Dalam obrolan santai, mobil segera tiba di gerbang Sekolah Menengah Pertama No. 1 (Yizhong).
Dari kejauhan, terlihat banyak orang berdiri di luar gerbang sekolah.
Yang memimpin adalah Kepala Bagian Pendidikan Yizhong.
Kepala sekolah tidak ada di tempat, Kepala Bagian Pendidikan sendiri memimpin tim penyambut di gerbang sekolah. Perlakuan semacam ini setara dengan pemeriksaan pejabat kota.
Sementara Wang Jinyang saat ini masih mahasiswa tahun pertama. Yang benar-benar membuat sekolah menghargainya adalah statusnya sebagai petarung.
Tahun lalu, Kepala Bagian Pendidikan mungkin bahkan tidak akan melirik Wang Jinyang.
Selangkah berbeda, bagai langit dan bumi.
……
Wang Jinyang turun dari mobil dan berbicara dengan pimpinan sekolah, sementara Fang Ping dan beberapa orang lainnya menghampiri Liu Anguo.
Liu Anguo juga berada di antara kerumunan penyambut. Selain para guru, ada beberapa siswa.
Fang Ping tidak terlalu familiar dengan siswa-siswa ini, tapi Wu Zhihao menjelaskan dengan suara rendah: "Sebagian besar dari kelas fokus, ditambah beberapa siswa berprestasi dari kelas biasa."
Yang dia maksud tentu bukan jurusan sastra, melainkan ilmu bela diri.
Yang bisa datang ke sini adalah bibit siswa bela diri Yizhong tahun ini.
Kalau bukan karena Fang Ping dan kawan-kawan bertugas menerima Wang Jinyang, selain Wu Zhihau, yang lain tak layak datang.
Tentu, itu sebelumnya. Sekarang Fang Ping jelas memenuhi syarat.
Liu Anguo bukan bagian dari pimpinan sekolah. Saat Wang Jinyang dan mereka berdiskusi, Liu tidak ikut menyela.
Melihat Fang Ping dan yang lain tiba, Liu Anguo bertanya dengan suara rendah: "Bagaimana, ada hasil jerih payah?"
Wu Zhihao pertama mengangguk, menandakan hasilnya cukup banyak.
Kemudian dengan nada iri cemburu berkata: "Yang paling berhasil tetap Fang Ping, Guru, energi qi dan darah Fang Ping naik lagi, mungkin sudah lebih tinggi dari aku..."
"Bagaimana mungkin?"
Liu Anguo tertegun sejenak, tampak tidak percaya.
Peningkatan energi qi dan darah bukanlah hal yang bisa dicapai dalam semalam.
Apalagi, latar belakang keluarga Fang Ping biasa saja, mana mungkin mudah melebihi Wu Zhihao.
Wu Zhihao tentu paham keheranan wali kelasnya, buru-buru menjelaskan dengan suara pelan.
Ketika mendengar Fang Ping sembarangan minum obat, Liu Anguo sama sekali tak bisa berkata-kata, anak muda sekarang tidak takut mati?
Tapi kejadian sudah berlalu, Fang Ping mendapat berkah dari musibah, Liu Anguo tetap bersukacita: "Kalau begitu, tahun ini kelas (4) kita mungkin akan menciptakan keajaiban!"
Wu Zhihao berpeluang masuk jurusan bela diri, jika ditambah Fang Ping, satu kelas biasa menghasilkan dua mahasiswa jurusan bela diri...
Hanya dengan membayangkannya, Liu Anguo sudah tak bisa menahan kegembiraan.
Tahun lalu Wang Jinyang dan siswa kelas biasa lain yang lolos ujian jurusan bela diri, kesuksesan mereka sudah menjadi prestasi gemilang.
Tapi yang membuat Liu Anguo dan rekan guru iri bukanlah para siswa itu, melainkan dua wali kelas kelas biasa tersebut.
Karena punya siswa jurusan bela diri di kelas biasa, kedua wali kelas itu tahun lalu saja mendapatkan bonus lebih dari seratus ribu yuan!
Jumlah itu setara dengan gaji dua tahun para wali kelas!
Selain uang, ada benefit lain seperti kesempatan promosi, penilaian kinerja istimewa...
Jika satu berhasil lolos, bagaimana dengan dua?
Liu Anguo merasa sedikit pusing. Jangan-jangan tahun ini dirinya akan menjadi wali kelas terbaik sepanjang sejarah Sekolah Satu yang berhasil melatih dua petarung dari kelas biasa?
Selain itu... Yang Jian dan Liu Ruoqi di kelasnya, belum tentu tidak memiliki harapan...
Semakin dipikirkan, Liu Anguo seperti mabuk kepayang.
Orang berusia lima puluhan ini tak bisa menahan senyum bodohnya.
Di sebelahnya ada wali kelas lain, termasuk dua wali kelas unggulan.
Seseorang yang melihat senyuman Liu Anguo tak bisa menahan ejekan: "Lao Liu, jaga image-mu sedikit. Murid-murid masih ada di sini."
