Song Nanshi yang memakai perban di kepala mulai sibuk membantah rumor ke segala penjuru, tapi upaya ini seolah-olah kurang berhasil. Semakin dia membantah, para hadirin justru semakin yakin si brengsek Song Nanshi pasti punya identitas rahasia sebagai dewa kekayaan.
Bagaimanapun kabar ini dikeluarkan oleh Aliansi Immortal! Otoritas!
Maka perlahan-lahan, seluruh dunia kultivasi diam-diam menyetujui bahwa jabatan dewanya Song Nanshi adalah Dewa Kekayaan yang rela berkorban untuk orang lain.
Sampai akhirnya Zhu Xiu merasa sudah cukup berpetualang, ingin pulang ke kampung... maksudnya kembali ke sekte untuk menetap dan menjalani hari-hari tenang, lalu membuka kembali bisnis krematoriumnya.
Pengurus krematorium sangat gembira, langsung membeli patung Dewa Kekayaan untuk dipajang, agar dia dan rumah utama bisa terus mendapat rezeki berlimpah.
Lalu, Zhu Xiu langsung melihat patung Dewa Kekayaan yang memiliki wajah sama persis dengan adik seniornya begitu menginjakkan kaki di pintu utama krematorium.
Dia langsung terdiam.
Pengurus hendak menyalakan dupa dan mempersembahkan barang upeti, namun Zhu Xiu dengan ekspresi datar mencegahnya. Dia lalu mengambil barang-barang tersebut dan menemui Song Nanshi. Di hadapan Song Nanshi yang kebingungan, dia dengan penuh hormat menata persembahan itu lalu menancapkan tiga batang dupa.
Song Nanshi: “……”
Benar-benar tidak masuk akal!
Baru sekarang dia menyadari seberapa parah rumor ini telah berkembang.
Dia merenungkan mulutnya sendiri, lalu memikirkan begitu banyak mulut di dunia ini. Akhirnya, dia merebahkan diri dan memilih untuk tidak mau berusaha lagi.
Tentu, ini semua cerita belakangan. Saat ini Song Nanshi belum sampai pada tahap menyerah. Dia merasa masih ada harapan untuk diperbaiki.
Yang terpenting, karena memiliki Shenge, dia bisa merasakan bahwa sebenarnya ada Dewa Kekayaan resmi di dunia dewa.
Ini sungguh canggung, Song Nanshi agak tak berani membayangkan bagaimana caranya membangun hubungan baik dengan rekan kerja nanti setelah penerbangan ke surga.
Di bawah surga dewa terdapat tiga ribu dunia kecil. Dunia tempat Song Nanshi tinggal merupakan salah satu dari tiga ribu dunia kecil tersebut. Di alam dewa, jabatan non-tempur seperti Dewa Kekayaan dan Dewa Dapur terutama memperoleh kekuatan dari persembahan penduduk dunia manusia. Dengan tersebarnya rumor ini, Song Nanshi secara tak langsung telah memutuskan aliran persembahan dari satu dunia kecil, tindakan yang setara dengan memotong aliran dana orang lain.
Bagaimanapun ini menyangkut Dewa Kekayaan, Song Nanshi yang memiliki takdir terus-menerus kehabisan harta sepanjang hidupnya, sangat ingin membangun hubungan baik dengan sang dewa.
Selain itu, ia menyadari meski setelah penerbangan ke surga nanti, pengalamannya tetap yang paling minim di antara para dewa. Lebih baik menjaga kerendahan hati demi menghindari pengucilan di kemudian hari.
Song Nanshi dengan waspada merasa pengalamannya masih minim, tidak boleh menyinggung perasaan Dewa Kekayaan. Sementara itu, di alam surgawi, Sang Dewa Kekayaan sendiri sedang menarik-narik rambutnya sambil merenungkan di mana kesalahan yang telah diperbuatnya terhadap Dewa Penegak Hukum yang bahkan belum menyelesaikan penerbangan ke surgawi namun sudah menciptakan fenomena kelahiran kembar bintang.
