Huang Bin ingin sekali kabur, tapi tidak mau mengaku masih menyimpan barang berharga.
Terhadap tuduhan Fang Ping, Huang Bin tentu saja menyangkal.
"Fang Ping tidak memperhatikan, mengetuk lantai perlahan dengan pisau tempur, lalu berpikir sejenak dan bertanya: 'Sepertinya kejahatanmu tidak ringan, sudah banyak nyawa yang kauambil?'"
Huang Bin tidak menjawab.
Hal seperti ini, satu jawaban yang salah mungkin akan menyebabkan perubahan besar.
Melihatnya tidak menjawab poin ini, Fang Ping berhenti mengejar, di hatinya sudah ada penilaian.
Saat ini, dia sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan hal ini.
Setelah merenung sejenak, Fang Ping akhirnya menanyakan hal yang paling membuatnya penasaran.
"Aku akan menanyakan satu pertanyaan lagi, jika jawabanmu memuaskanku, perkataanmu sebelumnya bisa kukaji ulang."
Huang Bin berhati-hati berkata: "Tanyakan!"
"Apa sebenarnya petarung itu?"
Pertanyaan ini terdengar sangat kekanakan, banyak orang mungkin akan tertawa mendengarnya.
Orang yang bahkan tidak tahu apa itu petarung, masih mengejar jalan pedang, sungguh menggelikan!
Namun, Huang Bin sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menertawakan.
Selain petarung sejati atau mereka yang berasal dari keluarga ahli, berapa banyak rakyat biasa yang benar-benar tahu apa itu petarung sebenarnya!
Sebenarnya Fang Ping bukan bertanya tentang petarung, tapi bagaimana menjadi petarung, standar petarung, definisi petarung...
Ini semua sebenarnya juga termasuk rahasia.
Pemerintah tidak mengumumkan informasi ini ke rakyat biasa, ada banyak alasan, umumnya hanya diketahui setelah lulus ujian masuk universitas bela diri.
Jika ini Wang Jinyang, mungkin akan berkata: "Setelah masuk universitas bela diri, kau akan paham dengan sendirinya."
Tapi Huang Bin bukan Wang Jinyang, saat ini dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, apalagi rahasia yang tidak terlalu penting ini.
Ada keinginan untuk menjebak Fang Ping, tapi ketika ingat Fang Ping masih jauh dari menjadi petarung, menunggunya mencapai level petarung akan memakan waktu yang sangat lama.
Menipu saat ini juga tidak ada artinya.
Memikirkan hal ini, Huang Bin menjawab jujur: "Petarung sebenarnya adalah rakyat biasa yang berhasil melampaui batas fisik mereka."
Kunci menjadi petarung terletak pada kemampuan melampaui batas tersebut.
Kita tidak perlu membahas petarung level menengah-tinggi dulu karena masih terlalu jauh untukmu, mari fokus pada petarung level rendah terlebih dahulu."
"Seperti pernah kukatakan sebelumnya, pelatihan utama petarung level rendah adalah tempering tulang, dengan melatih otot dan mengeraskan kulit sebagai pendukung."
Energi vital merupakan fondasi dasar untuk melatih tulang, otot, dan kulit.
Kesimpulannya, dengan energi vital yang kuat sebagai dasar dan struktur tulang yang kokoh, barulah seseorang memiliki kualifikasi untuk menjadi petarung..."
Seiring penjelasan Huang Bin, Fang Ping perlahan mulai memahami jalan menuju dunia petarung.
Di saat yang sama, Fang Ping teringat perkataan Wang Jinyang di masa lalu.
Saat menjemput Wang Jinyang dulu, Yang Jian dan yang lain mendiskusikan para siswa SMA yang telah menjadi petarung.
Wang Jinyang pernah mengatakan bahwa mereka tak hanya mengandalkan bakat alam, tetapi juga latar belakang keluarga - hampir semua memiliki petarung level 4 sebagai pendukung.
Dulu Fang Ping tidak mengerti maksudnya, namun sekarang ia telah paham.
Menurut penuturan Huang Bin, untuk menjadi petarung setidaknya harus memenuhi tiga syarat.
Pertama, energi vital.
Murid yang diterima di jurusan bela diri umumnya memiliki energi vital minimal 110 kal, namun ini bukan standar untuk petarung.
