“Yun Zhifeng!”
“Yun Zhifeng!”
“Yun Zhifeng...”
Aura hitam berlapis-lapis membanjiri naik dari bawah kaki Song Nanshi, merangkul pergelangan kakinya bagai ular berbisa.
Song Nanshi mengabaikannya, terus memanggil satu nama yang sama dengan suara lantang.
Tak ada jawaban.
Tak ada yang menunggunya.
Tak ada yang mengulurkan tangan saat namanya dipanggil, berbisik bahwa dia ada di sini.
Nama yang dipanggilnya seolah lenyap dari dunia, bahkan desau angin pun tak terdengar.
Hanya kesunyian maut yang tersisa.
Sekilas Song Nanshi merasa seperti ditinggalkan, tapi dia tahu Yun Zhifeng takkan mungkin meninggalkannya. Asalkan masih bisa bicara, pasti akan langsung merespons.
Lalu, apa yang terjadi di luar pengetahuannya, hingga membuat Yun Zhifeng tiba-tiba memutuskan tinggal, bahkan tak mampu memberi kabar?
Song Nanshi tiba-tiba menghentikan langkah kaki yang penuh kecemasan, memejamkan mata dan berdiri di tempat sambil menarik napas dalam-dalam.
Tidak apa-apa, pikirnya.
Lagipula dia sudah berjanji padanya, hari ini dia pasti akan membawanya pulang.
Kalau hari ini tidak boleh? Ya besok.
Besok tidak boleh ya lusa.
Di Wanxiang Pagoda yang tiba-tiba berubah menjadi situasi terjepit ini, dia punya banyak waktu, suatu hari pasti bisa menemukannya lalu membawanya kembali.
Seperti dulu.
Sebelumnya berkali-kali, dialah yang selalu menengok mencari dirinya, sekarang gilirannya untuk mencari dia.
Song Nanshi mengangkat kaki dan melangkah cepat ke depan.
Tiba-tiba, langkah kakinya menginjak sesuatu.
Song Nanshi berhenti sejenak, menunduk untuk melihat.
Sebuah jasad, tubuh yang pernah digunakan Shen Bingyi.
Song Nanshi setengah berjongkok, meraih tangan untuk menyentuh jasad itu.
Tak ada lagi daya hidup yang tersisa.
Tapi Song Nanshi tidak merasa Shen Bingyi benar-benar mati.
Kalau Shen Bingyi belum mati, tubuhnya ada di sini, lalu ke mana perginya jiwa dan persepsi spiritualnya?
Saat itu yang bersamanya hanya Yun Zhifeng seorang.
Jawabannya seolah hendak keluar.
Song Nanshi tiba-tiba mengambil papan takdir, lalu membuat ramalan menggunakan tubuh Shen Bingyi tersebut.
Ia bergumam: "Menyelusuri sebab menelusuri akibat."
Cahaya putih menyilaukan tiba-tiba memancar dari tubuh itu, adegan-adegan jelas berputar mundur dalam pandangan Song Nanshi.
Ini adalah "masa lalu" tubuh tersebut yang ia minta untuk diramal.
Song Nanshi meramal, baik masa lalu maupun masa depan, jarang membuat ramalan sejelas pengulangan adegan seperti ini.
Biasanya ia hanya mendapat petunjuk samar, lalu melengkapinya dengan kemampuannya sendiri.
Sebab meramal pada dasarnya adalah mencuri petunjuk dari takdir, masa lalu/masa depan yang terlalu jelas dianggapnya melanggar hukum alam.
Ini pertama kalinya ia dengan sengaja melanggar tabu sendiri.
Di depan mata, masa lalu tubuh ini seperti ombak yang mundur frame demi frame, akhirnya berhenti pada momen "Shen Bingyi" dan Yun Zhifeng dalam konfrontasi.
Song Nanshi melihat benang halus yang menghubungkan Yun Zhifeng itu tergenggam di tangan Shen Bingyi.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara Shen Bingyi.
——Percayakah kau pernah memiliki kehidupan sebelumnya yang sama sekali berbeda?
Sorot mata Song Nanshi tiba-tiba membeku.
Kehidupan sebelumnya...
Tiba-tiba ia teringat pada kakak seniornya Zhu Xiu yang bereinkarnasi.
Song Nanshi selalu menghindari memikirkan hal ini karena semakin dipikir semakin menyeramkan.
Contohnya, jika kakak senior benar bereinkarnasi, apakah "Song Nanshi" yang ia lihat di kehidupan lalu adalah dirinya sendiri atau tokoh figuran dalam kisah asli?
