"Pu!"
Darah beterbangan.
"Fang Ping sekali tebas golok mengeksekusi seorang petarung level dua yang berlari keluar, kebingungan: "Yang tingkat menengah semuanya mati?"
Keduanya kembali ke lembah, awalnya bermaksud membujuk pejuang yang bertahan di sini di bawah langit malam.
Hasilnya selain bertemu seorang petarung level empat di halaman yang langsung dieksekusi kerjasama mereka, sisanya hanya petarung level rendah.
Para petarung level rendah ini, dalam kegelapan, sama sekali tak bisa melihat sesuatu baru.
Membunuh mereka, tidak lebih rumit dari memotong semangka.
Qin Fengqing tersenyum sumringah: "Pantas kita jadi kaya!"
Tak disangka di sini cuma ada satu petarung tingkat lima, andai tahu begini, dia seharusnya tak perlu ajak Fang Ping, latihan dulu baru datang sendiri untuk menelan bulat-bulat.
"Masuk?"
Saat ini, keduanya masih di halaman, belum memasuki.
Qin Fengqing berpikir sejenak: "Kamu yang masuk dulu lihat..."
Fang Ping diam saja, berbalik melanjutkan mencabut obat-obatan, Qin Fengqing juga tak kalah cepat, segera mulai mencabut, bajunya sudah mengembang sombong.
"Bajumu ini, khusus dibuat?"
"Tebak."
"Kulit makhluk liang bumi?"
"Tentu bukan, teknologi bumi kita sendiri."
Qin Fengqing terkekeh, dalam sekejap mereka membersihkan habis kebun obat.
Memandang kembali aula utama di belakang, mereka saling tatap, mengangguk kompak, bersama melangkah mendekat.
……
Masuk melalui gerbang setinggi beberapa meter, yang terlihat adalah lobi utama yang lapang.
Layout-nya mirip ruang sidang.
Di tengah ujung, terdapat sebuah singgasana batu yang menyerupai ukiran Kepala Serigala.
Di kedua sisi lobi utama, tersusun lebih dari sepuluh kursi batu.
Sebagian diukir dengan motif Kepala Serigala, sebagian lagi dengan makhluk-makhluk liang bumi lainnya.
Di langit-langit lobi tergantung sebuah lampu energi.
Saat ini, lobi tidak sepi.
Seorang wanita paruh baya berdiri tegak di samping singgasana, sementara tiga pria dengan wajah sedih memegang senjata menghalangi di depannya.
"Kalian dari mana?"
Wanita paruh baya itu bertanya dalam Bahasa Liang Bumi, ekspresinya tegang namun tetap tenang.
Fang Ping dan Qin Fengqing saling memandang, sama-sama bungkam.
"...dari [tempat]?"
Wanita itu mengulangi pertanyaannya.
Beberapa kata awal terdengar seperti nama wilayah atau kekuasaan, tapi Fang Ping tak memahaminya. Pengetahuannya hanya terbatas pada kosakata dasar Bahasa Liang Bumi.
Penamaan wilayah seringkali rumit karena perbedaan penyebutan antar pihak, sulit dibedakan.
Fang Ping tetap diam, dalam hatinya menyimpulkan wanita ini mungkin salah mengenali.
Penampilan mereka masih mengikuti gaya petarung liang bumi.
Para petarung kuat telah dibasmi sebelumnya.
Keempat orang di lobi ini berlevel tiga ke bawah. Saat Fang Ping dan kawanan mengeksekusi petarung lain sebelumnya, mereka mungkin tak merasakan kekuatan energi vital karena menjaga jarak.
Melihat keduanya tidak menjawab, Wanita itu menghela napas ringan dan berkata lagi: "Bunuh aku, Tuan tidak akan membiarkan kalian lolos. Atau mungkin kalian ingin menyamar sebagai petarung Tanah Harapan agar Tuan ikut dalam perang?"
Kalimat ini, Fang Ping mencoba menebak sambil menerka-nerka.
Jantungnya berdegup kencang.
Sepertinya... ada masalah!
"Tuan" yang disebut Wanita itu adalah tebakannya - mungkin suami, mungkin majikan...
Tentu, tidak mengubah makna.
"Apakah Tuan itu petarung tingkat lima sebelumnya?" Fang Ping dalam hati menduga, tapi merasa tidak mirip.
Mengingat keduanya sudah datang, kemungkinan besar pria itu sudah mati. Wanita ini pasti menyadarinya.
Kalau begitu... artinya petarung tingkat lima itu bukan pemilik tempat ini.
