Yun Zhifeng terperangkap dalam kekuatan spiritualnya sendiri, terjebak dalam ingatan ‘Yun Mo’.
Dia melihat kehidupan yang sama sekali berbeda dari dirinya sendiri seperti yang diungkapkan Shen Bingyi.
Atau lebih tepatnya, hidup yang menjadi milik ‘Yun Mo’.
Tapi antara kehidupan sebelumnya dan sekarang, apa bedanya Yun Mo dengan dirinya sendiri?”
Sehingga ia seolah memiliki khayalan yang mendalam—dirinya adalah Yun Mo dari kehidupan sebelumnya, dan Yun Mo dari kehidupan sebelumnya juga adalah dirinya.
Itu adalah kehidupan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan keberuntungan, kehidupan tanpa Song Nanshi.
Jika tidak ada Song Nanshi, bagaimana kabarnya di kehidupan ini?
Berandai-andai ini, bahkan tidak berani ia pikirkan, apalagi mengalami sendiri seumur hidup ini.
Tapi kini, ia jelas melihat seperti apa kehidupan tanpa Song Nanshi.
Itu adalah kehidupan penuh penderitaan milik "Yun Mo".
Ia melihat penderitaan Yun Mo, tapi seketika justru merasa dirinya lebih menderita dibanding Yun Mo.
Karena Yun Mo dari awal hingga akhir tak pernah memilikinya, sementara ia pernah memilikinya. Ia tahu bagaimana seharusnya hidupnya, bagaimana bisa hidupnya.
Ia tahu saat Song Nanshi ada di sampingnya, bahkan bintang-bintang pun bersinar terang.
Ia pernah memilikinya. Ia tahu, karenanya semakin menderita.
Penderitaan panjang dan mendalam itu hampir melelehkan Yun Zhifeng, mengubahnya menjadi sosok Yun Mo dalam ingatan.
Ia terombang-ambing dalam samudra kenangan tak bertepi, nyaris tak bisa membedakan mana Yun Zhifeng dan mana Yun Mo, mana yang sesungguhnya diri sendiri.
Terdengar seseorang memanggilnya.
"Yun Mo" menatap: "Aku..."
Tiba-tiba telapak tangan menghantam kepalanya tanpa ampun.
Yun Zhifeng: ……
Yun Zhifeng: !!
Yun Zhifeng linglung sekaligus tersadar oleh hantaman keras Song Nanshi.
Pikirannya masih terperangkap dalam status "Yun Mo", seluruh tubuhnya memancarkan aura bahaya mencekam yang bisa membuat cultivator waras menjauh secara refleks.
Sampai akhirnya hantaman Song Nanshi mendarat di kepalanya.
Pada detik itu, Yun Mo bingung, Yun Zhifeng pun sama bingungnya.
Logika Yun Mo berkata, kewibawaannya tak boleh dihina orang lain. Saat ini dia harus membalas, memberi perempuan berani ini pelajaran.
Tapi naluri bertahan hidup Yun Zhifeng tiba-tiba menyala, memaksa menekan semua ide berbahaya "Yun Mo" di kepalanya.
Dia berhenti sejenak, hampir ragu-ragu: "Song Nanshi?"
Sosok di depannya tertawa sampai menitikkan air mata, tapi wajahnya perlahan menjadi jelas, berubah menjadi rupa yang paling dikenalnya.
Perempuan itu berkata: "Benar!"
Yun Zhifeng terdiam, refleks bergumam: "Ben zuo..."
Tiba-tiba raut wajah perempuan di depannya berubah garang, matanya menyala-nyala mengawasinya.
Alarm bahaya di hati Yun Zhifeng langsung berbunyi. Dengan cepat dia memperbaiki ucapannya: "Maksudku... Aku! Aku hanya bilang 'aku'!"
Ekspresi Song Nanshi perlahan melunak.
Malah dia menasihati dengan bijak: "Orang waras mana yang menyebut diri sendiri 'Ben zuo'?"
Yun·kehidupan sebelumnya adalah Yun Mo·menyebut diri Aku·Zhifeng: \"……\"
\"Kamu benar.\" Dia berkata dengan wajah datar.
Raut wajah Song Nanshi menunjukkan kepuasan.
