Karena urusan pertarungan di Nanwu, beberapa hari terbuang.
Awalnya mereka ingin mengambil beberapa misi di Nanjiang, tapi melihat akhir bulan sudah dekat, ditambah beberapa keuntungan dari Nanwu dan sekolah, memutuskan untuk pulang lebih awal.
Meski Fang Ping masih ingin melanjutkan misi, setelah hampir sebulan, semua mulai kelelahan.
Yang lain ingin bersantai, Fang Ping pun terpaksa setuju.
Syukurlah, dalam sebulan ini Fang Ping mendapat hasil lumayan.
Kekayaan: 12,2 juta
Energi vital: 500 kal (522 kal)
Spiritual: 420 Hz (442 Hz)
Tempering tulang: 126 tulang (90%), 80 tulang (30%)
Dibandingkan awal masuk puncak Kelas 2, batas energi vital Fang Ping bertambah 7 kal, kemampuan spiritual juga sedikit meningkat.
Nilai kekayaan kembali tembus puluhan juta.
Uang tunai ditambah sisa 6 juta sebelumnya, total tepat 20 juta.
Dibandingkan sebelum berangkat, nilai kekayaan di bawah satu juta, cash 6 juta, pinggang Fang Ping kembali mengembung.
Selain perubahan harfiah ini, Fang Ping juga mengalami sedikit perkembangan lain.
Setidaknya dia tahu, dirinya bukanlah keberadaan tak terkalahkan di level yang sama, dan juga menyadari masih banyak kekurangan yang perlu ditutupi.
Termasuk latihan teknik tempur, serta peningkatan kesadaran bertarung.
Membunuh lawan, bukan hanya sekadar mengandalkan kuat-lemahnya energi vital.
……
Tanggal 25 Maret, yang lain kembali ke kampus bersama Bai Ruoxi.
Fang Ping memutuskan pulang ke rumah sebentar, jadi tidak bersama rombongan.
Sebuah warung masakan lokal di luar kampus Nanwu.
Wu Zhihao dan beberapa orang lainnya menyusup ke bilik VIP seperti mata-mata, penuh kehati-hatian.
Masuk ke bilik, mereka buru-buru menutup pintu. Wu Zhihao menghela napas lega: "Syukur, tidak ada yang memperhatikan."
Fang Ping berkata lesu: "Perlukah segitunya?"
"Ngomong aja!"
Wu Zhihao memamerkan wajah pasrah, dengan ekspresi memelas: "Sekarang kamu adalah musuh publik Nanwu! Apalagi setelah membuat Kakak Kelas Lan Caiye hampir muntah darah, orang-orang Nanwu pasti menuntut balas..."
Fang Ping mengejek dengan sikap masa bodoh: "Selain Kak Wang, sejujurnya bahkan murid kasta tiga di Nanwu pun bisa dihitung jari yang layak jadi lawanku."
"Kamu tidak takut, kami yang takut!"
Wu Zhihao tersenyum pahit.
Fang Ping bisa memahami, seperti pengalamannya dulu di Universitas Iblis saat masalah Lao Wang membuatnya jadi sasaran kemarahan.
Orang lemah tidak butuh alasan untuk melampiaskan amarah.
Beberapa pejuang puncak kasta dua yang naik panggung beberapa hari lalu umumnya tidak akan melakukan hal seperti ini, tapi para petarung kasta satu dan non-petarung mungkin tersulut amarah pada mereka.
Karena situasi Nanwu saat ini sangat genting!
Wang Jinyang kembali dari Kantor Gubernur, kemudian menemui rektor. Setelah mendapat persetujuan dari dua master, resmi melaksanakan reformasi besar-besaran di Nanwu.
Kebijakan sebelumnya tentang peningkatan 5% poin prestasi obat untuk petarung telah diterapkan.
Selain itu, Wang Jinyang memberikan ultimatum terakhir kepada mahasiswa tahun ketiga/keempat yang masih non-petarung!
Jika belum menjadi petarung saat semester ini berakhir, mereka tidak perlu kembali ke sekolah semester depan.
Di Nanwu, masih ada sekitar 50-60 mahasiswa tahun ketiga/keempat yang belum menjadi petarung.
Mereka menghadapi risiko dikeluarkan.
Mahasiswa tahun pertama yang gagal mencapai level satu bintang sebelum akhir tahun kedua juga akan dikeluarkan.