Jika itu dirinya, bagaimana mungkin ia membiarkan Yun Zhifeng menjadi "Yun Mo"?
Jika bukan dirinya, di manakah keberadaannya sekarang?
Dia juga jarang memikirkan hal masuk ke dalam buku ini, karena hal ini semakin membuatnya merasa dunia tempatnya berada seolah-olah tidak nyata.
Tapi saat ini, dia hampir tak bisa mengendalikan pikirannya untuk terus bertanya-tanya apa maksud sebenarnya dari ucapan Shen Bingyi itu.
Kehidupan sebelumnya...
Song Nanshi tiba-tiba merasakan kecemasan - kecemasan karena situasi lepas kendali dan kecemasan akan ketidakberdayaannya sendiri.
Dia ingin mengetahui sesuatu, apapun itu. Misalnya di mana Yun Zhifeng sekarang, atau maksud "kehidupan sebelumnya" yang disebut Shen Bingyi.
Lalu... Apa yang bisa dia lakukan?
Song Nanshi diam sejenak, tiba-tiba mengakses dari kekuatan spiritualnya "golden finger" yang sudah lama terlupakan - Sistem Tukang Ramal yang bisa ada atau tidak ada.
Sejak mendapatkan papan takdir, dia secara sadar mengabaikan sistem ini dan mengurangi ketergantungan pada Sistem Tukang Ramal.
Karena dia menyadari betapa tidak masuk akalnya keberadaan benda yang bisa menilai nasib pemiliknya di bawah takdir alam semesta ini.
Ada kemungkinan ini bukan muncul secara tak sengaja.
Keberadaannya juga sangat mungkin terkait dengan kemunculan Song Nanshi di dunia ini.
Lalu... siapa yang memberikan benda ini padanya dan membawanya ke dunia ini?
Song Nanshi tiba-tiba mengulurkan tangan, menyentuh pelipisnya.
Dia membuka mulut: "Senior Shi."
Saat kata-kata itu terucap, suaranya menembus jurang antara dunia manusia dan surgawi, langsung mengalir ke telinga Senior Shi yang sedang asyik mengorek kaki di surga.
Gadis itu tak menyadari bahwa dirinya sedang menggunakan wewenang Perwakilan Takdir untuk berkomunikasi dengan perwakilan sebelumnya melalui hukum kosmos.
Dia tak sadar, tapi Senior Shi di surga yang sedang asyik mengorek kaki itu nyaris menjungkirkan cangkir teh di hadapannya karena kaget.
Dengan suara gemetar ia berteriak: "Gadis kecil itu sudah mampu mencapai level seperti ini? Bukankah dia baru di Tahap Kristal Emas?"
Song Nanshi menangkap suara itu, dengan kecerdikannya ia langsung bertanya: "Level seperti apa?"
Senior Shi langsung menutup mulutnya. Setelah waktu lama, suara hati-hati terdengar di benak Song Nanshi: "Kau dengar?"
Song Nanshi: "...Aku dengar jelas-jelas. Anda adalah Senior Shi, benarkah?"
Suara di benak Song Nanshi kembali syok: "Kau benar-benar dengar? Tapi bukankah kau baru di Tahap Kristal Emas?"
Song Nanshi semakin tak masuk akal: "Apa masalahnya dengan Tahap Kristal Emas? Bukankah Sistem Tukang Ramal ini peninggalanmu untukku? Apa salahnya aku menggunakannya menghubungimu?"
Ia sama sekali tak menyadari makna seorang kultivator Tahap Kristal Emas bisa berkomunikasi lancar dengan dunia dewa.
Bakat sehebat ini......
Senior Shi dari dunia dewa diam sejenak, lalu dengan hati-hati menutup mulutnya. Setelah waktu lama, barulah ia menampilkan aura ahli penerbangan ke surga sambil berbisik pelan: "Ada perlu apa dengan saya?"
Song Nanshi tak sempat basa-basi dengannya, langsung menanyakan intinya: "Apakah sistem ini hasil karyamu? Apakah kehadiranku di dunia ini juga ulahmu?"
Senior Shi pun diam-diam.
Dia tak menyangka, dia begitu cerdik.
Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba bertanya: "Menurutmu, apa arti kedatanganmu ke dunia ini?"
Arti?
Song Nanshi ingin mengatakan bukankah semua ini ulahnya, namun berhenti sejenak, hanya menjawab: "Makna dunia ini bagiku adalah mereka."
Senior Shi mendengarnya, tersenyum tipis.