Shen Bingyi yang menunggu di kekuatan spiritual Yun Zhifeng sambil menanti persepsi spiritualnya hilang: \"……\"
Kesadaranmu hampir ditelan oleh kehidupan sebelumnya tapi kau tidak sadar, Song Nanshi datang memberimu tamparan telapak tangan, lalu kau bilang sudah bangun?
Apa kau sialan gila??
Ini jenis apa sih orang yang hanya memikirkan cinta??
Dia tak bisa menahan diri memaki-maki dalam pikiran Yun Zhifeng, \"Kau langsung sadar karena ditampar orang? Tidak bisakah kau punya sedikit tekad!!\"
Yun Zhifeng meliriknya, menyeringai.
Dia mulai paham mengapa orang ini sampai sekarang masih lajang.
Shen Bingyi yang lajang sampai mati: \"……\"
Punya istri itu hal yang perlu dipamerkan?
Cih! Dia tidak menghargai! Dia tidak peduli dengar tadi!
Di dalam kekuatan spiritual Yun Zhifeng, dia mengumpat, Song Nanshi langsung menatap ke arahnya.
Dengan cerdik dia bertanya: "Apakah Shen Bingyi masih ada di kekuatan spiritualmu?"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, menjawab: "Setuju."
Song Nanshi diam sejenak, pikiran kembali muncul adegan kehidupan sebelumnya dimana dia dan Shen Bingyi bunuh diri bersama.
Langsung dia bertanya: "Kau menyuruhku keluar karena Shen Bingyi masuk ke kekuatan spiritualmu?"
Yun Zhifeng tiba-tiba merasa bersalah: "Benar, aku sedang menyiapkan..."
Ucapannya terpotong ketika Song Nanshi langsung menepuk-nepuk kepalanya.
Yun Zhifeng yang belum sempat menjelaskan: "..."
Song Nanshi masih galak bertanya: "Kau tahu salahmu?"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, ragu menjawab: "Aku salah..."
Shen Bingyi di dalam kekuatan spiritual geram melihat kelakuan mereka, menggoda: "Kau ini Yun Mo! Dia cuma tahap Kristal Emas kecil! Apa yang bisa dia lakukan? Kok mudah sekali kau mengaku salah?"
Melihatnya seperti menuangkan minyak ke api, Yun Zhifeng tidak bisa menahan diri berkata: "Kau tutup mulut!"
Lalu dilihatnya Song Nanshi di depannya tiba-tiba membelalakkan mata.
Yun Zhifeng buru-buru memperbaiki ucapan: "Maksudku Shen Bingyi!"
Song Nanshi mengabaikannya, langsung menyandarkan badan dan menangkap kerah bajunya, berjinjit menatap lawannya.
Yun Zhifeng refleks membungkukkan badan, membuat gerakannya tak terlalu melelahkan.
Song Nanshi menatap matanya, bertanya dengan tenang: "Jadi rencana awalmu seperti apa? Seperti kehidupan sebelumnya, menyendiri mencari cara lalu bunuh diri bersama Shen Bingyi?"
Yun Zhifeng berhenti sejenak, suaranya tak tertahan merendah: "Kau... sudah tahu?"
Song Nanshi tertawa, bertanya: "Yun Zhifeng, tahukah kau mengapa aku muncul di dunia ini?"
Yun Zhifeng: "Kau..."
Song Nanshi tak menunggu selesai, langsung memeluknya, berbisik di telinga: "Mungkin kau tak tahu, aku datang ke sini demi dirimu."
Yun Zhifeng diam sejenak, mengangkat tangan untuk merangkul baliknya, berbisik: "Tidak, kau salah, Song Nanshi."
"Aku mengulang semuanya sekali lagi demi dirimu."
Song Nanshi mendengus kecil.
Tiba-tiba ia bertanya: "Yun Zhifeng, apa kau percaya padaku?"
Yun Zhifeng tanpa ragu: "Percaya!"
Song Nanshi tetap mempertahankan pelukannya tanpa bergerak, suaranya tenang: "Kalau begitu jangan bergerak. Apapun yang terjadi selanjutnya, percayalah padaku, mengerti?"
Yun Zhifeng langsung menjawab: "Baik!"
Song Nanshi mengangguk, telapak tangannya perlahan menyangga tengkuknya.
Tanpa ragu ia melarutkan kesadarannya ke dalam kekuatan spiritual Yun Zhifeng.
