"Saat ini, di depan ada pejuang yang menghadang."
"Shi Feng tahu dirinya pasti mati. Orang seperti ini yang berjuang mati-matian sangat berbahaya."
"Fang Ping berniat menyuruh semua mundur, tapi saat melihat Zhao Qing dan yang lain sudah menutup lingkaran, Shi Feng juga berhenti, ia langsung sadar tak boleh lari sekarang."
"Jika lari, mungkin dia selamat, tapi Zhao Qing dan yang lain bisa dibunuh."
"Akankah Zhou Shiping turun tangan?"
"Fang Ping tak tahu!"
"Beberapa mentor universitas bela diri sangat kejam!"
"Mereka sudah terlalu sering melihat hidup mati. Mungkin peduli dengan nyawa sendiri, tapi acuh pada nyawa orang lain."
“Jika dengan melukai parah atau membunuh orang seperti Zhao Qing bisa memicu Fang Ping dan yang lain untuk terus mengejar kekuatan yang lebih tinggi, mungkin bagi mereka itu dianggap sepadan.”
“Bukan tidak bisa dikalahkan!”
Sudah begini keadaannya, hitung atau tidak hitung urusan nanti, kita bicarakan lagi belakangan.
Yang paling mendesak sekarang adalah jangan sampai kacau, dihancurkan satu per satu, itu baru masalah.
Fang Ping segera berseru: “Yang lain mundur, Tang dan Zhao ikut mengepung bersamaku!”
Begitu Fang Ping selesai bicara, Shi Feng bergerak langsung menuju Zhao Xuemei!
Dibandingkan golok Tang Songting, tongkat panjang kurang berbahaya, sementara Fang Ping jelas-jelas pemimpin, tidak semudah membunuh wanita ini!
Zhao Xuemei sekarang sudah tahu lawannya adalah petarung level dua, matanya berkilat waspada, tongkat panjangnya cepat-cepat diarahkan ke dada Shi Feng.
Tang Songting di belakang juga menyambar dengan goloknya, sementara Fang Ping menendang tulang lutut Shi Feng dengan ujung kaki yang dikencangkan!
Shi Feng tidak mengubah niatnya, kembali meraih tongkat panjang. Kali ini Zhao Xuemei tidak mundur, Shi Feng juga tidak menghindar. Saat menggenggam tongkat, tangan kanan dan tongkatnya mengeluarkan suara benturan seperti logam.
Shi Feng mengabaikan rasa kebas di tulang tangannya, energi vital dikeluarkan sepenuhnya, menarik tongkat itu dengan keras ke depan.
Zhao Xuemei limbung sedikit, energi vitalnya kalah dan tulang lengannya belum ditempa. Melihat ini dia cepat-cepat menggoyangkan tongkat.
Kali ini, efeknya tidak terlalu terlihat.
Shi Feng sudah tidak berniat menghindar, Zhao Xuemei jelas bukan lawannya.
“Kemari!”
Shi Feng menggelegar, kedua kakinya melompat menghindari Tendangan Tembus Fang Ping.
Sementara itu, Zhao Xuemei masih bertarung dengannya. Tak disangka Shi Feng tiba-tiba melepas tenaga, mengikuti tarikan Zhao Xuemei hingga terseret ke dekatnya.
Ekspresi Zhao Xuemei berubah, ia buru-buru mundur.
Shi Feng malah mengincarnya, mengabaikan Fang Ping di samping dan Tang Songting di belakang. Tulang belakangnya tegang, kaki kanannya menyambar pinggang Zhao Xuemei. Zhao Xuemei harus melepas tongkat atau menerima pukulan ini.
Tanpa ragu, Zhao Xuemei segera melepaskan pegangan dan mundur lagi.
Begitu dia mundur, tongkat paduan logam langsung direbut Shi Feng.
Shi Feng menggenggam tongkat dengan kedua tangan, berbalik lalu membabat Tang Songting.
Tang Songting yang sedang mengayunkan golok ke bawah.