Wanita ini menyebut "Tanah Harapan", Fang Ping mengerti karena kata "harapan" adalah transliterasi dari bahasa mereka.
Menyamar sebagai petarung Kota Harapan?
Tidak, mereka memang asli!
Tapi maksud Wanita ini, ada yang akan menyamar sebagai petarung Kota Harapan, membunuhnya, agar pemilik tempat ini ikut perang untuk balas dendam?
Atau pemilik tempat ini sebelumnya tidak berniat bertempur melawan Kota Harapan?
Fang Ping dan Qin Fengqing saling pandang. Qin Fengqing sebenarnya kurang paham, tapi mengerti sedikit.
"Sepertinya... kita membuat masalah..."
Bibir Qin Fengqing bergerak-gerak, berbisik nyaris tak terdengar.
Seorang pejuang yang awalnya tidak akan ikut perang, sepertinya terpaksa berperang melawan Kota Harapan karena ulah mereka.
"Level enam?"
Fang Ping menduga sebentar, seketika matanya berkilat dingin: "Bunuh!"
Qin Fengqing hampir tak ragu. Mereka melompat ke udara, langsung mengeksekusi tiga penghalang di depan.
Wanita paruh baya itu matanya memancarkan keputusasaan: "Tuan akan membalas dendam untukku! Kalian dari Tanah Harapan!"
"Pu!"
Fang Ping menyambar turun dengan goloknya: "Berani main strategi dengan kita!"
Wanita ini jelas tahu asal-usul mereka. Sengaja bicara begitu mungkin ingin bertaruh bahwa Fang Ping tidak menduga dia sudah tahu asal mereka.
Mungkin demi menciptakan kontradiksi internal liang bumi, Fang Ping dan kawanan bisa saja sengaja melepaskannya.
Jika tak mencium keanehan, Fang Ping mungkin terkecoh.
Setelah mengeksekusi mereka, Qin Fengqing berkata berat: "Masih ada tuan di sini?"
"Hm, tebak tingkat berapa?"
"Minimal tingkat enam. Soalnya punya anak buah tingkat lima, kemungkinan..."
Qin Fengqing menggelengkan kepala, tak melanjutkan.
"Jangan ngomong aja! Manfaatkan mereka pergi, cepat cari dan kemas barang!"
Di samping singgasana lobi utama ada dua gerbang menuju halaman belakang.
Fang Ping dan Qin Fengqing cepat-cepat mengumpulkan trofi dari mayat, lalu berlari ke halaman belakang.
Halaman belakang remang-remang, tapi beberapa kamar berpintu terbuka lebar masih menyala.
Halaman belakang sunyi senyap. Begitu Fang Ping melangkah masuk, sebilah pedang panjang tanpa suara tiba-tiba muncul di samping tenggorokannya.
Qin Fengqing di sampingnya segera menyambar dengan golok panjangnya. Dalam kegelapan, sesosok bayangan manusia terjatuh ke tanah.
"Aku menyelamatkan nyawa anjingmu! Golok dan zirah kulitmu sekarang milikku!" Qin Fengqing tampak sangat bangga.
Fang Ping kesal: "Pergi! Biarkan saja dia mencoba membunuhku, tetap takkan bisa!"
Seorang petarung kasta tiga tahap tinggi dari liang bumi, yang bukan jenius petarung manusia, mustahil bisa membunuh bintang petarung tingkat empat pertengahan.
"Bersama atau terpisah?"
"Bersama!"
Qin Fengqing bersikukuh. Fang Ping mengerutkan kening. Qin Fengqing mendengus: "Kemampuan spiritualmu lebih kuat, lebih mudah menemukan harta karun dibandingku."
Fang Ping tak berkata-kata. Dia mengabaikannya dan langsung menerobos masuk ke kamar dengan pintu yang terbuka lebar.
Di dalam kamar, tak ada yang istimewa.
Tempat tidur kayu, selimut dari kulit binatang, plus sebuah meja. Selebihnya hanya barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Setelah memeriksa sebentar, Fang Ping langsung pergi tanpa basa-basi.
Jelas ini bukan tempat tinggal pejuang level tinggi.
Qin Fengqing juga tak berlama-lama, ikut pergi bersamanya.
Tak lama kemudian, di kamar kedua, Fang Ping menemukan beberapa bijih energi dasar setelah mencari sebentar, bukan batu energi latihan.