Semua petarung level dua atau tiga di sekolah juga baru saja mendapat tambahan evaluasi!
Evaluasi tingkat penyelesaian misi!
Setiap semester akan ada statistik poin misi. Yang tidak memenuhi standar harus membeli obat dengan harga pasar semester depan, tanpa fasilitas diskon dari Nanwu.
Berbagai perubahan ini menimbulkan keluhan di Nanwu, semua berawal dari kekalahan mereka dalam pertempuran sebelumnya.
Saat ini banyak yang membenci Fang Ping dan kawan-kawan di Nanwu.
Tidak semua orang bisa introspeksi. Sebagian tidak menyadari kelemahan diri sendiri atau kesalahan karena tidak mengerjakan misi, malah menyalahkan Fang Ping atas situasi saat ini.
Jika terungkap hubungan dekat Wu Zhihao dan beberapa non-petarung lain dengan Fang Ping saat ini, mereka pasti akan mendapat perlakuan diskriminatif.
“Tenang saja, kalau benar-benar ada yang mengganggu kalian, pergilah ke Klub Bela Diri cari Kak Wang minta bantuan.”
Nanwu bukan Universitas Bela Diri Kota Iblis, Fang Ping pun tidak terlalu berhati-hati, berkata santai: “Murid Nanwu kecuali benar-benar tidak waras, aku dan Kak Wang belum wisuda.”
Belum wisuda artinya kami berdua masih bisa menyelesaikan masalah dengan segala cara murid kapan saja.
Di masyarakat, petarung murid punya aturan petarung murid, sedangkan petarung masyarakat punya sistem aturan berbeda.
Wu Zhihao mendengar ini, malah merenung: “Benar, tapi tak perlu cari masalah dengan orang.”
Mereka juga tidak suka berkelahi, buang-buang waktu.
“Terserah Anda.”
……
Saat makanan tiba, Wu Zhihao tampak ragu-ragu.
Fang Ping memperhatikan sekeliling, tersenyum: “Katakan saja.”
“Kau... kemajuanmu terlalu cepat, Fang Ping, ada trik khusus?”
Pertanyaan ini sebenarnya agak kurang sopan.
Rahasia kemajuan petarung adalah rahasia besar, pantaskah ditanya sembarangan?
Tapi dia benar-benar penasaran dan berharap, jadi tak tahan bertanya. Saudara Tan di samping juga menatap penuh harapan.
“Ada!”
Napas mereka sekonyong-konyong menjadi berat.
Fang Ping berpikir sejenak: “Kalau mau cepat berkembang di tahap non-petarung, habiskan uang saja.”
Ekspresi mereka langsung berubah, ngomong aja, kan memang tak punya uang!
“Mau cari uang?”
Fang Ping tersenyum licik mengajak bicara.
“Tentu ingin, tapi kita sekarang ini rakyat biasa, cuma sedikit lebih kuat dari orang biasa. Kalau sekarang cari kerja paruh waktu, pekerjaan terbaik adalah jadi pelatih paruh waktu di dojo. Tapi syarat penerimaan di sana sangat tinggi, kita pernah mencoba, akhirnya tersaingi oleh petarung...”
Dojo menerima murid dari masyarakat umum, asal ada uang bisa belajar.
Mahasiswa universitas bela diri yang belum jadi petarung, mengajar orang biasa sebenarnya tidak masalah.
“Bagaimana kalau aku rekomendasikan pekerjaan untuk kalian?”
Fang Ping tersenyum: “Ada perusahaan dari Shanghai ingin buka cabang di Nanjiang, bisnis utamanya jasa pengiriman paket.
Perlu membangun jaringan distribusi, saat ini belum merekrut staf.
Selain itu, mereka juga punya bisnis pengiriman makanan ke kampus-kampus, butuh banyak tenaga.
Tugas kalian sederhana, manfaatkan status sebagai mahasiswa Universitas Bela Diri Nanjiang untuk mengatasi masalah kecil seperti preman pengganggu...
Nanti kalau sudah jadi petarung, bisa memberikan perlindungan untuk perusahaan dengan status petarung.
Perusahaan dari luar daerah yang masuk ke pasar lokal memang sering ada masalah, sebenarnya bukan takut, tapi karena Shanghai terlalu jauh, kadang sulit menangani masalah secepatnya.
