"Bodoh!"
"Gerombolan sampah!"
"Sekarang aku meragukan, apakah pantas mengalokasikan dana 10 miliar yuan setiap tahun untuk universitas bela diri?!"
……
Saat Fang Ping dan kawan-kawan telah menyusun rencana dan beristirahat untuk persiapan pertempuran, di sebuah kamp sementara berjarak 5 kilometer dari mereka, seseorang melontarkan kemarahan.
Tang Feng dan yang lain semua hadir, saat ini tak ada yang bersuara.
Namun ketika orang yang berbicara tadi mengucapkan kalimat terakhir, Tang Feng berkata dingin: "Apa kau berharap burung dara bisa berbuat apa? Pejuang lahir dari transformasi orang lemah, pengalaman bertumbuh seiring waktu."
"Dana 10 miliar untuk universitas bela diri telah melahirkan banyak pejuang, berapa banyak yang gugur di liang bumi, kalian tidak tahu?!"
"Apa urusan komando militer?!"
"Apakah komando militer merasa lebih unggul dari kami?!"
"Mengejek!"
"Berapa banyak pejuang dan komandan di komando militer yang lulusan universitas kami!" Tang Feng menyeringai.
Tang Feng melanjutkan dengan nada datar: "Tak ada yang menyangkal jasa komando militer, kami pun menghormati pejuang biasa yang rela gugur! Tapi murid-murid kami disebut sampah olehmu?!"
Perwira yang sebelumnya marah membentak: "Tidak pantas dimaki? Bagaimana cara kalian mendidik murid?!"
"Kamp 300 orang, hanya 15 kilometer dari markas sekte sesat!"
"Hasilnya?!"
"Mereka mengira sedang mengejar petarung kriminal yang kabur!"
"Pihak lain hanya duduk menunggu diserang?!"
Luasnya kamp, tak ada yang terpikir untuk mengirim penjaga malam!
Sekiranya anggota sekte sesat menyerang tiba-tiba, berapa banyak nyawa yang akan melayang?”
Tang Feng tersipu malu, sementara pelatih dari Universitas Bela Diri Ibu Kota mengerutkan kening: “Ini memang kelalaian mereka, tapi sebelumnya kami hanya terbiasa dengan misi perorangan atau tim kecil.
Misi pengepungan markas besar seperti ini benar-benar baru bagi mereka, bisa dibilang masih generasi baru.
Karena berasal dari berbagai universitas bela diri, kegagalan mempertimbangkan hal ini memang kesalahan fatal.
Tapi pernyataan terakhir Jendral Liu yang menyangkal kontribusi murid universitas kami, lebih baik ditarik kembali.
Universitas kami memiliki puluhan master pejuang yang semua berjasa di liang bumi!
Bahkan Panglima Li sekalipun takkan menyangkal jasa Universitas Bela Diri, apalagi hanya dengan sepatah kata Jendral Liu?”
Pria yang disebut Jendral Liu mendengus: “Aku... aku akui pernyataanku tadi agak subjektif.
Tapi lihatlah murid-murid yang kalian anggap elit ini – pantaskah disebut elit?
Kecepatan adalah jiwa perang!
Anggota sekte sesat sekarang bagai binatang terpojok – maukah mereka diam saja menunggu kematian?
Andai tidak takut dikepung pasukan militer dan master dari luar, pasti sudah menerjang keluar!
Padahal sudah diinformasikan ke para murid bahwa jalan di belakang gunung tidak ditutup.
Para murid ini, apakah tidak terpikir oleh mereka bahwa besok saat pergi ke Desa Panshi, yang menanti hanyalah desa kosong? Para anggota sekte sesat masuk ke hutan dan melakukan perang gerilya melawan mereka. Saat ini malah kembali ke barak untuk beristirahat, bukannya memanfaatkan momentum baru kita evakuasi untuk segera mengepung Desa Panshi..."
Semua diam, beberapa mentor Universitas Bela Diri terlihat canggung.
Jenderal Liu melanjutkan: "Menurutku perlu memberi pelajaran bagi para murid ini! Gubernur Chen!"
"Siap!"
"Pergi ke Desa Panshi, pancing beberapa petarung untuk menyergap kamp para murid!"
"Ini..."
