“Petarung Kasta Sembilan……”
Keluar dari Departemen Logistik, Fang Ping terus menghela nafas.
Secerdas dia, cepat menyadari: misi pengiriman surat ini mungkin juga tidak sesederhana itu!
Pikiran boleh melayang, tapi misi harus tetap dilakukan.
1000 kredit sudah diambil, Fang Ping berani mangkir? Lü Fengrou akan membuatnya paham kenapa bunga bisa semerah itu.
Wali Kota Gerbang Langit level Kasta Sembilan, ini masih bisa ditunda, Lü Fengrou bilang tunggu sampai kekuatan cukup.
Tapi mengantar surat, ini bukan hal sulit.
……
Usai jadwal kuliah malam, Fang Ping menarik lengan Fu Changding sambil tersenyum: “Temani aku ke Area Selatan.”
“Ke Area Selatan buat apa?”
“Mengantarkan surat.”
“Malam-malam begini pergi?”
“Liang bumi tak bisa dihubungi. Suritnya mendesak. Tunggu sebentar. Kalau bukan malam ini ya besok. Mau ikut atau tidak?”
“Oke. Sekalian mau nanya cara latihanmu.”
Fu Changding mengangguk setuju. Di sampingnya, Zhao Lei tampak antusias namun malu untuk bicara.
Fang Ping yang jeli melihat situasi ini tersenyum, “Zhao Lei, ikut yuk?”
Zhao Lei ingin menolak lewat mulut tapi tak kuasa membuka suara. Tentang Fang Ping yang bisa mencapai kasta tiga secepat ini, Zhao Lei yakin pasti bukan cuma karena bakat alam semata. Pasti ada keunikan metode Fang Ping.
Batu dari gunung lain bisa dipakai mengasah giok. Belajar itu baik-baik saja.
……
Di perjalanan.
Fu Changding bertanya, “Belakangan saat tempering tulang, rasanya kecepatannya melambat. Fang Ping, saat kau berlatih, tidak ada perasaan ada batasan seperti ini?”
“Ada. Berkali-kali.”
“Lalu bagaimana kau mengatasinya?”
Fang Ping tertawa, “Sebenarnya hal-hal seperti ini sederhana. Para mentor sudah tahu, tapi biasanya tidak memberitahu kita.”
“Mengapa?” Zhao Lei mengernyitkan alis, “Mentor tidak mungkin pelit ilmu. Lagipula Ayahku juga tidak bilang.”
“Begini, para guru lebih ingin kita bertahap. Juga pertimbangan efisiensi sumber daya.”
Fang Ping menjelaskan sambil tersenyum, “Saat berlatih di Tingkat Dua, alasan kemajuanku cepat ada hubungannya dengan progres tempering fisikku yang cepat.”
“Tempering fisik?”
“Ya!”
“Proses tempering tulang manusia, sebenarnya disebut sebagai penempaan tulang, namun dalam prosesnya kita juga terus mengasah fisik dan meridian. Ini harusnya sudah jelas bagi semua.” Fang Ping mengangguk.
Keduanya mengangguk.
Fang Ping melanjutkan, “Tapi semua ini tetap memakan energi vital, butuh waktu, dan memperlambat kecepatan penempaan tulang.”
“Sebenarnya, kita bisa memisahkan proses penempaan tulang.”
“Tempering fisik dulu, baru tempering tulang!”
“Atau lebih tepatnya dilakukan bersamaan: Sambil menguatkan tulang dengan energi vital, gunakan obat untuk tempering fisik. Dengan begitu kecepatannya akan meningkat... meski tidak signifikan.”
“Maksudmu?”
“Bakar uang!” Fang Ping tersenyum lebar. “Dengan menghabiskan pil tempering tubuh secara besar-besaran untuk mandi setiap hari, aku jamin kecepatannya pasti lebih cepat dari sekarang.”
Keduanya langsung terdiam.
Masuk akal!
Pil energi vital dan pil tempa tulang saat ini saja sudah membuat mereka defisit, apalagi ditambah tempering fisik terpisah. Berapa banyak uang yang harus dihamburkan!
Fang Ping tetap melanjutkan, “Sebenarnya dari Guru Li kudapat info, selain itu ada cara lain: masuk ke Kolam Energi Vital!”
“Meski Kolam Energi Vital diklaim efektif untuk petarung kasta tengah, sebenarnya petarung kelas bawah juga bisa menggunakannya, hanya kurang efisien.”
“Berlatih di sana lebih efektif daripada di ruang energi.”
Kecepatan pemulihan cepat, suplai energi vital hampir tak ada habisnya! Kalau berani, tambahkan Pil Tempering Tubuh ke Kolam Energi Vital, telan Pil Tempa Tulang, latihan satu jam setara sehari biasa!"
