Perkataan "Wu Wudi" menciptakan gelombang kehebohan di antara para murid.
Sebagai target rekrutmen, Fang Ping menjadi fokus perhatian.
Tapi Fang Ping diam. Apakah mentor seperti ini baik?
Kedengarannya cukup oke!
Setidaknya janjinya "obat bisa dimakan sesuka hati" dan "dilindungi master" terdengar menggiurkan.
Tapi "Wu Wudi" terlihat tidak kompeten. Untuk latihan bela diri, newbie seperti Fang Ping butuh mentor yang lebih bisa diandalkan.
Fang Ping tak punya dasar keluarga, banyak hal tak dipahaminya. Butuh pembimbing.
Dan "Wu Wudi" jelas bukan tipe seperti itu.
Tapi karena omongan sembrono wanita tadi, Fang Ping sadar: banyak murid mentor pernah berseteru dengan Lao Wang.
Kekalahan sekali bertarung belum tentu menimbulkan dendam.
Biasanya mereka tak bertemu, bahkan mungkin sudah lupa.
Tapi kalau ada yang sengaja mengungkit, bilang "Kau bahkan kalah dari murid orang yang pernah mengalahkanmu dulu", apa perasaanmu?
Fang Ping bukan murid Wang Jinyang, wanita paruh baya itu juga tidak mengatakan demikian. Yang dia katakan adalah "separuh mentor", dan Fang Ping juga tidak menyangkal.
Murid "musuh bebuyutan" kini belajar seni bela diri seperguruan dengan diri sendiri, apakah mereka benar-benar bisa bersikap acuh tak acuh?
Bahkan jika semua orang tidak memiliki niat jahat, jika setiap hari menantangmu untuk bertarung latihan, kamu pasti tidak akan tahan.
Memikirkan hal-hal ini, Fang Ping tiba-tiba merasa pusing.
Kemampuan wanita paruh baya itu dalam menipu orang memang kelas satu!
Murid akademi sihir-militer juga bukan hanya melihat keuntungan besar di depan mata. Bujukan wanita itu yang seperti mengukir bunga di udara memang membuat beberapa orang tergoda, tapi banyak yang tetap menjaga ketenangan.
Zhao Lei memilih Tang Feng, Chen Yunxi memilih Bai Ruoxi, sementara yang lain satu per satu mendatangi mentor pilihan mereka.
Fu Changding ragu-ragu sejenak, akhirnya mendatangi Luo Yichuan.
Latihan tulang anggota atas atau tulang anggota bawah, bagi mereka yang tingkat dua tidak terlalu jauh, bukan hal yang tidak bisa dikompensasi, juga tidak perlu terlalu dipusingkan.
Pada akhirnya, dari 5 murid resmi yang disebut "Wu Wudi", hanya tersisa Fang Ping dan Yang Xiaoman yang belum memilih.
Yang Xiaoman bukan ragu karena "Wu Wudi", tapi ragu antara memilih Tang Feng atau Bai Ruoxi.
Sebagai perempuan, memilih Bai Ruoxi sebenarnya pilihan bagus, meskipun kemampuan Bai Ruoxi sedikit lebih rendah.
Tapi gaya pedang yang serba bisa itu tidak cocok dengan jalur kelincahannya, kurang sesuai untuk dirinya.
Setelah beberapa saat ragu-ragu, Yang Xiaoman pun mendatangi Tang Feng.
"Wu Wudi" juga tidak ambil pusing, kebebasan para murid dalam memilih mentor adalah hak prerogatif mereka.
Bahkan jika Fang Ping benar-benar tidak memilihnya, dia juga tidak menunjukkan reaksi apa pun.
Ucapan sebelumnya hanyalah spontanitas belaka, bukan berarti memaksa Fang Ping memilihnya. Tulang tempering ketiga memang bagus, tapi jika para mentor ini bersedia berinvestasi dan menghabiskan waktu, murid-murid biasa pun bisa mereka latih menjadi tulang tempering ketiga.