Lalu dia berkata: "Tahukah kau, seperti apa keadaan mereka sebelum kau datang ke dunia ini?"
Kali ini, tanpa menunggu jawaban Song Nanshi, tiba-tiba muncul adegan asing namun terasa familiar di benaknya.
Dia melihat Yun Zhifeng terbaring penuh luka di luar Kota Xianyuan, di kaki gunung Sekte Tanpa Batas.
Ini adalah tempat awal segalanya.
Titik awal pertemuannya dengan Yun Zhifeng.
Tapi perkembangan hal ini tak berjalan seperti dalam ingatannya.
Dia melihat raut wajah asing di wajah Yun Zhifeng yang seharusnya familiar. Ia tidak memasuki Kota Xianyuan, tidak berjualan bulu hewan di pasar, apalagi bertemu dengannya.
Yang ditemuinya adalah Juemingzi.
Dengan senyuman mengganggu di wajah, Juemingzi melangkah perlahan mendekati Yun Zhifeng yang tak bisa bergerak. Tatapannya seperti ular mengamati mangsa selama beberapa saat, tiba-tiba berkata: "Tubuh yang sempurna, wadah yang ideal."
Meski lumpuh total, Yun Zhifeng bertanya dengan ekspresi datar: "Kamu...siapa?"
"Aku penyelamatmu. Tentu, dengan sedikit pengorbanan."
Senyuman kejam seperti prajurit yang menghancurkan jembatan di belakangnya muncul di wajah Yun Zhifeng.
Song Nanshi merasakan kegelisahan di hatinya, berteriak keras: "Yun Zhifeng! Jangan percaya! Dia penipu! Cepat ke kota! Aku tunggu di sana..."
Namun Yun Zhifeng menjawab: "Baik."
Tak ada pilihan lain.
Song Nanshi terpaku di tempat, tak percaya.
Dia memaksa menyaksikan Juemingzi membawa pergi dirinya, tangan dan kaki mati rasa.
Dan dari awal hingga akhir, "Song Nanshi" tidak pernah muncul.
Setelah waktu lama, Song Nanshi tiba-tiba bertanya: "Jika tanpa aku, apakah Yun Zhifeng akan mengalami nasib seperti ini?"
Senior Shi menambahkan: "Inilah yang dia alami di kehidupan sebelumnya."
Song Nanshi memencet tangan yang mati rasa, tiba-tiba berkata: "Lanjutkan."
Senior Shi terkejut: "Kau ingin terus melihat?"
Song Nanshi: "Lanjutkan."
Senior Shi diam sejenak: "Baik."
Pada saat berikutnya, adegan di depan mata Song Nanshi berubah.
Dia melihat Yun Zhifeng dengan wajah pucat, berdiri di bukit belakang Sekte Tanpa Batas, menatap dengan ekspresi datar ke arah Jiang Ji yang sedang berlatih pedang di bawah gunung.
Dia bertanya: "Orang yang ingin kau suruh kubunuh, adalah dia?"
Pada saat yang sama, suara lain terdengar dari tubuhnya: "Karena kau sudah menjadi iblis, aku tak percaya kau tidak menyadari. Anak keberuntungan dengan nasib sekuat ini, baik untukmu maupun untukku, adalah asupan nutrisi besar. Yun Zhifeng, kau tak mau menggunakan Ying Gui, aku sudah mengalah dengan mengizinkanmu membunuhnya sendiri untuk mengambil nasib. Lebih baik jangan main akal lagi, tubuhmu sekarang bukan sepenuhnya milikmu."
Yun Zhifeng diam sejenak, lalu berkata datar: "Baik."
Song Nanshi yang menyaksikan dari samping tiba-tiba paham asal-usul permusuhan tak beralasan Yun Mo terhadap Long Aotian dalam kisah asli.
Oh begitu.
Dia tak bisa menahan diri bertanya: "Shixiong dan kakak senior semuanya orang beruntung, jadi Shen Bingyi sengaja menaruh Ying Gui di tubuh kakak senior, benar kan?"
Suara Senior Shi bergetar saat menjawab: "Chi Shu'an dulu diburu tanpa alasan justru karena Shen Bingyi ingin mengambil nasibnya. Kakak seniormu mati di kehidupan sebelumnya karena serangan tiba-tiba kultivator jahat, itu juga ulahnya."
Song Nanshi: "Kalau Yun Zhifeng..."
