25 Juli.
Sabtu.
Happy Valley Ibu Kota.
Bertepatan liburan musim panas, hari Sabtu, ditambah lokasi pertarungan diumumkan sebelumnya, Happy Valley Ibu Kota kini dipadati massa.
Manajer Happy Valley pipinya hampir bengkak tersenyum.
15 juta, meminta Fang Ping menentukan lokasi pertarungan di sini, tidak termasuk rugi.
15 juta, hanya cukup untuk menayangkan iklan luar ruang di area Ibu Kota, mana bisa seviral sekarang yang mendapat perhatian seluruh negeri.
……
Manajer Happy Valley senang.
Fang Ping senang.
Tapi sekelompok orang dari Universitas Bela Diri Ibu Kota justru tidak senang!
Saat melihat Happy Valley yang dipadati massa, Li Hantong dan yang hadir segera mengerutkan kening!
"Banyak sekali orangnya!"
Ling Yiyi wajahnya tidak puas, geram berkata: "Nonton pertunjukan monyet?"
Han Xu juga ikut datang, mendengar itu berkata: "Mungkin ini semacam latihan. Bertarung di bawah tekanan di depan umum, ini juga latihan untuk jalan pedang hati. Perkembangan Fang Ping yang begitu cepat mungkin karena ketidakgentarannya pada jalan pedang."
Li Hantong awalnya kurang puas, kini tampak termenung: "Benar juga, Yiyi. Ini memang semacam latihan.
"Petarung membutuhkan ketidaktakutan!"
"Bertarung di sini di bawah sorotan publik itu sendiri adalah ujian, petarung sejati takkan gentar. Hanya mereka yang bisa tampil maksimal dalam kondisi apapun yang layak disebut pejuang sejati!"
Ling Yiyi matanya berbinar mendengar ini, "Pantasan dia selalu memilih lokasi di tempat wisata, ternyata begitu!"
Mereka saling pandang, Ling Yiyi menjadi serius, "Kalau begitu, kita tak boleh meremehkannya!"
Fang Ping tak gentar sedikitpun, yakin bisa menunjukkan performa terbaik meski di bawah sorotan publik. Bahkan dengan mempertimbangkan dampak kekalahan, mungkin Fang Ping sengaja memilih Happy Valley yang ramai pengunjung sebagai bentuk komitmen total.
……
Pada saat yang sama.
Di udara, seorang pria tua berambut hitam legam berdiri tegak, tangan kirinya menggenggam Chen Yunxi yang menunduk, berkata lembut: "Si nak dari Universitas Bela Diri Kota Iblis ini cukup baik. Seorang petarung memang harus berani tanpa takut!"
Pak Li menggerutu dengan jawaban ngambang!
"Bagaimana kalau kubongkar bahwa dia menerima fee iklan puluhan juta yuan? Masih berpikir begitu?"
Berani tanpa takut?
"Kalian ini suka berimajinasi sendiri!"
Pak Li tak mau banyak bicara, khawatir semakin mempermalukan diri.
Pria tua itu mengubah ekspresinya menjadi serius, bertanya: "Bagaimana situasi liang bumi Shanghai?"
"Masih deadlock. Kota Pintu Langit sudah 10 kali lebih bentrok dengan Kota Harapan belakangan ini, banyak korban berjatuhan."
"Kita juga menderita kerugian besar. Tentang kondisi komando militer aku tak tahu pasti. Universitas Bela Diri Kota Iblis kehilangan 6 mentor lagi..."
"Sejak awal tahun ini total 42 mentor Universitas Bela Diri Kota Iblis sudah gugur!"
Sorot mata Pak Li berubah menjadi dingin menusuk, bergumam muram: "Mentor realm menengah dari Universitas Bela Diri Kota Iblis, setelah akumulasi 60 tahun, awal tahun ini berjumlah 428 orang. Kurang dari setahun, rasio gugur mencapai sepersepuluh! Jika terus begini, proses pengajaran pun tak akan memadai!"
Saat mahasiswa baru masuk nanti, jumlah murid akan mendekati 7000 orang. Setelah dikurangi yang bertugas di liang bumi dan menjalankan misi luar, setiap mentor harus membimbing lebih dari 20 murid.
Kota Pintu Langit... cepat atau lambat akan kita jebol habis-habisan!"
