10 Oktober.
Upacara pembukaan Kompetisi Jalan Pedang Tingkat Satu Nasional digelar di Gym Kota Shanghai.
Pagi-pagi, luar gym kota sudah dipadati ratusan wartawan media.
……
“Datang!”
Di antara wartawan, tiba-tiba seseorang berteriak. Seketika, semua mata menoleh ke area luar.
“Banyak sekali!”
Seseorang bergumam tak percaya, lalu suasana pun dipenuhi kekaguman.
Seribu petarung berbaju dinas lengkap dengan senjata—pemandangan yang sangat menggetarkan bagi yang belum pernah masuk liang bumi.
Di zaman modern, kapan pernah terlihat barisan terorganisir ribuan petarung seperti ini?
Tiba-tiba seseorang berteriak: “Lihat langit!”
Semua tertegun, lalu serentak mendongak.
Seketika, banyak yang terpana!
“Pejuang Terbang!”
“Banyak sekali!”
“Bukan manusia biasa!”
“……”
Kerumunan pun riuh rendah!
Mereka pernah melihat video pejuang levitasi, tapi hanya rekaman, dan itu pun cuma individu.
Kini di atas kerumunan Universitas Bela Diri Kota Iblis, ratusan pejuang melayang membawa pedang dan golok—pemandangan yang hanya bisa digambarkan dengan satu kata: menggetarkan!
……
Di atas kerumunan...
Pak Li meraba-raba tudung rambut putih palsu yang dikenakannya, rambut panjangnya berkibar-kibar, terlihat agak tidak nyaman, menggerutu: "Dasar sialan, belajar dari siapa ini? Dasar bangsat ini sendiri kenapa tidak pakai tudung? Ngomong-ngomong, dia mana sekarang?"
Tang Feng di sampingnya dengan wajah dingin mendengus, "Pagi tadi dia menyuruhku memakai tudung kepala singa, bilangnya biar keren. Aku pukulin dia sampai babak belur, mungkin sedang mengempiskan bengkaknya sekarang."
Pak Li langsung terdiam.
Beberapa mentor di sebelah menahan tawa, Luo Yichuan juga tertawa sebentar sebelum berkata, "Apa tindakan seperti ini ada gunanya?"
Sejak subuh, Fang Ping si tamu tak diundang ini mulai mengunjungi satu per satu mentor di asrama pengajar.
Intinya cuma satu: minta bantuan untuk meningkatkan kewibawaan.
Demi Universitas Bela Diri Kota Iblis, demi umat manusia.
Ya, demi kemanusiaan, untuk membangkitkan semangat bela diri semua orang, agar para lemah hati tergugah hasratnya: 'Kalau kamu bisa, aku juga pasti bisa! Hari ini kau bisa , esok hari aku akan menggantikanmu!'
Adapun demi Universitas Bela Diri Kota Iblis, tentu untuk menunjukkan kekuatan universitas ini ke dunia luar. Para ahli tentu tahu bahwa mungkin Universitas Bela Diri Kota Iblis tak sehebat Universitas Bela Diri Ibu Kota.
Tapi di mata orang awam... Universitas Bela Diri Kota Iblis terlalu perkasa!
Ratusan ahli , apa Universitas Bela Diri Ibu Kota punya sebanyak ini?
Sebelum ada bukti konkret, masyarakat jelas lebih percaya pada apa yang mereka lihat sendiri.
Mentor Akademi Senjata wajib hadir.
Mentor Fakultas Sastra dan fakultas lain silakan pertimbangkan sendiri: kalau tidak ikut, alokasi sumber daya Klub Bela Diri ke depan akan kembali dimiringkan ke Akademi Senjata.
Kini Fang Ping menjabat sebagai Ketua Klub Seni Bela Diri, alokasi sumber daya untuk beberapa fakultas besar tidak terlalu berat.
Karena saat ini dana masih cukup memadai, termasuk Fakultas Sastra memperoleh banyak kesempatan. Termasuk kompetisi seni bela diri kali ini, banyak mahasiswa Sastra yang berpartisipasi sebagai bagian dari misi resmi dengan hadiah kredit akademik.
