Saat mendekati Kota Harapan, Fang Ping melihat segerombolan master pejuang melayang di udara di gerbang kota.
Jelas, pertarungan dua petarung high-level di kejauhan telah menarik perhatian Kota Harapan.
Pertarungan petarung level tujuh-delapan mungkin tak terdeteksi karena jarak, tapi master pejuang tetap bisa merasakan.
Master pejuang yang melepaskan kemampuan spiritual, jangkauannya tidak terlalu luas. Dalam pertarungan, kemampuan spiritual petarung level tujuh mungkin hanya menjangkau 30-50 meter.
Tapi gelombang energi dari pertarungan ini bisa dirasakan hingga jarak sangat jauh.
Dua petarung high-level bertarung dengan gelombang energi dahsyat, telah terdeteksi oleh pejuang yang mengawasi Kota Harapan.
……
Jarak 300-500 meter dari Kota Harapan.
Fang Ping tiba-tiba berteriak lantang: "Laporan kemenangan! Fang Ping dan Qin Fengqing dari Klub Bela Diri Universitas Bela Diri Kota Iblis memancing petarung liang bumi menyerbu Hutan Raja Jiao, berhasil menyingkirkan petarung level tinggi dengan strategi!"
“……”
Sepi mencekam menyelimuti seluruh kota.
……
Di atas langit Kota Harapan.
Xu Mofu melirik seorang veteran berwajah bulat di sampingnya, lama kemudian berkata: "Universitas Bela Diri Kota Iblis memang gudangnya bakat-bakat unggul..."
Kata "bakat" diucapkannya dengan penekanan khusus.
Orang tua berwajah bulat itu tersenyum kecut: "Bakat sejati. Jadi di depan sana, Jiao sedang bertarung dengan petarung level tinggi musuh?"
Sebelum Xu Mofu menjawab, bayangan manusia melesat tiba-tiba muncul di hadapan kerumunan.
"Ini aura Jiao... semakin kuat!"
Seorang pria berambut perak dengan ekspresi muram menimpali, "Level delapan. Jiao berhasil. Pantas saja belakangan ada tanda-tanda ekspansi Hutan Raja Jiao. Jiao level delapan..."
Realm Tubuh Emas level delapan pada makhluk buas sungguh kekuatan yang luar biasa.
Master manusia level delapan biasanya kalah jika bertarung langsung dengan makhluk level setara.
Pria tua itu mengerutkan kening: "Sayang sekali."
Sayang Jiao bukan sekutu manusia. Andai saja, dia ingin segera bergabung untuk membasmi petarung liang bumi yang sedang dibelenggu Jiao.
Tapi manusia tak bisa sembarangan mencampuri pertarungan antara makhluk buas dan liang bumi.
Begitu masuk, bisa memicu permusuhan kedua pihak. Alih-alih menyingkirkan musuh, malah dibantai oleh aliansi Jiao dan lawannya.
Orang tua itu menyesal sejenak, lalu menatap orang tua berpipi tembam itu, "Bagaimana dua anak ini bisa berbaur bersama?"
Nama Qin Fengqing cukup dikenal di kalangan pejuang tetap liang bumi.
Fang Ping juga tidak terkecuali. Saat pertama kali datang sebelumnya, dia sudah memicu pengejaran pejuang level enam dan membawa kabar tentang pasukan Kota Dongkui.
Sebagai pejuang pengawas liang bumi, mereka tentu mengenal kedua orang ini.
Orang tua berpipi tembam yang merupakan pejuang puncak Level Enam pengawas liang bumi dari Universitas Bela Diri Kota Iblis tersenyum, "Lao Kou, mereka sama-sama murid universitas kami. Bukankah normal pergi bersama? Mengapa disebut berbaur?"
Sang veteran tersenyum kecut. Xu Mofu di sampingnya mengeluh, "Apa kau tidak sadar diri? Saat masih level tiga, mereka sudah suka menghasut. Sekarang masuk level empat, baru sehari di sini... Kok sudah bisa memancing dua pejuang tinggi level?"
Baru kemarin masuk liang bumi!
Belum genap sehari!
Lalu bagaimana?
Hasilnya, di depan ada dua pejuang tinggi level sedang bertarung!