Dengan memaksakan diri merenung semalaman, bahkan mengingat kembali perbuatannya mencuri ayam orang lain sebelum penerbangan ke surga, tetap saja ia tak menemukan kesalahan yang dibuat terhadap Dewa Penegak Hukum masa depan.
Begitu fajar menyingsing, dengan kilatan api menyala di jejak langkahnya, ia melesat menuju kediaman Senior Shi yang memimpin papan bintang. Bang-bang-bang! Tangannya mulai menghantam pintu.
Senior Shi yang hidup miskin sebelum penerbangan ke surga dan tetap tak beruntung dalam hal rejeki setelahnya, merasa terkejut sekaligus tersanjung dengan kedatangan proaktif Dewa Kekayaan. Buru-buru ia membuka pintu menyambut tamu.
Sang Dewa Kekayaan langsung melontarkan pertanyaan: "Kudengar Anda memiliki hubungan asal-usul dengan Dewa Penegak Hukum baru kita. Tahukah Anda alasan mengapa Sang Dewa tak menyukaiku?"
Senior Shi langsung bingung, tidak bisa menahan diri berkata: "Dengan rejeki semampat ini, dia masih berani tidak menghormatimu?"
Dewa Kekayaan berjongkok di tanah sambil menggaruk kepala, berkata: "Kalau Dewa Penegak Hukum tidak membenciku, mengapa banyak dupa permohonan rejeki yang kuterima belakangan ini ditujukan untuknya? Bukankah urusan rejeki bukan wewenangnya?"
Setelah berhenti sejenak, tiba-tiba dia ngeri: "Tamat! Jangan-jangan dia mengincar tahta dewa-ku?"
Namun kemudian dia sendiri menggelengkan kepala, menyangkal: "Tidak mungkin. Jabatan dewa bertempur seperti kalian tidak perlu dupa untuk mempertahankan kekuatan. Tidak seperti kami yang bisa hilang kekuatan tanpa kelanjutan keturunan. Apalagi tahta Dewa Penegak Hukum-nya ditakdirkan lahir bersama bintang kembar oleh Tian Dao, mana mungkin dia menginginkan tahta kecil seperti milikku..."
Dia berhasil meyakinkan dirinya sendiri.
Tapi siapa sangka Senior Shi tiba-tiba menyela: "Bukan berarti mustahil sama sekali."
Dewa Kekayaan menatapnya dengan wajah linglung.
Terlihat Senior Shi dengan wajah penuh iri berkata: "Menurutku, jika dia bisa mendapatkan tahta dewamu, tiga tahta Dewa Penegak Hukum pun akan dengan senang hati dia tukar."
Dewa Kekayaan: "……"
Sungguh tak masuk akal. Jabatan dewa yang tak perlu tunduk pada kemauan takdir atau repot mengumpulkan umat, bahkan punya wewenang hidup dan mati sebagai Dewa Penegak Hukum, mau ditukar dengan jabatanku sebagai Dewa Kekayaan?
Otaknya ada masalah?
Dewa Kekayaan terkekuk-kekuk: "Janganlah Bapak bercanda. Dewa Penegak Hukum jelas bukan sosok yang bisa kusinggung."
Senior Shi langsung menohok: "Percaya tidak, saat ini pasti dia sedang memikirkan cara menjilatmu sebagai Dewa Kekayaan!"
Dewa Kekayaan: "……"
Sudah lama dengar kabar para ahli ramal ini otaknya agak nyrempet, ternyata sesuai reputasinya.
Senior Shi bahkan mengusap-usap tangannya penuh semangat: "Bagaimana kalau kucari cara agar kita bisa menukar jabatan dewa kita?"
Kali ini Dewa Kekayaan yakin betul Senior Shi sudah benar-benar tidak bisa dipercaya.
Bantuan dari luar tidak bisa dipercaya, demi masa depan dan nyawa kecilnya setelah Dewa Penegak Hukum terbang ke surga, Dewa Kekayaan memutuskan untuk proaktif menyerang.
