Lapangan penggiling daging.
Meski kecepatan Fang Ping tidak lambat, petarung liang bumi yang mengejar dari belakang ini telah memasuki tingkat menengah, kecepatannya juga sangat tinggi.
Fang Ping menahan sifat panas dalam perutnya!
Sudah dimarahi Tang Feng, Fu Changding dan yang lain juga merasa bergabung dengan mereka bukan hal baik.
Lalu langsung dicampakkan oleh Tang Feng!
Baru saja diserang mendadak, hampir tertusuk tenggorokan.
Sekarang, seorang petarung tingkat menengah terus memburu, nekat membunuhku. Mana keadilannya!
"Apa aku membunuh pasanganmu?"
Fang Ping menoleh sambil mengumpat, tak peduli apakah lawan mengerti, mengacungkan jari tengah dengan kasar. Terus saja kejar, lihat siapa yang lebih tahan!
Harus diakui, bahasa tubuh adalah ekspresi terbaik yang tak lekang waktu.
Ketika Fang Ping menunjukkan ekspresi meremehkan dan mengacungkan jari tengah, petarung yang mengejar di belakang tiba-tiba memancarkan kemarahan dari wajahnya yang awalnya dingin, kecepatannya meningkat sedikit.
Melihat situasi ini, Fang Ping kaget dan segera meledakkan energi vitalnya untuk kabur dengan cepat.
"Anda tunggu saja, apakah energi vital petarung level empat benar-benar jauh lebih tinggi dariku? Tunggu sampai energi vitalmu habis, aku akan membabatmu sampai mati!"
Fang Ping berlari sangat cepat. Teknik 《Golok Darah Ledak》-nya sebenarnya masih biasa, hingga kini hanya bisa meledakkan empat serangan beruntun.
Tapi teknik 《Langkah Awan》-nya benar-benar tidak lemah. Saat meledak, kecepatannya mungkin bisa mendekati 30 meter per detik.
Dengan kecepatan ini, jika bisa dipertahankan, akan mencapai 108 kilometer per jam.
Sangat langka bagi petarung kelas bawah untuk mencapai kecepatan ledakan setinggi ini, tentu konsumsi energi vitalnya juga tidak sedikit.
Saat Fang Ping kabur seperti orang gila, tiba-tiba merasakan getaran partikel energi di depan. Hatinya berdebar, ia segera berbelok. Saat berbelok, udara bergetar disertai ledakan dari tombak panjang yang menusuk udara.
"Satu lagi!"
Fang Ping sangat terkejut, satu lagi petarung level empat!
Apa aku masuk sarang penyamun?
Meski berpikir demikian, Fang Ping tetap buru-buru kabur. Dua petarung level empat, mustahil dilawan!
Saat lolos dari jangkauan serangan tombak, seorang petarung dengan cat hitam di wajah melompat dari semak, lalu berkomunikasi cepat dengan petarung yang mengejar Fang Ping.
“Fang Ping juga tidak mendengarkan, mendengar pun tidak mengerti, dia hanya tahu dirinya dalam masalah besar!”
Di mesin penggiling daging ini, musuh ada di mana-mana.
Berlari sembarangan di sini sangat mudah bertemu petarung lawan. Jika terus kabur begini, mungkin sebelum sempat melepaskan diri dari pengejaran, malah akan dikeroyok sampai mati.
“Harus cari cara!”
“Mana petarung manusia kita?”
Fang Ping mulai gelisah, bukannya petarung menengah itu jarang?
Bangsat, sudah dua orang!
Melihat sekeliling, hanya padang rumput yang terhampar... Tapi di sebelah kiri depan ada area bayangan...
“Hutan pegunungan?”
Fang Ping ragu-ragu. Selama pelatihan, para mentor selalu mengingatkan: jangan sembarangan masuk hutan.
Hutan pegunungan adalah tempat perlindungan yang baik, sekaligus kuburan bagi yang nekat.
Bukan hanya karena petarung liang bumi, makhluk-makhluk di sana juga sangat berbahaya.