Orang tua berpipi tembam tidak peduli, "Bukankah ini bagus? Membuktikan murid kami kompeten. Lihatlah, apakah Jiao yang membunuhnya, atau dia yang menyingkirkan Jiao - adakah kerugian untuk kita? Jika salah satu mati, atau keduanya tewas, justru bagus."
Keberadaan Jiao memang ancaman bagi Kota Harapan.
Jarak antara kedua pihak terlalu dekat.
Hutan Raja Licik hanya berjarak 100 li dari Kota Harapan. Bagi pejuang tinggi level, mungkin hanya perlu 10 menit untuk mencapainya.
Keberadaan seperti ini adalah bahaya laten.
Namun Jiao terus tidak keluar dari Hutan Raja Jiao, pihak Kota Harapan juga tidak ingin karena sedikit ancaman potensial, langsung terburu-buru bertempur melawan Raja Binatang Tinggi, ini akan mudah dimanfaatkan oleh Kota Pintu Langit.
Veteran bermarga Kou terkekeh ringan: "Ini hal baik... Tapi tetap harus hati-hati, masih sangat muda."
Keduanya mencelakakan petarung liang bumi dan monster, bagi umat manusia ini adalah kabar baik.
Tapi kedua orang ini, sama-sama bibit unggul.
Jika tidak ada kecelakaan, peluang keduanya mencapai gelar master lebih dari 50%, bibit semacam ini jika gugur di realm menengah, itu akan menjadi kerugian manusia.
Orang tua gemuk mengangguk dan berkata: "Mereka masuk realm menengah, sekolah sebenarnya tidak menuntut apa-apa... Tapi mereka memaksa keluar, tidak bisa dicegah, soal menyuruh orang membimbing..."
Orang tua gemuk menggelengkan kepala, ini hampir mustahil.
Kekuatan keduanya tidak lemah, siapa yang membimbing?
Minimal harus master pejuang.
Master adalah senjata strategi manusia, tidak bisa dikerahkan, bahkan jika bisa, harus waspada terhadap kehancuran master.
Fang Ping dan kawannya masih baik, seperti kali ini, pertempuran tingkat tinggi tidak melibatkan mereka.
Tapi begitu ada master manusia mengikuti, justru jadi masalah, Jiao bertemu mereka, mungkin langsung bertarung dengan master manusia.
Orang tua bermarga Kou mendengar ini mendesah ringan, bintang manusia harus mengasah diri sendiri.
Tapi ini juga baik, pejuang sejati yang lahir dari badai darah adalah penguasa tertinggi.
Melihat ke bawah ke dua orang itu, berharap kedua nak ini bisa melangkah lebih jauh.
……
Depan gerbang Kota Harapan.
Fang Ping masih berteriak: "Laporan kemenangan! Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis, berhasil menyingkirkan high-level..."
Qin Fengqing bermuka masam, kenapa tidak menyebutku lagi?
Di atas tembok kota.
Kerumunan saling pandang, lama kelamaan seseorang berkata dengan perasaan campur aduk: "Benar atau tidak ini?"
"Membunuh high-level terdengar seperti... Mungkin kedua nak ini membuat masalah di luar, jangan-jangan... dikejar petarung high-level, mengalihkan bahaya ke Hutan Raja Jiao?"
Begitu kata-kata ini keluar, yang hadir mulai mempercayainya.
Banyak yang tersenyum pahit, seseorang berbisik lembut: "Apa mereka merampok sarang high-level? Lihat, berapa banyak barang yang dibawa pulang."
Saat itu barulah kerumunan menyadari, keduanya membawa bungkusan besar.
"Buka gerbang kota..."
Seorang prajurit elite militer di atas tembok hendak membuka gerbang, tiba-tiba seseorang berdehem: "Ehem, yang... mereka pakai baju petarung liang bumi, haruskah kita... balas dendam?"
Di antara kerumunan, ada yang mulai tertarik: "Ini tidak baik kan?"
"Takut apa, pukuli saja mereka, setelah itu bilang tidak mengenali..."
"Itu... Qin Fengqing tahun lalu memukuli putraku sampai dua minggu tidak bisa bangun..."