Dia berkata: "Aku ingat Dewa Penegak Hukum dan Dewa Kegelapan adalah sepasang kan? Apa mereka akan menikah di dunia manusia? Jika dewa menikah di dunia manusia, takdir seharusnya akan menugaskan burung qing untuk menurunkan surat pernikahan. Menurutmu bisakah aku memanfaatkan kesempatan ini menyuruh burung qing membawa hadiah pernikahan untukku agar bisa muncul dikit di hadapan mereka dan menjalin hubungan baik lebih awal?"
Kecerdasan Senior Shi kembali aktif sebentar, sambil mengangguk dia berkata: "Bisa dilakukan."
Dewa Kekayaan merasa melihat secercah harapan: "Kapan mereka akan menikah?"
Senior Shi menjawab realistis: "Tentu setelah mereka mengumpulkan uang untuk pernikahan dulu lah!"
Dewa Kekayaan: “……”
Dia mengabaikan kalimat itu, melanjutkan pertanyaan: "Lalu hadiah apa yang harus kuberikan saat mereka menikah?"
Senior Shi menjawab faktual: "Lingshi, lingshi dalam jumlah besar!"
Dewa Kekayaan: “……”
Tamat, kambuh lagi.
Seorang Dewa Penegak Hukum dan Dewa Kegelapan menikah, masa aku yang cuma dewa kekayaan kecil ini mengirim Lingshi untuk menghina mereka? Apa aku ingin hidup lebih lama dengan tantangan ekstra?
Dewa Kekayaan akhirnya memutuskan untuk mengandalkan diri sendiri, pergi dengan wajah letih berbalut uban.
Senior Shi menunjukkan ketidaksenangan yang jelas.
Dia berkata: "Aku jelas-jelas mengatakan yang sebenarnya!"
Tapi Dewa Kekayaan sudah cukup jauh berjalan, orang yang lewat tak sengaja mendengar dan bertanya: "Apa yang benar?"
Senior Shi menjawab sambil lalu: "Soal mengirim hadiah pernikahan untuk Dewa Penegak Hukum kita..."
Orang itu awalnya terkejut, lalu seketika tersadar.
Masih... ada cara seperti ini?
Ini kesempatan emas untuk membangun hubungan baik dengan Dewa Penegak Hukum!
Orang itu langsung pulang ke rumah, memberitahu metode ini pada sanak saudaranya.
Keluarga meragukan: "Walaupun dia Dewa Penegak Hukum, apa kita harus sampai menjilat seperti ini? Kan masih banyak dewa-dewa perang lain di dunia para dewa."
Orang itu merasa kecewa seperti besi yang tak bisa ditempa menjadi baja, "Memang tidak kekurangan dia, tapi saat ini tahta dewa semua orang mana ada yang diperoleh tanpa perjuangan? Bahkan si anak dewa generasi kedua di utara itu, orang tuanya harus mengurus lama baru dapat satu posisi. Mereka? Belum terbang ke surga saja sudah langsung lahir sebagai bintang kembar, memesan dua tahta dewa baru! Apalagi salah satunya adalah Dewa Kegelapan!"
Dewa Kegelapan, mereka hanya pernah mendengar legenda.
Maka sanak saudaranya ragu sebentar, lalu menggeretakkan gigi memutuskan: "Kirim!"
Kemudian berdua berdiskusi mau mengirim apa.
Sama seperti Dewa Kekayaan, mereka sepakat bahwa mengirim uang langsung ke dewa penegak hukum adalah penghinaan.
Orang sekemampuan mereka, mana mungkin kekurangan uang?
"Harus ada perasaan!"
"Juga harus ada kesan baru."
Keduanya saling memandang, merasa diri sangat pintar, langsung mengocok berbagai barang baru dan bermakna tapi tidak berguna.
Semua sudah siap, tinggal menunggu Song Nanshi dan pasangannya menikah.
Tapi Song Nanshi sekarang sama sekali tidak memikirkan urusan pernikahan. Dia bahkan lupa pada janji "menikah setelah mengurus Kakek Shi" yang diucapkannya pada Yun Zhifeng. Saat ini kepalanya hanya dipenuhi Lingshi.
Setelah lukanya sembuh, dia menginventarisasi kerugian Wanxiang Pagoda lalu menarik sebuah kesimpulan.