Jumlah mentor Universitas Bela Diri sebenarnya cukup banyak, tapi mentor jurusan sastra umumnya berkekuatan tingkat tiga ke bawah.
Lebih dari 400 mentor tingkat menengah, kekuatan sebesar ini tak bisa dibilang lemah.
Seluruh wilayah Nanjiang pun belum tentu bisa mengumpulkan pejuang tingkat menengah sebanyak ini.
Satu Universitas Bela Diri menyamai Nanjiang!
Tapi kini, mentor tingkat menengah banyak yang gugur. Kurang dari setahun, rasio gugur 10% sudah mulai mengganggu proses belajar-mengajar.
Para murid adalah masa depan. Sistem pengajaran bela diri dengan kelas besar memiliki banyak kelemahan.
Hanya dengan sistem kelas kecil, pendidikan sesuai bakat bisa diterapkan.
Secara umum, seorang mentor idealnya membimbing 10 murid. Lebih dari itu pasti akan mempengaruhi kualitas pengajaran.
Sebelumnya, mentor tingkat menengah di Universitas Bela Diri cukup banyak, tapi dalam beberapa tahun terakhir terus bertambah yang gugur.
Setelah gugur, proses pengisian kembali sangat sulit.
Lulusan Universitas Bela Diri yang mencapai tingkat petarung menengah tiap tahun hanya puluhan orang.
Tak mungkin semua tetap di kampus. Sebagian yang bertahan saja sudah bagus, ditambah beberapa mentor kasta tiga yang berhasil breakthrough. Dulu rasio breakthrough masih bisa menutupi rasio gugur.
Sekarang rasio itu sudah hancur. Tingkat gugur dua kali lipat lebih tinggi dari mentor menengah baru.
Dengan tambahan kuota penerimaan mahasiswa baru, jika terus begini, Universitas Bela Diri Kota Iblis hanya bisa terus mengurangi skala penerimaan.
Orang tua berambut hitam menghela napas pelan, "Musim penuh masalah. Liang bumi Nanjiang akan segera terbuka, setahun lalu liang bumi Tiannan juga menyebabkan kerugian besar, sementara liang bumi lainnya terus menunjukkan gangguan..."
Sekarang di satu sisi kita butuh menambah kuantitas petarung, di sisi lain menghadapi masalah kekurangan tenaga pengajar, sekaligus harus meningkatkan investasi pada jumlah petarung di liang bumi...
Jika terus begini, masalahnya akan semakin besar."
Setelah mendesah, orang tua itu menatap Pak Li dan berkata, "Kamu... benar-benar tidak ada harapan sama sekali?"
Pinggang Pak Li tiba-tiba sedikit membungkuk, bergumam pelan, "Mustahil. Kalau bisa, sudah lama aku berhasil. Masih menunggu sampai sekarang? Sekarang di pihak Lü Fengrou, dia justru punya harapan besar menjadi master..."
Orang tua itu sedikit mengerutkan kening, "Harapannya menjadi master memang ada, tapi begitu Lü Fengrou jadi master, dia pasti akan mencari Wali Kota Kota Gerbang Surgawi - itu hampir seperti bunuh diri. Master level tinggi tidak akan terus-menerus menghalangi petarung level sembilan untuknya. Sedikit kesalahan, berarti kematian. Daripada dia mati sia-sia, lebih baik jangan mencapai terobosan!"
Chen Yunxi yang sedang melihat ke bawah tiba-tiba berbisik, "Kakek, tidak bisakah kita membunuh Wali Kota Kota Gerbang Surgawi?"
Orang tua itu tersenyum pahit, "Bukan tidak bisa. Jika Komandan Li dan yang lain turun tangan, kita masih bisa menguasai situasi untuk menyingkirkan target.
Tapi begitu pertempuran level sembilan meledak, tokoh seperti Komandan Li yang turun tangan, di kedalaman liang bumi pasti 100% akan muncul ahli kuat level sembilan.
Saat itu, ini bukan lagi sekadar masalah membunuh Wali Kota Kota Gerbang Surgawi."
"Komandan Li dan yang lain bergabung dalam pertempuran, artinya master Kasta Sembilan dari liang bumi akan keluar semua, mungkin lebih dari sepuluh orang, bahkan bisa dua puluh lebih."
"Ini baru satu liang bumi. Jika semua master Tiongkok turun ke medan perang, memang bisa menang, tapi itu akan menjadi kemenangan pahit!"