Di hutan pegunungan, mungkin akan menghadapi lawan yang lebih mengerikan dari petarung.
“Masuk atau tidak...”
“Si Singa besar, dasar bangsat, cepat selamatkan aku!”
Fang Ping hampir menangis, menoleh melihat dua petarung yang masih membuntuti. Jika begini terus, entah berapa banyak petarung lagi yang akan muncul.
Petarung liang bumi tidak bodoh. Jika tidak yakin bisa menang, mereka tidak akan mengejar dengan sembrono.
Mereka terus memburuku, sangat mungkin... aku benar-benar masuk sarang penyamun!
Di mesin penggiling daging ini, seharusnya para petarung liang bumi juga harus waspada terhadap serangan mendadak petarung manusia.
“Tidak masuk pun harus masuk! Dalam radius puluhan li di sekitar sini, tak tahu berapa banyak petarung bersembunyi di semak-semak. Sebentar lagi mungkin akan memancing kerumunan besar!”
Ekspresi Fang Ping berubah-ubah tak menentu. Tepat saat dia bersiap memasuki hutan, beberapa petarung muncul kembali di sekitarnya.
“@#￥……”
Fang Ping tak paham bagaimana komunikasi terjadi antar mereka. Tak lama, 4-5 petarung lain muncul mengelilinginya dan mulai mengejar Fang Ping.
“Syuuk!”
Fang Ping yang sedang berlari sekuat tenaga ke arah hutan sebelah kiri tiba-tiba mendengar suara menerobos udara. Ekspresinya berubah drastis. Dengan teriakan keras "Roarrr!", dia menghilang seketika dari tempat semula, wajahnya terlihat pucat.
Di belakangnya, sebuah anak panah panjang yang diselimuti kilatan darah energi menghancurkan pepohonan di sekitarnya menjadi serpihan.
“Pantas mati!”
Ekspresi Fang Ping tak lagi putus asa, melainkan penuh kewaspadaan.
Dia menghadapi pemanah level empat!
Pelepasan energi vital untuk melapisi panah - ini adalah kemampuan khusus minimal petarung level empat.
Di Bumi, sangat jarang petarung mempelajari panah. Alasan utamanya: petarung kelas bawah, bahkan yang berada di tahap tinggi atau puncak level tiga, sulit mencapai kemampuan melapisi panah dengan energi vital.
Tanpa kemampuan ini, daya hancur panah menjadi terbatas.
Jadi petarung kelas bawah hampir tak pernah mempelajarinya. Waktu mereka sangat terbatas - latihan teknik tempur saja belum cukup, mana sempat belajar memanah?
Tapi begitu memasuki level menengah, dengan kemampuan pelepasan energi vital untuk melapisi panah dan melepaskannya, daya hancurnya menjadi signifikan.
Petarung level tiga tahap tinggi seperti Fang Ping, jika terkena panah di titik kelemahan, pasti menemui ajal.
Bahkan jika panah mengenai bagian lain, energi vital petarung tingkat empat tetap bisa membuat pertahanannya jebol dan terluka.
"Syu!"
Saat Fang Ping menghindari satu panah, panah lain datang dari belakang!
"Brengsek!"
Fang Ping mengumpat keras, kakinya gemetar lagi, siluetnya muncul 10 meter jauhnya. Ekspresinya pucat sesaat sebelum kembali memerah.
Tiga petarung level empat!
Ditambah beberapa petarung kelas bawah.
Dengan adanya pemanah serangan jarak jauh di formasi ini, cukup untuk mengepung dan membunuh petarung level 4-5.
Fang Ping tak lagi ragu. Kakinya seperti bayangan, melesat ke hutan di depan. Soal konsumsi energi vital? Siapa peduli sekarang!
……
Setelah menghindari beberapa panah, Fang Ping hampir mencapai hutan.
Beberapa petarung kelas bawah sudah tertinggal, tapi tiga petarung menengah masih membuntuti.