Fang Ping mengerutkan kening, Qin Fengqing menjelaskan: "Batu energi latihan sangat berharga. Petarung liang bumi tidak semua menggunakan batu energi untuk latihan, karena kandungan energinya sendiri sudah sangat kaya. Banyak petarung lapisan bawah hanya mengandalkan latihan keras."
Manusia, sebenarnya tidak jauh berbeda.
Petarung lapisan bawah liang bumi, statusnya kurang lebih setara dengan petarung independen di masyarakat manusia.
Namun petarung independen masih bisa meraih kesuksesan sendiri, mendapatkan uang untuk membeli obat-obatan yang mendukung latihan.
Untuk petarung liang bumi lapisan bawah, jangan berharap bisa mendapatkannya.
Tapi konsentrasi energi di liang bumi lebih tinggi daripada Bumi. Di sini, meski petarung lapisan bawah tidak punya batu energi, kecepatan latihan mereka tetap lebih cepat dari manusia.
Fang Ping tidak banyak bicara, melanjutkan pencarian ke kamar-kamar lain.
Saat ini, keduanya melakukan pencarian secara berurutan dari luar ke dalam. Pejuang level tinggi seharusnya tinggal di area lebih dalam.
Ternyata benar, semakin masuk ke dalam, mulai ditemukan barang-barang berharga.
Batu energi latihan, bahan-bahan herbal yang disimpan dalam kotak kayu, kulit monster...
Mereka bahkan membongkar lampu energi untuk mengambil batu energinya.
Sebenarnya menjualnya secara utuh lebih menguntungkan, tapi kurang praktis untuk dibawa.
Karung goni Fang Ping sekarang sudah penuh sesak.
Qin Fengqing tidak lagi menyelipkan barang-barang di bajunya, tapi mengeluarkan tas kain yang entah disembunyikan di mana sebelumnya.
Setelah menggeledah lebih dari sepuluh kamar, mereka menyapu bersih semua benda berkonsentrasi energi tinggi, baik yang dikenali maupun tidak.
Hingga akhirnya sampai di kamar terakhir.
Fang Ping mendorong pintu masuk, sorot matanya menunjukkan sedikit perubahan.
Qin Fengqing juga berkata dengan suara berat: "Mungkin... benar level tujuh!"
Di sini adalah kamar Tuan.
Sebelumnya mereka sudah menemukan kamar pejuang tingkat lima itu, tapi interior kamarnya sederhana, selain beberapa batu energi, tidak ada barang berharga.
Tapi kamar ini sama sekali berbeda.
Perbedaan terbesarnya adalah adanya rak buku khusus.
Ya, rak buku!
Ini pertama kalinya Fang Ping melihat buku di liang bumi!
Bukan kertas, melainkan buku dari kulit hewan, jumlahnya banyak, setidaknya hampir seratus eksemplar!
Qin Fengqing awalnya terdiam, lalu tiba-tiba berkata: "Barang-barang ini tidak berharga, tapi punya nilai penelitian, aku bawa dulu..."
"Pergi!"
Fang Ping mengumpat: "Kau anggap aku bodoh? Buku liang bumi paling berharga, kadang setara dengan batu energi latihan!"
Buku adalah pembawa terbaik warisan peradaban.
Selama bertahun-tahun bertarung di liang bumi, jarang sekali menemukan buku musuh.
Di beberapa desa, mungkin satu desa pun tak ada satu buku, barang ini sangat langka, hanya milik pejuang kuat.
Tapi pejuang kuat tidak akan membawa barang ini saat bertarung.
Hanya dengan menyapu sarang mereka, baru ada harapan mendapatkannya.
Selama ini manusia sebenarnya sudah menyita beberapa buku liang bumi, tapi jumlahnya sedikit, para ahli aksara dan bahasa masih terus berusaha memecahkan kodenya.
Namun karena kuantitas yang terbatas, kemajuan pemecahan lambat.
"Semakin banyak buku, semakin banyak sesuatu baru yang tercatat, kecepatan penguraian akan semakin cepat."
Untuk buku liang bumi, pemerintah dan universitas bela diri termasuk beberapa kelompok besar akan membeli dengan harga tinggi. Tentu saja, dalam situasi normal biasanya dijual ke pemerintah. Bahkan ketika kelompok besar membeli, mereka hanya membuat salinan lalu menyerahkan naskah asli ke pemerintah.
Fang Ping tidak ngomong aja dengan Qin Fengqing. Dia mendekat dan mengambil buku kulit binatang di meja, melihat sebentar sampai matanya berkunang-kunang.
Dia belajar bahasa liang bumi hanya bahasanya, tidak mempelajari aksara.
