Gerbang SMA 1.
Fang Ping berbincang singkat dengan Tan Hao dan Tan Tao, lalu kembali ke lokasi kelas (4).
Setelah dia pergi, Tan Zhenping juga mengirim puluhan pimpinan SMA 1.
Menatap punggung Fang Ping sejenak, Tan Zhenping berbisik: "Dua tahun terakhir ini, Kota Yang semakin menarik."
Tan Hao heran: "Ayah, maksudmu apa?"
Tan Tao tampak termenung: "Ayah maksud Fang Ping?"
"Bukan hanya Fang Ping, tapi juga senior Wang kalian..."
Tan Zhenping tersenyum, namun tidak menjelaskan lebih lanjut.
Seorang petarung level 3 usia 19 tahun, dijuluki pilar utama Universitas Bela Diri Nanjiang dalam beberapa tahun ke depan.
Seorang murid SMA biasa berusia 18 tahun yang sebentar lagi menyandang status petarung resmi.
Kemunculan orang-orang seperti ini di kota metropolitan atau keluarga bela diri memang biasa.
Tapi kedua pemuda ini berasal dari keluarga sederhana di kota kecil seperti Kota Yang.
Harus diakui, probabilitasnya sangat-sangat kecil.
Kelahiran Wang Jinyang dari Kota Yang saja sudah membuat para pejuang di provinsi Jiangnan takjub.
Apalagi sekarang muncul Fang Ping...
Tentu, saat ini Fang Ping masih jauh tertinggal.
Mendekati level 1 petarung bukan jaminan apa-apa, perjalanan masih panjang.
Dari level 1 ke 3 bisa ditempuh dengan waktu dan sumber daya yang cukup.
Tapi di atas level 3, bukan lagi sekadar masalah sumber daya dan waktu.
“Wang Jinyang yang membuat orang takjub, bukan semata karena kekuatan tingkat tiganya.”
“Tentu saja, detail spesifik Tan Zhenping juga tidak tahu, hanya mengetahui setelah Wang Jinyang mencapai tingkat tiga, kabarnya dia menjalin hubungan dengan seorang tokoh penting.”
“Sambil memikirkan ini, Tan Zhenping menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil. Bagaimanapun masa depan mereka, itu tidak ada hubungannya dengannya.”
“Sehebat apa pun Wang Jinyang, tak mungkin dia mengistimewakan rekan senegaranya hanya karena kesamaan asal daerah.”
“Fang Ping juga demikian!”
“Menoleh memandangi kedua putranya, inilah harapannya, harapan keluarga Tan.”
“Dia hidup hemat, padahal bisa mencari cara mencapai tingkat dua, tapi sengaja tidak melakukannya demi menyimpan sumber daya bagi kedua putranya.”
“Tan Zhenping yang hampir berusia 50 tahun sudah kehilangan semangat juang. Meski bisa naik tingkat, prospek masa depannya tetap terbatas.”
“Tapi kedua putranya berbeda, mereka masih muda!”
“Mengingat hal itu, Tan Zhenping mengabaikan Fang Ping dan berkata lembut: 'Ahao, Atao, ujian kali ini harus maksimal! Kalau lulus universitas bela diri, kalian akan segera menjadi petarung sejati!'”
“Sekolah menyediakan sumber daya, ditambah tabungannya sendiri. Latihan kuda-kuda kedua putranya sudah mencapai posisi kokoh.”
“Meski energi vital mereka masih rendah, Tan Zhenping yakin begitu masuk universitas bela diri, kecepatan mereka menjadi petarung pasti melebihi Zhou Bin!”
……
“'Fang Ping, tadi Komisaris Tan bicara apa denganmu?'”
“Begitu tiba di kelas (4), Wu Zhihao segera berbisik bertanya.”
“'Komisaris?'”
Fang Ping tampak bingung bertanya, "Paman Tan itu kepala dinas apa?"
"Dinas Pendidikan, tapi dia wakil kepala dinas."
"Apa?"
Fang Ping terkejut, "Bukankah Kota Yang tidak punya banyak petarung? Paman Tan hanya jadi..."
Dalam pikiran Fang Ping, Tan Zhenping setidaknya adalah seorang petarung.
Petarung di Kota Yang memang sedikit, seluruh kota hanya sekitar 20-30 orang, separuhnya bergerak di bisnis.
Separuh sisanya belum tentu semuanya bekerja di pemerintah.
Dengan kata lain, sekalipun karir Tan kurang bagus, dia tetap masuk 10 besar pejabat Kota Yang.
Tapi orang selevel itu hanya jadi wakil kepala dinas pendidikan?
Memang jabatan pemerintah tidak hanya dinilai dari kekuatan bela diri, tapi karir Tan benar-benar payah.
Wu Zhihao malah lebih terkejut, "Apa maksudmu? Wakil kepala dinas pendidikan tidak hebat?"
"Dinas Pendidikan adalah satu dari tiga institusi kekuasaan utama Kota Yang, meski tidak selevel dinas pendidikan kota besar.
Tapi tetap termasuk posisi bergengsi!