"Dang..."
Dentang logam seketika menggema. Telapak tangan Tang Songting kebas. Dalam hal kekuatan, dia jauh kalah dari Shi Feng. Satu hantaman tongkat langsung membuat pegangannya pada golok goyah.
"Sial!"
Fang Ping mengumpat, entah ditujukan pada Zhao Xuemei atau siapa.
Petarung level satu atau dua seperti mereka masih sangat bergantung pada senjata. Kini Zhao Xuemei kehilangan senjatanya, meski Shi Feng tidak menguasai teknik tongkat...
Tapi dengan kekuatan barbarnya membabat sembarangan, konsekuensinya akan fatal jika kena.
Dalam hati tak lagi muncul pikiran-pikiran kacau, Fang Ping menatap Zhao Xuemei sambil berteriak: "Anda atas saya bawah, Tang Songting tahan sebentar!"
Tang Songting mengeluh dalam hati, hanya bisa mencengkeram erat kedua tangannya, memegang golok dan bertarung langsung dengan lawan.
Bagian yang ditempanya adalah tulang anggota atas, serangan tebasan Shi Feng hanya mengandalkan kekuatan lengan, namun dia masih mampu melawan.
Bunyi "dang-dang" terus bergema, Shi Feng berulang kali mengayunkan tebasan.
Sementara Zhao Xuemei sambil menggigit bibir menyerang Shi Feng dari belakang, memaksa lawannya terus menghindar.
Fang Ping yang baru saja menyuruh menyerang bagian bawah malah mengencangkan kaki kanannya, menyodokkan ujung kaki ke lengan kanan Shi Feng.
Mendengar suara itu, Shi Feng melirik sekilas lalu wajahnya berubah, kaki kanannya menyambar dengan cepat dan bertabrakan dengan ujung kaki Fang Ping.
"Praak!"
Kekuatan tendangan Fang Ping ini di luar perkiraan Shi Feng, ujung kaki Fang Ping langsung menembus dagingnya.
"Cari mati!"
Merasakan sakit yang tajam, mata Shi Feng memerah menyala, dia mengangkat tongkat panjang dan beralih target dari Tang Songting ke Fang Ping.
Tang Songting yang telapak tangannya sudah terkoyak justru lega, seolah beban terlepas.
Fang Ping mengira Shi Feng terpancing olehnya, segera menghindar.
Tapi gerakan Shi Feng ternyata tipuan, tongkatnya tiba-tiba berbelok menyapu ke arah Tang Songting.
“Bruk!”
“Krak!”
Suara retak tulang terdengar, ekspresi Tang Songting langsung pucat pasi, lengan kirinya terkulai lemas.
Tanpa sempat melakukan serangan balik, Tang Songting buru-buru mundur.
Shi Feng sukses melancarkan serangan, sementara Fang Ping masih menghindar, tiba-tiba Zhao Xuemei menendang punggungnya.
Hanya sedikit limbung, Shi Feng malah menyeringai sinis, mengabaikan rasa sakit di punggung dan kaki, terus mengejar Tang Songting!
Lengan kiri Tang Songting sudah lumpuh, kekuatannya melemah drastis. Jika tertangkap lagi, kemungkinan besar akan dibunuh!
Fang Ping juga tak bisa lagi memikirkan dampak dari kesalahan penilaiannya, segera ikut mengejar.
Tapi begitu melihat tongkat panjang di tangan Shi Feng menyapu ke arahnya, ia terpaksa mundur satu langkah dengan geram.
"Golok untukku, mundur!"
Fang Ping berteriak. Tang Songting yang tidak jauh ragu sejenak, tapi segera mengambil keputusan. Dengan mengatupkan gigi, melemparkan golok panjang ke Fang Ping lalu mundur terus!
"Zhao Qing, kalian tahan mereka sebentar!"