Petarung liang bumi mulai menyadari: mungkin mereka dapat ikan besar.
Petarung level tiga yang lolos dari kejaran tiga petarung level empat? Makin lemah, makin harus dibunuh!
Bayangkan jika nanti dia naik ke tingkat menengah.
Tiga petarung level empat tak ada yang mundur. Meski biasanya petarung liang bumi enggan masuk hutan, mereka langsung menyusul saat Fang Ping masuk.
……
"Hah..."
Fang Ping berdesah kecil, berputar-putar dalam hutan. Masalah tersesat? Dia bahkan tak tahu di mana dia diburu sekarang - semua tempat sama saja.
"Setelah sedikit memulihkan aura, Fang Ping melompat ke udara dan mendarat di kanopi-daun sebuah pohon besar."
"Flora dan fauna di liang bumi semuanya berukuran raksasa, termasuk pepohonan."
"Area ini tidak terlihat seperti pegunungan terpencil, namun pepohonannya sudah sangat besar. Fang Ping menyembunyikan tubuhnya di balik dedaunan, menahan napas dan menarik energi vitalnya."
"Kreek..."
"Dari dalam hutan, terdengar suara lembut ranting patah."
"Fang Ping fokus mati-matian, mengamati arah sumber suara dengan sudut matanya. Petarung liang bumi telah memasuki area ini."
"Gili agu..."
"Suara bisik-bisik mereka samar-samar terdengar."
"Fang Ping tidak mengerti bahasanya, hanya bisa menebak, 'Mereka berpisah.'"
"Sesaat kemudian, sesuatu yang membuatnya terdiam membeku terjadi - tiga petarung level empat dalam pandangannya benar-benar berpisah!"
"Sial, aku ini jenius bahasa!"
"Pikiran Fang Ping mulai berkabut, bagaimana bisa tebakanku tepat?!"
"Petarung bersenjata golok yang terus memburunya sejak membunuh rekannya itu, sekarang berjalan ke arah persembunyiannya."
"Dua lainnya, satu membawa tombak dengan pipi dicoret hitam."
"Sedangkan yang terakhir memegang busur dengan tabung panah di punggung... Yang mengejutkan, ini adalah wanita!"
"Fang Ping memastikan matanya tidak salah lihat!"
"Benar-benar wanita!"
"'Pertarungan jarak dekat kurang jadi ditambah jarak jauh?'"
"Dia segera menarik pandangannya. Petarung level empat ini memiliki persepsi tajam, tatapan terlalu lama akan terdeteksi."
"'Apa yang harus kulakukan sekarang? Lambat laun mereka pasti menemukanku.'"
"Petarung liang bumi bukanlah orang bodoh. Mereka jarang melihat area lain di hutan, fokus mengawasi pucuk pohon. Adapun imajinasi Fang Ping tentang petarung yang berlarian di hutan hanya melihat tanah... ketiganya tidak melakukan itu."
"Serangan mendadak pun sulit, bergerak sedikit langsung ketahuan."
"Tiga petarung level empat, aku jelas bukan lawannya. Jika ketahuan, dikeroyok, jalan kabur terhalang, lari pun susah."
Fang Ping mulai kesal, semakin marah pada Si Singa besar. Katanya petarung tingkat menengah tidak banyak!
Sebenarnya Fang Ping tidak tahu, saat ini dia sudah jauh melampaui radius 30 kilometer. Kabur nekat tadi membuatnya kini berada di zona 50 kilometer.
Area ini hanya berjarak 30-an kilometer dari Kota Pintu Langit, termasuk zona perburuan mereka.
Biasanya petarung tahap tinggi kasta tiga masih bisa mendekati zona ini. Tapi belakangan situasi liang bumi berubah, kini semakin banyak petarung tingkat menengah di sini.
Inilah yang membuat Fang Ping, dalam kepanikannya, cepat bertemu tiga petarung tingkat menengah.
Melihat petarung bawa golok semakin mendekat, Fang Ping mulai pusing.