Wajah Liu Anguo penuh kesombongan. Secara refleks ia menutupi Wu Zhihao dan kawan-kawan di belakangnya sambil tersenyum: "Apa aku bahagia sampai melanggar hukum? Lao Li, katanya belakangan ini kamu sering pamer ke orang-orang bahwa tahun ini gelar guru berprestasi pasti jatuh ke tanganmu?"
Yang disebut Lao Li oleh Liu Anguo adalah guru senior berusia sekitar lima puluhan juga, namun statusnya lebih baik sebagai wali kelas unggulan.
Mendengar perkataan Liu Anguo, Lao Li terkekeh: "Lho? Bukan aku yang dapat, apa kamu pikir Lao Zhang? Muridku Zhou Bin tahun ini pasti lolos ke Universitas Bela Diri. Kalau beruntung, bahkan Universitas Bela Diri Ibu Kota atau Universitas Bela Diri Kota Iblis bisa..."
Kedua universitas bela diri ini adalah yang paling terkenal di dalam negeri.
Selatan Kota Iblis, Utara Ibu Kota.
Dibandingkan Universitas Bela Diri Nanjiang, dua universitas ternama ini jauh lebih sulit dimasuki.
Meski mengejek dalam hati atas kesombongan Lao Li, Liu Anguo tetap diam saja.
Zhou Bin masuk WuDa sudah 99% pasti, tapi masuk dua universitas top kemungkinannya kecil.
Tapi saat ini Zhou Bin ada di tengah kerumunan, sebagai guru, secara alami tidak boleh terlalu mengecewakannya.
Liu Anguo tersenyum lebar, tidak membantah, hanya menoleh melihat Fang Ping dan Wu Zhihao. Tahun ini kelas (4) punya dua siswa jurusan ilmu bela diri yang lulus, gelar Wali Kelas Teladan pasti jatuh ke tangannya!
Sekalipun kelas unggulan lebih banyak yang lulus, tapi kelas unggulan memang khusus dikembangkan untuk siswa jurusan ilmu bela diri. Lulus itu wajar, tidak lulus baru sebuah kesalahan.
Selama Zhou Bin tidak masuk dua universitas top, kelas Lao Li yang lebih banyak lulus ke WuDa daripada kelas (4) juga percuma.
Lao Li di samping merinding melihat senyum Liu Anguo, apa yang dipikirkan si tua ini?
Bukan cuma para guru, Fang Ping dan Wu Zhihao juga merasa tidak nyaman. Sorot mata Lao Liu saat memandang mereka bukan seperti melihat murid, bahkan lebih dari memandang anak kandung sendiri.
Fang Ping mungkin bisa memahami pikiran Liu Anguo, merasa geli sekaligus kesal.
Saat mereka berbisik-bisik, Wang Jinyang di depan sudah selesai bersalaman dengan pimpinan sekolah.
Tak lama, Wang Jinyang berjalan mendekati para siswa yang menunggu.
Memandang sekeliling, Wang Jinyang mengangguk sambil tersenyum: "Angkatan demi angkatan semakin hebat. Adik kelas tahun ini jauh lebih baik dari angkatan kami tahun lalu. Prestasi Sekolah No.1 semakin meningkat, tidak lepas dari kerja keras para guru dalam membina."
Meski masih mahasiswa tahun pertama, Wang Jinyang fasih berbicara dengan basa-basi dan retorika resmi, membuat kepala sekolah di sampingnya tersenyum lebar dengan pipi kemerahan.
Ini pujian langsung dari petarung bersertifikat!
Pihak sekolah SMA 1 sebenarnya selalu memantau lulusan yang diterima di universitas seni bela diri, namun detail situasinya tidak mereka ketahui karena beberapa kabar tidak disebarluaskan.
Tapi pihak SMA 1 tahu, dari 5 orang yang diterima tahun lalu, hanya 2 yang benar-benar menjadi petarung.
Dari kedua itu, Wang Jinyang lebih terkenal. Bahkan alumni universitas seni bela diri yang masih berhubungan dengan sekolah, saat menyebut namanya menunjukkan ekspresi wajah yang rumit, tergugah oleh perasaan pilu.
Dari cerita alumni, pihak sekolah mengetahui prestasi gemilang Wang Jinyang di Universitas Seni Bela Diri Nanjiang, inilah alasan mengundangnya tahun ini.
Beruntung, Wang Jinyang kebetulan akan pulang ke Yangcheng. Setelah mendapat undangan, dia tidak terlalu ragu-ragu langsung menyetujui.
Kalau tidak, mungkin dia tidak akan datang ke SMA 1.
Wang Jinyang membalas basa-basi sambil melirik Fang Ping. Dalam indranya, Fang Ping termasuk salah satu murid dengan energi vital paling kuat di SMA 1.
Bahkan, energi vital Fang Ping hanya kalah dari Zhou Bin yang menjadi perhatian semua petinggi sekolah.
Mengingat pagi tadi energi vital pemuda ini biasa saja, tapi dalam satu siang terjadi peningkatan drastis, Wang Jinyang tak bisa tidak menghela nafas merasakan ketidakpastian takdir.