Serta distribusi senjata standar, semuanya dibiayai oleh Klub Bela Diri.
Meski Fang Ping tidak mengancam secara terang-terangan, implikasi tersiratnya jelas: Kemakmuran bersama adalah prioritas. Jika kali ini tidak mendukungnya, fakultas lain jangan harap dapat keuntungan di masa depan.
Dalam semalam, Fang Ping berhasil mengumpulkan hampir 200 mentor untuk mendukung, menciptakan pemandangan pejuang-pejuang levitasi yang spektakuler.
Dekan Fakultas Sastra Chen Zhenhua tersenyum: "Menurut pemahamanku, si nak ini sedang membangun efek merek. Sekuat apapun anggur, tetap perlu promosi. Untuk pengembangan Universitas Iblis, merekrut bibit-bibit unggul dengan menunjukkan keperkasaan kita ke pasar luar sambil meningkatkan aset industri adalah langkah tepat."
Tang Feng mengerutkan kening: "Walau tak menyukai caranya, aku paham manfaatnya. Tapi tindakannya ini berisiko sulit dikendalikan."
Universitas Iblis belakangan terlalu mencolok, sampai memicu antipati beberapa pihak.
Ambil contoh Universitas Ibu Kota... Pertandingan pertukaran akhir tahun mungkin akan sulit dihadapi."
Lao Li mengejek: "Takut sama Universitas Ibu Kota? Kalau memang takut, sampai sekarang kita masih makan debu! Takut apa!"
Tang Feng menghela nafas: "Bukan takut, tapi menyadari realita. Saat ini, di Universitas Bela Diri Ibu Kota ada 18 petarung level empat, 4 di tahap tinggi Kelas 4, dan 1 di puncak level empat."
Bagaimana dengan Universitas Bela Diri Kota Iblis?
"1 di tahap tinggi Kelas 4, tidak ada yang mencapai puncak!"
"Chen Wenlong sudah mencapai puncak," seorang mentor level enam menyela dari samping.
Tang Feng tidak terkejut, mengangguk: "Baik, berarti ada 1 puncak. Tapi apakah Chen Wenlong bisa jadi lawan Li Hantong?"
Pak Li tersenyum: "Fang Ping? Si nak ini kan hampir mencapai tahap tinggi? Menjelang akhir tahun, mungkin bisa mencapai puncak."
"Selain itu, Zhang Yu pergi ke liang bumi sampai sekarang belum kembali. Kalau sudah kembali, mencapai tahap tinggi tidak sulit, bahkan puncak juga ada harapan."
"Qin Fengqing menjelang akhir tahun, mencapai tahap tinggi Kelas 4 juga tidak terlalu sulit. Beberapa hari lalu dia bersama Fang Ping menggerebek sarang petarung tingkat tinggi, sekarang entah bersembunyi di mana untuk berlatih."
"Xie Lei mungkin menjelang akhir tahun, paling buruk akan mencapai pertengahan level empat."
"Selain itu, ada beberapa orang lagi yang sedang berusaha mencapai tahap menengah-tinggi."
"Saat pertandingan pertukaran tiba, dengan dua petarung puncak dan beberapa di tahap tinggi, kita tak perlu terlalu takut pada Universitas Bela Diri Ibu Kota."
"Memang begitu teorinya..." Tang Feng mendesah: "Tapi Li Hantong tetap ancaman besar. Begitu kita kalah di pertandingan, semua usaha kita selama ini sebenarnya hanya akan menjadi gaun pengantin untuk Universitas Bela Diri Ibu Kota."
Universitas Bela Diri Ibu Kota sekarang diam-diam menunggu dimulainya pertandingan pertukaran.
Begitu mereka menghancurkan Universitas Bela Diri Kota Iblis, semua yang kita lakukan sekarang sebenarnya hanya melayani kepentingan mereka.
Anda bilang Universitas Bela Diri Kota Iblis ini sekuat ini, tapi tetap kalah dari Universitas Bela Diri Ibu Kota. Seberapa kuat sebenarnya Universitas Ibu Kota itu?
Semakin misterius justru semakin menarik perhatian lebih besar.