Matanya menyapu sekilas ke dua petarung lain.
"Jarak lebih dari 50 meter, meski ledakan kecepatan datang, tetap butuh dua detik."
"Tapi ada pepohonan menghalangi, minimal tiga empat detik."
"Tiga empat detik, bisakah aku menyingkirkan orang ini?"
Fang Ping melamun. Ini bukan petarung kasta tiga level rendah, ini petarung level empat. Mana mungkin mudah dibunuh.
Kalau memang mudah dibunuh, dia tidak akan kabur tadi.
"Keunggulanku terletak pada energi vital yang bisa cepat terisi ulang. Petarung kasta tengah, kecuali mereka di puncak Tingkat Enam dengan kemampuan spiritual kuat yang tak perlu mempertimbangkan energi vital, petarung lain pasti memperhitungkan hal ini.
Petarung level empat, energi vital maksimalnya hanya mencapai 2000 kal.
Jenius tidak bisa ditemukan di mana-mana, melampaui batas juga bukan hal yang bisa dilakukan semua orang.
Orang ini sudah lama mengejarku. Aku sudah menghabiskan hampir 500 kal energi vital. Meski persediaannya lebih sedikit dariku, mungkin masih tersisa 200-300 kal.
Tapi tetap saja terlalu sedikit!"
Fang Ping mengerutkan kening. Konsumsi sebesar ini tidak terlalu bermanfaat.
Lagipula dengan tiga orang di sini, sulit untuk melakukan serangan frontal.
"Mereka harus dipisahkan dan disingkirkan satu per satu. Aku akan pura-pura energi vitalku habis... Benar, mereka tidak tahu energiku tak terbatas. Konsumsiku sudah cukup tinggi. Nanti saat menyerang orang ini secara mendadak, bertarung beberapa jurus sambil berpura-pura melakukan serangan bunuh diri, lalu kabur cepat agar mereka terpencar..." Sambil merencanakan, Fang Ping melihat pihak lawan yang hampir menyelesaikan patroli di area mereka, menggenggam erat golok panjangnya dan bersiap menyerang.
……
Sesaat kemudian, ketika petarung bersenjata itu tiba di bawah pohon besar tempat Fang Ping bersembunyi, Fang Ping yang berada di ketinggian langsung terjun menyambar! Golok panjangnya berpendar kilau merah mistis, membabat dengan dahsyat!
Lawan yang tetap waspada itu justru tersenyum puas melihat situasi ini. Dengan geraman rendah, golok panjangnya menyala lebih terang dari Fang Ping, menyambut serangan dengan babatan balasan!
"Bruk!"
"Suara ledakan keras menggema, telapak tangan Fang Ping pecah berdarah. Tanpa ragu-ragu, ia kembali mengangkat golok dan membabat horizontal ke bawah. Bunyian 'Bruk! Bruk!' mengguncang hutan gunung."
Petarung liang bumi yang memegang golok menunjukkan ekspresi serius, namun tetap tenang.
Seorang petarung level tiga yang menggunakan jurus andalannya di bawah kepungan tiga petarung level empat hampir sama dengan mencari mati. Meski bisa menghalanginya sesaat, yang lain akan segera menyingkirkan petarung yang nekat menghabiskan energi vital ini.
"Kuji wu ya li..."
Sambil melakukan serangan balik, petarung bergolok itu berkata dengan sikap dingin.
"Sudah kehabisan akal?" Fang Ping menerjemahkan sambil menampilkan ekspresi kepahitan: "Kalau kau mengerti perkataanku, kuakui kau hebat. Tapi kalau tidak, akan kukabarkan bahwa kaulah yang pertama kubunuh nanti! Jangan lihat energi vitalku terkuras, sebentar lagi akan penuh lagi. Golok ini pasti menghabisi nyawamu!"
Empat babatan beruntun yang dilakukan dua kali membuat Fang Ping tersiksa, sementara lawannya mundur beberapa langkah.
Saat itu, dua petarung lain telah dengan cepat menutup jarak.