Ini adalah hal yang sangat berbahaya, sungguh riskan.
Memasuki kekuatan spiritual orang lain, terlebih milik Yun Zhifeng yang level kultivasinya jauh di atasnya.
Ia seperti membiarkan seluruh dirinya terbuka lebar di hadapan Yun Zhifeng. Yun Zhifeng bisa kapan saja menghancurkan kekuatan spiritualnya tanpa ampun.
Dan bahkan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepercayaan. Memberikan perlawanan ketika kekuatan spiritualmu disusupi oleh sesuatu yang asing, ini hampir seperti naluri emosional yang tak tertahankan, sama seperti air mata yang keluar saat benda asing masuk ke mata.
Hanya saja yang berbeda, naluri ini mematikan bagi kedua belah pihak.
Saat Song Nanshi menggunakan ramalan Qian untuk mengusir persepsi spiritual Shen Bingyi dari kekuatan spiritual Biksu Buddha, dia bahkan tidak masuk ke bagian dalam, hanya di pinggiran untuk menghapuskan persepsi spiritual tersirat yang ditanamkan Shen Bingyi. Tapi meski begitu, dia tidak berani berlama-lama.
Tapi kali ini... dia harus menyusup lebih dalam ke kekuatan spiritual.
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, lalu sepenuhnya larut ke dalamnya.
Shen Bingyi merasakan apa yang akan dilakukannya, tapi awalnya sama sekali tidak menganggap serius.
Karena dia tidak berpikir Song Nanshi bisa berhasil.
Dia tidak percaya naluri manusia bisa dikontrol.
Di kehidupan sebelumnya Yun Zhifeng yang sedang sangat lemah, dia memonopoli kekuatan spiritualnya. Bahkan setelah Yun Zhifeng memilih jalan iblis dan berpotensi menjadi Dewa Kegelapan, persepsi spiritualnya tak pernah tercabut dari kekuatan spiritual.
Ini berbeda dengan Biksu Buddha. Dia hanya menggunakan secercah persepsi spiritual untuk mempengaruhi mereka. Sedangkan terhadap Yun Zhifeng, dia menyatukan kekuatan spiritualnya secara langsung.
Jika tidak, di kehidupan sebelumnya Yun Zhifeng tak akan memilih taktik bunuh diri bersama untuk melepaskan diri darinya.
Nyawa dan kematiannya terikat erat dengan Yun Zhifeng.
Maka di kehidupan ini pun tak berbeda.
Si tua bangka bermarga Shi itu mengulur waktu, namun meskipun jadi dewa, dia hanya bisa memanfaatkan takdir khusus gadis bernama Zhu Xiu yang "kembali ke masa lalu" untuk mengubah sebagian garis waktu. Tapi terhadap Yun Zhifeng yang hampir mencapai penerbangan ke surga sebelum mati, dia tak berdaya.
Contohnya, dia tak bisa mengubah kekuatan spiritual Yun Zhifeng.
Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa mempertahankan terowongan masuk ke kekuatan spiritual Yun Zhifeng di kehidupan ini.
Namun bahkan di kehidupan ini, untuk masuk kembali ke kekuatan spiritual Yun Zhifeng, dia harus memaksakan memori bawaan dari Yun Mo di kehidupan sebelumnya, menahan persepsi spiritualnya, baru bisa memanfaatkan kelemahan.
Dia menggunakan kesempatan yang tersisa dari kehidupan sebelumnya untuk bersembunyi di kekuatan spiritual Yun Zhifeng. Lalu Song Nanshi punya apa?
Jika dia gegabah, saat memasuki kekuatan spiritual Yun Zhifeng, dirinya yang kultivasinya jauh lebih rendah akan secara refleks dihancurkan oleh Yun Zhifeng...
Tunggu!
Shen Bingyi di dalam kekuatan spiritual tiba-tiba membelalakkan matanya.
Apa yang dia lihat?
Dia melihat persepsi spiritual Song Nanshi dengan selamat... memasuki kekuatan spiritual Yun Zhifeng!
Tidak ada serangan, tidak ada penghancuran.
Kekuatan spiritual yang dia masuki dengan susah payah ini sekarang seperti domba yang lemah gemulai, menundukkan kepala dan membiarkan Song Nanshi membelainya.