"Fang Ping ini memaksa anak kedua keluargaku membayar 30 juta, kalau tidak keponakanku yang kelas dua harus masuk liang bumi..."
"Kalian semua, tenanglah, perwakilan Universitas Bela Diri Kota Iblis masih ada di sini."
“Ehem, jangan khawatir. Lao Zhang punya keponakan yang juga dikenakan kontribusi 20 juta. Tidak masalah.”
“Benarkah?”
“Tentu.”
“Kalau begitu...”
……
Di luar gerbang kota.
Fang Ping berteriak beberapa saat lalu terengah-engah, berbisik: “Menurutmu, apakah kali ini kita akan diberi hadiah? Menyingkirkan petarung tingkat tinggi, ini prestasi besar...”
“Kau terlalu banyak berkhayal.”
Qin Fengqing mencibir, menjawab: “Komando militer pelit sampai mati. Kecuali musuh itu benar-benar terbunuh, mungkin mereka akan memberi kita sedikit hadiah. Kalau tidak, lupakan!”
“Aduh, benar-benar kecil hati.”
“Memang pelit.”
Qin Fengqing kembali mencapai konsensus dengan Fang Ping. Mereka berdua susah payang memancing petarung tingkat tinggi untuk bertarung dengan Jiao. Komando militer tetap tidak memberi hadiah. Sungguh tidak masuk akal. Siapa yang berani mengambil risiko lagi di masa depan?
Saat sedang mengobrol, gerbang kota terbuka.
Tujuh-delapan petarung tingkat menengah keluar. Pemimpinnya berpura-pura baru melihat Fang Ping, tiba-tiba berteriak: “Petarung liang bumi sudah membantai sampai bawah tembok kota! Saudara-saudara, tangkap musuh!”
Mendengar ini, Fang Ping dan Qin Fengqing saling memandang bingung.
Melihat para petarung yang berwajah jahat sambil mengasah kemampuan itu, Fang Ping tiba-tiba menyadari sesuatu. Ia menoleh ke Qin Fengqing sambil menggigit gigi: “Musuh bebuyutanmu?”
Qin Fengqing bengong, bingung menjawab: “Aku tidak ingat.”
Siapa yang tahu? Seumur hidup Qin Fengqing sudah terlalu banyak menekan orang. Siapa yang masih ingat ini itu?
Melihat mereka tidak membawa senjata, Fang Ping langsung menebak maksud mereka. Dengan suara menggelegar ia berteriak: "Yang punya dendam balas dendam, yang punya kecewa selesaikan! Aku dan Qin Fengqing bukan satu grup!"
Usai berkata demikian, Fang Ping segera menjauh dari Qin Fengqing dan berusaha melewati grup orang itu untuk masuk ke kota.
Namun dari kerumunan, tiga orang maju sambil tersenyum sumringah mengawasi Fang Ping.
Fang Ping seolah baru menyadari: "Ternyata aku juga punya musuh bebuyutan!"
Saat ketiga orang dihadapannya mulai tertawa sinis, tiba-tiba Fang Ping mengeluarkan darah segar dari mulut dan jatuh ke tanah. Dengan jari gemetar ia menunjuk mereka: "Ka...kalian...berani...menyakiti pahlawan umat manusia..."
Kepalanya terkulai lemas, darah segar terus mengalir dari mulutnya.
Semua yang hadir tertegun membatu!
Sialan, ini baru permulaan!
Paling tidak tunggu kami bertindak dulu baru pingsan!
Dari udara, orang tua gemuk itu mendarat. Melihat Fang Ping yang masih pura-pura mati, mulutnya berkedut beberapa saat sebelum akhirnya berseru: "Bangun!"
"1 miliar, biaya pemulihan luka!" Fang Ping langsung hidup kembali dan mulai pura-pura jadi korban.
"Bangun!"
Orang tua gemuk itu hampir stres: "Keterlaluan! Kau merampas secara terang-terangan!"
"50 juta! Atau akan aku laporkan ke komando militer! Tuduh mereka membunuh sesama, merampas kawan seperjuangan, bersekongkol dengan sekte sesat dan liang bumi..."
Beberapa petarung tingkat menengah yang baru saja keluar kota pun terbelalak tak percaya.