Tahun depan, murid-murid berbakat mungkin akan memilih Universitas Bela Diri Ibu Kota semua.
Semakin kuat kesan Universitas Iblis, semakin besar keuntungan yang didapat Universitas Ibu Kota dengan mengalahkannya. Justru lawan yang kurang kuat yang dikhawatirkan - semakin kuat lawan, semakin menonjol kekuatan diri sendiri.
Para mentor masih berdiskusi ketika teriakan kerumunan di bawah kembali memecah kesunyian.
Dari kejauhan, Fang Ping yang mengenakan jubah putih melesat mendekat dengan teknik levitasi.
Seragam bela diri para murid seharusnya setelan hitam, tapi Fang Ping sengaja memakai putih agar lebih mencolok.
Para mentor hampir-hampir ingin menghajarnya.
Dasar! Si nak ini berani sekali menjadikan semua orang sebagai latar belakang panggungnya.
Fang Ping meluncur dengan teknik levitasi dalam kecepatan tinggi.
Tak lama, ia mendarat di depan pintu gymnasium.
Begitu mendarat, kilatan lampu kamera langsung menyambar-nyambar.
Fang Ping sedikit mengangkat tangan. Ribuan murid berseragam hitam di belakangnya serempak meneriakkan: "Pemimpin universitas bela diri, hanya kami Universitas Iblis!"
Para wartawan bersemangat. Apakah ini... upaya kudeta hierarki?
Universitas Bela Diri Ibu Kota memang diakui sebagai nomor satu.
Meski Universitas Iblis baru-baru ini menunjukkan performa bagus, fakta bahwa mereka masih kalah pengalaman tetap tak terbantahkan - Ibu Kota pertama, Iblis kedua.
Saat ini, seluruh komunitas akademik Universitas Iblis berkumpul dengan puluhan media menyaksikan.
Dengan terang-terangan meneriakkan slogan "Pemimpin universitas bela diri", bagaimana reaksi Universitas Ibu Kota nanti?
……
Para mentor yang melayang di udara pun satu per satu mendarat, tapi tak ada yang berkomentar.
Slogan ini... Fang Ping juga menyuruh mereka meneriakkan, namun para mentor hampir membunuhnya.
Terlalu memalukan, mereka tidak mungkin melakukannya.
Biarlah para murid yang meneriakkan. "Tak ada juara pertama di bidang sastra, tak ada juara kedua di dunia bela diri". Meski sedikit kalah dari Universitas Bela Diri Ibu Kota, apakah kalian keberatan dengan teriakan para murid?
Jika punya kemampuan, organisasikan sendiri murid-murid kalian untuk meneriakkan. Tak ada yang menghalangi.
Menurut Fang Ping, ini meningkatkan rasa kebersamaan para murid, mendorong kemajuan, dan memicu motivasi serta semangat juang.
Di bawah kasta tiga, tidak masuk liang bumi. Para murid masih kurang motivasi.
Nanti adakan beberapa pertandingan pertukaran lagi dengan Universitas Bela Diri Ibu Kota. Menang akan tingkatkan kepercayaan diri, kalah... rasa aib itu akan membuat mereka lebih bersemangat.
Berdasarkan ini, para mentor tidak keberatan dengan slogan provokatif Fang Ping kepada murid.
Setelah para murid selesai meneriakkan, Fang Ping justru tidak masuk.
Setelah jeda sejenak, Fang Ping berseru: "Jalan pedang harus disederhanakan! Turnamen Bela Diri Nasional Tingkat Satu resmi dimulai hari ini!
Universitas Bela Diri Kota Iblis mengorbankan waktu dan tenaga menyelenggarakan turnamen ini bukan untuk reputasi atau harta, tapi untuk kemakmuran jalan pedang dan kejayaan Tiongkok!
Petarung harus bersaing! Bukan berebut nama dan harta, tapi memperkuat jalan pedang dan moral kesatria!
Belajar bela diri bukan hanya untuk bersaing, tapi jika kekuatan tempur lemah, pantaskah menyebut diri petarung?
Sekte sesat mengacaukan hati rakyat dan mengganggu hukum negara! Semua harus dihukum mati!