Prajurit gemuk berseragam di samping terlihat ragu. Tang Feng menghela nafas lalu mengangguk: "Pancing 3-5 petarung level tiga, sisanya blokir di tempat!"
"Siap!"
Pihak universitas menyetujui. Gubernur Chen langsung mengajak beberapa petarung militer menuju Desa Panshi tanpa basa-basi.
Jenderal Liu berkata dingin: "Menurut kalian, berapa korban dari grup burung dara ini?"
Tang Feng mengerutkan kening. Mentor Universitas Ibu Kota juga berkomentar: "Idealnya tanpa korban jiwa."
"Jika harus mati, biarlah gugur di medan perang!"
"Kalau semua komandan militer bersikap sepertimu, pasukan baru kalian pasti sudah punah semua!"
"Liu Shiping, kendalikan gaya faksi elangmu! Jangan sok semena-mena hanya karena dapat dukungan di markas besar!"
"Murid Universitas Bela Diri kami selalu mencetak kader-kader unggulan!"
"Jangan coba-coba jadikan Universitas Bela Diri kami sasaran pembuktian wibawa! Dari 300 master, separuhnya lulusan kami. Jika kau ingin mati, tak ada yang menghalangi - langsung saja masuk liang bumi! Jangan menunjukkan performa gemilang di depan para rekrutan baru ini!"
Liu Shiping membentak: "Apa aku sedang memamerkan wibawa? Apakah aku menargetkan seseorang?
Tapi aku tak tahan dengan segala cara yang kalian pakai!
Sekalipun para master ada di sini, tetap akan kukatakan!
Situasi sekarang genting, kita harus bertempur untuk memperkuat diri. Tak ada waktu untuk membiarkan kalian menyia-nyiakan waktu mempelajari omong kosong tak berguna!
Campakkan mereka ke liang bumi! Hanya yang bisa keluar hidup-hidup yang layak disebut elit - baru itu pasukan elite versi Liu Shiping!"
"Hmph, dasar orang gegabah! Apa kau mengerti?!"
"Aku gegabah? Sekalipun aku gegabah, masih tahu situasi darurat ini. Banyak mentor Universitas Bela Diri yang sudah gugur, mengapa kalian masih memanjakan para murid?"
Tang Feng kesal: "Urus saja bagianmu! Kami punya takaran sendiri dalam mendidik murid!
Pandangan sempit seperti tikus!
Setiap murid yang masuk sini punya bakat menjadi master!
Jika terburu-buru di awal sampai korban berjatuhan, apa Komando Militer bisa menyediakan bibit master sebanyak ini?
Terus terang, pasukan besi berdarah hasil latihanmu - mana bisa menandingi efek tambahan satu master?
Master bukan tumpukan nyawa manusia! Kalau dikatakan tak berotak, latihanmu lumayan. Tapi kalau dikatakan berotak, apa energimu cuma air?!"
"Sreeeekk!"
"Banyak orang di kerumunan tertawa, Liu Shiping marah setengah mati, lalu mendengus dingin: 'Baik, aku ingin lihat, dari murid-murid ini, berapa yang bisa jadi master... tidak, bahkan satu pun, maka hari ini aku Liu Shiping dianggap berpandangan picik!'"
Tang Feng mengerutkan kening: "Bicara soal itu nanti setelah hidup sampai saat itu, orang sudah mati, siapa peduli kau berpandangan picuk atau tidak."
Tiba-tiba semua orang terdiam.
Liu Shiping juga diam, lama kemudian mendesah pelan: "Kau juga tahu orang hampir mati, tak sedikit pun kau panik?"
"Terburu-buru tak bisa makan tahu panas, murid-murid masih muda, biarkan tumbuh perlahan."
"Bukan memaksa tumbuh, seolah-olah besok langsung jadi master pejuang."
"Komando militer kebanyakan orang sepertimu, lihat sendiri, berapa banyak master di komando militer sekarang?"
"Setiap tahun anggaran pemerintah, komando militer yang terbanyak, sepuluh kali lipat dari universitas bela diri!"
"Tapi kalian hanya tahu isi dengan nyawa manusia, begitu banyak pejuang komando yang gugur, kalian juga harus bertanggung jawab, satu master pejuang tambahan bisa selamatkan berapa nyawa?"