Fang Ping berteriak lagi. Zhao Qing dan yang lain langsung bertindak, menghalangi Shi Feng yang hendak mengejar Tang Songting. Tanpa golok panjang, Tang Songting sangat mungkin disingkirkan.
Jika Tang Songting mati, situasi akan kacau. Kalau sudah kacau, tamatlah riwayat kita.
Begitu mereka menghadang, Shi Feng pun tak berlarut-larut. Tongkatnya diayunkan untuk menghalau golok panjang, tapi saat itu Zhao Xuemei dengan kompak menendang lengannya.
Shi Feng sedikit menghindar, Fang Ping langsung menyambut golok dengan lancar.
Begitu golok berada di tangan, keberanian Fang Ping langsung bertambah, mengayunkan senjata dan membabat tanpa ragu!
"Clang!"
Golok dan tongkat kembali bertabrakan, Fang Ping merasakan lengan kebas sementara ekspresi Shi Feng berubah drastis—kekuatan energi vital lawan tak kalah dari dirinya!
"Clang..."
Dentuman terus bergema. Shi Feng yang tak terbiasa menggunakan tongkat merasa senjata itu justru membatasi gerakannya.
Dengan gigih, Shi Feng menghindari golok panjang dan menyapu tongkatnya ke arah Zhao Xuemei yang sedang membantu serangan.
Golok Fang Ping melesat kosong, tapi cepat berbalik mengait pinggang Shi Feng.
"Sreeek!" Pakaian Shi Feng robek, darah segera merembes di pinggangnya.
Meski terluka, Shi Feng mengabaikan lukanya dan menghantam kaki kanan Zhao Xuemei yang sedang menendang!
"Bruk!"
"Aduh!"
Zhao Xuemei menjerit kesakitan, mundur tergesa sementara butiran keringat besar mengalir di pipinya.
"Brengsek!"
Fang Ping panik. Zhao Xuemei dan Tang Songting terluka, sementara Shi Feng yang hanya tergores justru kehilangan dua petarung andalannya—kerugian tak seimbang!
"Tidak bisa terus begini!"
Sepanjang pertarungan Fang Ping hanya menyerang secara aman, selalu mundur saat situasi memburuk.
Taktik setengah hati ini gagal mengikat lawan.
Tanpa sempat menyalahkan taktiknya sendiri, Fang Ping mengerahkan keberanian. Dia yakin Zhou Shiping takkan membiarkan mereka binasa di tangan Shi Feng!
"Paling-paling, cuma terluka sedikit!"
Memikirkan ini, Fang Ping tak lagi ragu-ragu, golok panjangnya membabat cepat ke arah Shi Feng.
Shi Feng yang sebelumnya telah menyadari kelemahan Fang Ping, malah tak menangkis. Sebaliknya, ia mengayunkan tongkatnya menyapu kaki kanan Fang Ping.
Kali ini Fang Ping tak menghindar seperti sebelumnya. Golok yang diayunkan ke bawah tak ada keraguan!
"Ploo!"
"Bruk!"
Golok langsung membelah lengan kiri Shi Feng. Wajah Fang Ping pucat pasi, kakinya terasa seperti bukan miliknya lagi.
Belum sempat dia berteriak, Shi Feng malah menjerit kesakitan.
"Plak!"
Lengan kiri itu jatuh ke tanah!
Baru mencapai kelas dua, tulang tangannya memang sudah ditempa, tapi belum sampai ke bagian bahu. Golok paduan logam yang tajam itu langsung memutus tangan kirinya!
Melihat ini Fang Ping mengabaikan rasa sakit, berteriak: "Serbu bersama, bunuh dia!"
Zhao Qing dan yang lain langsung mengeroyok.
Tang Songting dan Zhao Xuemei pun mengesampingkan rasa sakit. Fang Ping berteriak lagi: "Kalian jaga tongkatnya, aku yang menghabisi dia!"
Yang dia takuti adalah tongkat paduan logam itu. Jika kepalanya kena pukul, nyawanya bisa melayang.