Untuk kalian yang belum jadi petarung, gajinya 10 juta per bulan.
Kalau sudah jadi petarung, mulai dari 50 juta?
Bagaimana?”
Gajinya tidak terlalu tinggi, tapi ini juga bukan pekerjaan utama, cuma membantu sambilan.
“Perusahaan dari Shanghai...”
Beberapa orang melirik Fang Ping. Fang Ping tertawa: “Lihat apa? Ini aku yang buka, tidak ada yang disembunyikan. Tapi saudara kandung harus jelas hitungannya, sengaja tidak sebut tadi takut kalian malu.”
“Kamu yang buka?”
Wu Zhihao tertegun sejenak, lalu berkata dengan canggung: "Aku kira…"
Dia mengira Fang Ping sedang mengawasi dan membuka jalan untuk perusahaan tertentu, ternyata perusahaan itu sendiri milik Fang Ping.
"Bisnis kecil-kecilan, biasa saja. Harus merencanakan masa depan sendiri. Masa iya seumur hidup mengandalkan misi untuk cari uang beli obat? Terlalu sering berjalan di tepi sungai, mana mungkin tidak basah sepatu. Apalagi misi itu cuma 'paten' petarung kelas bawah."
Petarung kasta tengah di Tiongkok umumnya berkarier sukses, jarang yang melanggar hukum.
Kecuali anggota sekte sesat itu!
Tapi petarung sekte sesat diawasi ketat oleh Militer dan biro penyelidikan. Ikan kecil diabaikan, tapi begitu petarung kasta tengah muncul, langsung diolah dengan cepat.
Jadi saat mencapai kasta tengah, misi justru semakin sedikit.
Lebih banyak pergi ke liang bumi, bertugas di Militer, bekerja di pemerintah, atau berdagang…
Inilah jaminan masa depan.
"Bagaimana, ada minat? Uangnya tidak banyak, tapi kalian akan segera menjadi petarung, mungkin mulai semester depan.
Saat itu, perusahaan mungkin baru selesai membangun panggungnya.
Sebulan 50 ribu, setahun 600 ribu."
Wu Zhihao menggelengkan tangan: "Bukan masalah uang. Sekalipun jadi petarung, kita baru masuk tingkat satu…"
"Tak apa. Justru butuh status petarung, apalagi sebagai mahasiswa Universitas Bela Diri Nanjiang yang lebih dihargai di sini.
Dulu Universitas Bela Diri Nanjiang kalah dari dua universitas lain di fakultas ilmu bela diri, tapi sekarang jauh melampaui.
Ditambah Kak Wang sebagai Ketua Klub Seni Bela Diri, Gubernur lulusan Universitas Bela Diri Nanjiang…
Bisa dibilang, membawa status seperti ini lebih memudahkan daripada aku yang jauh di Kota Iblis, dan orang-orang akan berpikir dua kali."
Bintang Universitas Bela Diri Kota Iblis, sehebat apapun, tetap jauh dari jangkauan kekaisaran.
Tapi petarung Nanwu ada di lokal, di Kota Jiang banyak lulusan Nanwu. Siapa tahu hubungan mereka rumit atau tidak.
Mendengar perkataan Fang Ping, Wu Zhihao mulai tertarik dan bertanya: "Kita tidak bisa menjalankan bisnis..."
"Tidak perlu, kalian cukup jadi penasihat nominal."
"Yang makan gaji buta tanpa kerja?"
"Kalau ada masalah, butuh bantuan kalian. Kalau tidak ada, ya tidak perlu."
“……”
Wu Zhihao menanyakan lagi detail perusahaan, tiba-tiba berkata: "'Jauh'... aku agak ingat, dengar orang bilang kenapa Nanjiang tidak punya layanan pesan antar ke rumah... ini?"
"Ya."
Sekarang mereka terkejut. Ternyata bukan perusahaan tak dikenal, punya reputasi kecil.
Tak disangka, baru setahun di Universitas Bela Diri Kota Iblis, Fang Ping tidak hanya berkembang cepat di jalur pedang, bisnisnya pun sudah berkembang pesat.
Wu Zhihao iri bukan main: "Benar tidak ada jalan pintas di jalan pedang?"
Fang Ping tertawa: "Mana ada? Kalau pun ada, bukan untuk kalian. Latihan rutin saja. Jangan lihat aku, aku berbeda. Aku jenius..."