"Omongan itu sampaikan saja ke Komandan Li."
Tang Feng mendengus, "Kau tahu pakai Komandan Li tekan aku, coba pikir, berapa master di universitas bela diri kami, berani sekali meragukan sistem pendidikan kami."
……
Perdebatan Tang Feng dan mereka sama sekali tidak jelas bagi Fang Ping dan yang lain.
Tidak ada penjaga malam, ini akibat momentum kebiasaan lama.
Dulu saat mengerjakan misi, narapidana selalu dalam pelarian, tak pernah terpikir akan diserang balik.
"Bahkan saat ini, semua orang tahu 15 km jauhnya ada ratusan anggota sekte sesat. Tapi dalam momentum berpikir kita, mereka hanya menunggu kita datang untuk dibabat habis. Tak ada yang benar-benar mempertimbangkan kemungkinan pihak lain mengambil inisiatif menyerang."
Dengan kebiasaan ini, semua kembali ke tenda masing-masing, mengumpulkan tenaga untuk aksi besok.
……
Pukul 4 dini hari.
Di kamp, sebagian besar murid sudah terlelap.
Petarung juga manusia butuh istirahat. Pada jam segini, hampir semua tertidur.
Saat Fang Ping mulai terlelap, tiba-tiba tubuhnya gemetar. Ia bangkit cepat, merenggut golok panjang di sampingnya dan membentak: "Siapa?"
"Sst!"
Dalam kegelapan, siluet manusia muncul berbisik: "Aku."
"Sial!"
Fang Ping mengumpat dalam hati. Di tenda, beberapa orang terbangun. Zhao Lei mengerutkan kening: "Gu Xiong?"
"Iya, aku."
Gu Xiong melangkah keluar dari bayangan. Tak peduli golok yang masih mengarah padanya, ia berkata: "Kabar darurat. Kemungkinan ada serangan petarung. Kalau belum ngantuk, temani aku berjaga."
"Serangan?"
Fang Ping tertegun. Gu Xiong berbisik: "Benar. Sebenarnya dari tadi ingin kusampaikan."
"Tapi waktu rapat semua buru-buru bubar."
"Peluang serangan tinggi. Sekalipun sekte sesat tak berpikir begitu, guru-guru pasti sengaja memberi kita pelajaran."
"Di komando militer atau liang bumi, petarung harus tidur dengan mata terbuka. Kita terlalu lengah."
"Kekuatanmu tidak lemah, juga berasal dari Nanjiang. Kita berjaga malam, meski tidak ada serangan ke kamp, di sisi Mentor pasti dapat lebih banyak poin penilaian."
"Ketua Society bilang, di saat krusial, boleh menarikmu ikut."
"Ketua kalian?"
"Ya."
"Kak Wang sedang menipuku atau menghargaiku?"
Fang Ping menggerutu, berpikir sejenak lalu berdiri: "Baik, perkataanmu ada benarnya. Mari kita jalan-jalan."
"Kami juga ikut."
Fang Ping melirik Fu Changding dan lainnya, mengangguk: "Bersama. Kalau benar-benar ada masalah, kalian cepat cari bantuan."
……
Beberapa orang keluar dari kamp, sampai di gerbang kamp.
Mencari tempat gelap, Fang Ping duduk bertanya: "Pernah ke liang bumi?"
Gu Xiong tidak duduk, melihat sekeliling: "Pernah sekali."
"Bagaimana rasanya?"
"Mengerikan."
"Hmm?"
"Saat aku kesana, kebetulan dua pasukan bertempur! Perang pasukan senjata dingin sesungguhnya! Korban berjatuhan, Gubernur Donglin membawa tombak maju ke garis depan. Kau mungkin tak menyangka, paman yang tampak kalem itu di medan perang merobek hidup-h hidup beberapa jenderal lawan, merobek dengan tangan kosong!"
"Saat itu aku baru paham, dendam kita dengan liang bumi sudah menjadi saling bunuh."
"Di tanah, Gubernur Donglin bisa mencintai rakyat seperti anak sendiri. Tapi di liang bumi, dia lebih suka manusia liang bumi menganggapnya iblis, algojo."