Saat Fang Ping mengeratkan gigi hendak mendatangi Xu Jianzhou, "Wu Wudi" tiba-tiba tertawa: "Memilih mentor lain, dengan kondisimu, lulus S1 paling hanya mencapai tingkat empat. Tapi di sini, mungkin ada perbedaan."
Begitu ucapannya selesai, Tang Feng segera menegur: "Lü..."
"Wu Wudi" melotot padanya. Tang Feng mendengus, tidak menyebut namanya, tapi mengerutkan kening: "Bercanda boleh, tapi tetap harus ada takarannya!
Fang Ping bisa mencapai tahap ini dengan menyelesaikan tulang tempering ketiga, pengorbanannya lebih besar dari yang lain!
Kau boleh sembarangan, tapi jangan mempermainkan masa depan murid!"
"Wu Wudi" protes: "Apa maksudmu aku mempermainkan masa depan murid?"
"Kau sendiri yang tahu!" Tang Feng seolah teringat sesuatu, menatap Fang Ping: "Perkataan tentang Wang Jinyang sebelumnya jangan dianggap serius. Dia cuma murid, walau handal, Sekolah Sihir tidak akan sampai menindas murid karena kecemburuan.
Senior-seniormu kalah secara terang-terangan dari Wang Jinyang. Jika ada yang mengganggumu karena kegagalan, itu menunjukkan watak mereka buruk. Senior seperti itu tidak akan mengancammu."
“Kamu telah melakukan tulang tempering ketiga, kinerjamu juga sangat baik saat penempatan fakultas. Mentor mana pun yang kamu pilih di sini, takkan ada yang menyembunyikan ilmunya.”
“Sebagai mentor dari Kampus Sihir Bela Diri, kami memang memiliki pertimbangan pribadi. Tapi selama kamu adalah murid kami—bahkan jika bukan, selama kamu punya kebingungan, kami akan memberikan bimbingan kapan pun kami punya waktu!”
“Kampus Sihir Bela Diri adalah sekolah yang menerima segala aliran, bukan gerbang gunung jaman dulu.”
“Alasan mengizinkan mentor memilih sejumlah murid terbatas adalah karena energi kami terbatas, bukan berarti kami menjadi guru privat mereka.”
“Fang Ping, pilihan ada di tanganmu. Jangan khawatir tentang dampak buruk karena tidak memilih seseorang.”
Ucapan ini jelas ditujukan untuk "Sang Tak Terkalahkan".
Wanita paruh baya itu mendengus, tapi tak berkomentar lebih jauh. Hanya berkata datar: “Yang disebut Singa tak lain adalah muridku. Risikonya memang lebih tinggi, aku tak menyangkalnya.”
“Tapi begitu memilih jalan pedang, sudah seharusnya belajar bersaing!”
“Belajar sesuai aturan memang bisa membuatmu lulus dengan mulus, tapi setelah lulus?”
“Berapa banyak master bela diri saat ini yang mencapai puncak kehidupan setelah lulus dengan mudah?”
“Banyak master menjadi demikian karena mereka berani melakukan yang tak dilakukan orang lain, mampu mencapai yang tak bisa dicapai orang!”
“Fang Ping, situasimu kuketahui sedikit. Apakah ada keluarga besar yang mendukung latihanmu?”
“Apakah kakek-nenekmu berlevel enam atau bahkan tujuh?”
“Di rumahmu bahkan tak ada satu pun petarung. Masih berharap keluarga bisa membawamu lebih jauh?”
“Kakek Fu Changding adalah pejuang puncak tingkat 6. Meski tidak masuk perguruan tinggi seni bela diri, dengan status keluarganya, mencapai realm menengah tidak sulit.”
“Ayah Zhao Lei juga petarung tingkat 5 yang menjalankan perusahaannya sendiri. Mayoritas yang lain kondisinya serupa. Apa yang kau punya?”