"Pergi!"
"Bukankah begitu? Sekarang aku Wakil Gubernur Kota Yang! Hati-hati bicara, nanti kena perlakuan tidak adil! Paman Tan sekarang di bawah kendaliku!"
Fang Ping bercanda. Tan Hao buru-buru bertanya detail. Saat mendengar dia mengunjungi Gubernur dan mendapat jabatan Wakil Gubernur, Tan Hao dan Tan Tao matanya merah karena iri.
"Kalau mereka memakai predikat seperti ini di Yangcheng, benar-benar bisa berjalan mengangkang. Ayahku pasti tidak bisa tidur beberapa hari karena terlalu bersemangat."
Sambil mengobrol, setelah selesai makan, ekspresi Fang Ping menjadi serius, "Dalam satu hingga satu setengah tahun ke depan, Nanjiang mungkin akan menghadapi krisis terkait petarung. Kalian harus waspada. Selain itu, masih ingat kasus penyerangan di Ruiyang sebelumnya?"
Mereka semua cepat-cepat mengangguk.
"Para anggota sekte sesat ini baru-baru ini mulai aktif di Nanjiang. Sebenarnya alasan utama aku kembali adalah untuk mengambil misi membersihkan mereka."
Tapi masih ada urusan lain di sekolah. Keluar terlalu lama bisa buang urusan, jadi untuk sementara aku menyerah.
Kalian harus tetap waspada saat bepergian.
Tapi Kota Jiang adalah ibu kota provinsi, ada beberapa master yang mengawasi. Kemungkinan munculnya di sana sangat kecil..."
Wu Zhihao buru-buru bertanya, "Bagaimana dengan Yangcheng?"
Yangcheng tidak besar, hanya kota setingkat kabupaten. Jumlah petarungnya sedikit dan kekuatannya lemah.
Jika benar terjadi masalah di Yangcheng, pasti akan mempengaruhi keluarga masing-masing.
"Yangcheng... Aku akan kembali ke sana dulu untuk berbicara dengan Gubernur Bai. Jika ada situasi, aku yang akan mengolah. Jika tidak bisa, aku bisa minta bantuan Kak Wang."
Mendengar Fang Ping akan kembali dan mengetahui Wang Jinyang juga orang Yangcheng, mereka semua merasa lebih tenang.
Dua petarung faksi pertempuran, salah satunya bahkan sudah mencapai tingkat menengah. Kekuatan mereka tidak kalah dengan gubernur kota prefektur biasa, pasti bisa menyelesaikan masalah.
……
Lebih dari pukul satu siang, Fang Ping dan yang lain berpisah.
"Sayangnya tidak membawa mobil keluar..."
Fang Ping yang berjalan ke stasiun menunjukkan perasaan campur aduk.
Kali ini bepergian, semua mengendarai mobil bis, mobil juga sudah dibawa pulang oleh Fu Changding dan kawan-kawan.
Fang Ping sendiri juga sudah membeli mobil, sebelumnya meminta Li Chengze untuk membelikan, tapi kali ini tidak membawanya.
Sekarang masih harus naik mobil untuk pulang ke rumah.
……
Stasiun Bus Kota Jiang.
Fang Ping tidak pergi ke stasiun kereta api, ribet, apalagi dia membawa senjata yang perlu diperiksa, tidak seperti stasiun bus yang saat ini hampir tidak memeriksa barang-barang seperti itu.
Setelah membeli tiket, masih ada waktu sebelum keberangkatan, Fang Ping tidak buru-buru naik mobil.
Berdiri di samping mobil sambil melihat sekeliling, stasiun bus Kota Jiang cukup ramai dengan aliran penumpang.
Tapi hampir semuanya rakyat biasa, status petarung yang tinggi membuat jarang yang naik bus.
Fang Ping juga karena tidak mengemudi, akhirnya memilih naik mobil.
Fang Ping menyapu pandangannya sekeliling, menghela napas tipis: "Seandainya tidak ada ancaman liang bumi, hidup seperti ini bagi orang biasa sudah cukup bahagia."
Tapi begitu terpikir, bagaimana jika di masa depan gerbang neraka muncul di Nanjiang... Akankah mereka masih bisa seperti sekarang?
Setiap kali gerbang neraka muncul, selalu menimbulkan bencana besar.