Senior Shi: "Saat kelemahan Yun Zhifeng, Shen Bingyi menggerogoti kekuatan spiritualnya. Awalnya dia ingin merebut tubuh Yun Zhifeng, tapi siapa sangka di momen krusial Yun Zhifeng malah memilih jalan iblis. Alih-alih berhasil, Shen Bingyi malah terperangkap dalam tubuh Yun Zhifeng. Keduanya saling buntu."
Song Nanshi diam sejenak, tiba-tiba berkata: "Yun Zhifeng takkan membiarkan dirinya dikendalikan."
Senior Shi mengangguk: "Benar, dia takkan mengizinkannya."
Tiba-tiba dia mengibaskan lengannya. Situasi di depan mata Song Nanshi kembali berubah.
Dia melihat versi Yun Zhifeng yang lebih matang dan Jiang Ji sedang bertarung habis-habisan di bawah serangan petir.
Suara Shen Bingyi tak henti mengoceh: "Bunuh dia! Ambil nasibnya! Dengan begitu aku bisa keluar dari tubuhmu! Kau juga tak mau berbagi tubuh denganku kan? Jadi bunuh dia!!"
Suara Yun Zhifeng berat: "Apa yang ingin kulakukan, tak perlu kau campuri."
Shen Bingyi: "Kau!"
Dia berhenti sejenak, ditahan: "Kau paling baik mendudukkan seperti yang kukatakan, ini baik untuk kita berdua!"
Namun Yun Zhifeng tiba-tiba tersenyum.
Dengan datar dia berkata: "Kurasa sudah kukatakan, aku tak pernah menghadapi ancaman siapa pun!"
Shen Bingyi panik: "Apa yang akan kau lakukan!"
Di wajah Yun Zhifeng terpancar kejenuhan yang sinis.
Dengan tenang dia berkata: "Sudah waktunya ini berakhir."
Sesaat kemudian, di bawah cahaya pedang Jiang Ji, Yun Zhifeng tiba-tiba melepas perlawanan, membiarkan bilah pedang menusuk tubuhnya sendiri.
Wajah Jiang Ji dipenuhi kepanikan, wajah Song Nanshi juga dipenuhi kepanikan.
Teriakan histeris Shen Bingyi menggema: "Apa yang kau lakukan! Yun Zhifeng! Apa yang kau lakukan!"
Ekspresi Yun Zhifeng tetap tenang: "Sudah kukatakan, aku tak pernah terancam oleh siapa pun."
Jadi dia memilih hancur bagai giok.
Dunia lain ini tak meninggalkan sesuatu yang pantas dirindukannya.
Maka kematian hanyalah sebuah pilihan Sudahlah.
Dalam kepanikan, adegan di depan mata Song Nanshi perlahan memudar, akhirnya terhenti dalam frame terakhir.
Suara Senior Shi terdengar.
"Inilah akhir mereka di kehidupan sebelumnya."
Song Nanshi membuka mulutnya, lama baru menemukan suaranya sendiri.
Dia bertanya: "Yun Zhifeng, mati?"
Senior Shi menghela napas, berkata: "Di masa mudaku yang tak tahu diri, dengan gegabah menyalahgunakan ramalan Qian, akhirnya menimbulkan banyak akibat. Kematiannya di kehidupan lalu ada tanggung jawabku di dalamnya."
Berhenti sejenak, dia melanjutkan: "Dia sebenarnya bisa bertahan, tapi tak ingin lagi."
Maka dia membawa serta Shen Bingyi untuk mati bersama.
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, bertanya: "Jadi, aku datang ke sini?"
Suara Senior Shi menjadi berat: "Karena seorang Shen Bingyi, dunia kultivasi telah membayar harga terlalu mahal. Aku mengkristalkan sebagian energi spiritual dan shenge-ku untuk menciptakan sistem ini. Ia membawamu kembali, kaulah seberkas daya hidup itu."
Sistem ini mengantarkan Song Nanshi ke Sekte Tanpa Batas, di dekat Jiang Ji dan yang lain, karena merekalah orang-orang dengan nasib terkuat di dunia ini - para 'pemeran utama' yang kaulihat di kehidupan sebelumnya.
Dengan seberkas daya hidup ini, Senior Shi langsung meminjam nasib "reinkarnasi" dari Kakak Senior untuk membalikkan waktu.
Maka, semuanya terulang kembali.
Di dunia yang memiliki Song Nanshi ini.
Senior Shi berkata: "Song Nanshi, kali ini, mereka bisa memiliki akhir yang lebih baik."
Song Nanshi: "Aku akan mencari Yun Zhifeng."