Bukan serigala ganas yang pernah mencakarnya.
Shen Bingyi tiba-tiba merasa ada yang tidak beres, langsung bersuara keras: "Yun Zhifeng! Apa yang kau lakukan! Kau sama sekali tidak waspada terhadap orang lain, tidak takut dia melakukan sesuatu padamu? Kau begitu percaya padanya?"
Dia tidak bisa memahami kepercayaan seperti ini, baginya ini lebih mengerikan daripada menyerahkan nyawanya ke tangan orang lain.
Song Nanshi juga mendengar suara ini, tanpa sadar berhenti sejenak.
Yun Zhifeng tetap tenang, berkata dengan tenang: "Lanjutkan."
Song Nanshi menarik napas dalam-dalam, di dalam kekuatan spiritual yang asing ini, tiba-tiba menatap ke arah Shen Bingyi.
Dia berkata: "Yun Zhifeng, percayalah padaku."
Hanya dua kata ini.
Sesaat kemudian, mantra ramalan Qian bergema, sepasang tangan besar tak kasatmata tiba-tiba mencengkeram persepsi spiritual Shen Bingyi, memaksanya keluar!
Shen Bingyi langsung meronta dengan hebat.
Dia menyatukan kekuatan spiritualnya dengan kekuatan spiritual Yun Zhifeng, perjuangan ini hampir membuat persepsi spiritual Yun Zhifeng mengira kekuatan spiritualnya sendiri sedang diserang.
Keringat dingin menetes dari dahi Yun Zhifeng, namun dengan kesadaran penuh ia menekan naluri emosional untuk menyerang, tetap diam tak bergerak.
Song Nanshi memfokuskan seluruh persepsi, tiba-tiba, tangan tak kasat mata itu dengan paksa mengupas persepsi spiritual asing dari kekuatan spiritual Yun Zhifeng!
Dengan refleks cepat, persis saat persepsi spiritual Shen Bingyi terlepas, ia segera membuangnya keluar dari kekuatan spiritual dan segera menarik diri dari kekuatan spiritual Yun Zhifeng.
Keduanya nyaris bersamaan membuka mata, mengawasi arah persepsi spiritual dengan tatapan dingin.
Persepsi spiritual itu mengembang di angkasa, membentuk sosok Shen Bingyi yang wajah memerah sambil berubah ukuran tak karuan.
“Yun Zhifeng!”
Suaranya sarat dengan niat jahat yang menusuk.
“Menjadi dewa! Jalan iblis! Bersamaku menguasai wewenang kejahatan di dunia! Kau benar-benar tidak sedikitpun tergiur?”
Niat jahat dalam suaranya mengkristal menjadi aura hitam setan, terus mengalir bagai air bah merangkul tubuhnya.
Tubuhnya telah dibuang, berkat efek intisari iblis, saat ini dirinya hampir sepenuhnya berubah menjadi perwujudan aura hitam, setiap tarikan napasnya memancarkan aura gelap pekat.
Aura hitam ini segera melilit tubuh Song Nanshi, namun kali ini, ia hanya memandang remang-remang gelap di badannya tanpa bergerak.
Takdir yang telah digariskan menyiratkan pencerahan di hatinya.
Maka sesaat kemudian, Shen Bingyi menyaksikan Song Nanshi mengangkat papan takdir dengan satu tangan, sementara tangan lain membentuk jurus pedang.
Tiba-tiba bola matanya berubah keemasan, namun sementara itu tak ada yang menyadari.
Suaranya perlahan tapi teramat jelas.
"Shen Bingyi," katanya, "Membantai yang polos, mentolerir kejahatan, mengacaukan takdir, dosamu tak termaafkan."
“Sesuai hukum.” Dia berhenti sejenak, menatap ke arah Shen Bingyi.
Pada detik ini, suaranya mengandung kewibawaan yang hampir tak terbantahkan.
Dia berkata: "Harus dibasmi."
Sesuai hukum harus dibasmi.
Sorot mata keemasan berkilat di matanya. Sejenak kemudian, serangan petir ungu gelap menyambar dengan dahsyat.
Dalam gemuruh serangan petir, semua orang mendengar sebuah suara.
"Hukuman disetujui."
Begitu ucapan itu selesai, ribuan petir yang memenuhi langit tiba-tiba mengalir masuk ke dalam Pagoda Wanxiang yang kecil.