Untuk menjadi petarung, energi vital minimal harus mencapai 150 kal.
Tentu, semakin tinggi lebih baik, tapi tidak boleh melebihi 200 kalori. Bagi mereka yang bukan petarung, energi vital yang terlalu kuat bukanlah hal baik.
Kedua, kekuatan tulang.
Rakyat biasa yang ingin menjadi petarung harus memiliki tulang yang kuat, setidaknya mampu menyesuaikan diri dengan ledakan energi vital pasca-breakthrough.
Proses penempaan tulang tidak bisa hanya mengandalkan obat-obatan, diperlukan teknik latihan khusus.
Ini adalah syarat ketiga - teknik latihan!
Sebuah teknik dasar umumnya memiliki efek melatih energi vital dan tulang.
Jika tidak, murni mengandalkan suplemen, rakyat biasa hampir mustahil mencapai energi vital 150 kalori setelah berjuang mencapai 120 kalori.
Tentu, latihan teknik juga memerlukan dasar, minimal energi vital 110 kalori untuk memulai.
Jika tidak, kekurangan energi vital setelah latihan justru berpotensi membuat tubuh sakit dan rusak.
Inilah alasan universitas bela diri mensyaratkan energi vital tinggi saat penerimaan murid.
Tapi teknik tidak boleh disebarkan sembarangan!
Teknik dilarang diajarkan kecuali oleh petarung level 4 ke atas.
Melanggar berarti melakukan tindak kriminal.
Saat membahas ini, Huang Bin tidak menunjukkan kemarahan tapi justru pemahaman di wajahnya.
Mengapa petarung di bawah level 4 dilarang mengajarkan?
Bukan untuk membatasi petarung rendah atau rakyat biasa, tapi untuk melindungi.
Saat breakthrough dari calon petarung ke petarung, ledakan energi vital sangat dahsyat.
Tanpa bimbingan petarung level menengah, sedikit kesalahan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan energi vital menghantam organ dalam.
Ringan terhitung terluka parah, berat bisa kehilangan nyawa.
Lembaga pelatihan jalan pedang di masyarakat juga mensyaratkan minimal petarung kelas 4 untuk mendirikan, sebagai langkah pencegahan penyebaran pengetahuan sembarangan.
Tanpa bimbingan, tanpa perlindungan, bahayanya sangat besar.
Beberapa tahun sebelumnya, sebenarnya tidak ada pembatasan berarti terhadap penyebaran pengetahuan.
Tapi banyak rakyat biasa yang mendapatkan pengetahuan ini, demi menjadi petarung nekat mengambil risiko, jumlah korban jiwa tiap tahun tidak sedikit.
Yang Berhasil memang ada, tapi itu minoritas.
Dari 100 orang yang Latihan pengetahuan bela diri, kurang dari 1% yang benar-benar bisa menjadi petarung tanpa bimbingan.
Sisanya, ada yang takut melanjutkan Latihan, ada pula yang ledakkan pembuluh darah saat Latihan atau terobosan.
Belum lagi banyak rakyat biasa yang energi dan darah belum mencapai standar, memaksakan Latihan hingga akhirnya merusak akar tubuh yang tak bisa dipulihkan.
Zaman modern tak seperti kuno, nyawa manusia tetap sangat berharga.
Untuk mencegah situasi ini, penyebaran pengetahuan akhirnya dibatasi.
Hanya petarung kelas 4 ke atas yang memiliki kemampuan menjaga dan menekan saat rakyat biasa melakukan terobosan.
Maka pemerintah akhirnya membuat serangkaian regulasi, termasuk persyaratan badan hukum lembaga pelatihan minimal kelas 4.
Rakyat biasa yang ingin terobosan menjadi petarung, kecuali dalam kondisi darurat, harus didampingi petarung kelas 4.
Biaya lembaga pelatihan sangat mahal, sebenarnya bukan karena pengetahuan utamanya, melainkan jaminan keamanan yang krusial.
Peserta pelatihan berhak meminta bantuan petarung kelas 4 untuk menjaga selama proses terobosan.
Bukit curam tidak lancar, petarung level empat bisa membantu calon petarung menekan ledakan energi.
Di universitas ilmu bela diri, situasinya hampir sama.
Saat murid melakukan breaktrough, bisa mengajukan permohonan pendampingan dari petarung di atas level empat.