"Kompetisi Jalan Pedang, peserta dengan performa luar biasa, yang memiliki hati untuk perang, Universitas Bela Diri Kota Iblis bisa merekomendasikan kalian semua ke Komando Militer, Biro Penyelidikan, bahkan masuk ke kampus kami, bersama-sama berperang!"
"Semua peserta pertarungan harus mengerahkan seluruh tenaga, mengalahkan lawan, itu adalah bentuk penghormatan tertinggi kepada orang lain!"
"Menang tak sombong kalah tak putus asa, Tingkat Satu adalah fondasi jalan pedang. Perjalanan seni bela diri masih panjang, rebut hari ini, juga persiapkan masa depan!"
"Semoga suatu hari nanti kita bisa bahu-membahu melawan musuh. Kami menunggu kalian semua menyusuri jalan kekuatan tertinggi. Mari kita saling memotivasi!"
Usai berpidato, Fang Ping melayang ke angkasa dan pergi menggunakan teknik levitasi.
Para mentor Universitas Bela Diri Kota Iblis juga segera melayang, menghilang seketika dari pandangan penonton.
Para wartawan tercengang, "Ini sudah selesai?"
"Katanya mau masuk gym? Bukannya semuanya sudah dipersiapkan di dalam?"
"Lalu bagaimana hasilnya?"
"Pada akhirnya sekelompok besar pejuang bersayap cuma mendengar beberapa kalimat dari Fang Ping, lalu kabur terbang semua?"
"Ini sudah berakhir?"
"Sepertinya... iya?"
"Aduh, kupikir upacara pembukaan minimal beberapa jam, ini cuma sebentar?"
“……”
Para wartawan mendidih. Di kerumunan, Liu Dali menengadah dengan hati-hati sambil terengah-engah, "Syukur sudah selesai."
"Dia... sudah bisa terbang, kecepatannya luar biasa!"
Fang Ping sebelumnya hanya bisa melayang, belum bisa benar-benar terbang.
Sekarang dia sudah menguasai teknik terbang, belum lagi datang dengan ratusan pejuang bersayap.
Liu Dali hampir ngompol ketakutan.
"Dengan banyaknya pejuang level tinggi ini, kalau Fang Ping menemukanku, apa aku akan dibunuh?"
Di tengah lamunan Liu Dali, tiba-tiba terdengar teriakan keras seorang pejuang dari ketinggian: "Peserta turnamen, segera menuju area pertandingan! Babak penyisihan resmi dimulai!"
"Murid Silat Iblis, bantu pemerintah kota menjaga ketertiban! Siapa pun yang melanggar hukum, hukum tembak di tempat!"
“……”
Pejuang tak dikenal yang tak terlihat itu terus menggema suaranya di udara, terdengar hingga separuh wilayah Shanghai.
Beberapa master pejuang Shanghai segera mengumpat marah.
Kelompok Silat Iblis ini benar-benar arogan!
Memamerkan ratusan orang yang bisa terbang sudah keterlaluan, sekarang malah mengerahkan master! Mereka benar-benar ingin memperbesar skala!
……
Di waktu yang bersamaan.
Kantor Gubernur Shanghai.
Gubernur Shanghai menatap Wu Kuishan, bertanya lembut: "Juara pertama dan kedua, benarkah begitu penting?"
Wu Kuishan menggeleng sambil tersenyum: "Bukan masalah peringkat. Seperti kata Fang Ping, dunia persilatan sekarang bagai air tergenang - kurang dinamis, kurang semangat. Kami yang tua sudah tak ambil pusing."
"Tapi sekarang kita perlu darah baru. Dunia persilatan harus dihidupkan kembali."
"Silat Iblis bergerak, Universitas Ibu Kota harus merespon. Semua universitas bela diri akan ikut bergerak. Pada akhirnya seluruh komunitas persilatan akan aktif kembali."
"Jujur saja, upaya pemerintah mungkin tak seefektif penyelenggaraan turnamen bela diri..."
"Mungkin. Shanghai juga berharap Silat Iblis bisa lebih maju. Tapi syaratnya, jangan sampai terjadi konflik besar dengan Universitas Ibu Kota. Persaingan sehat itu baik, sesuai tujuan pendirian universitas bela diri. Yang kami khawatirkan..."