"Bagaimana menjaga gerbang neraka liang bumi yang tersisa?"
"Kalau begitu master Kasta Sembilan mereka benar-benar abadi?" Chen Yunxi bertanya dengan nada kesal.
Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepala: "Tidak sampai segitunya. Komandan Li dan yang lainnya terlalu kuat. Begitu masuk liang bumi, semangat mereka yang mengguncang langit-bumi pasti memicu serangan balik dari Pejuang liang bumi."
"Tapi kalau master Kasta Sembilan biasa yang masuk dan bertarung lalu berhasil menyingkirkan lawan, liang bumi tidak akan kacau."
"Tapi mana mungkin Pejuang level Kasta Sembilan mudah disingkirkan?"
"Kemampuan mereka seimbang. Bahkan Penjaga Wilayah Selatan salah satu dari Empat Penjaga Wilayah, saat berhadapan dengan Wali Kota Dongkui sebelumnya pun tidak bisa unggul."
"Penjaga Wu itu termasuk 10 besar master Kasta Sembilan. Jika dia saja tak bisa membunuh lawannya, bagaimana yang lain?"
Chen Yunxi lesu: "Apa master Tiongkok tak bisa mengalahkan mereka?"
Orang tua itu menghela nafas: "Berapa banyak pejuang kelas atas seperti Komandan Li yang kita punya?"
"Alasan Pejuang liang bumi tidak berani membantai manusia seenaknya sebenarnya juga terkait dengan master Kasta Sembilan kelas atas ini."
"Komandan Li dari komando militer, Penjaga Wilayah Utara dari Empat Penjaga Wilayah, Menteri Pendidikan, termasuk beberapa petarung terkuat pemerintah pusat yang sudah lama tidak turun tangan."
"Merekalah kekuatan super yang menjadi gentar bagi liang bumi."
Kasta Sembilan dan Kasta Sembilan pun memiliki selisih kemampuan.
Komandan Li sendirian melawan tiga musuh berhasil mengeksekusi petarung level sembilan mereka, bisakah yang lain melakukan ini?
Sayangnya, kini Komandan Li tak akan sembarangan turun tangan. Jika dia membunuh petarung level sembilan lawan, liang bumi akan langsung memberontak dan mengepung master manusia.
Jika sampai situasi itu, saat itulah kita benar-benar berada di ambang kehancuran bangsa.
Para pejuang ini hanya bisa berfungsi sebagai kekuatan penggentar, bukan pasukan reguler.
Kecuali... kecuali jika pertempuran penentu dimulai sekarang, semua pejuang ini akan turun tangan. Seorang Wali Kota Kota Gerbang Surgawi yang level sembilan tak termasuk kuat - dalam kekacauan perang, siapa yang peduli jika dia terbunuh?
Orang tua itu menyipitkan mata sambil berpikir: "Karena itulah manusia membina petarung kelas menengah-bawah terbaik. Mengapa membuat yang kuat jadi lebih kuat?"
"Merekalah masa depan kita!"
"Mereka tak terkalahkan di kasta tiga, empat, hingga tujuh-delapan. Saat mencapai level sembilan, langsung menjadi kelas atas."
"Serangan pertama mereka mungkin bisa menyingkirkan banyak petarung level sembilan, sebelum pejuang inti liang bumi menyadari."
"Bahkan jika mereka tersadar, kita tak perlu takut!"
"Itu kesalahan mereka sendiri yang lamban bereaksi. Jika ingin perang, mari berperang!"
"Ini bukan soal membunuh pejuang top mereka. Jika sampai situasi itu, manusia pun siap binasa!"
"Ini salah satu kesepakatan tak tertulis antara manusia dan liang bumi."
Chen Yunxi berbisik: "Aku juga ingin menjadi pejuang seperti itu..."
Orang tua itu hanya tersenyum kecil tanpa berkomentar.
Begitu kata-katanya, tapi berapa orang yang benar-benar bisa melakukannya?
Jika benar banyak orang seperti ini, manusia takkan takut pada liang bumi. Lebih baik langsung berperang, bunuh mereka sampai segalanya berubah!
Chen Yunxi bertanya lagi: "Mengapa Wali Kota Kota Tianmen bisa membunuh putri Guru..."
Orang tua itu menghela nafas: "Pejuang level tinggi tidak sembarangan membantai yang lemah, tapi bukan berarti tak boleh menyingkirkan mereka! Kita begitu, pihak lawan juga begitu.