Faktanya tagihan yang dikirim Kaisar Bangsa Iblis sama sekali tidak menipunya.
Dia mulai mengurus kekacauan sambil sibuk mencari cara memisahkan Wanxiang Pagoda dari Cermin Air, sembari merenungkan kemungkinan menghidupkan kembali rencana "Ruang Belajar Ujian Pascasarjana"-nya.
Contohnya dengan menjual slot uji coba ajaib di Wanxiang Pagoda.
Di sela-sela itu dia juga harus berjaga-jaga dari sisa jiwa Wanxiang Pagoda yang tiba-tiba ingin kabur dari penjara.
Karena konsep "keseimbangan" takdir, selama masih ada "kejahatan" di dunia fana, mustahil memusnahkan jalan iblis ini. Yun Zhifeng bisa menyerap aura setan menjadi perwujudan "iblis" di dunia manusia, tapi tak ada orang kedua yang bisa menjadi perwujudan "kejahatan" dunia.
Jadi Pagoda Wanxiang ini tetap harus diperbaiki dan dijaga.
Satu-satunya kabar baik adalah, Aliansi Immortal dan Bangsa iblis mungkin tidak percaya dia bisa memperbaiki Wanxiang Pagoda ini di sisa hidupnya, kedua pihak bersama-sama memutuskan membantu mengeluarkan uang.
Kabar buruknya, dua si licik tua ini saling bersaing dalam kekikiran.
Song Nanshi terpaksa mulai cari masalah.
Sementara Song Nanshi sibuk dengan bidangnya, menggulung lengan baju mulai cari masalah, Yun Zhifeng tetap mempertahankan niat awalnya, memutuskan untuk mencari cara menghasilkan uang sambil menaklukkan satu-satunya orang yang lebih tua di keluarga Song Nanshi.
Zhu Xiu mendengar ini dengan cerdik bertanya: "Satu-satunya orang tua? Guru?"
Yun Zhifeng linglung: "Ah? Bukan Senior Shi?"
Zhu Xiu merenung sejenak, lalu berkata: "Benar, lelaki itu memang tak pantas disebut orang tua. Kau cukup taklukkan Senior Shi saja."
Yun Zhifeng akhirnya bisa bernapas lega.
Dia langsung meneguhkan tekad, bersiap menemui Senior Shi.
Tepat setelah kepergiannya, Yin Bugui yang datang terlambat muncul di pintu masuk, tak diketahui sudah berapa lama mendengar, atau apa yang didengarnya.
Zhu Xiu tersenyum padanya, senyuman itu tanpa kebencian maupun perhatian.
Sementara itu, Yun Zhifeng sudah dengan semangat menggebu langsung menyerbu ke tempat tinggal Kakek Shi.
Kakek Shi sedang duduk di ambang pintu berjemur. Yun Zhifeng yang datang tergopoh-gopoh langsung berseru, "Senior! Saya... saya... ingin..."
Seorang yang lihai dan dinginnya, ternyata setengah hari tak bisa mengeluarkan isi hatinya.
Kakek Shi awalnya kaget oleh kehadiran mendadaknya, lalu mendengar ucapannya yang gagap, langsung memutar matanya.
Dilemparnya kuaci itu, bertanya blak-blakan: "Bicara jelas! Kau ingin apa?"
Yun Zhifeng menarik napas dalam-dalam: "Saya ingin berbagi kehormatan dan aib dengan Nanshi! Maju-mundur bersama!"
Merasa jawabannya sempurna, Kakek Shi malah berekspresi datar: "Bahasamu terlalu muluk."
Yun Zhifeng: "..."
Otaknya memanas, tanpa sadar terucap: "Saya... ingin melunasi utang bersama Nanshi?"
Kali ini giliran Kakek Shi yang: "..."
Dia merasa dirinya tak bisa mengucapkan kata penolakan lagi, karena mendengar ini, pengorbanan si anak laki-laki ini benar-benar besar.
2,5 juta tael pun dia mau membayar utang bersamanya, ini semangat apa!
Ini sialan cinta sejati!
Dia tak bisa menahan diri bertanya, "Kau sudah memutuskan?"