Senyuman mengejek di wajah Shen Bingyi yang baru saja muncul saat mendengar ucapan tak jelas Song Nanshi belum sempat menghilang, seluruh wajahnya sudah berkerut menahan kesakitan.
"Tidak mungkin!" Teriaknya penuh ngeri dan marah: "Ini hukuman dewa! Song Nanshi! Apa yang kau lakukan?!"
Song Nanshi tidak menjawab, raut wajahnya masih terlihat agak berkunang-kunang.
Namun bersamaan dengan itu, peringatan dari Takdir telah menyebar ke seluruh dunia kultivasi dan alam dewa.
Dewa baru telah turun ke dunia.
Seorang dewa yang belum pernah mencapai penerbangan ke surga, milik dunia manusia.
Para anggota dunia kultivasi bahkan yang paling berwawasan sekalipun tak pernah menyaksikan situasi seperti ini, sementara itu rumor pun diumbar-umbar.
Tapi seluruh penghuni surga justru berspekulasi tentang jenis dewa apakah sang dewa baru ini.
Jika sekadar dewa biasa mungkin masih wajar, namun pengadilan tadi, ditambah "hukuman yang disetujui" dari takdir...
Untuk sementara semua orang berduyun-duyun menuju kediaman Senior Shi yang menguasai piringan bintang.
Senior Shi menatap piringan bintang, dengan memaksakan diri menarik dua helai kumisnya hingga tercabut.
Ia memeriksanya sekali, lalu memeriksa lagi.
Kemudian ia bergumam pelan: "Shenge ini... menguasai pengadilan, hukuman, dan eksekusi."
"Ini... dewa penegak hukum?"
Ia sama sekali tidak bisa memahami: "Mengapa dewa penegak hukum? Menurut takdir Song Nanshi, seharusnya normalnya paling banter jadi dewa kemiskinan!"
"Apakah takdir memberinya jalur koneksi??? "
Song Nanshi sama sekali tidak tahu bahwa saat ini ada yang meragukan dirinya mendapat koneksi dari takdir, bahkan ia sendiri pun tidak mengetahui tahta dewa apa yang berhasil diraihnya.
Dia menatap Shen Bingyi di tengah hukuman dewa tanpa berkedip.
Shen Bingyi masih tak bisa menerima kenyataan, bergumam: "Hukuman dewa... hukuman dewa... Song Nanshi! Apa yang kau lakukan?!"
Song Nanshi mengedipkan mata, ragu-ragu: "Setelah penerbangan ke surga, mungkin aku tak perlu jadi bawahan Senior Shi lagi?"
Bayangan Shen Bingyi melengkung dengan gila di tengah hukuman dewa, tubuhnya terus-menerus dihajar sampai bubar lalu menyatu kembali.
Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak: "Tidak! Aku takkan mati! Dunia ini harus punya kejahatan! Di mana ada kejahatan, di situ ada jalan iblis! Selama aura setan tak punah, aku takkan mati! Song Nanshi! Apa arti hukuman dewa bagiku? Aku takkan mati WKWKWKWK..."
"Lalu, bagaimana jika ada yang menggantikan posisimu?"
Yun Zhifeng tiba-tiba menyela.
Song Nanshi tertegun, refleks menoleh ke arah suara.
Ia melihat aura setan yang beterbangan mulai mengelupas dari sekujur tubuh Shen Bingyi, menyatu diam-diam ke dalam tubuh Yun Zhifeng.
Song Nanshi：“Yun Zhifeng!”
Yun Zhifeng memutar kepala, tersenyum padanya.
Dia berkata tenang: “Jika dunia ini memang harus memiliki jalan iblis...”
“Maka akulah Dewa Kegelapan.”
Begitu ucapannya selesai, aura setan yang beterbangan di langit tiba-tiba menderu gila-gilaan, mengalir deras ke dalam tubuh Yun Zhifeng.
Suara Shen Bingyi panik: “Hentikan! Hentikan! Kau tidak boleh...”
Yun Zhifeng perlahan mengepal tangan, berkata kata demi kata: “Tidak, tak ada yang lebih mampu dariku.”
Dia menancapkan pedang panjang ke tanah, berkata tegas: “Yun Zhifeng di sini... menjalani kultus iblis!”