“Mengandalkan orang lain tak sebaik mengandalkan diri sendiri. Jika tak berani bertarung dan memperjuangkan, sejauh apa bisa melangkah?”
“Karena kau mengenal Wang Jinyang, harusnya kau paham bahwa perjalanannya sampai sekarang jauh lebih sulit dibanding orang lain!”
“Apa untungnya membuat marah banyak petarung tingkat 1 di Shanghai? Perlukah pergi ke utara menantang petarung puncak tingkat 3 satu per satu?”
“Karena dia tidak punya pilihan! Tanpa perjuangan, mustahil sampai di titik ini!”
“……”
Jika sebelumnya kata-kata "Wushuang" terkesan sembrono dan impulsif, kini ucapannya tepat mengenai sasaran.
Benar, Fang Ping berbeda dari yang lain!
Tak ada figur otoritas keluarga yang mendukung latihannya. Segala sesuatu harus diusahakan sendiri. Tanpa keberanian bertarung, bagaimana bisa bersaing?
Mentor lain mungkin bisa membimbing latihan dan memberi bantuan terbatas. Tapi Fang Ping bukan anak mereka, siapa yang mau mendukungnya tanpa syarat?
Fang Ping menarik napas panjang lalu menatap "Wushuang": "Mentor, apa perbedaan jika saya belajar dari Anda dibanding mentor lain?"
"Wushuang" tersenyum tipis: "Tak banyak bedanya. Hanya lebih banyak misi, lebih banyak lokasi yang bisa dikunjungi, dan lebih banyak pengalaman."
"Tentu saja, risikonya juga lebih besar."
"Ada tempat-tempat yang tak bisa diakses Kepala Singa dan kawan-kawan, tapi saya bisa."
Singa kepala mereka punya banyak murid, aku hanya sedikit. Jadi, dibandingkan, aku bisa meluangkan lebih banyak waktu untukmu. Begitu saja.
Selain itu, semuanya harus kau perjuangkan sendiri.
Jangan-jangan kau kira aku akan memberimu obat sebanyak mungkin? Itu cuma omongan kosong sebelumnya."
Fang Ping menghela napas, para murid lain menahan tawa sambil semakin yakin sang mentor ini tidak bisa diandalkan.
Fang Ping malah lega. Ia juga tak percada rejeki nomplok. Mentor di Sekolah Ilmu Bela Diri akhirnya bukan guru sejati seperti zaman dulu. Waktu interaksi kita cuma empat tahun.
Setelah empat tahun, mau mengakui mentor ini atau tidak, terserah muridnya.
Dalam kondisi begini, meski mentor memihak murid, tetap ada batasnya. Tak mungkin sampai menghabiskan seluruh harta hanya untuk melatih murid. Semua punya keluarga sendiri.
Tak lagi ragu-ragu, Fang Ping hanya mengandalkan janji "punya dividen di perusahaan obat" dan "bisa masuk area terlarang"...
Ditambah analisis latar belakang murid oleh "Sang Tak Terkalahkan" tadi, Fang Ping memutuskan untuk mengambil risiko!
Menekan rasa kesal karena ditipu tadi, Fang Ping menghampiri dan membungkuk hormat: "Mentor, mulai sekarang aku akan belajar darimu."
"Sang Tak Terkalahkan" tersenyum. Tang Feng di sampingnya tak melarang, hanya berkata: "Kau harus bertanggung jawab. Dalam beberapa tahun ini, dari 12 muridmu, separuh sudah jadi korban sebelum lulus..."
Wajah Fang Ping berubah pucat. Beberapa murid yang hendak mendekat tiba-tiba menghentikan langkah!
Dalam hati Fang Ping nyaris mengumpat: "Si Singa besar kenapa tidak bilang dari tadi!"
“Wu Wudi” ekspresi wajahnya juga tidak enak dilihat, berkata datar: “Jangan repot-repot, aku tahu takaran.”
“Semoga begitu!”