Wajah Fang Ping memucat pasi. Tanpa berlama-lama, ia menginjak batang pohon dan melesat masuk ke kedalaman hutan.
Ketiga petarung liang bumi itu bertemu. Sambil mengejar, yang membawa golok berbisik menjelaskan situasi Fang Ping.
Delapan babatan beruntun Fang Ping sebelumnya yang digabungkan dua kali telah membuat telapak tangan petarung level empat itu pecah berdarah meski levelnya lebih tinggi.
"Dia saja sudah begitu, Fang Ping lebih parah. Sebagai petarung level tiga, mungkin energi vitalnya sudah mendekati ambang bahaya."
Jika tidak terus mengejar sekarang, pihak lawan masih bisa pulih perlahan. Tapi dengan kabur tergesa-gesa, bahkan tidak ada waktu untuk pemulihan. Di mata ketiga orang ini, petarung dari tempat yang disebut 'Harapan' itu pasti menemui ajal!
Ketiganya terus memburu tanpa henti, mengejar masuk ke dalam hutan lebat.
……
Pada saat yang sama.
Di pinggir hutan, Huang Jing berhenti perlahan, sorot matanya dingin memandang pemuda berambut panjang yang melayang di udara tak jauh. Disebut pemuda, tapi sorot matanya sangat dalam.
"Ketemu si Besar."
Huang Jing bergumam. Kota Pintu Langit mungkin akan melancarkan serangan. Petarung high-level ternyata muncul di zona inti medan perang.
Sebagai petarung high-level, termasuk master bela diri manusia, mereka jarang muncul di medan perang kecuali dalam situasi krusial pertempuran besar.
Ini adalah zona latihan yang disepakati kedua belah pihak, khusus disiapkan untuk petarung level menengah ke bawah.
Kemunculan petarung high-level juga menandakan pertempuran besar akan segera dimulai, memulai operasi pembersihan petarung lawan yang melintas batas.
"Jika Lü Fengrou tahu aku kehilangan muridnya..."
Huang Jing berbisik kering, "Si nak ini sendiri yang nekat lari ke dalam, bukan salahku kan?"
Saat Fang Ping memisahkan diri dari tim, dia juga melihat. Tapi melihat si nak ini semakin jauh kabur, Huang Jing tidak mengerti apa yang dipikirkan Fang Ping.
Ketika melihat Fang Ping dikepung beberapa petarung level empat, baru saja dia muncul, pihak lawan langsung mengirim orang.
"Melihat Fang Ping masuk ke hutan dengan mata kepala sendiri, tiga petarung level empat juga menyusul. Huang Jing merasa campur aduk, sialan ini benar-benar bukan kesalahan yang disengaja!"
"Siapa sangka pihak lawan juga mengirim petarung tingkat tinggi."
"Sial!"
Dengan desahan ringan, Huang Jing berhenti menggerutu. Sesaat kemudian, keduanya muncul di udara secara bersamaan.
Gedebuk! Semak di tanah hancur menjadi serpihan, membentuk zona kosong seluas 20-30 meter.
Huang Jing berseru pendek, wajahnya memancarkan kilau keemasan. Di depan matanya, bilah tak kasatmata muncul seolah hendak membelah kehampaan!
Pria muda di seberang tetap tenang. Raungan harimau menggema di udara saat dia menerjang Huang Jing.
"Ini belum cukup!"
Bilah tak kasatmata dari Huang Jing berhamburan. Di antara mereka, dentuman logam bergemuruh seperti ledakan bertubi-tubi.
Gelombang kejut menyebar, tanah berlumpur amblas. Semak terpotong oleh kekuatan tak terlihat, memperluas area kosong.
Sambil bertarung secara spiritual, Huang Jing melayang mendekati lawannya.
"Boom!"
Ledakan dahsyat mengguncang. Keduanya jatuh menciptakan kawah raksasa di bawah kaki, hujan tanah beterbangan.
