wanxiang belum sepenuhnya menyatu, atau langsung mengurung para iblis dan cultivator ini sampai mati?"
Raut wajah orang-orang di luar seketika semakin muram.
Ombak bergelora di hati mereka, tapi satu per satu tetap diam seribu bahasa.
Seolah-olah siapapun yang berbicara, apapun pilihan yang dibuat, semuanya membuat mereka merasa tidak layak menerimanya.
Suasana hening hingga bahkan terasa tegang.
Sampai seorang kepala keluarga bangsawan tidak bisa lagi menahan diri, tiba-tiba berdiri dan berkata: "Tidak boleh! Murid-murid ini adalah harapan generasi berikutnya dunia kultivasi dan bangsa iblis. Jika mereka terperangkap di dalam, meskipun iblis-iblis itu tidak keluar, dunia kultivasi akan mengalami kerusakan parah pada energi primordialnya. Bahkan mungkin warisan generasi berikutnya akan terputus langsung!"
Murid mana di dalam sana yang bukan hasil didikan penuh keluarga dan sekte? Mereka tidak bisa menerima ini.
Tapi ada juga yang berkata dengan suara berat: "Tidak bisa. Jika mereka keluar, iblis-iblis itu juga akan dilepaskan. Kekuatan mereka sekarang sudah lebih dari 30-40%. Jika setelah keluar kekuatan mereka pulih sepenuhnya, bahkan hanya 50% saja, kedatangan iblis-iblis ini akan menjadi tribulasi bagi dunia kultivasi. Kita bahkan tidak perlu menunggu sampai generasi berikutnya, mungkin dunia ini sudah hancur!"
Kepala keluarga itu langsung marah: "Kau juga punya murid di Cermin Air! Tidakkah kau peduli dengan nasib muridmu sendiri?"
Orang itu langsung menegakkan lehernya: "Aku peduli! Tapi aku lebih tak ingin dia, membuat kita menjadi penjahat abadi bagi dunia ini!"
Sang kepala keluarga meledak marah: "Orang tua tak berguna! Kau ngomong kotor!"
Dia menyergap langsung ingin beradu gerakan dengan pihak lawan.
Orang lain yang melihat buru-buru menghadang, tapi perdebatan pun dimulai.
Ada yang meski mengasihani murid, tak ingin jalan iblis turun ke dunia.
Ada yang merasa bahkan jika jalan iblis keluar, dengan begitu banyak orang di tempat ini, belum tentu tak bisa mengalahkan mereka. Mempertaruhkan harapan generasi berikutnya dunia kultivasi sungguh tak pantas.
Semakin mereka berdiskusi, aura api semakin membesar. Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi pusing bukan main.
Entah siapa yang tiba-tiba menatap ke arah mereka.
Maka semua orang mengalihkan pandangan ke situ.
Seorang bertanya: "Bagaimana pendapat Kaisar dan Pemimpin Aliansi?"
Mereka berpikir, Putra Mahkota Kaisar Iblis pun ada di dalam, murid Aliansi Immortal yang terjebak juga tak sedikit. Tak mungkin mereka sampai segitunya kejam kan?
Kaisar Bangsa Iblis dan Pemimpin Aliansi saling memandang, tahu saatnya tiba.
Kaisar Bangsa Iblis memberi kode mata ke Pemimpin Aliansi, menyuruhnya berbicara.
Pemimpin Aliansi langsung memalingkan wajah.
Kaisar Bangsa Iblis diam-diam menggeretakkan gigi, dalam hati mengumpat si tua bangkai.
Sejak awal, mereka samar-samar sudah menyadari keanehan.
Karena itu meski mencurigai keanehan, mereka tetap tak pernah mengusulkan menghentikan Konvensi Jalan Immortal dan membebaskan para cultivator.
Tapi sekarang ternyata hanya dirinya sendiri yang jadi kambing hitam!
Kaisar Bangsa Iblis menarik napas dalam-dalam, terpaksa memaksakan diri berujar: "Maksudku dan Pemimpin Aliansi adalah, jalan iblis ini sama sekali tak boleh dihidupkan kembali..."
Maksudnya sudah jelas.
Dia tak berencana membuka Cermin Air.
Meski sang putra mahkota ada di dalamnya.
Sebab tak ada yang lebih tahu darinya betapa mengerikannya kebangkitan jalan iblis.
Semua orang tertegun sejenak, termasuk mereka yang awalnya menentang pembukaan Cermin Air.
Logika adalah satu hal, tapi secara emosional...