Di momen ini, hampir tidak ada guru maupun siswa SMA 1 yang memperhatikan Fang Ping. Wang Jinyang tersadar dalam hati sambil tertawa kecil, tahun lalu muncul kejutan seperti dirinya, tahun ini mungkin akan membuat para guru terkejut lagi.
Tidak tahu juga, nanti apakah ini akan membuat para pimpinan sekolah meragukan diri sendiri.
Wang Jinyang juga malas mengurus hal-hal seperti ini, apalagi mengingatkan siapa pun, itu hal yang tidak perlu.
Dengan santai ia memuji beberapa siswa berprestasi tersebut, kemudian berjalan bersama kepala urusan kesiswaan menuju aula multifungsi.
……
Fang Ping dan beberapa orang lainnya juga mengikuti barisan siswa menuju aula sekolah.
Saat tiba di aula multifungsi, sudah banyak siswa yang duduk di dalam. Sekilas melihat, jumlahnya mungkin tidak kurang dari 200 orang.
Inilah semua siswa SMA 1 yang mendaftar jurusan bela diri tahun ini, termasuk Fang Ping dan teman-temannya, total kurang dari 300 orang.
Begitu masuk, Fang Ping dan kawan-kawan langsung melihat Zhang Hao mengayunkan tangan ke arah mereka. Mereka segera menuju ke sana, beberapa peserta ujian bela diri dari kelas (4) juga berkumpul di situ.
Baru saja duduk, Zhang Hao sudah tak sabar bertanya: "Apa hasil yang kalian dapat saat menjemput Senior Wang? Apakah Senior Wang kuat?"
Sebelum Fang Ping sempat menjawab, Wu Zhihao tersenyum: "Bagaimana kami tahu kekuatannya? Senior Wang tidak bertarung dengan siapa pun. Untuk hal lain, nanti Senior Wang sendiri yang akan menjelaskan."
Ia tidak menyebutkan soal ledakan emosi, Yang Jian dan Liu Ruoqi juga tidak membahasnya.
Mereka tidak tahu apakah Wang Jinyang akan membahasnya nanti. Jika iya, memberi tahu atau tidak sama saja. Jika tidak, itu lebih baik, ini bisa menjadi keunggulan mereka.
Beri tahu Zhang Hao tidak apa-apa, tapi mulut besar orang ini bisa langsung menyebar kemana-mana, keunggulan yang susah payah dibangun bisa hilang.
Setiap orang punya kepentingan pribadi. Fang Ping melihat mereka tidak menyebutkannya, dengan sendirinya tidak akan berinisiatif bicara.
……
Setelah diskusi beberapa orang, Wang Jinyang baru masuk ke aula fungsi bersama rombongan kepala administrasi pendidikan.
Begitu masuk, tepuk tangan yang membara langsung bergemuruh di ruangan.
Beberapa siswi bahkan sampai menjerit histeris.
Melihat adegan ini, hampir semua murid termasuk Wu Zhihao memancarkan ekspresi kagum dan pemujaan.
Banyak siswa lain merasakan gejolak kuat dalam hati: "Petarung sejati harus seperti ini!"
Inilah sosok petarung yang dikagumi dan didambakan siswa.
Langsung menapaki langit, persis seperti ini wujudnya.
Sementara Fang Ping saat ini tidak terlalu bersemangat. Sementara orang lain memperhatikan Wang Jinyang, dia malah mempelajari jadwal ujian jurusan bela diri dari sekolah.
Setelah 10 April, verifikasi administratif dimulai. Akhir April verifikasi selesai, yang lulus mendapat kartu ujian jurusan bela diri.
1 Mei, peserta ujian jurusan bela diri secara kolektif pergi ke Kota Ruiyang yang membawahi Yangcheng untuk pemeriksaan kesehatan.
3 Mei hasil pemeriksaan keluar. Universitas bela diri dan Kementerian Pendidikan menerima data balasan, sekaligus menetapkan standar kelulusan.
7 Mei ujian praktik dimulai.
10 Mei mengikuti ujian profesional jurusan bela diri yang diorganisir nasional...
Inilah seluruh agenda peserta ujian jurusan bela diri. Setelah ujian profesional selesai, tinggal menunggu ujian akademik reguler.
Waktu sangat singkat, dikumpulkan bersama, juga agar siswa ujian ilmu bela diri bisa berkembang sampai batas maksimal, supaya siswa yang lebih muda tidak terhambat.
Di usia sekitar 18 tahun, saat ini beberapa siswa mungkin berkembang setiap hari.
Melihat jadwal waktu, Fang Ping pun merasa terburu-buru.
Menjelang tes kesehatan tinggal sekitar 20 hari lagi. Apa dalam 20 hari ini aku benar-benar bisa menyelesaikan semuanya?
Energi vital masih baik-baik saja, ujian profesional tidak sulit bagi orang lain, tapi untukku ini masalah besar. Masih harus mencari cara meningkatkan kekuatan spiritual.