……
Energi, kekuatan tulang, dan teknik bela diri - ketiganya adalah syarat utama.
Selain itu tentu sumber daya seperti Pil Energi, Pil Penguat Tulang, Pil Pelindung Organ Dalam.
Yang kondisi baik mempersiapkan lebih banyak, yang kurang mempersiapkan lebih sedikit.
Makanya keluarga tanpa petarung level empat jarang ada yang jadi petarung sebelum ujian nasional, terlalu berisiko.
Bahkan petarung level tiga tak bisa menekan energi saat gagal breaktrough, mencegah ledakan tubuh.
……
Setelah mendengar ini, Fang Ping mengerutkan alis: "Kalau begitu, tanpa kehadiran petarung level empat, rakyat biasa tak bisa jadi petarung?"
Pikiran Fang Ping terlalu jelas bagi Huang Bin.
Ini bukan hanya ide Fang Ping, siapa rakyat biasa yang tidak mendambakan jadi petarung? Kalau tidak takkan ada insiden pelarangan teknik bela diri dulu.
Justru karena terlalu banyak orang seperti ini sementara petarung level empat langka, banyak yang mengambil risiko hingga akhirnya teknik dilarang.
Seandainya keluarga Huang Bin sendiri, tentu dia akan jelaskan detail.
Meski dia breakthrough level tiga, untuk anaknya pasti akan bayar mahal minta bantuan petarung level empat.
Tapi siapa Fang Ping?
Musuh bebuyutan yang menjebaknya!
Makanya saat ditanya, Huang Bin buru-buru jawab: "Tak harus petarung level empat.
Asalkan dasar kokoh, bahaya memang ada, tapi tidak terlalu besar.
Dulu tidak semua orang punya petarung tingkat empat yang menjaga, kebanyakan petarung senior mengandalkan diri sendiri.
Asalkan bisa melakukan terobosan sekaligus sukses, maka tidak ada bahaya sama sekali.
Banyak jenius sebenarnya tidak perlu dijaga, karena mereka bisa sukses dalam sekali percobaan......"
Setelah berkata demikian, Huang Bin melirik Fang Ping.
Jelas maksudnya: "Kau ini jenius, jangan takut, langsung terobosan saja, tidak akan mati!"
Pemuda yang belum tahu tinggi-rendahnya langit, selalu merasa diri mereka unik.
Terhadap anak muda, harus dipuji.
Kalau dipuji, dia senang. Kalau diremehkan, malah kesal, merasa kau meremehkan kemampuannya.
Huang Bin paham pikiran anak muda ini, toh dulu dia juga pernah muda.
Dulu, Huang Bin juga penuh keyakinan, merasa bisa sukses jadi petarung tanpa pengawalan.
Tapi lupa, bahkan murid sekolah bela diri pun separuh gagal melakukan terobosan tiap tahun.
Dulu di pelatihan bela diri, Huang Bin hampir kehilangan nyawa saat terobosan, sampai sekarang masih trauma.
Kalau Fang Ping ingin mencoba, Huang Bin akan senang melihatnya.
Syaratnya, nak ini harus bertahan hidup sampai saat itu.
Melihatnya bertanya soal petarung, Huang Bin ingin dia segera terobosan, lebih baik mati.
Sayang, nak ini belum layak, bahkan belum punya kesempatan untuk terobosan.
Fang Ping yang bukan benar-benar remaja 17-18 tahun, jelas tahu ide licik ini, dalam hati mencemooh.
"Tapi jangan bilang tidak, sebenarnya Fang Ping memang punya sedikit ide ini."
Apakah dia jenius atau bukan, dia tidak tahu, tapi dia punya cheat!
Kalau begitu, bisakah ini dianggap sebagai jenius?
Tapi sekarang masih jauh dari standar untuk menjadi petarung, Fang Ping tidak terlalu memikirkannya.
Jika berhasil masuk universitas bela diri, dengan perlindungan Mentor, Fang Ping tidak perlu mengambil risiko.
Sambil memikirkan ini, Fang Ping bertanya lagi: "Anda punya metode latihan, kan?"
"Ada!"
Huang Bin menjawab tegas, lanjut: "Sebagian besar petarung level rendah sebenarnya menggunakan metode dasar, hampir sama antara pelatihan bela diri dan universitas."