Seorang senior berpengalaman langsung meneteskan air mata.
Kepala keluarga yang awalnya ingin main pukul itu meledak marah, berbalik lalu menghunjamkan tinju ke Kaisar Bangsa Iblis: "Dasar kelinci sialan! Dasar bajingan tua!"
Maka terjadilah pertarungan kacau-balau lagi.
Cultivator yang sudah lebih dulu terlempar dari Cermin Air hanya bisa tertegun menyaksikan.
Semua ini sama sekali tidak diketahui oleh Song Nanshi dan yang lainnya di dalam Cermin Air.
Tapi Chi Shu'an yang berubah jadi kelinci di atas bahu Yu Jiaojiao tak bisa menahan tanya: "Menurutmu bagaimana pilihan orang-orang di luar?"
Tiba-tiba dia merasakan nasibnya ditentukan orang lain, membuat raut wajahnya menjadi muram.
Song Nanshi meliriknya, berkata: "Kurasa mereka mungkin sedang menghajar ayahmu."
Chi Shu'an langsung tertegun, orang-orang di luar yang sedang asyik beraksi juga ikut terpaku.
Dengan wajah bengong Chi Shu'an bertanya: "Mengapa mereka memukul Kaisar?"
Song Nanshi: "Karena ayahmu pasti tidak akan membuka Cermin Air. Dia inisiator Konvensi Jalan Immortal sekaligus ketuanya. Kalau bukan dia yang dipukul, siapa lagi?"
Chi Shu'an merasa penjelasan ini sangat logis, orang-orang di luar juga berpikir sama.
Semakin dipikir, Kaisar Bangsa Iblis itu memang pantas dihajar.
Kaisar Bangsa Iblis segera memanfaatkan kesempatan ini, buru-buru berkata: "Tunggu-tunggu! Aku bilang tidak akan membuka Cermin Air, bukan berarti melepaskan murid-murid ini. Anakku masih di dalam, dengarkan apa kata Song Nanshi. Pasti ada jurus cadangan dari gadis ini!"
Namun faktanya, Song Nanshi sama sekali tidak punya jurus cadangan.
Memang benar dia orang pilihan takdir, tapi dia bukan dewa.
Dia tak punya tiga kepala dan enam lengan, tak bisa menyelamatkan semua orang.
Yun Zhifeng di sampingnya memperhatikan raut wajahnya, bertanya pelan: "Nanshi, maksudmu apa?"
Song Nanshi ragu sejenak, lalu berkata: "Kurasa, selama Juemingzi dan Gui Qing sangat tak ingin kita mencapai lapisan terakhir, berarti cara memecahkan kebuntuan pasti ada di lapisan terakhir."
Jiang Ji langsung bertanya: "Lalu mengapa Adik Senior tadi bilang yang terpenting sekarang bukan naik ke atas?"
Namun Yun Zhifeng tiba-tiba tersentak, seperti teringat sesuatu.
Benar saja, Song Nanshi melanjutkan: "Karena dengan situasi saat ini dan kekuatan para pengikut jalan iblis itu, menurutmu berapa cultivator yang bisa bertahan hidup jika kita mencapai lapisan terakhir?"
Para hadirin pun diam seribu bahasa.
Kalau begitu, meski mereka berhasil menemukan cara memecahkan kebuntuan, apa bedanya dengan menjebak mereka di sini sampai mati?
Orang-orang di luar juga terdiam, wajah mereka dipenuhi kesedihan.
Song Nanshi hanya berkata: "Makanya aku bilang, prioritas utama adalah menyelamatkan orang."
Mereka saling memandang: "Bagaimana caranya menyelamatkan?"
Ia mengangkat satu jari: "Pertama, kita harus menendang kembali mereka yang sudah naik ke lapisan kedua ke lapisan pertama. Kekuatan jalan iblis di lapisan pertama memang lebih lemah. Meski kemampuan mereka akan semakin kuat seiring penggabungan, jika semua bersatu solidaritas, peluang bertahan hidup bisa lebih besar."
Tapi semua juga tahu, sekalipun begitu, hidup-mati mereka tetap bergantung pada takdir.
Jika kekuatan para jalan iblis itu terus meningkat seiring penggabungan Cermin Air, berkumpul bersama hanya mengubah mereka dari daging yang bisa digigit sembarangan, menjadi mangsa yang bisa melawan balik.
Song Nanshi melanjutkan: "Lalu kita harus memanjat secepat mungkin ke atas, biarkan nasib mereka ditentukan langit."