“……”
Percakapan keduanya berakhir di sini. Di pihak “Wu Wudi”, karena perkataan Tang Feng, akhirnya selain Fang Ping, hanya satu orang yang datang.
Zhao Xuemei!
Gadis yang tidak terlalu cantik itu, seorang petarung wanita, tanpa Tempering Tulang Kedua, latihan tiang dan teknik tempurnya cukup mumpuni.
Fang Ping tidak menyangka, setelah Tang Feng mengucapkan kata-kata itu, masih ada yang memilih “Wu Wudi”, dan itu seorang wanita.
Wanita paruh baya itu sendiri juga terkejut, dia tidak menyalahkan Tang Feng. Perkataan itu memang fakta.
Tapi setelah Tang Feng mengatakannya, masih ada yang datang, ini agak aneh. Gadis ini cukup berani.
Pembagian mentor berangsur usai.
Setelah pembagian mentor, dilakukan pembagian kelas. Pembagian kelas terutama untuk pembelajaran ujian teori dan mata pelajaran teoritis.
Sekarang pemilihan mentor lebih fokus pada bimbingan latihan harian, bukan teori.
400 orang dibagi menjadi 8 kelas.
Karena perbedaan progres, sebagian belum mempelajari 《Metode Pemurnian》 dan latihan tiang, sementara sebagian sudah menjadi petarung. Tentu tidak dikelompokkan bersama.
Fang Ping meski bukan petarung, progres beberapa item ini cukup cepat, akhirnya ditempatkan di Kelas (1).
3 kelas pertama terutama untuk petarung dan non-petarung dengan dasar tertentu. 5 kelas belakang bertugas mengajar murid biasa yang sama sekali tidak paham.
Pembagian kelas selesai, pembagian mentor usai, misi hari ini rampung.
“Wu Wudi” saat pergi, secara acak melemparkan kartu akses ke Fang Ping dan Zhao Xuemei masing-masing satu, “Di tahap awal kalian terutama akan mengikuti kelas teori dan ujian teori. Kami para mentor full-time jarang memberikan bimbingan individual kecuali pada beberapa kelas besar.
Tapi kalian berdua, satu petarung dan satu dengan tulang tempering ketiga, sudah memiliki pemahaman dasar tentang hal-hal tersebut.
Di waktu senggang, jika ada pertanyaan bisa datang ke area tempat tinggal mentor untuk mencariku.
Khusus Fang Ping, jika perlu mengajukan permohonan untuk break through, bisa menghubungiku.
Masuk semester depan, setelah melewati fase adaptasi, waktu interaksi kita akan lebih banyak.”
Sambil berkata demikian, “Wu Wudi” berpikir sejenak lalu melemparkan satu botol obat ke masing-masing mereka: “Pil darah biasa untuk mengisi ulang energi vital. Obat berkualitas harus kalian perjuangkan sendiri. Yang biasa ini hanya untuk menghemat waktu pemulihan energi, gunakan sesuai kebutuhan.”
Setelah mengatakan itu, wanita paruh baya itu langsung pergi tanpa kata-kata tambahan.
Fang Ping dan Zhao Xuemei sama-sama merasa bingung, tak hanya mereka, mayoritas murid lain juga dalam kondisi serupa.
Setelah proses pemilihan mentor yang gegap gempita, ternyata para mentor tidak bertanggung jawab - hanya meninggalkan beberapa pesan lalu kabur.
Sebagian kecil mentor masih baik, mengajak beberapa murid untuk berkenalan dengan senior mereka, namun kebanyakan mentor tidak memiliki inisiatif seperti itu.
Fang Ping mengangkat botol obat di tangannya dan memeriksanya. “Wu Wudi” cukup dermawan, langsung memberikan satu botol pil darah biasa berisi 10 butir.
Jika dibeli di luar, nilainya bisa mencapai jutaan!
Bahkan di sekolah, butuh 30 kredit poin untuk menukar satu botol!
Dilihat dari titik ini saja, klaim pihak lain bahwa dia mendapat bagi hasil di perusahaan obat sepertinya benar.