Gu Xiong bercerita dengan tenang, lanjut: "Kemudian aku ikut perang. Aku telah membunuh banyak orang, termasuk manusia biasa liang bumi, prajurit liang bumi."
"Fang Ping, ini adalah perang antar ras."
Jenis yang saling bunuh sampai habis!"
"Di liang bumi, yang paling tidak dibutuhkan adalah belas kasih."
Fang Ping mencibir: "Aku tahu."
"Kamu tidak tahu!"
Gu Xiong menggelengkan kepala: "Perang antara manusia dan liang bumi terkadang membuat orang bingung, misalnya manusia juga akan membantai desa manusia liang bumi, mengeksekusi bayi yang masih dalam buaian. Bisakah kamu bayangkan dirimu melakukan ini?"
Fang Ping terdiam sejenak, lalu berkata: "Langkah demi langkah, jika benar-benar diperlukan, aku Fang Ping bukanlah tipe yang berbelas kasihan!"
"Semoga begitu."
Gu Xiong melanjutkan: "Jadi dalam menghadapi anggota sekte sesat, sikap kita sama seperti terhadap liang bumi - babat habis sampai bersih!"
"Besok mungkin akan bertemu beberapa rakyat biasa, bahkan orang tua, wanita dan anak-anak. Tapi jika sampai saat ini masih bersama anggota sekte sesat dan tidak mau pergi, mereka semua adalah fanatik agama."
"Anggota sekte sesat tidak akan terus membawa kabur para semi-jemaat. Kamu paham maksudku?"
"Hmm."
Anggota sekte sesat kali ini dipaksa kabur ke sini oleh komando militer Nanjiang dan beberapa master. Jika bukan fanatik, pasti sudah mereka tinggalkan.
Fanatik agama berbeda, jadi akan dipertahankan.
Saat ini, yang bertahan di pihak sekte sesat adalah fanatik yang telah terpengaruh selama bertahun-tahun.
Selama dialog keduanya, yang lain juga menyimak.
Setelah beberapa saat, Gu Xiong tiba-tiba berkata: "Sepertinya ada suara."
Fang Ping juga mendengar sedikit kegaduhan, alisnya segera berkerut.
Saat suara semakin dekat, Fang Ping tiba-tiba berbisik: "Benar juga tebakanmu, orang-orang di depan itu dari komando militer atau universitas bela diri?"
"Komando militer."
"Sungguh kejam, ini memaksa kita untuk lebih berhati-hati."
Fang Ping langsung menangkap maksud komando militer. Kalian tidak mau berjaga malam?
Baiklah! Sekarang kamp diserang, lain kali pasti lebih waspada!
Korban tidak akan terlalu banyak.
Ratusan petarung di sini semuanya tingkat dua-tiga, begitu sadar akan langsung bereaksi dan melancarkan serangan balik.
Tapi bagaimanapun, dengan musuh menyusup ke barak tanpa terdeteksi dan adanya ahli pembunuhan gelap, korban pasti tetap signifikan.
……
"Elang-elang itu menggunakan kita sebagai batu uji!"
Di depan kamp, beberapa petarung bergerak perlahan sambil berbisik-bisik.
"Sudah jelas. Tapi kita sudah terperangkap. Bunuh satu dapat satu! Kalau mereka anggap kita batu uji, penuhi saja! Entah di dalam kamp ada Elang dari universitas bela diri atau petarung independen yang sama-sama dibohongi..."
"Siapapun itu, bunuh! Masuk dan bunuh semua yang ditemui!"
Mereka berbisik-bisik merencanakan. Tentang kematian... Sejak terkepung tanpa pertolongan, mereka tahu kematian adalah takdir terakhir.
Tapi mereka yakin, bahkan kematian pun punya nilai!
Kontribusi untuk fusi dunia!
"Saat hari ketika dunia menyatu tiba, Sang Pemimpin Agung pasti akan menyelesaikan unifikasi besar. Saat itu, mungkin mereka juga bisa hidup kembali."
Manusia liang bumi bisa hidup kembali, Sang Pemimpin Agung yang menguasai dunia tentu juga bisa melakukannya.
Kematian, sama sekali tidak menakutkan!
Sementara beberapa orang sedang berunding, petarung militer di depan telah menghilang.