Jangan katakan dia, para ahli mungkin saja tidak bisa membedakan kalimat mana yang sesuai dengan aksara mana.
Bahasa liang bumi saat ini kebanyakan bahasa percakapan sehari-hari.
Berasal dari catatan paksa para Pejuang, menyamar di desa-desa sambil mendengarkan percakapan manusia liang bumi, lalu menganalisis maknanya untuk diberikan ke lembaga penelitian.
Tapi banyak buku liang bumi disertai lukisan, ini menjadi senjata utama penelitian.
Buku kulit binatang di tangan Fang Ping tidak tebal, sekitar belasan halaman.
Setelah membuka-buka sebentar, aksara bergelombang tidak banyak, justru ada beberapa lukisan.
"Lukisannya jelek banget!"
Fang Ping melihat salah satu gambar yang melukiskan sebuah kota, menggelengkan kepala. Level seperti ini berani pamer, tidakkah mempermalukan diri?
Saat dia menilai, Qin Fengqing sudah membuka bungkusan dan menyapu banyak buku ke dalamnya.
Fang Ping melirik, tidak menghiraukannya. Jika orang ini tidak memberikan sebagian besar padanya, dia akan bunuh dia.
Lagipula buku terlalu berat, tidak praktis dibawa.
Di sini mungkin adalah tempat tinggal petarung high-level, Fang Ping mulai melepaskan kemampuan spiritualnya untuk menyelidiki.
Tak lama, Fang Ping menemukan beberapa barang berharga.
Beberapa butir batu energi latihan, beberapa perhiasan yang mungkin milik wanita paruh baya, tapi logam pembuat perhiasan ini mengeluarkan gelombang energi yang cukup kuat - kemungkinan logam berharga yang lebih baik dari logam senjata biasa.
Melirik sekilas ke Qin Fengqing, Fang Ping cepat-cepat memasukkan barang-barang itu ke dalam tas perjalanan di dadanya.
Batu-batu energi semua dimasukkan ke tas ini, sementara barang besar lainnya masuk ke karung goni.
Qin Fengqing sudah mulai membongkar rak buku.
Dia menemukan beberapa batu energi tertanam di rak buku itu, dan sama sekali tak peduli bahwa rak itu mungkin lebih berharga.
Keduanya dengan gila-gilaan menghancurkan segala struktur bangunan dalam ruangan. Lampu energi mewah pun dibongkar - batu energinya diambil, gagang logamnya diremas-remas dan ditjejalkan ke tas.
Ranjang mewah dibongkar struktur logamnya oleh Qin Fengqing, sementara Fang Ping melepas kulit luar dari seprai.
Setelah lebih dari sepuluh menit melakukan perusakan gila-gilaan, karung goni dan tas kain mereka sudah penuh sesak.
Untuk bahan obat-obatan, mereka tak khawatir rusak - tumbuhan berenergi ini sangat tahan lama.
Usai semua ini, mereka saling pandang lalu kompak berlari keluar.
“Kali ini tidak tahu apakah kita menyasar sarang pejuang tingkat tinggi, minimal sarang pejuang level enam.”
“Batu energi dan barang-barang sejenisnya, hasilnya tidak banyak, kemungkinan dibawa atau dipakai pihak lain.”
“Tapi barang lainnya, itu benar-benar melimpah.”
“Kedua orang ini datang dengan tangan kosong, saat keluar membawa bungkusan besar, setidaknya ratusan kilogram beratnya.”
Qin Fengqing berjalan sambil berbisik, “Lepaskan api?”
“Bisa kau nyalakan api?”
“Tidak bisa. Ambil sedikit batu energi, ledakkan tempat ini, hilangkan jejak mayat!”
“Kau yang ambil.”
“Aku tidak punya banyak...”
“Aku juga tidak punya banyak.”
Keduanya diam. Sudahlah, menghilangkan jejak mayat tidak begitu efektif, jangan disia-siakan.
“Kalau pihak lain kembali, pasti bisa menemukan benang laba-laba (jejak).”
Keluar dari lobi utama, Qin Fengqing menoleh sambil menghela napas, “Sekarang kembali?”
“Ngapain di sini? Bawa barang sebanyak ini. Kalau punya cincin penyimpanan, kita bisa lanjut. Kalau tidak pergi sekarang, nanti mereka kembali, cari mati?”
“Benar juga.”
Begitu bicara, kaki mereka berakselerasi tak peduli konsumsi energi vital, berlari kencang. Sudah dapat harta karun, kapan lagi kabur kalau bukan sekarang?