Fang Ping tetap berbaring sambil terengah-engah: "Paling tidak 30 juta, kalo nggak urusan ini belum selesai. Kalian memukulinya Qin Fengqing gapapa, tapi nyoba-nyoba bertindak kejam ke aku? Aku sudah trauma dikejar-kejar petarung high-level sepanjang jalan sampai energi vital terkuras habis. Kalian nyaris meremukkan organ dalamku!"
Semua orang menyaksikan, aku sampai muntah darah sebanyak ini. Di depan umum, kalian berani memfitnahku sebagai petarung liang bumi!
Gak cuma nama baikku yang tercoreng, diam-diam main jahat lagi. Jangan kira aku nggak tahu kalian ini siapa. Nanti setelah kuselidiki, akan kubawa tiga master dari Universitas Bela Diri Kota Iblis plus guruku langsung datang ke markas kalian minta pertanggungjawaban..."
Yang hadir ekspresi membiru, orang tua gemuk juga kepala pusing tujuh keliling.
Lama kemudian, orang tua gemuk menoleh berkata: "Ganti rugi!"
"Aduh?"
Mereka tertegun.
"Aduh apa, ganti rugi! Kalo nggak harus bagaimana? Otak kalian kemasukan air ya, mikir apaan? Dua nak ini berani kalian tipu?"
Beberapa petarung tingkat menengah saling memandang dengan bingung. Setelah beberapa saat, pemimpin kelompok lesu berkata: "Ganti."
Yang lain tidak bisa berkata-kata memandang langit. Sialan, ini manusia apa sih!
Qin Fengqing yang terlupakan tiba-tiba seperti baru tersadar, berteriak: "Aku juga mau 50 juta... Eh, minimal 30 juta!"
Yang hadir berekspresi merendahkan, tak ada yang menghiraukannya, segera kembali ke kota.
Qin Fengqing kebingungan, mengumpat: "Kenapa harus mengganti kerugiannya? Bagaimana dengan milikku? Apakah aku lebih mudah diganggu?"
Fang Ping yang berada di samping melompat gesit sambil membersihkan tanah di bajunya, mencibir: "Idiot, kau tidak muntah darah maupun jatuh. Meniru trend aja tidak profesional, siapa yang mau peduli."
"Ngomong-ngomong, waktu kau dikejar-kejar kemarin, coba periksa lagi. Bisa jadi itu musuh bebuyutanmu yang sengaja."
"Dasar bodoh, pantas kau dipukul."
Qin Fengqing terdiam lama sebelum bergumam: "Kau dapat 30 juta?"
"Hm."
"Cuma dengan jatuh sebentar itu?"
"Benar."
"Sekarang cari uang semudah ini?"
"7-8 petarung tingkat menengah, masing-masing di bawah 5 juta. Ini bukan apa-apa. Kalau ada master yang datang kali ini, baru bisa merampas lebih banyak. Harus 500 juta sampai aku rela berbaring sampai Kasta Sembilan untuk memutuskan."
"Lain kali aku juga mau begitu."
"Hati-hati. Lakukan saat banyak orang. Kalau sepi, kau bisa dibunuh untuk tutup mulut."
"Ngomong aja, tentu aku tahu."
“……”
Keduanya terus berdiskusi tanpa peduli sekitar. Tak lama, rencana pemerasan petarung mid-high level pun jadi.
Orang tua gemuk itu menggaruk-garuk pelipisnya. Ada apa dengan Universitas Bela Diri Kota Iblis ini?
……
Di udara.
Master Kou menggosok pelipisnya lama sebelum berkata: "Bawa mereka ke aula pertemuan nanti. Laporkan situasi ini, dan... lain kali jangan macam-macam dengan anak muda sekarang... merepotkan."
Ekspresi Master Kou campur aduk, sementara Xu Mofu dan yang lain hanya bisa tersenyum pahit.
Bukan anak mudanya yang merepotkan, tapi dua orang ini... maksudku Fang Ping ini memang spesial.
"Kalau orang lain, mana berani melakukan hal seperti ini."
"Tapi dasar si brengsek ini malah melakukannya, pura-pura terluka di depan ratusan orang, kau bisa apa?"