Bencana alam dan tanah runtuh belum lagi, begitu sistem pertahanan memiliki lubang logika, barulah itu menjadi masalah besar.
Beberapa tahun terakhir, sebenarnya pernah terjadi makhluk liang bumi memasuki dunia tanah, kadang masih ada yang lolos dan tidak langsung dibersihkan.
Akhirnya makhluk-makhluk liang bumi ini membunuh setiap orang yang mereka temui, menciptakan kasus berdarah.
Makhluk seperti ini biasanya akhirnya dibunuh, diproses dengan alasan gangguan jiwa atau lainnya, tapi orang yang sudah mati tidak bisa hidup kembali.
Memikirkan semua ini, Fang Ping agak melamun sebentar.
"Saat kehilangan fokus, energi vital Fang Ping tanpa sadar sedikit menyebar. Dia tidak terlalu memperhatikan, karena intensitas penyebaran energi vital bergantung pada kontrol diri."
"Jika tidak bisa dikontrol dan sedikit menyebar, itu juga tidak berpengaruh."
"Petarung tingkat rendah yang tidak bisa mengontrol penyebaran energi vital adalah hal yang normal."
"Tapi begitu energi itu menyebar, alis Fang Ping tiba-tiba berkedut. Dia menoleh ke arah yang tidak jauh darinya."
"Petarung..."
"Fang Ping tampak ragu-ragu, apakah indranya salah?"
"Dia mengamati lagi arah yang tadi terasa. Sepertinya ada kekuatan energi vital melebihi orang biasa, tapi tidak terlalu jelas..."
"Petarung yang naik mobil... pasti orang miskin atau anggota sekte sesat!"
"Fang Ping menyindir sambil memasukkan dirinya sendiri dalam kategori orang miskin. Memang dia cukup melarat."
"Setelah mengamati lagi, pandangannya akhirnya tertuju pada pria paruh baya berkacamata di sebelah."
"Tampak sopan dan tidak berbahaya."
"Bukan orang baik!"
"Tiba-tiba Fang Ping memberi penilaian. Tidak ada alasan khusus, hanya insting belaka!"
"Tentu, penyebab utamanya adalah ketidakselarasan..."
"Ya, agak tidak selaras."
"Pria ini berdiri di antara orang-orang biasa tapi terasa tidak menyatu."
"Petarung memang selalu begitu..."
"Meskipun sama-sama manusia, ada perbedaan antara petarung dan orang biasa. Setidaknya dalam hal aura kesopanan."
"Bisa menghindari indraku, kekuatan energinya tidak lemah."
"Petarung level satu atau dua yang kekuatannya di bawah Fang Ping sulit menyembunyikan diri darinya."
“Tapi kalau tadi energi vital-nya tidak terpancar, Fang Ping juga tidak akan sengaja memicu energi vitalnya, merasakan energi vital orang lain. Hanya orang yang benar-benar tidak ada kerjaan yang melakukan hal seperti ini.”
Sambil pikiran kacau memikirkan ini, Fang Ping malah bergeser langkahnya, berjalan ke arah sana.
Ketika Fang Ping mendekat, pria paruh baya itu menoleh ke arahnya. Keduanya saling pandang sejenak tanpa bicara.
Beberapa saat kemudian, seorang sopir berteriak: "Yang mau ke Kota Wu, naik mobil!"
Kota Wu juga berada di Nanjiang, jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Yang.
Pria paruh baya itu mulai melangkah. Tiba-tiba Fang Ping mendekat, berhenti sekitar satu meter darinya sambil tersenyum: "Paman, mau ke Kota Wu?"
“Iya.”
“Paman pulang ke rumah atau...”
Pria itu tidak menjawab. Fang Ping tetap melanjutkan: "Paman, di sini ramai. Bagaimana kalau kita pindah tempat untuk ngobrol sebentar?"
Pria itu berhenti, sedikit mengerutkan kening: "Aku bukan penjahat, Saudara Kecil. Kita cuma kebetulan bertemu. Aku tidak berniat melukai siapapun. Mengapa terus dikejar-kejar?"
Fang Ping mengamatinya beberapa saat, tiba-tiba berkata: "Pan Xiaoyang?"
Ekspresinya berubah.