Keduanya kembali terdiam!
Biaya Kolam Energi Vital lebih mahal dari ruang energi, 30 kredit per jam!
Ditambah satu Pil Tempa Tulang kelas dua juga 30 kredit.
Bagaimana dengan Pil Tempering Tubuh?
Masih 30 kredit!
Satu sesi latihan menghabiskan 90 kredit, untungnya tak perlu konsumsi Pil Energi lagi.
Latihan seperti ini, mungkin dalam sebulan bisa mencapai puncak Kelas 2.
Tapi pengorbanannya?
2700 kredit!
81 juta yuan RMB!
Hanya untuk melesat dari tengah Kelas 2 ke puncaknya, menghemat 2-3 bulan waktu, tapi merogoh tambahan 50 juta!
Setimpalkah?
Para mentor tak merekomendasikan cara ini, orangtua mereka pun tidak. Lü Fengrou yang merekomendasikan Zhao Xuemei pun tak seboros metode Fang Ping, apalagi Zhao bukan praktisi Tempering Tulang Kedua yang progresnya lebih lambat.
Fu Changding mengkalkulasi sambil bergumam, "Pengeluarannya gila! Kau selama ini begini?"
"Kurang lebih." Fang Ping tersenyum. Sungguh memang demikian.
Sistemnya yang kaya akan nilai kekayaan, efeknya bahkan melebihi Kolam Energi Vital.
"Pantas saja..."
Ekspresi Fu Changding rumit, suaranya sendu, "Lain kali kau mengeluh miskin, aku percaya. Tapi kemiskinanmu memang ada alasannya!"
Metode latihan bakar uang seperti ini, petarung berharta miliaran pun mungkin tak tega melakukannya.
Tingkat Dua, dalam sebulan sudah bakar uang hampir 100 juta.
Lantas bagaimana dengan kasta tiga?
Minimal harus berlipat ganda, apalagi waktu latihan kasta tiga lebih panjang, mungkin butuh beberapa bulan bahkan setengah tahun. Saat mencapai puncak kasta tiga sebagai petarung, menghabiskan 10 miliar masih termasuk normal.
Untuk tingkat tiga ke bawah yang menghabiskan uang sebanyak ini, kecuali benar-benar punya uang berlebih, tidak ada yang mau melakukan hal seperti ini.
Sambil berbincang, ketiganya tiba di pintu masuk terowongan di dalam Area Selatan.
Mereka tidak masuk. Di pintu gerbang, prajurit bersenjata tombak berjaga ketat. Di dalam bahkan ada petarung yang berkemah, lebih menakutkan daripada prajurit bersenjata di luar.
Bagi Fang Ping dan kawanannya, kecepatan mereka sudah sangat tinggi sekarang. Bahkan tembakan menyapu pihak lain mungkin tidak bisa mengenai mereka.
Tapi jika bertemu petarung yang lebih kuat dari mereka, lari pun sulit.
Pintu masuk terowongan sangat sepi. Fang Ping langsung mulai latihan berdiri tiang tanpa membuang waktu.
Sambil berdiri tiang, Fang Ping berkata: "Latihan tiang sudah mencapai , ini sudah batas maksimal untuk tingkat tiga ke bawah."
Aku pernah dengar dari mentorku, latihan tiang hanyalah fondasi. Saat mencapai kasta tengah, latihan tiang akan bercabang menjadi dua aliran.
Sebenarnya latihan tiang adalah integrasi teknik memperkuat fisik dan gerak kaki. Di kasta tengah, ini akan total terpisah - ada yang memilih memperdalam teknik memperkuat fisik sebagai dasar latihan organ dalam, ada yang memilih latihan gerak kaki bukan seperti sekarang, tapi setelah.
Pernah lihat petarung kasta tengah yang bisa terbang?"
Fu Changding tertawa getir: "Kamu benar-benar berani bermimpi. Petarung yang latihan pernah kulihat, atau lebih tepatnya, belum bisa disebut."
Sama seperti Anda sekarang bisa melayang sementara di udara, petarung kasta tengah dapat mempertahankan kemampuan ini sedikit lebih lama.
Selain itu, kecepatan, kemampuan adaptasi, dan ketinggian juga akan mengalami peningkatan.
Aku pernah melihat seorang pejuang tingkat lima yang bisa melayang sejauh 100 meter dengan ketinggian hampir 10 meter.
Saat itu disangka dewa turun ke bumi!
Petarung seperti inilah yang pantas disebut makhluk surgawi, menari bersama dewa... Meski setelah 100 meter dia jatuh cepat, tetap merupakan pencapaian luar biasa.
Tapi beralih dari latihan tiang ke gerak kaki mengambang daripada metode memperkuat fisik, sebenarnya dianggap hanya tampilan kosong oleh banyak ahli.