Yun Zhifeng dengan tegas: "Sudah!"
Lao Shi: "Lalu Song Nanshi..."
Yun Zhifeng: "Dia... juga setuju."
Lao Shi tak bisa menahan diri mengeluh dalam hati, ya, ada yang mau ikut bayar utang, mana mungkin gadis itu menolak.
Dipikir-pikir, anak ini semakin memilukan, seperti korban penipuan pernikahan.
Suaranya tak sengaja melembut sedikit, bertanya halus: "Lalu kapan kau ingin menikah?"
Yun Zhifeng meliriknya, melihat ekspresinya masih baik, timbul keinginan untuk memanfaatkan kesempatan.
Dia berhenti sejenak, mencoba: "Kalau begitu... bulan depan?"
Lalu menyaksikan raut wajah Lao Shi berubah total.
Lao Shi yang baru saja masih mengira Song Nanshi melakukan penipu pernikahan langsung menyambar pedang besi di samping tangannya dan menghujani Yun Zhifeng dengan cercaan sambil berteriak: "Bulan depan? Apa yang bisa kau siapkan dalam waktu sebentar? Kau pikir dengan status Dewa Kegelapan ini bisa menipu perjodohan Nanshi? Pertunangan ini tidak kusetujui!"
Yun Zhifeng tak berani menghindar atau melawan, memaksakan diri menerima pukulan itu.
Ironisnya, dia sedang dalam tahap transformasi energi spiritual menjadi aura setan yang kadang bereaksi di luar kendali. Demi melindungi Lao Shi dari luka, diam-diam dia mencabut sistem perlindungan dan membiarkan dirinya dipukuli.
Setelah menghajarnya, Lao Shi akhirnya membentak: "Aku bukan kepala keluarga feodal yang melarang kalian menikah! Tapi sama sekali tidak boleh segini cepat! Dia masih kecil kurang ajar, kau juga ikut-ikutan bodoh?"
Yun Zhifeng tertegun sejenak.
Melihat reaksinya, Lao Shi mengingatkan: "Shenge-nya."
Yun Zhifeng mendengar ini, kecerdasannya yang sempat dibutakan kegembiraan perlahan menjadi tenang.
Benar, shenge-nya.
Shenge-nya belum terbentuk jelas. Jika menikah dan melakukan dual cultivation denganku, shenge Dewa Kegelapanku akan mempengaruhi shenge-nya.
Dual cultivation dengan orang berkultivasi lebih tinggi memang membantu pembentukan shenge, tapi Song Nanshi adalah Dewa Penegak Hukum. Shenge-nya dipengaruhi orang lain belum tentu hal baik.
Dia bisa saja tidak menyentuhnya setelah menikah, namun... berinteraksi setiap hari, Yun Zhifeng sendiri tak yakin dengan pengendalian dirinya.
Pikirannya yang demam perlahan tenang, melepaskan diri dari kenangan masa tanpa Song Nanshi itu.
Yun Zhifeng menarik napas dalam.
Dia berpikir, lebih dari seratus tahun saja sudah ditunggu, kini hanya perlu menambah waktu tunggu.
Waktunya melimpah untuk menanti.
Sisa umurnya bisa dihabiskan untuk menunggunya.
Wajahnya menjadi tenang, berkata tulus: "Terima kasih atas petunjuk Senior."
Ekspresi Lao Shi sedikit membaik.
Kemudian, Yun Zhifeng kembali dengan muka babak belur dan berjalan pincang.
Begitu melihat lukanya, api kemarahan Song Nanshi langsung berkobar. Ia menyingsingkan lengan bajunya dan berkata, "Siapa yang melukaimu? Aku akan membalas dendam untukmu!"
Yun Zhifeng: "Senior Shi."
Song Nanshi: "……"
Dengan malu ia menurunkan kembali lengan bajunya, lalu menghibur dengan perkataan yang tak sesuai hati: "Dia kan orang yang lebih tua, kita harus sopan!"
Yun Zhifeng: "……"
Sepertinya, sejak bersama Song Nanshi, posisi terhormatnya kian merosot setiap hari.