Beberapa anggota sekte sesat juga tidak terkejut, mungkin mereka semua menunggu di luar untuk melihat hasilnya.
Pipi petarung pemimpin menampakkan senyuman tipis, berbisik: "Bunuh sebanyak mungkin! Kita pasti akan kembali ke dunia nyata!"
Tiga orang di belakangnya mengangguk tegas!
Hidup kembali, ini adalah keyakinan yang mereka pegang teguh!
Sesaat kemudian, empat orang itu melesat maju mendekati kamp.
Ketika mereka berada sekitar 10 meter dari kamp, orang terakhir tiba-tiba merasakan kulit kepalanya bergidik. Dari atas ubun-ubunnya terdengar desisan angin mencekam!
"Ada orang!"
"Dor!"
Fang Ping yang melayang di udara mengayunkan goloknya, membabat lawan hingga terbelah dua!
Tingkat , benar-benar bisa mengambang di udara!
"Master... Tidak, petarung !"
Tiga orang di depan juga mendengar suara itu, cepat-cepat mengambil jarak sambil fokus mengawasi Fang Ping yang telah mendarat.
"4 kasta tiga, kekuatan segini tidak berarti. Eh... Sekarang tinggal 3!"
Fang Ping terkekeh, bergemuruh: "Pemimpinnya untukku, sisanya buat kalian!"
Begitu kata-kata meluncur, Fang Ping segera menyerbu pemimpin kelompok.
Tiga anggota sekte sesat hendak mengepung Fang Ping, tapi di kegelapan Gu Xiong muncul menghalangi salah satu dari mereka.
Fu Changding, Zhao Lei, Tang Songting, dan beberapa cowok lainnya segera muncul, mengepung seseorang.
"Bunuh!"
Tiga anggota sekte sesat itu menggeram rendah, tak gentar menghadapi hidup dan mati, mulai bertarung sengit dengan Fang Ping dan kawan-kawan.
Fang Ping membabatkan goloknya ke bawah, sementara lawannya menyapu golok secara horizontal. Dentuman logam menggema di seluruh kamp, terdengar teriakan para murid di dalam.
"Kasta tiga pertengahan!"
Sorot mata Fang Ping terlihat lebih serius. Ini pertama kalinya dia bertemu petarung selevel sejak mencapai kasta tiga, meski energi vital lawan jauh lebih rendah darinya.
"Dang..."
Dentuman logam terus bergema. Di bawah kegelapan malam, percikan api beterbangan menerangi wajah mereka.
"Tunjukkan jurus andalanmu!"
Fang Ping memancing lawannya. Tak disangka, setelah diprovokasi, lawan tiba-tiba memukul dadanya sendiri. Energi vitalnya bergolak hebat, dan seketika itu juga golok besar di tangannya menyambar Fang Ping seperti petir!
Fang Ping hendak mundur, tapi segera wajahnya berkerut. Dengan raungan keras, dia mengayunkan goloknya untuk menangkis!
"Dang!"
Dentuman keras kembali terdengar. Lengan Fang Ping gemetar, dadanya sesak, darah segar mengalir dari mulutnya.
"Sialan, beneran punya jurus jagoan!"
Fang Ping mengumpat tak keruan. Tanpa ragu lagi, golok panjangnya meninggalkan bayangan-bayangan di udara. Langkah kakinya melayang, tubuhnya melambung tinggi, lalu menebas bertubi-tubi dari atas!
Fang Ping yang berada di tahap memanfaatkan posisi strategis. Setiap tebasan goloknya tak bisa dihindari lawan, memaksanya bertahan.
“Dang... dang...” suara benturan logam tak henti-hentinya. Pemimpin sekte sesat itu sudah lupa berapa kali Fang Ping mengayunkan goloknya.
Di detik terakhir, suara "Krak!" terdengar samar. Sebelum kesadarannya hilang, sang pemimpin petarung hanya sempat melihat kilatan merah darah dari mata golok.
"800 kal, 800 ribu yuan!"
Ucapan terakhir yang tertangkap telinganya membuatnya bingung.
Fang Ping menarik golok sambil menghela nafas. "Tak mengerti? Yang jelas, 800 kal energi vital dan 800 ribu nilai kekayaan kuhabiskan. Trofi dari pengepungan ini kan hakku?"