Melayang, ketika Anda mencapai gelar master, sebenarnya tidak perlu mempelajari gerak kaki mengambang pun bisa dilakukan.
Petarung kasta tengah yang yakin bisa mencapai gelar master, biasanya memilih metode memperkuat fisik untuk mempercepat progres latihan menuju gelar master..."
Fang Ping merenung sejenak: "Sebelumnya aku sempat bertanya, Guru mengatakan bahwa keserakahan hanya akan membuat hasil tak maksimal. Adakah petarung kasta tengah yang unggul di kedua bidang?"
Zhao Lei menyela: "Ada, tapi semuanya petarung level enam, dan kebanyakan sudah di puncak Tingkat Enam.
Banyak dari pejuang ini terjebak di level enam.
Gelar master adalah tembok besar - sebagian besar pejuang level enam mungkin takkan mencapainya seumur hidup.
Saat tak bisa meningkat level, mereka fokus pada aspek lain.
Beberapa petarung puncak level enam sangat kuat - Level Puncak Enam sendiri sebenarnya memiliki rentang kemampuan yang sangat lebar.
“Puncak Tingkat Enam dan puncak Tingkat Enam, sepenuhnya berbeda.”
Fang Ping merenung sejenak: “Kalian perhatikan tidak, level enam tidak ada daftar pencarian?”
Fu Changding tersenyum: “Normal.”
“Hmm?”
“Dari sepuluh puncak Tingkat Enam, delapan berada di liang bumi... menjalani tantangan hidup mati!”
Fu Changding berbicara dengan serius: “Liang bumi tak bisa ditinggali lama, bahayanya sangat besar. Semua orang tahu ini, termasuk para master yang tak akan berlama-lama di sana.
Tapi petarung puncak Tingkat Enam, demi mencari peluang terobosan, kebanyakan justru berada di dalam liang bumi.
Kau tak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Bisa saja sebentar lagi mereka muncul dari liang bumi sebagai master.
Atau mungkin seumur hidup tak bisa keluar!
Kelompok mereka ini juga tidak tergila-gila pada reputasi atau harta. Di saat seperti ini, sebesar apapun ketenaran, sebanyak apapun uang, obat-obatan...
Semuanya tak banyak berarti.
Tahap master ini bukan ditentukan oleh hal-hal itu, melainkan oleh faktor lain.
Jadi level enam tidak diranking, karena tak berarti. Kau tak tahu berapa banyak petarung master puncak yang masih hidup.”
Di masyarakat, petarung puncak Tingkat Enam sangat langka, bahkan di universitas bela diri sekalipun.
Di Universitas Iblis, Fang Ping mengetahui beberapa petarung level enam: Lü Fengrou, Tang Feng, Pak Li yang berada di puncak Tingkat Enam. Sedangkan Luo Yichuan, Xu Jianzhou dan lainnya belum mencapai puncak.
Mentor dari angkatan lain juga kebanyakan demikian. Petarung puncak Tingkat Enam di Universitas Iblis pasti kurang dari 10 orang.
Di angkatan tahun pertama, sebenarnya awalnya hanya Mentor Tang Feng yang berada di puncak Tingkat Enam.
Lü Fengrou bergabung kemudian, sedangkan Pak Li sekarang sama sekali tidak mengajar.
Mungkin, jika dihitung secara serius, petarung puncak Tingkat Enam di Universitas Bela Diri Kota Iblis yang masih aktif di kampus tidak mencapai 5 orang.
Ini masih di Universitas Bela Diri Kota Iblis, di universitas bela diri lain selain Universitas Bela Diri Ibu Kota, hampir mustahil menemukan petarung puncak Tingkat Enam.
……
Sambil mengobrol, ketika waktu sudah lewat pukul 11, Fang Ping yang melihat orangnya belum juga keluar mulai bersiap pergi.
Baru saja ingin pergi, pintu lubang perlindungan tiba-tiba terbuka.
Tak lama kemudian, seseorang muncul dari dalam.
Penilaian Lü Fengrou ternyata akurat, pihak lain memang akan keluar dalam satu dua hari ini, dan pintu masuk lubang perlindungan Universitas Bela Diri Kota Iblis biasanya jarang dilalui orang.
Begitu melihat ada yang keluar, Fang Ping segera mengeluarkan surat. Matanya beralih antara Fu Changding dan Zhao Lei, teringat Fu Changding sudah lama tidak dipukuli dan beberapa kali masuk catatan kecilnya...
Memikirkan ini, Fang Ping menyodorkan surat ke tangan Fu Changding sambil berkata cepat: "Ini ayah mentorku. Aku agak takut, tolong antarkan ini padanya. Sekalian sampaikan bahwa putrinya merindukannya dan minta dia menemani."