Zhao Xuemei juga agak terguncang, dia tak menyangka mentor langsung menurunkan satu botol Pil Energi.
Keduanya saling pandang, Fang Ping terkekeh canggung: "Halo, saya Fang Ping..."
"Tahu!"
Zhao Xuemei bersuara kesal, mendengus: "Barusan kau menendangku, aku takkan lupa!"
Setelah itu, dia juga memperkenalkan diri: "Zhao Xuemei."
Setelah menyebut nama, mereka pun terdiam karena tak akrab, apalagi Fang Ping baru saja memukulinya.
Saat itu, Fu Changding dan beberapa orang lain mendekat.
Yang Xiaoman menarik lengan Zhao Xuemei, melirik Fang Ping tak puas sambil mendengus: "Pilih mentor sama dia? Xuemei, harusnya kau pilih Mentor Tang Feng seperti aku."
Zhao Xuemei tersenyum: "Tak apa, pemilihan mentor harus sesuai kebutuhan diri. Kupikir... Mentor Wu cocok untukku."
Yang Xiaoman tertawa geli: "Dia marga Lü! Mentor Wu apaan? Jangan-jangan kau kira namanya Wu Wudi!"
Jelas, Yang Xiaoman tahu beberapa situasi.
Tak hanya dia, Fu Changding juga sepertinya paham. Melihat para cewek tak menyambut mereka, dia menarik Fang Ping sambil berjalan: "Pemilihan mentor biasanya tergantung diri sendiri. Aku juga tak membujukmu tadi."
Mentor Lü, oh, maksudku mentormu, nama lengkapnya Lü Fengrou.
"Sebenarnya kekuatan Mentor Lü cukup baik, atau tidak kalah dari Mentor Tang Feng. Tapi sebelum datang ke sini, saya dengar dari orang tua keluarga saya: kalau bertemu Mentor Lü, sebisa mungkin jangan pilih dia."
"Sebenarnya tahun ini sepertinya Mentor Lü tidak masuk daftar mentor mahasiswa baru. Waktu di atas podium tadi, saya kira dia hanya menghadiri upacara pembukaan."
"Makanya waktu memperkenalkan ke kamu, saya tidak menyebut dia, tapi mentor level enam lainnya."
"Siapa sangka sampai di lokasi baru tahu kalau ada pergantian."
"Detail situasinya tidak terlalu saya pahami, tapi seperti kata Mentor Tang Feng: beberapa tahun terakhir, siswa binaan Mentor Lü memiliki tingkat korban yang relatif tinggi."
Fang Ping berpikir sejenak lalu bertanya: "Dia tidak punya kebiasaan sengaja menjebak murid, kan?"
Fu Changding tertawa geli: "Mustahil! Mungkin karakternya agak aneh, tapi menjebak murid? Hampir semua mentor di universitas bela diri tidak akan melakukan itu. Kalau benar begitu, dekan maupun rektor pasti tidak akan mengizinkannya terus mengajar."
"Kalau begitu tidak masalah."
Fang Ping tahu mentor tersebut tidak berniat jahat, meski agak khawatir dengan tingginya angka korban murid, dia tidak memikirkannya lebih lanjut.
Jalan adalah pilihan sendiri, dan memang memberikan hasil tinggi - setidaknya 10 butir pil darah biasa di tangannya adalah bukti nyata.
Setelah berpikir, Fang Ping menambahkan: "Ngomong-ngomong, tadi bilang kita harus ambil kredit SKS di departemen logistik. Sekarang kamu mau ke logistik atau ke rumah sakit?"
"Ke rumah sakit buat apa?"
Fu Changding memandang dengan curiga. Fang Ping meliriknya, berkata datar: "Pipimu bengkak parah, tadi hampir tidak mengenalimu. Yakin tidak mau pergi?"
Fu Changding agak terlambat menyadari, baru setelah lama dia melotot ke arah Fang Ping. Masih berani berkomentar sinis?