"Mereka juga salah sendiri, sudah tahu ini duo tukang cari masalah, masih berani macam-macam. Sekalipun tak ada masalah sekarang, nanti kalau kemampuan mereka sudah meningkat, pasti akan balas dendam."
……
Di dalam Kota Harapan.
Orang-orang di jalan setapak menunjuk-nunjuk Qin Fengqing dan Fang Ping sambil berbisik-bisik.
Jelas, semua orang sudah tahu kejadian sebelumnya.
Fang Ping bersikap seolah tak ada orang lain, kadang saat suara kerumunan meninggi, dia menggelegar: "Berisik! Aku sedang terluka parah, suara kalian bisa memperburuk lukaku. Kalian tak sanggup ganti rugi biaya pengobatan!"
Begitu kata-katanya meluncur, kerumunan segera hening.
Qin Fengqing kali ini benar-benar kagum, berbisik: "Lain kali aku ikut caramu. Beberapa kali aku kehabisan uang beli obat saat terluka. Lain kali sudah ada pengalaman, cari orang kaya untuk pura-pura jadi korban."
Fang Ping berbisik balik: "Kalau berhasil, bagi fifty-fifty."
"Mimpi kau!"
Fang Ping tak peduli, matanya menyorot bungkusan besar Qin Fengqing sambil tersenyum sumringah: "Sesuai perjanjian, golok dan semua hasil jarahanmu sekarang milikku. Qin Fengqing, saatnya transfer!"
Qin Fengqing pura-pura bodoh: "Apa?"
Tiba-tiba ia teringat sesuatu: "Waktu di Hutan Raja Jiao, bahan obat yang kau ambil tidak dimakan Jiao, kau selipkan sendiri ke tas. Kembalikan!"
"Lagipula soal batu energi, aku tak mau curi start. Bagi rata fifty-fifty, kenapa harus aku saja yang bayar?"
Fang Ping membantah: "Semua barangmu adalah milikku, sekarang kamu berani bilang ini padaku?"
"Tanpa kamu pun aku baik-baik saja."
"Kalau begitu pergilah ke Hutan Raja Jiao sekarang, lihat apakah kamu bisa selamat!"
"Aku tidak mau pergi!"
"Itu berarti nyawa anjingmu masih diselamatkan olehku..."
“……”
Keduanya terus bertengkar sambil berjalan. Dimana pun mereka lewati, area itu langsung kosong. Kedua tuan-tuan ini sekarang adalah penguasa Kota Harapan, lebih baik menjauh dulu.
Masalah pura-pura jatuh atau tidak, kedua orang ini sebenarnya cukup kuat.
Keduanya yang telah mencapai Level Empat adalah bintang generasi ini. Pejuang tingkat lima biasa belum tentu bisa mengalahkan mereka.
Adapun level enam... Level enam bisa dianggap sebagai batas penentu.
Siapa berani level enam mengganggu mereka? Kira orang Universitas Bela Diri Kota Iblis adalah mayat?
Orang-orang yang sebelumnya ingin memukul mereka di luar kota juga tidak ada yang level enam. Kalau kamu level enam, mereka level empat, kalau kamu pukul mereka, nanti Lü Fengrou akan memukulinya sampai orangtuamu pun tidak mengenalimu!
Melihat dua Harimau Pembersih Jalan ini lewat.
Di sisi jalan, seorang petarung muda yang baru masuk liang bumi memandang dengan kagum, berbisik lembut: "Petarung harus seperti ini!"
Baru selesai bicara, seorang pemuda yang lebih tua langsung menampar kepalanya!
"Apa yang kamu pikirkan! Kamu petarung tingkat tiga pertengahan, meniru mereka? Tulangmu saja tidak akan ketemu! Mereka bisa sombong karena memang kuat!"
Pemuda itu memarahinya. Mengambil mereka sebagai panutan, cepat atau lambat akan ada yang menarik mayatmu.
Kedua orang ini, di tingkat tiga ke bawah sudah berani mengganggu petarung level lima atau enam. Begitu naik ke kasta tengah, bahkan yang tinggi pun berani mereka tantang. Kalau orang lain, mungkin sudah jadi bubur.
Sang Pemuda merenung: Jika kedua orang ini mencapai gelar master, apakah mereka akan menghancurkan sarang lawan di liang bumi?