Senior Shi terkejut: "Apa?"
Song Nanshi langsung memotong: "Kubilang aku akan pergi menemui Yun Zhifeng!"
Senior Shi diam sejenak, tiba-tiba tersenyum: "Pergilah."
Tangannya mengibas, sebuah jalan terang tiba-tiba muncul di hadapan Song Nanshi.
Song Nanshi melangkah tanpa ragu ke jalan itu.
Ia tersenyum, tiba-tiba menoleh: "Senior, karena sudah memakaiku, nanti setelah aku mencapai penerbangan ke surga, harap siapkan dana klaim untuk perbaikan Wanxiang Pagoda!"
Senior Shi di dunia dewa tersandung hampir jatuh, nyaris memarahi sambil tertawa.
Namun tepat saat itu, di papan bintangnya, sebuah bintang tiba-tiba bersinar terang.
Ini menandakan munculnya tahta dewa baru di dunia para dewa.
Tepat pada saat Song Nanshi menyebut "penerbangan ke surga".
……
Di saat yang sama, di luar Wanxiang Pagoda.
Jiang Ji menubruk pintu, memukulinya dengan keras.
Dia berteriak kasar: "Song Nanshi! Yun Zhifeng! Keluar!"
Zhu Xiu menghadang dengan pedang di depan Jiang Ji, sementara Yu Jiaojiao menggeretakkan gigi mendorong pintu itu. Tapi kali ini, ia pertama kalinya menyadari kelemahan tenaganya.
Kaisar Bangsa Iblis mengawasi dengan dingin, tiba-tiba berkata: "Segel Wanxiang Pagoda."
Zhu Xiu kaget, segera berseru: "Adik Senior mereka masih di dalam!"
Kaisar tetap tenang: "Aku tahu."
Zhu Xiu menggigit bibir: "Kau akan membunuh keledai setelah selesai menggiling?"
Kaisar menarik napas dalam: "Tak ingin begitu. Tapi harus memastikan yang di luar bisa bertahan. Jika tak disegel, kau pikir makhluk dalam itu bisa kita hadapi? Menurutmu...apakah Song Nanshi masih bisa keluar?"
Jiang Ji tiba-tiba bangkit, menebaskan pedang ke belakang.
Ia berseru: "Bisa keluar!"
Kaisar terkejut: "Apa?"
Jiang Ji berkata kata demi kata: "Aku bilang, mereka bisa keluar. Jadi sebelum mereka keluar, lihatlah siapa yang berani menyentuh Wanxiang Pagoda!"
Dia menghalangi di depan Wanxiang Pagoda, sendirian.
Bukan, tidak sendirian.
Zhu Xiu dan Yu Jiaojiao menghalangi di depannya.
Setelah itu putra mahkota berubah wujud manusia, menghadang di depan mereka.
Kemudian pengikut Sekte Tanpa Batas, orang-orang yang mereka selamatkan dari dalam Wanxiang Pagoda……
Melihat orang-orang yang berbaris menghadang di depannya, Kaisar Bangsa Iblis hampir tersenyum getir.
Dia berkata: "Aku jadi penjahat sekarang, ya?"
Putra mahkota langsung mendekat dengan ekspresi datar: "Beri kami waktu, Yang Mulia!"
Kaisar Bangsa Iblis langsung tertawa getir.
Dia melemparkan pedangnya, berbalik badan dan pergi.
Pemimpin Aliansi tak bisa menahan tanya: "Ini kamu..."
Kaisar Bangsa Iblis tanpa ekspresi: "Aku akan memikirkan cara melawan jika makhluk dalam pagoda itu keluar!"
……
Song Nanshi sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di dunia luar. Dia menyusuri jalan itu, melangkah cepat ke depan.
Dia tidak tahu sudah berberapa lama berjalan, di ujung jalan, tiba-tiba melihat Yun Zhifeng berdiri dengan pedang terhunus.
Tanpa ragu dia mendekat, memanggil: “Yun Zhifeng!”
Yun Zhifeng berhenti sejenak, mengangkat wajah, namun ekspresinya terlihat sama sekali asing.
Dia berkata: “Aku…”
Song Nanshi langsung mendekat, menampar kepalanya.
Dia memarahi: “Aku apanya aku! Buka matamu dan lihat siapa aku ini!”
Yun Zhifeng tertegun sejenak, sorot matanya perlahan menjadi jernih.
Kemudian dia bergumam: “Song Nanshi?”
Song Nanshi tertawa hingga mengeluarkan air mata, mengangguk kuat: “Benar!”