Tapi selama tongkat itu bisa dikendalikan, Shi Feng yang sudah kehilangan satu lengan mungkin tak bisa menahan beberapa tebasan lagi.
Belum selesai teriakan Fang Ping, Shi Feng yang wajahnya pucat tiba-tiba melemparkan tongkatnya!
Tulang anggota bawahnya sudah selesai ditempa. Sekarang dengan satu lengan terputus, menggunakan tongkat justru membatasi kemampuan bertaruhnya.
"Meski tongkat panjang memiliki keuntungan, tapi juga mempersempit ruang gerak implementasi Shi Feng."
Saat ini, begitu melepas tongkat, Shi Feng langsung menyerbu Zhao Qing dan kawan-kawan. Meski kemampuan mereka tidak kuat, mereka menjadi penghalang baginya.
Wajah Zhao Qing sedikit pucat, namun tidak mundur. Fang Ping di belakangnya kali ini juga tak ragu, mengabaikan rasa sakit di kakinya, mengayunkan golok untuk membabat.
Melihat situasi ini, Zhao Xuemei dan yang lain menyerang dari berbagai arah.
Kilatan keganasan terpancar dari mata Shi Feng. Tinjunya tak ragu-ragu menghantam Zhao Qing.
Zhao Qing juga mengayunkan tinju untuk menangkis. Tinju kedua orang itu langsung bertabrakan.
Zhao Qing mundur beberapa langkah, pipinya memerah.
Setelah menangkisnya dengan satu pukulan, Shi Feng berjongkok. Kakinya seolah tanpa tulang, menendang ke arah Fang Ping di belakang.
Kaki kanan Fang Ping agak terhambat, tapi dia memaksakan berdiri dengan kaki kanan. Kaki kiri ditegangkan, jari kaki menyodok ke Shi Feng.
Tangannya tak kalah gesit. Golok panjang menggesek udara menciptakan suara ledakan, membelah ke arah kepala Shi Feng!
"Mati!"
Dengan lengan kiri terpotong dan dikeroyok banyak orang, plus ada Pejuang yang menunggu di area luar, Shi Feng tahu ini pasti fatal. Kali ini dia sengaja tidak menghindar.
Sebelum golok itu jatuh, kaki kedua orang itu lebih dulu bersentuhan.
"Bruk!"
Benturan tulang-daging membuat wajah Fang Ping kembali pucat. Rasanya jari kakinya mau patah.
Dan seketika itu juga, golok di tangan Fang Ping juga membabat Shi Feng.
Tapi tidak mengenai kepala, melainkan posisi tulang selangka!
Mata Shi Feng memerah darah, tapi dia menyeringai, tangan kanannya menahan golok panjang agar Fang Ping tidak bisa mencabutnya, lalu mengangkat kaki untuk menendang Fang Ping lagi!
Melihat ini, Fang Ping dalam hati mengumpat, tetap tidak melepas goloknya, menambah tenaga di tangannya, kaki kirinya menyodok ke arah lawan lagi.
Suara "criit" terdengar saat ujung kaki Fang Ping tenggelam dalam darah dan daging betis pihak lawan.
Wajah Shi Feng pucat, dia melotot ke Fang Ping, lalu melihat orang-orang lain yang terus menyerangnya.
Selisih kelas dua dan tingkat satu belum sampai tahap memutuskan asa. Saat ini dia terluka parah, tulang selangka dibabat Fang Ping, kaki juga terluka, lengan kanan menahan golok sampai tak bisa bergerak, hanya bisa pasrah ditendang dan dipukul.
"Tak kusangka mati di tangan anak-anak seperti kalian!"
Shi Feng mengatupkan rahang, urat darah merah merembes dari mulutnya. Tiba-tiba, tangan kanannya melepas golok panjang, lalu mencengkeram Tang Songting di sampingnya.
Tang Songting yang lengan kirinya terluka, saat ini sedang mengayunkan tinju kanan untuk menghantam kepala Shi Feng.