Pemerintah Kota Yang, Biro Penyidikan, dan Dinas Pendidikan. Menjadi wakil kepala di sini sudah luar biasa!"
"Tiga institusi kekuasaan utama..."
Fang Ping seperti ditampar realita!
Dinas Pendidikan ternyata begitu berpengaruh?
Wu Zhihao melihat kebingungannya, menunjukkan ekspresi seperti 'anak tidak bisa diajar', mendesah, "Kamu harus lebih memperhatikan urusan politik.
Meski kita masih siswa SMA, tapi sebentar lagi masuk kuliah.
Beberapa hal perlu diketahui sejak dini."
“Kota Yang adalah kota setingkat kabupaten, tidak memiliki komando militer, sehingga dinas pendidikan menempati peringkat ketiga. Seperti Ruiyang yang memiliki kemiliteran berkemah, maka Ruiyang memiliki empat institusi kekuasaan: pemerintah, militer, biro investigasi, dan dinas pendidikan.”
“Tentu saja, peringkat dinas pendidikan Ruiyang yang rendah disebabkan oleh minimnya sumber daya dan lemahnya kekuatan.”
“Berbeda dengan Kota Jiang.”
“Kota Jiang memusatkan beberapa universitas ilmu bela diri besar di Nanjiang. Dinas pendidikan di sana kaya sumber daya, kuat kekuatannya, bahkan peringkatnya lebih tinggi daripada biro investigasi...”
Fang Ping membuka mulutnya lebar-lebar, lama tak berkata-kata.
Selama ini ia tidak memperhatikan sistem kelembagaan, fokusnya hanya pada universitas bela diri, ujian ilmu bela diri, dan para petarung.
Sebagai siswa SMA, sedikit sekali yang benar-benar peduli tentang hal ini, di kelas pun tidak ada yang membicarakannya.
Hingga kini, Fang Ping baru menyadari perbedaan sistem yang begitu besar ini.
Dinas pendidikan menurutnya meski bukan institusi tanpa kekuasaan, tapi juga bukan departemen yang terlalu penting.
Sekarang malah menjadi institusi kekuasaan utama.
Lembaga investigasi yang disebut sebelumnya, sepertinya pernah disebut Wang Jinyang sebelumnya, mungkin merupakan lembaga penegak hukum khusus untuk menangani petarung.
Fang Ping menggelengkan kepalanya, "Ah sudahlah, bahkan Bentuk manusia RPG pun sudah kulihat, apalagi perbedaan kecil ini."
Namun dari ucapan Wu Zhihao tadi, Fang Ping tahu bahwa Tan Zhenping tidaklah gagal.
Sebagai wakil kepala salah satu dari tiga institusi kekuasaan utama, posisi itu cukup sepadan dengan kekuatan tingkat pertamanya.
Setelah menjelaskan singkat hal-hal ini, Wu Zhihao kembali mengangkat topik pembicaraan awal.
Fang Ping menjawab sekadarnya, lalu tak tahan bertanya, "Kenapa kamu naik mobil sekolah? Kupikir kamu pergi ke Rui Yang sendiri."
Wu Zhihao menggeleng putus asa, "Apa aku bodoh? Pergi sendiri, bayar transportasi sendiri? Booking hotel pakai uang sendiri? Makan juga pakai duit sendiri? Aku sekarang sampai mau belah uang jadi dua, ngapain buang-buang uang!"
Perkataan ini membuat Fang Ping bungkam!
Rupanya kamu juga pelit begini?
Tunggu, kenapa pakai kata 'juga'? Aku kan nggak pelit!
……
Sambil mengobrol, mobil-mobil dari SMA lain mulai berdatangan satu per satu.
Tidak seperti SMA 1 yang punya 8-9 bus sekaligus.
Beberapa SMA bahkan murid ilmu bela dirinya tak cukup mengisi satu bus.
Beberapa SMA dari desa sudah berangkat lebih dulu ke Rui Yang untuk berkumpul di sana.
Pukul 8.20, semua kendaraan telah berkumpul.
Total ada lebih dari 20 bus dengan sekitar 900 peserta, di mana SMA 1 menyumbang hampir sepertiganya.
Setelah semua lengkap, Tan Zhenping dan para penanggung jawab sekolah berdiskusi singkat, lalu naik mobil pribadi menuju Rui Yang.
……
Iring-iringan panjang meninggalkan SMA 1.
Di gerbang SMA 1, beberapa guru yang tinggal bergumam, "Entah berapa yang akan tersisa setelah tanggal 3 nanti."
Seorang guru menggeleng, "Tes kesehatan paling sulit. Kalau bisa lolos 100 orang saja sudah bagus."
"100 orang? Kayaknya susah!"
"Tahun ini total murid kelas tiga SMA di Kota Yang hampir 20 ribu, yang mendaftar ilmu bela diri sekitar 1500 orang.
Kalau di Ibu Kota atau Shanghai, rasionya pasti lebih tinggi.
Tapi Kota Yang, menurut perkiraan kami sebelumnya, batas tes kesehatan tahun ini minimal harus 110 kal.