Tangan Yun Zhifeng yang menggenggam pedang mengeras, "Nomor dua?"
Song Nanshi segera menjawab, "Opsi kedua adalah, kita bawa mereka bersama naik ke atas."
Para hadirin terkagum.
Orang di luar justru bergumam, "Berkumpul saja belum tentu selamat, apalagi ditambah mereka? Lagipula semakin tinggi semakin kuat setannya, menurutku tetap di lantai satu saja."
Orang di sebelahnya menghantamnya keras, "Kau ngerti apa!"
Tapi Song Nanshi seolah tahu komentar orang luar itu, tak sungkan berkata, "Bersama kami, peluang hidup mereka lebih besar."
Dia melanjutkan, "Kami punya Yun Zhifeng tahap tribulasi, Shixiong yang bisa melawan cultivator tingkat dewa meski baru Kristal Emas, Er-shijie yang ahli strategi, dan Adik Senior ahli tubuh terkuat."
Sejujurnya, para protagonis ini—bahkan si Adik Senior dari novel romansa—kini bukan lawan sepele.
Senyum tipis mengembang di wajahnya, "Dan aku punya Ramalan Qian."
Ramalan Qian menguasai kehidupan.
Inilah kartu as-nya.
Para hadirin di luar tidak bisa tidak saling memandang.
Di dalam, Chi Shu'an yang melihat Song Nanshi memperkenalkan semua orang kecuali dirinya langsung berkata: "Ada aku juga."
Song Nanshi berhenti sejenak, dengan setengah hati menambahkan: "Oh, ada Putra Mahkota juga."
Sungguh tidak tulus.
Putra Mahkota: "..."
Biksu Buddha juga menyela: "Dan aku..."
Adik seperguruan Luoshui: "Aku juga..."
Song Nanshi langsung diam seribu bahasa, mengalihkan topik: "Kalau semua setuju, mari kita bagi pasukan menjadi beberapa jalur. Bawa kembali cultivator sebanyak mungkin, kumpul di sini nanti!"
Para hadirin menyetujui, semua langsung membentuk kelompok.
Yun Zhifeng menarik Song Nanshi ke sampingnya, berkata pada Zhu Xiu dan Yu Jiaojiao yang juga ingin mendekat: "Maaf, dia sudah ada yang menemani."
Keduanya: "..."
Ya sudah, itu pacarmu, kau memang hebat!
Song Nanshi melirik Yun Zhifeng dengan senyum sinis.
Yun Zhifeng bertanya: "Apa aku salah?"
Song Nanshi: "Benar, benar, benar."
Yun Zhifeng tersenyum, wajah yang gagah: "Jika benar, apa hadiahnya?"
Song Nanshi melihat ke kiri dan kanan, berbisik pelan: "Nanti setelah keluar, aku akan memberimu hadiah. Sekarang kurang pantas."
Yun Zhifeng tampak masih enggan.
Para bos besar di luar: “……”
Kalian tidak merasa bahwa berbicara ini di depan mereka juga tidak pantas?
Para hadirin ada yang pura-pura batuk, menatap langit, berpura-pura tuli.
Tak lama kemudian, kelompok lain juga terbentuk.
Jiang Ji bersama Zhu Xiu, adik senior bersama Chi Shu'an, Biksu Buddha dan Luo Shui bersatu. Semua berpisah ke beberapa arah.
Song Nanshi memilih satu arah, merasa agak khawatir.
Dia tidak khawatir dengan yang lain, hanya khawatir pada kelompok Biksu Buddha itu.
Sejujurnya, dengan kemampuan tersesat Biksu Buddha dan mulutnya, ditambah sifat adik seperguruan Luo Shui, bisakah mereka membawa pulang orang?
Song Nanshi penuh kekhawatiran.
Dia melepaskan Kak Keledai, dua orang duduk di punggung keledai itu dan kabur, kecepatannya jauh lebih cepat.
Lalu mereka dengan cepat bertemu gelombang pertama orang.
Atau lebih tepatnya, jika mereka datang lebih lambat sedikit, akan bertemu gelombang pertama mayat-mayat.
Itu adalah beberapa cultivator yang hampir terjepit oleh jalan iblis ke tepi jurang, babak belur. Song Nanshi tidak meragukan bahwa jika mereka datang lebih lambat, nyawa kecil orang-orang ini tidak aman.
Tapi meski begitu, mereka belum dilepaskan dari ilusi.