Shi Feng tiba-tiba melepas pegangan pada golok, tangan kanannya mencengkeram tinju kanan Tang Songting, menariknya dengan keras hingga Tang Songting terjatuh. Matanya memerah darah, kepala dihempaskan keras ke kepala Tang Songting!
Meski mati, harus bunuh satu orang dulu baru lega!
"Selamatkan aku!"
Tang Songting merasa hati dan empedunya seperti terkoyak. Lengan kirinya tak bisa terangkat, sementara lengan kanannya dicengkeram. Ia melihat dengan jelas kepalanya akan bertabrakan dengan kepala lawan.
Fang Ping saat itu tak sempat mencabut golok yang tertancap di tulang selangkanya. Dengan cepat ia melepas golok itu, menyatukan kedua tinjunya, lalu mengayunkan pukulan ke ubun-ubun Shi Feng.
"Bruk!"
Fang Ping tak berhenti, terus menerus mengayunkan tinjunya dengan pukulan keras!
Suara "Bruk... bruk... bruk" terus bergema. Namun karena momentum gerakan, Shi Feng masih mencengkeram lengan Tang Songting. Akhirnya kedua kepala mereka benar-benar bertabrakan.
"Aduh!"
Tang Song menjerit kesakitan, tapi menyadari kepalanya tidak pecah seperti yang dibayangkannya. Hanya terasa sedikit perih.
Saat membuka mata, jeritannya justru semakin menjadi-jadi!
"Cepat, singkirkan dia!"
Wajah Tang Song pucat pasi. Dalam pandangannya, cairan tak dikenal terus mengalir dari kepala Shi Feng - hasil pukulan Fang Ping.
Saat ini, Shi Feng masih mencengkeramnya erat-erat. Kedua kepala mereka hampir bersentuhan. Tang Song bahkan bisa merasakan cairan itu menciprati pipinya.
Tak ada yang menghiraukannya. Fang Ping terus memukul tanpa henti!
Zhao Xuemei dan yang lain juga terus menghujani pukulan. Baru setelah Shi Feng benar-benar tak bergerak, mereka berhenti sambil terengah-engah.
"Cek apakah masih mengeluarkan energi?"
Fang Ping terduduk lemas, napasnya tersengal. Dalam hati ia tahu pasti sudah mati.
"Kalau ini belum mati, berarti Shi Feng benar-benar punya keabadian."
Di antara kerumunan, beberapa anggota tim yang tidak terluka maju dengan hati-hati. Seseorang lebih dulu menendang Shi Feng dengan keras, baru kemudian meraba lehernya. Setelah beberapa saat, dia menghela napas lega dan berkata: "Mati."
"Baguslah."
Sambil berkata demikian, Fang Ping tidak peduli dengan yang lain. Dia menggulung celananya dan melihat betis kanannya yang berwarna ungu kebiruan.
Mencoba menggerakkan energi vitalnya, Fang Ping mengutuk pelan setelah merasakan kondisinya.
Tulangnya tidak patah, tapi lukanya cukup serius. Setidaknya butuh proses pengasahan beberapa waktu untuk pulih normal.
Baru saat ini Fang Ping menatap yang lain dan bertanya: "Bagaimana kondisi kalian?"
Ekspresi Tang Songting masih pucat, menghindari pandangan ke Shi Feng di lantai. Dengan suara berat dia menjawab: "Lengan kiri agak retak, butuh istirahat beberapa hari. Paling tidak harus mengonsumsi satu butir Pil Tempa Tulang level satu."
Satu Pil Tempa Tulang level satu bernilai 15 kredit. Hadiah misi yang diberikan padanya sendirian pun baru bisa menutupi kerugian ini.
Zhao Xuemei juga berbisik pelan: "Tulang betis kanan terluka, perlu pemulihan."
"Satu bagian tulang tangan patah."
Zhao Qing di samping menutupi tangannya dengan ekspresi muram. Untuk patah tulang, mengonsumsi Pil Tempa Tulang level satu mutlak diperlukan.