Yang bisa melewati tes kesehatan mungkin hanya 5%, tapi setelah lolos tes, rasio yang lulus universitas bela diri justru cukup tinggi..."
"Kota besar memang lebih baik, ada SMA yang mendaftar massal ke Jalan Pedang, hebat sekali, tak bisa dibandingkan..."
“……”
Para guru berdiskusi ramai, beberapa bahkan menunjukkan ekspresi iri.
Tapi kota besar tak nyaman untuk ditinggali.
Harga properti sangat mengerikan, menetap pun punya banyak syarat.
Guru-guru SMA unggulan ini termasuk elit kecil masyarakat, tapi di kota besar belum tentu lebih nyaman daripada di Kota Yang.
……
Di dalam bus.
Fang Ping dan Wu Zhihao duduk berderet, sementara anggota kelas (4) lainnya duduk di posisi depan-belakang.
Selain mereka, ada juga siswa dari kelas lain, kebanyakan dari kelas biasa.
Tapi saudara Tan justru menyelinap di bus ini, duduk di sebelah kiri Fang Ping.
Awalnya, karena berbeda kelas, masing-masing mengobrol sendiri.
Tapi tak lama kemudian, dipicu oleh Zhang Hao dan beberapa teman yang aktif, percakapan mulai ramai.
Zhang Hao di barisan depan berseru bersemangat: "Bus kita hari ini luar biasa!
Tan Hao, Tan Tao, Wu Zhihao, Zhou Ming, Fang Ping, 5 orang dengan energi vital di atas 115 kal!
Yang Jian, Liu Ruoqi, Lan Pei juga punya energi vital di atas 112 kal!
Kalau tahun lalu, satu bus kita bisa menghasilkan 10 mahasiswa universitas bela diri!"
Yang lain sudah familiar, Tan Hao dkk tak perlu disebut lagi, Zhou Ming juga bibit unggulan kelas (3).
Tapi Fang Ping ini makhluk apa?
Sebelumnya ketika Tan Hao berteriak memanggil orang, beberapa orang memang mendengar, tapi sebelumnya hampir tidak ada yang mengenal Fang Ping.
Jadi begitu Zhang Hao bicara, seseorang di sebelahnya bertanya ragu-ragu: "Zhang Hao, Fang Ping itu... dari kelasmu?"
Sambil berkata, orang ini menoleh ke belakang, tapi saat itu Fang Ping sedang bersandar di kursi sehingga tidak terlihat.
Zhang Hao langsung paham maksudnya.
Di kelas sendiri, biasanya masing-masing hanya peduli urusan sendiri, tidak ada rasa kebanggaan kelompok.
Tapi sekarang ada orang dari kelas lain, Zhang Hao langsung bersuara keras: "Apa maksudmu? Kau kira hanya Wu Zhihao yang hebat di kelas kami?
Waktu Fang Ping menjemput Senior Wang dulu, Senior Wang sendiri bilang Fang Ping pasti bisa masuk universitas bela diri!
Kalau tidak percaya tanya saja Zhihao. Zhihao, energi vital Fang Ping sudah lebih dari 115 kal kan?"
Wu Zhihao tersenyum menatap Fang Ping yang malas menjawab, hanya mengangkat mata putihnya sambil terus menikmati pemandangan.
Melihatnya tidak peduli, Wu Zhiharo baru tertawa: "Bukan cuma 115 kal, Fang Ping jauh lebih hebat dari aku."
Perkataan Wu Zhihao ini membuat semua orang di mobil spontan menoleh ke arah Fang Ping.
Tan Hao di sebelahnya juga dengan santai menambahkan: "Fang Ping ini masuk universitas bela diri sudah pasti. Juara ujian bela diri Kota Yang tahun ini belum tentu Zhou Bin!"
Begitu kata-kata ini keluar, bahkan Zhou Ming dan beberapa murid dengan energi vital tinggi pun melirik.
Pesaing juara bela diri Kota Yang?
Omongan besar Zhang Hao memang tidak dipercaya. Perkataan Wu Zhihao dipercaya 30%, tapi setelah Tan Hao juga bicara, semua jadi percaya 80%!
Seketika, suasana ramai di dalam bus tiba-tiba hening.
Fang Ping merasa campur aduk, melirik Tan Hao dan yang lain. Apakah mereka sengaja membangkitkan dendam untuknya?
Tapi di sisi lain, rasanya cukup memuaskan juga!
Orang yang bertanya tadi jelas meremehkanku, berani mempertanyakan apakah energi vitalku benar mencapai 115 kal?
Apakah kau merendahkan Fang Ping?
Sebagai ahli yang menjaga citra, tentu dia tidak bisa membantah.
Tapi dengan bantuan "penggembira" ini, tamparan di pipi mereka terasa sangat memuaskan!
Dalam hati Fang Ping berbunga-bunga, tapi raut wajahnya tetap tenang. Bahkan sempat melirik Wu Zhihao dan yang lain dengan mata putih!
"Apa maksud kalian?"
"Apakah aku terlihat seperti orang yang suka pamer?"
"Yang benar saja, mengerti tidak arti rendah hati!"
……