"Sepertinya masih ada harapan. Kalau si nak bertahan lebih lama, mungkin bisa kupotong kau!"
“Huang Jing menyeringai, baru saja selesai bicara tiba-tiba ekspresinya berubah, "Dasar, jumlah kalian banyak memperlakukan tidak adil!""
Setelah mengumpat, tubuh Huang Jing bergerak memecahkan udara dengan suara ledakan, kecepatannya kini sudah melebihi bukit curam kecepatan suara.
Dalam kecepatan tak terlihat mata, Huang Jing muncul di atas ubun-ubun pihak lain, kedua tangannya merah menyala. Di atas kepala pihak lain di kehampaan, Huang Jing mengaum Roarrr lalu merobek ke dua sisi!
Pemuda liang bumi tingkat tinggi wajahnya seketika memerah. Di atas kepalanya dari tak kasatmata berubah wujud, seekor harimau buas sedang dicengkeram kedua tangan Huang Jing dan dirobek menjadi dua.
"Kagu!"
Seketika, pemuda itu mengaum. Harimau di atas kepalanya juga meraung keras, dengan kegilaan menerjang Huang Jing!
"Kau masih hijau!"
Huang Jing tertawa terbahak-bahak, di depannya muncul kembali bilah tajam tak kasatmata yang "Bruk! Bruk!" menabrak wujud harimau setengah transparan.
Dengan kecepatan luar biasa, sekejap mata wujud harimau itu mulai memudar akibat torekan bilah tajam.
Di saat yang sama, sosok bayangan dari Jauh terbang mendekat di angkasa.
Huang Jing mendengus. Dua petarung tingkat tinggi melawan dirinya sendiri yang sendirian. Jika tetap bertahan, itu sama dengan cari mati.
Tapi meski mundur, tak boleh pergi begitu saja. Kota Pintu Langit ternyata menyembunyikan dua petarung tingkat tinggi di sini. Hal ini bukan perkecil. Belum lagi Fang Ping, di medan laga ini saja ada ratusan petarung level rendah manusia.
Dengan dua petarung tingkat tinggi disini, jika dia pergi, mungkin akan banyak korban berjatuhan.
“Kou Laogui tidak bereaksi, bagaimana bisa mengawasi pos!”
Huang Jing mengumpat dalam hati, di medan pembantaian ini seharusnya juga ada master yang berjaga. Sekarang pihak lawan malah tidak datang menyelamatkan, mungkin juga sedang dibelenggu.
Tidak perlu memikirkan hal ini lagi, master manusia juga cukup banyak. Dengan membelenggu dua orang ini, segera akan ada master datang menghadapi petarung high-level lawan.
“Bergegaslah!”
Huang Jing mengaum Roarrr, kedua tangannya mengerahkan tenaga lagi. Krak! Harimau buas itu terkoyak!
Sesaat kemudian, wajah Huang Jing memucat, ia cepat-cepat mundur ke arah kiri.
Ia tidak mundur ke belakang. Petarung high-level yang baru tiba melihat situasi ini, berteriak pendek. Pemuda di tanah yang wajahnya pucat pasi itu memukul kepalanya sendiri, lalu melesat ke udara memburu Huang Jing.
Alih-alih kembali ke Kota Harapan, target malah kabur ke kiri. Keduanya tahu maksudnya: memancing mereka untuk mengejar.
Tapi dengan dua petarung high-level di sini, mereka tidak takut pada Huang Jing. Meski kemampuan spiritual pemuda itu baru saja terkoyak dan lukanya parah, Huang Jing pasti juga tidak sesantai yang ditampilkannya.
Keduanya memburu Huang Jing ke arah kaburnya. Baru setelah tiga orang itu pergi, para petarung di sekitar padang rumput mulai keluar dengan hati-hati.
Saat melihat area pertarungan Huang Jing tadi telah membentuk lubang raksasa, wajah para petarung berubah pucat. Mereka segera bubaran, pertarungan tiga petarung level tujuh bukan level yang bisa mereka ikuti.