Beberapa master pejuang kita yang melintas di wilayah musuh, asal membunuh petarung level menengah-rendah, selama tak berlebihan, takkan ada yang protes.
Lagipula, master tak mudah tewas. Meski level tujuh bertemu level sembilan, takkan langsung terbunuh seketika.
Saat itu, petarung level sembilan kedua belah pihak akan bereaksi. Jadi saat master level sembilan hendak mengeksekusi level tujuh-delapan, pasti dihentikan.
Tapi jika master level sembilan membunuh beberapa petarung level rendah, mustahil sempat bereaksi.
Dulu, Rektor Wu adalah master. Nasib sial membuatnya bertemu musuh. Sebenarnya putrinya bukan gugur dalam pertempuran, tapi mati karena gelombang kejut pertarungan..."
Pak Li di samping mendengus: "Bajingan itu sengaja! Dia ingin membunuh Rektor Wu, sengaja menyergap kita!
Bilangnya karena gelombang kejut, tapi sebenarnya sengaja ingin membunuh kita untuk mengacaukan emosi Rektor Wu.
Saat itu Rektor Wu baru saja menjadi master, hanya bisa bertarung seadanya, sama sekali tidak mampu memperhatikan kita. Kami para petarung tingkat menengah meski terluka, tapi tidak akan langsung terbunuh. Sayangnya Duoduo dia..."
Pak Li tampak muram. Mereka tidak bisa melindungi orang lain.
Yang bisa melindunginya hanyalah Wu Kuishan.
Tapi Wu Kuishan sendiri hampir tak bertahan. Petarung level tujuh, meski meledakkan potensi, tetap bukan lawan Kasta Sembilan.
Pertempuran hanya sebentar, Kota Harapan langsung mengirim penyelamat Kasta Sembilan.
Namun sekejap itu telah mengubah hidup banyak orang.
Duoduo mati, Lü Fengrou stres, Li Changsheng hancur. Beberapa petarung level rendah tewas, petarung menengah terluka parah, sebagian besar mengalami trauma spiritual berat...
Lü Fengrou menyalahkan Wu Kuishan, padahal bagi banyak orang itu bukan salahnya.
Sebagai petarung level tujuh, bisa bertahan melawan pihak lawan saja sudah luar biasa. Saat itu mustahil memikirkan hal lain.
Sayangnya, Lü Fengrou tak mau berpikir demikian. Mungkin sengaja menghindari logika, atau merasa seandainya Wu Kuishan bertarung mati-matian menarik lawan menjauh dari medan perang, putrinya bisa selamat.
Di mata Lü Fengrou, Wu Kuishan gugur lebih baik daripada putrinya mati. Yang disalahkannya mungkin ketidakinginan Wu Kuishan mengambil risiko.
Apakah Wu Kuishan memang enggan bertaruh nyawa atau memang tidak bisa melarikan diri, kini tak ada yang tahu pasti.
Tapi fakta tetap: putri mereka tewas di liang bumi.
……
Pak Li menghela napas pelan. Kini ketika mengingat hal itu, selain kemarahan dan dendam, yang tersisa hanyalah perasaan campur aduk dan kekecewaan.
Tanpa mencapai Kasta Sembilan, mana mungkin ada harapan untuk balas dendam?
Lü Fengrou hanya fokus pada pembalasan. Sekalipun dia sudah jadi master, sanggupkah melawan pihak lain?
Pergi sekali, master manusia masih bisa menyelamatkannya.
Dua kali, masih bisa ditolong.
Tiga empat kali terus-menerus memprovokasi Kasta Sembilan lawan, apa setiap kali harus dijaga master?
Kekuatan tempur level master, lebih berfungsi sebagai tekanan psikologis.
Jika pertempuran Kasta Sembilan sering meletus, pertempuran besar pasti semakin dekat.
Jika dibiarkan, kematian Lü Fengrou dalam pertempuran juga akan jadi kerugian, termasuk ayahnya bahkan Rektor Wu.
Perasaan yang hadir terhadap Lü Fengrou sangat kompleks.
Di satu sisi berharap dia bisa mencapai terobosan, menambah jumlah penyihir kelas master umat manusia.
Di sisi lain, khawatir setelah terobosannya tak ada yang bisa membatasi gerak ahli level master.