“Mata-mata bisnis memang bukan penjahat kelas kakap. Dengan kekuatan puncak Kasta 3, aku mungkin bukan lawanmu. Aku Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis, puncak Kelas 2. Tapi kemampuan beladiriku cukup untuk mengalahkan 10 besar Daftar Kelas 2.”
Pan Xiaoyang mengerutkan alisnya, lama kemudian baru berkata: "Kau ingin membunuhku?"
“Tidak. Aku hanya ingin hadiahnya, nilainya hampir puluhan juta.”
Ekspresi Pan Xiaoyang terus berubah, tiba-tiba Fang Ping berkata: "Serahkan semua obat yang ada padamu, kalau ada kartu bank beri juga nomor rekening dan PIN-nya. Bagaimana kalau kita berdamai? Ini Kota Jiang, ada beberapa master di sini..."
Pan Xiaoyang baru pertama kali menghadapi situasi seperti ini, terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum pahit: "Anda yakin?"
"Mengonfirmasi."
"Ambil ini!"
Tanpa banyak bicara, Pan Xiaoyang langsung melemparkan sebuah tas tangan.
Fang Ping membuka dan memeriksanya, mengerutkan kening: "Main-main denganku? Puncak kasta tiga cuma bawa satu botol Pil Qi-Darah Level 1?"
"Sudah habis terpakai."
"Ada uang di kartu?"
"2 juta, aku sendiri tidak bisa mengeluarkannya. Kalau mau ambil, tunggu sampai aku pergi dulu."
Fang Ping menghitung dalam hati, lalu berkata: "Aku ingin bijih energi, ada?"
"Tidak."
"Orang miskin."
Fang Ping memberi penilaian, lalu melanjutkan: "Satu botol Pil Qi-Darah Level 1 dan 2 juta cash, terlalu sedikit untuk statusmu. Baiklah, kuberi waktu satu jam. Setelah itu akan kusuruh orang menangkapmu, setuju?"
"Baik!"
Pan Xiaoyang langsung menyebutkan PIN kartu bank, buru-buru naik mobil tanpa basa-basi lagi dengan Fang Ping.
Mobil itu segera meninggalkan stasiun.
Fang Ping hampir yakin, begitu mobil keluar dari stasiun, si itu mungkin akan kabur.
Tapi ini area stasiun yang ramai orang. Pan Xiaoyang jelas sudah menyadari kehadirannya sebelumnya. Kalau sampai terjadi kekerasan, rakyat biasa pasti jadi korban.
Begitu mobil pergi, Fang Ping segera menelepon Lao Wang.
"Ketemu Pan Xiaoyang di sekitar stasiun bus, baru naik mobil ke Wu City. Tapi tidak akan jauh... Kalau tertangkap, beri aku 30% ya?"
"Satu persen!"
"Aku yang menemukan."
"Petunjuk sudah kuberikan, Yicheng, anggap saja hadiah dariku."
"Dua persen! Dalam bisnis kita harus jaga reputasi!"
"Satu persen!"
"Baiklah, cepatlah. Nilainya puluhan juta yuan, bagi satu juta juga bisa."
Fang Ping menghela napas lalu memutuskan telepon.
Kemudian dia berseri-seri, "Kalau dihitung, tanpa turun tangan pun bagi hasilnya hampir 50-50. Aku memang jenius!"
Tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Aku janji memberi kabar dalam satu jam. Apakah ini keterlaluan?"
Fang Ping menyalahkan diri sejenak, lalu berkemas, "Pan Xiaoyang kabur berarti dia belum ketemu Lao Wang. Dia tidak tahu aku ingkar janji."
"Kalau sampai tertangkap, mana peduli dia marah-marah."
"Tak disangka, lewat saja bisa nemu... Keberuntunganku tiada duanya."
Sebenarnya Fang Ping ingin turun tangan, tapi ini stasiun. Ditambah pihak lain langsung memberi keuntungan, setelah menimbang-nimbang akhirnya dibatalkan.
"Kalau aku yang turun tangan, belum tentu lebih menguntungkan."
Awalnya ingin cari lawan latihan, tapi di Nanwu hampir dikalahkan Gu Xiong. Sekarang sudah punya tujuan sejati, buat apa lawan pejuang puncak kasta tiga yang nekat.
"Rupanya Lao Wang masih kekurangan uang... Uang hasil terakhir sudah habis?"
Bergumam sendiri, Fang Ping naik mobil menuju Kota Yang.