Bahkan Pil Tempa Tulang mungkin tidak cukup. Mungkin butuh obat penyembuh lainnya.
Anggota lain masih baik-baik saja. Meski ada yang terkena imbas, lukanya tidak parah.
Fang Ping tidak menghibur, hanya berkata datar: "Inilah petarung level dua. Meski kita 10 orang akhirnya menang, misi ini justru merugi besar."
"Pihak lain mungkin tidak terlalu kuat di kelas dua, setidaknya itu yang kurasakan. Tulang anggota atas baru saja ditempa, belum selesai pengerasan."
"Kalau tidak, waktu itu golokku tidak akan bisa membabat lengan kirinya."
"Andai lengan kirinya tidak putus, apakah kita masih bisa hidup sampai sekarang? Itu belum tentu."
Zhao Xuemei menyalahkan diri: "Maaf, ini kesalahanku."
Dia menjatuhkan tongkat paduan logam yang kemudian diambil Shí Fēng sebagai senjata, membuat kita semua serba salah tak berani mendekat.
"Tapi seandainya kita nekat mendekat, hasil pertarungan mungkin tidak akan lebih baik dari sekarang."
Tang Songting diam seribu bahasa. Fang Ping menghela nafas: "Sama saja. Kita semua melakukan kesalahan. Syukurlah hasil akhirnya baik."
"Aku juga tidak ingin menyalahkan siapa pun. Kali ini aku sendiri juga melakukan kesalahan."
"Untungnya tidak ada yang panik. Lebih baik dari yang kuduga."
"Waktu itu Zhao Qing dan yang lain tidak kabur. Andai satu dua orang lari dan tidak menghalangi jalan Shí Fēng, mungkin dia sudah menyingkirkan Tang Songting."
"Kematian Tang Songting akan mengurangi hambatan dan kekhawatiran Shí Fēng. Nantinya mungkin ada lebih banyak korban."
Tidak melanjutkan topik ini, Fang Ping mendekati mayat Shí Fēng dan mulai merogoh saku tanpa peduli ekspresi yang lain.
"Saat Huang Bin kabur, dia membawa banyak barang berharga. Masa Shí Fēng tidak punya?"
"Wu Kepeng, Zhou Yuehong - periksa rumah itu. Bawakan golok di pintu, dan cari barang lain yang mungkin ada."
"Siap!"
Keduanya bergegas menuju rumah kontrakan tak jauh. Fang Ping menambahkan: "Zhang Hao, Liu Dasheng, kalian jaga area luar. Jangan biarkan orang mendekat."
"Sudah diatur, Fang Ping juga menemukan sesuatu."
Mengambil benda dari kantong atas baju Shi Feng, Fang Ping melihat sejenak, pipinya menunjukkan sedikit kegembiraan: "Pil Tempa Tulang kelas satu!"
"Berapa?"
Tang Songting buru-buru bertanya.
"Tiga butir."
"Lumayan..." Tang Songting menghela lega, tiga butir Pil Tempa Tulang kelas satu bukan jumlah sedikit.
Tak lama kemudian, Wu Kepeng dan rekannya keluar, Zhou Yuehong segera melapor: "Satu pisau pendek paduan logam, cash 200 ribu yuan, plus 5 pil darah biasa."
Menurut harga pasar, nilai obat mencapai 2 juta, pisau sekitar 500 ribu yuan, ditambah cash, total hasil 2.7 juta.
Ini juga alasan mengapa imbalan misi tidak terlalu banyak.
Para petarung ini pasti membawa barang bagus walau sedikit.
"Simpan dulu, nanti dibagi. Sekarang kita cari Guru Zhou untuk berdiskusi!"
Fang Ping mengatupkan gigi. Meski tak ada korban jiwa, semua terluka. Yang menangis baru dapat susu! Meski tak bisa balas dendam, harus protes keras!
Kenapa petarung puncak kelas satu jadi kelas dua?!