Ketiganya tak lagi bicara. Dari tanah terdengar sorakan kerumunan.
……
Fang Ping memegang golok panjang, mengenakan jaket bertuliskan "Perusahaan Jauh", melangkah mantap.
Kerumunan otomatis membuka jalur, tak ada yang berani mendesak ke depan.
Di sisi lain, Ling Yiyi memanggul kapak panjang yang ukurannya melebihi tinggi badannya sendiri.
Han Xu memanggilnya doyan kekerasan, terkait juga dengan senjatanya.
Kerumunan pun otomatis membuka jalan.
Ling Yiyi melirik Fang Ping, saat melihat Fang Ping menoleh, tiba-tiba membusungkan dadanya dengan sangat menantang, "Pukul sini!"
Reputasi buruk Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis sudah dia ketahui, jelas-jelas bukan orang baik.
Sudut mata Fang Ping berkedut, mulutnya terbuka sebentar.
Suaranya tak terlalu keras, tapi Ling Yiyi langsung meledak marah!
Seorang petarung pasti punya pendengaran setajam ini!
"Terlalu kecil, gak kena!"
Ini ucapan Fang Ping!
"Fang Ping!"
Ling Yiyi menggigit giginya sampai berbunyi, melotot ke Fang Ping. Karena kalimat tadi, hari ini dia takkan berhenti sebelum Fang Ping berlutut minta ampun!
Han Xu di samping secara refleks melirik dadanya...
"Plak!"
Suara benturan keras, Ling Yiyi memukul kepalanya sambil bergumam, "Aku semester depan baru tahun ketiga, masih ada dua tahun. Kalau belum yakin bisa mengalahkanku, baik-baik saja!"
Han Xu hampir muntah darah, ini kan ucapan Laozi?!
Laozi cuma melihat, lagipula emang kecil, perlu segitu reaksinya?!
Li Hantong merasa pusing, berbisik tegas, "Diam semua!"
Han Xu nyaris muntah darah lagi, kesal, "Aku gak bicara!"
Telinga mana yang dengar aku ngomong?!
Ling Yiyu mukul Laozi, kenapa kamu diam saja?!
Universitas Bela Diri Ibu Kota makin susah dijalani, mending dulu ke Universitas Bela Diri Kota Iblis. Fu Changding aja bisa berkembang pesat di sana...
Gak boleh juga!
"Di Universitas Bela Diri Kota Iblis juga banyak penyerang, katanya Qin Fengqing setiap hari ingin membabat orang, Fang Ping juga bukan orang baik, belum lagi siswi-siswi gila yang dulu memukulku..."
Apakah orang jujur pantas diinjak-injak?
Haruskah aku juga menjadi penyerang?
Han Xu mulai meragukan arti hidup. Di jaman sekarang orang jujur sulit berkembang. Dirinya seorang petarung tulang tempering ketiga, malah semakin pengecut di Universitas Bela Diri Ibu Kota. Mungkin perlu mengubah gaya.
Fang Ping itu, saat memukul siswi malah berkembang pesat. Jangan-jangan aku harus mencoba juga?
……
Di depan, Fang Ping sudah sampai di lapangan kosong yang sudah disiapkan, berteriak: "Ling Yiyi, kalau sudah datang langsung bertarung, sembunyi-sembunyi untuk apa!"
"Aku yang menghindar?"
Ling Yiyi meledak marah, seketika melayang ke depan. Kapak panjangnya menghunjam tanah hingga permukaan langsung retak!
"Fang Ping, kau bahkan tidak layak kutantang. Lawanku bukan kau! Tapi karena kau yang datang sendiri, nanti kalau sampai terbunuh atau cacat, jangan salahkan aku!"
"Badan kecil, mulut besar!"
"Kau sengaja memprovokasiku!"
Ekspresi Ling Yiyi langsung membeku. Aku paling benci disebut bertubuh kecil. Ditambah sebelumnya dibilang dadanya kecil, kali ini kalau tidak membuat Fang Ping memanggil 'Nenek', namanya bukan Ling Yiyi!
Fang Ping di seberang juga penuh keyakinan!
Kecuali tulang tengkorak, seluruh kerangka tulangnya sudah sempurna, sumsum tulangnya telah ditempa.
Kalau tidak bisa mengalahkan Ling Yiyi, percuma bakat alamku yang hebat ini!