Fu Changding bingung, ayah Lü Fengrou?
Mengapa Fang Ping menyuruhnya mengantarkan...
Dalam keadaan KEBINGUNGAN, Fu Changding melihat Fang Ping memandangnya dengan tatapan menyemangati. Ia menghela nafas, tapi ini masih di kampus Universitas Bela Diri Kota Iblis, jadi Fu Changding tidak banyak berpikir.
"Tak lama kemudian, seorang... entah apakah dia veteran, petarung itu berjalan mendekati beberapa orang."
"Alasan mengatakan 'entah' adalah karena rambut pihak lain sudah memutih, namun wajahnya tidak terlihat tua, memberikan kesan paman berpenampilan unik. Tapi rambut putih itu justru membuatnya terlihat tampan."
"Fu Changding bingung bagaimana memanggilnya, setelah ragu-ragu akhirnya berkata: 'Guru, surat Anda.'"
"Pria berambut putih meliriknya, menerima surat tanpa bicara."
"'Itu... Mentor Lü merindukan Anda.'"
"'Hmm?'"
"Pria itu tertegun sejenak, tiba-tiba tersenyum cerah: 'Ini ucapan aslinya?'"
"Fu Changding tak tahu, menoleh ke Fang Ping. Melihat senyum lembut pria berambut putih dan Fu yang tak apa-apa, Fang Ping maju selangkah: 'Ini ucapan asli Guru. Guru bilang putri Anda merindukanmu, menyuruh Anda menemaninya. Anda orang tua...'"
"Baru ingin memuji, tiba-tiba ekspresi pria itu berubah. Mendengus kecil, kakinya sudah menyepak!"
……
"Dalam kebingungan Fu Changding dan Zhao Lei, Fang Ping menghilang."
"Fu Changding menelan ludah, tenggorokannya kering: 'Gu... Guru, dia...'"
"'Tak apa, dia murid Lü Fengrou. Itu... Fang Ping itu?'"
"'Ya, Fang Ping.'"
"Pria itu mengangguk ringan, tak berkata lagi. Sekejap menghilang di depan mereka."
"Setelah orangnya pergi, Fu Changding bertanya: 'Situasi apa ini?'"
"Sampai sekarang dia masih bengong. Orang tua tampak berambut putih yang sebelumnya tersenyum ramah padanya, tiba-tiba menendang Fang Ping hingga terpental. Sebegitu bencinya kah orang pada Fang Ping?"
Zhao Lei berkata dengan nada sendu: "Saat Fang Ping menyuruhmu mengantarkan surat, mungkin itu idenya."
Fu Changding tersadar, lalu mencemooh: "Serves you right! Dasar bangsat yang suka menjebak orang, akhirnya menuai konsekuensi perbuatan sendiri!"
Fu Changding semakin dipikir semakin ingin tertawa, ini namanya apa?
Fang Ping mungkin sudah mencium bahaya, jadi menjadikannya kambing hitam. Tapi siapa sangka hasilnya sama saja. Fu Changding baik-baik saja, sementara Fang Ping menghilang.
Mereka saling pandang. Zhao Lei batuk kecil: "Perlu dicari?"
"Cari apaan! Siapa yang tahu dia ngumpet di mana."
……
Tebakan mereka tepat. Saat ini Fang Ping sedang tengkurap di atap gedung tak jauh dari sana!
Fang Ping malas bangun, tetap tengkurap sambil memikirkan pertanyaan penting: Di bagian mana ucapan tadi yang salah?!
Fu Changding ternyata tidak apa-apa!
Ini namanya apa?
Si tampan tua kasihan pada si tampan muda?
Sengaja nindas saya?
"Ini tidak adil!"
Fang Ping menggerutu kesal, lalu bergumam: "Si kakek putih ini siapa sih?"
Ini kedua kalinya Fang Ping mengalami terpental akibat pukulan.
Waktu itu Pak Li hanya menyentilnya, langsung terlempar.
Pak Li hanya melemparnya 10-20 meter, tapi si kakek berambut putih tadi membuatnya terbang lebih dari 100 meter.
"Dan dengan jarak sejauh ini, Fang Ping jatuh tapi tidak terlalu sakit, kontrol kekuatan ini benar-benar luar biasa."
"Mungkinkah dia seorang master pejuang?"
Fang Ping dalam hati mulai menduga-duga, bergumam: "Master yang berdiri di belakang Guru? Sandaran terbesarku?"
"Master pejuang..."
Memikirkan ini, Fang Ping segera bangkit dan mengejar bayangan di kegelapan. Kesempatan langka bertemu sandaran utamanya ini harus dimanfaatkan meski baru sekadar dikenali, walau catatan mental ini sudah ia simpan.