"Bahkan jika ada perbedaan, biasanya hanya urutan pemurnian yang berbeda."
"Tubuh manusia memiliki banyak tulang, ada metode yang memurnikan kaki terlebih dahulu, ada yang memurnikan tangan dan lengan..."
"Semua ini sebenarnya tidak terlalu berbeda, hanya urutan saja."
"Pemurnian tulang bukan proses instan, calon petarung yang baru naik level hanya melakukan penguatan kecil pada tulang."
"Petarung level rendah, bahkan sampai level tiga, tetap terus memurnikan tulang..."
"Lalu metode latihanmu?"
Mata Huang Bin menyipit penuh makna: "Metode dasar sudah kupelajari selama 20 tahun, hapal di luar kepala. Tidak perlu bawa buku manual. Semua ada di otakku. Lepaskan aku, segera kuberikan metodenya..."
Saat dia bilang tidak membawa buku manual, Fang Ping percaya.
Jika benar dibawa, pasti sudah ditemukan Fang Ping sebelumnya.
Tapi benda ini, menyuruhnya menyalin dari ingatan, bahkan jika Huang Bin memberikannya pada Fang Ping, Fang Ping tidak berani mempercayainya.
Tidak mengejar lagi masalah teknik bela diri, saat ini Fang Ping sedang memikirkan cara mengolah orang ini.
Bunuh dia?
Seperti yang dikatakan Huang Bin, petugas resmi Kota Yang cepat atau lambat akan menemukan, lagipula orang ini bersembunyi-sembunyi, sepertinya sedang menghindari pengejaran.
Selain itu, meskipun usia psikologis Fang Ping lebih tua dari sekarang, dia memang pernah berbuat jahat, tapi membunuh benar-benar belum pernah.
Huang Bin memberikannya untuk dibunuh, Fang Ping saat ini mungkin juga tidak berani.
Tapi jika tidak membunuhnya, orang ini adalah petarung tingkat dua, terlalu berbahaya.
Kalau begitu hanya bisa diserahkan ke kantor polisi.
Masalah krusialnya...
Fang Ping melirik bungkusan di depannya, jika orang ini diserahkan, apakah polisi akan meninggalkan barang-barang ini untuknya?
Jangan bercanda!
Harta bernilai jutaan, beberapa barang bahkan dengan uang belum tentu bisa dibeli, seperti Pil Tulang Tempa, Pil Pelindung Organ Dalam, ini semua adalah barang yang saat ini bahkan tidak bisa dibeli Fang Ping.
Lalu bagaimana mengolah Huang Bin?
Fang Ping merasa pusing, orang ini sekarang seperti bara panas di tangan.
Menyerahkan adalah kepastian, kuncinya bagaimana cara menyerahkan, tidak bisa begitu saja ke kantor polisi, saat itu mungkin sehelai bulu pun tidak akan didapat.
Dia rakyat biasa, mana ada kesempatan tawar-menawar dengan petugas resmi.
Setelah merenung sejenak, Fang Ping tiba-tiba tersadar telah membuat keputusan.
Tidak menghiraukan ekspresi penuh harapan Huang Bin, Fang Ping mencari sebentar dan menemukan tongkat kayu setengah yang sebelumnya dibuang.
"Melihat Fang Ping mengambil tongkat kayu dan mendekat, ekspresi Huang Bin langsung menghitam, gugup bertanya: "Anda... Anda mau apa?"
"Anda terlalu berbahaya, lebih baik pingsan daripada sadar."
"Ja... Jangan mendekat!"
"Jangan berteriak! Kalau ada yang dengar, nasibmu akan lebih buruk!"
Huang Bin sangat ingin menjerit, tapi mengingat kemungkinan menarik perhatian orang, ia memaksakan diri tak bersuara.
Karena takut bersuara, Fang Ping tak menunjukkan belas kasihan.
"Bruk!"
Tongkat kembali menghantam kepalanya. Saat itu Huang Bin ingin mati saja, bahkan lebih memilih langsung pingsan.
Meski pura-pura pingsan, Fang Ping tetap tak berhenti. "Bruk! Bruk! Bruk!" Tongkat menghantam lima enam kali berturut-turut.
Baru setelah rintihan Huang Bin melemah, Fang Ping menghentikan pukulannya.
Bergumam: "Kepalanya benar-benar keras."