Waktu lama berlalu.
Suara takdir terdengar.
“Disetujui.”
Maka, di dunia dewa, para hadirin yang menyaksikan keramaian belum bubar dari kediaman Senior Shi, piring bintang kembali berbinar dengan tambahan satu bintang.
Bintang Iblis.
Turunnya Dewa Kegelapan.
Seluruh dunia dewa gempar.
Dewa Kegelapan.
Tiga ribu dunia kecil, hingga saat ini, belum pernah muncul satu pun Dewa Kegelapan.
Ada yang tak bisa menahan diri berkata: "Pertama Dewa Penegak Hukum, kemudian Dewa Kegelapan. Itu pun keduanya sudah memesan tahta dewa sebelum bahkan sempat terbang ke surga. Apa kedua orang ini masuk lewat pintu belakang takdir?"
Apakah mereka benar-benar masuk lewat pintu belakang takdir atau tidak, orang lain sama sekali tak tahu.
Tapi dunia dewa ini, sepertinya langit akan segera berubah.
Sementara itu, dua dalang utama yang baru saja muncul justru saling bertukar pandangan sambil tertawa.
Yun Zhifeng mengangkat pedangnya. Dengan sekali kibasan tangan, aura setan murni nan pekat namun tanpa jejak kejahatan terpancar.
Song Nanshi mengangkat papan takdirnya. Hukuman petir mengumpulkan energi spiritual paling bersih.
Energi spiritual dan aura setan saling merangkul, menghujam tubuh Shen Bingyi di tengah teriakannya yang tak percaya.
Seketika, seluruh tubuhnya retak berkeping. Gema jeritannya bersama secercah asap hitam lenyap ditelan udara.
Song Nanshi dan Yun Zhifeng saling memandang.
Kemudian kedua orang itu hampir bersamaan tertawa terbahak-bahak, tertawa sampai letih tak berdaya, tubuh mereka berserakan di tanah sambil menarik napas berat memandangi gerimis halus yang turun dari langit.
Yun Zhifeng berkata: "Kau jadi Dewa Penegak Hukum."
Song Nanshi: "Kau juga Dewa Kegelapan."
Yun Zhifeng: "Kalau begitu nanti..."
Song Nanshi: "Mari saling membimbing!"
Keduanya kembali tertawa bersama, tawa itu berhenti ketika Jiang Ji dan yang lain tak tahan lagi menyusup masuk ke Wanxiang Pagoda untuk "menjemput" mereka.
Begitu masuk, mereka langsung melihat dua "orang bodoh" yang berbaring di tanah saling tersenyum.
Jiang Ji nyaris pingsan: "Sial! Adik Senior dan Yun Zhifeng jadi gila!"
Zhu Xiu buru-buru mendekat: "Biar kulihat, biar kulihat!"
Song Nanshi tak mau menghiraukan mereka, terus saja tertawa.
Zhu Xiu mulai panik: "Adik! Kau tak boleh gila! Ingat kerugian Wanxiang Pagoda! Semua ini harus kau ganti!"
Tawa Song Nanshi tiba-tiba tercekat.
Tamat. Senyumnya pun menghilang.
Ia tak bisa tidak menyelamatkan harga diri: "Kakak Senior, aku sudah menjadi dewa! Kini aku punya jabatan dewa di dunia para dewa!"
Zhu Xiu sambil susah payah mengangkatnya berkata sambil lalu: "Dewa apa? Jabatan dewamu, Dewa Kemiskinan? Atau Dewa Sial?"
Song Nanshi: "......"
Dengan ekspresi datar, dia dan Yun Zhifeng diusung keluar dari reruntuhan.
Di luar, banyak orang menanti. Melihat pemandangan itu, mereka bersorak bersama.
"Keluarnya sudah keluar! Terlalu baik!"
Di tengah sorak-sorai, Song Nanshi tak sengaja menangkap tangan Yun Zhifeng.
Dia berkata: "Yang paling kutakuti akhirnya terjadi."
Yun Zhifeng spontan bertanya: "Apa?"
Ekspresi Song Nanshi berat: "Akhirnya aku menjadi... tokoh terhormat yang miskin."
Catatan Penulis:
Naskah utama selesai. Masih ada sekitar 6-7 bab tambahan. Para pembaca bisa menyampaikan permintaan.