Song Nanshi masih bertanya: "Mengapa si kakek tua itu memukulmu? Ceritakan biar aku senang-senang... bukan, memberi saran."
Yun Zhifeng memandangnya sejenak, lalu berkata: "Aku melamar Senior Shi."
Song Nanshi tak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya.
Dengan bersemangat ia bertanya: "Dia tidak setuju? Bagaimana kalau kubicuikan dia?"
Yun Zhifeng mengusap rambutnya perlahan.
Ia berbisik lembut: "Aku tidak terburu-buru. Kita punya banyak waktu."
Song Nanshi tidak bisa menahan diri mengusap wajahnya sendiri.
Kemarin masih terburu-buru, sekarang...
Dia mulai meragukan daya tariknya sendiri.
Tapi kata Yun Zhifeng tidak perlu terburu-buru, benar-benar sama sekali tidak tergesa.
Tahun pertama, mereka berdua bermarkas di wilayah Bangsa Iblis, tak sepatah kata pun tentang pernikahan.
Tahun kedua, perselisihan mereka dengan Bangsa Iblis dan Aliansi Immortal selesai, beban keuangan Song Nanshi berkurang drastis.
Tahun kelima, bisnis pemakaman api Kakak Senior Zhu Xiu telah membuka cabang ketujuh, alur cerita asli mulai terungkap, "sinar bulan" sang Guru ternyata tidak mati. Sang Guru menyelamatkannya seperti dalam kisah asli, namun setelah itu mengakui semua perbuatannya selama ini, lalu sang "sinar bulan" menamparnya.
Tahun ketujuh, Zhu Xiu membuka cabang kesepuluh pemakaman apinya. Sang "sinar bulan" merasa lingkungannya terlalu sial, lalu melamar kerja di bisnis Kakak Senior.
Tahun kesepuluh, Adik Senior akhirnya menerima wujud manusia Pangeran Iblis, sinar pertama novel romansa kuno mulai terbit...
Tahun kelima belas, Adik Senior tiba-tiba berlari mendekat dengan wajah penuh dilema dan bertanya padanya: "Manusia dan iblis berbeda jalan, apakah kami tidak cocok bersama?"
Song Nanshi pura-pura menatap langit, lalu berkata sambil lalu: "Setelah mengamati buruj malam tadi, kalian berdua jelas sepasang jodoh bawaan lahir!"
Adik Senior langsung pergi dengan girang bukan main.
Tahun kedua puluh, Song Nanshi akhirnya merampungkan renovasi Wanxiang Pagodanya, dengan segulung panjang slip klaim pengeluaran di tangan.
Suatu hari, Yun Zhifeng tiba-tiba berkata: "Nanshi, bagaimana kalau kita menikah?"
Song Nanshi: "Baik!"
Maka keduanya tiba-tiba mengumumkan kabar dan memutuskan untuk menikah.
Dunia kultivasi gempar.
Dunia immortal yang sudah menanti lama pun ikut bergejolak!
Bertahun-tahun banyak yang menanti-nanti kesempatan memberi hadiah dan mencari kedekatan, persiapan hadiah sudah dilakukan berkali-kali, tapi mereka baru memutuskan sekarang.
Seorang dewa tak tahan mengeluh: "Mereka benar-benar bisa menahan diri!"
Dan kini, hari yang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba!
Burung Qing yang dikirimkan takdir untuk mengantarkan surat pernikahan kepada dua Dewa Sejati datang terlambat. Belum sempat turun ke dunia manusia, langsung ditahan oleh para dewa di tanah.
"Burung Qing, bawa ini untuk mereka."
"Burung Qing, ini hadiah pernikahanku..."
Akhirnya, burung suci yang anggun ini terbang dengan paruh menggigit surat pernikahan... sementara tubuhnya dipenuhi hadiah-hadiah warna-warni yang tak berguna.
Tiba-tiba ia tak bisa melanjutkan terbang.
"Bang"!
Jatuh terguling ke tanah.
Para dewa: "......"
Seorang dewa marah: "Memang hadiah kecil tapi tulus! Tapi siapa yang berani mengirim batu Danau Tai sebesar ini?!"