Ternyata mekanisme perlindungan sudah berhenti berfungsi.
Tapi para cultivator ini sama sekali tidak tahu, mereka terus memompa semangat sendiri: "Ilusi belum mengusir kita! Kita belum sampai di ambang hidup mati! Kita pasti bisa!"
Dengan semangat seperti itu, mereka langsung terjang untuk melanjutkan pertarungan.
Song Nanshi berlari menyambar beberapa orang ke samping, sementara Yun Zhifeng pergi menghadapi jalan iblis itu.
Para cultivator yang diseretnya masih linglung, namun tetap lega, berkata: "Terima kasih, gadis, telah membantu."
Song Nanshi tanpa sungkan: "Kalian harus berterima kasih pada nyawa yang kuselamatkan!"
Beberapa cultivator merasa ada yang tak beres: "Menyelamatkan nyawa?"
Song Nanshi sambil meraba obat luka dari cincin penyimpanan berkata: "Ruang rahasia bermasalah, mekanisme perlindungannya berhenti berfungsi. Kalian terus bertarung, kami hanya bisa menyelamatkan mayat."
Wajah beberapa cultivator langsung pucat.
Seorang dengan cepat membalas: "Ruang rahasia bermasalah, bagaimana kau tahu?"
Song Nanshi balik bertanya: "Kalau tidak, dengan lukamu separah ini belum terpental, kau pikir kau bisa hajar?"
Wajah cultivator itu semakin pucat.
Song Nanshi pun mengambil kesempatan menjelaskan situasi kini.
Sambil membalut luka, ia berkata sambil lalu: "...Jadi, saranku ikutlah kami. Kami akan berusaha maksimal melindungi..."
“Nona dewa salah,” seorang cultivator dengan serius memotongnya, wajah penuh kesungguhan. “Dalam situasi genting seperti ini, meski harus terkubur di ruang rahasia, asal bisa melindungi guru dan rakyat dunia di luar dari bahaya, nyawa hina saya ini pantang disesali!”
Cultivator lain serentak berteriak: “Kakak Zhao benar! Jika sampai pada titik ini, kami rela mati!”
“Lagipula semua akan mati. Dengan gugur di sini mencegah jalan iblis keluar, nama kita akan tercatat dalam sejarah, WKWKWKWK!”
Beberapa cultivator saling memandang. Sekelompok pemuda justru tertawa riang di saat seperti ini, seolah kematian bukan hal menakutkan.
Song Nanshi terhenti bicara.
Di luar, bibir para guru cultivator bergetar halus.
Mereka masih memperdebatkan apakah murid-murid harus dilepaskan, tapi para murid justru lebih teguh pendirian.
Dengan ikhlas mereka menyongsong ajal.
Semangat muda, darah dalam hati yang tak pernah membeku.
Ucapan mereka mungkin terkesan naif atau menggelikan, tapi justru kesederhanaan inilah yang kerap hilang dari sebagian orang.
Mereka bahkan lebih tak gentar mati dibanding grup tua sialan ini.
Song Nanshi juga tertegun cukup lama.
Dirinya tak pernah pelit dengan kecurigaannya, selalu memandang orang lain dengan hasil terburuk.
Jadi sebelumnya, dia sudah siap memaksa dengan segala taktik demi merealisasikan rencananya.
Tapi kini...
Dia menundukkan kepala, dengan kuat menapak tali pengaman sampai seorang cultivator mengaduh-aduh kesakitan.
Song Nanshi berkata dengan ekspresi datar: "Mati apaan? Kini belum saatnya kalian mati."
Cultivator lain melihat rekannya merintih lalu cekikikan: "Kalau begitu kami akan ikut nona dewa, membantu nona menyerang ke atas! Pasti lebih cepat jika bersama!"
Suara Song Nanshi melembut: "Baik."
Saat itu Yun Zhifeng datang bersama, menyaksikan pacarnya sedang lembut mengobrol dengan sekelompok pemuda hijau.
Ia berhenti sejenak, rasa iri menyelinap di hati.
Melihatnya mendekat, beberapa orang langsung memaksakan diri bangkit sambil berkata sesuatu seperti "Ini kewajiban generasi kami", lalu menghadap Yun Zhifeng dengan hormat.
Kemudian langsung terjatuh seperti kuda yang terpeleset.
Song Nanshi：“……”
Bisa apa lagi kewajibanmu itu!
Yun Zhifeng tersenyum tipis, dengan nada gembira berkata: "Tak perlu banyak formalitas."