Wu Kuishan menggelengkan kepala: "Ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Ancaman musuh besar di depan mata, kita semua paham. Persaingan antar murid adalah urusan mereka. Kami para guru tidak akan ikut campur."
Gubernur Shanghai meliriknya, tertawa ringan: "Benar juga. Kamu Si Raja Ular juga tidak bodoh. Universitas Bela Diri Ibu Kota saat ini masih memiliki 5 pejuang realm tinggi..."
Wu Kuishan berkata dengan tenang: "Jika benar-benar bertarung, Universitas Bela Diri Kota Iblis juga tidak takut."
"Mulutmu tetap tajam ya."
Gubernur Shanghai tertawa, setelah berpikir lanjut berkata: "Mengapa kalian tidak muncul? Sekarang si kecil Fang Ping yang selalu tampil?"
"Dia punya ide itu, kami biarkan saja. Jalan seseorang tetap harus ditempuh sendiri."
"Kekuatan masih terlalu lemah. Terlalu mencolok belum tentu baik. Menarik sedikit ketajaman akan membantu pertumbuhan di masa depan."
Sambil berbicara, Gubernur Shanghai menambahkan: "Selain itu, baru saja kudengar laporan, dia secara terbuka menyatakan anggota sekte sesat pantas dibasmi - ini bukan hal baik."
"Kita bicara tidak masalah, juga akan melakukannya. Dia boleh bertindak, tapi jangan bicara berlebihan."
"Sebagai pemimpin Klub Bela Diri Universitas Iblis, sikap kerasnya tidak hanya mempengaruhi kampus, mungkin dalam beberapa tahun mendatang akan mengubah kebijakan Tiongkok."
"Orang biasa boleh bicara, pejabat tinggi boleh bicara. Tapi bintang yang belum matang bicara seperti itu mudah diawasi."
Wu Kuishan mengerutkan alis, setelah berpikir berkata: "Dia punya idenya sendiri. Mari kita lihat dulu."
Gubernur Shanghai tidak berkomentar lagi, mengalihkan topik: "Sikap Kota Xifeng masih belum jelas. Begitu mereka ikut perang, tekanan kita akan lebih besar. Apa kamu yakin bisa masuk Kasta Sembilan?"
Wu Kuishan terdiam, setelah beberapa saat baru menggelengkan kepala: "Jalan Kasta Sembilan sulit ditempuh, sulit, terlalu sulit. Mungkin sepuluh tahun, mungkin dua puluh tahun..."
"Hah!"
Sebuah desah terdengar, Gubernur Shanghai dan Wu Kuishan tak lagi berbicara.
Level Kasta Sembilan, terlalu sulit dicapai.
Tanpa mencapai Kasta Sembilan, meski memiliki Golden Body level delapan, tetap tak bisa berperan menentukan dalam kemenangan.
Begitu Kota Xifeng ikut bertarung, berarti akan muncul satu petarung Kasta Sembilan tambahan. Pihak Shanghai juga harus mempersiapkan diri dengan menghadirkan petarung Kasta Sembilan lain untuk efek mengguncang dan penahanan.
Tapi Kasta Sembilan, mana mungkin ada sebanyak itu?
Di seluruh Tiongkok, berapa banyak Kasta Sembilan yang ada?
Dengan begitu banyak liang bumi yang hampir semua wilayah membutuhkan Kasta Sembilan sebagai pengawas, kini bahkan pasukan mobilitas sebelumnya seperti beberapa Penjaga Wilayah terpaksa masuk ke liang bumi untuk melakukan pengguncangan.
……
Pada saat yang sama.
Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Begitu Fang Ping mendarat, langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon sambil mengatupkan gigi: "Segera bentuk tim patroli untuk menyisir orang. Di grup wartawan ada Liu Dali yang berpenampilan mesum... Ya, brengsek yang waktu itu ditancapkan Rektor Chen ke tanah pakai tombak itu!"
"Tangkap dia!"
“……”
"Alasan?"
“……”
"Ngapain cari alasan! Dia kabarin utang, eh bukan... dia nipu... nipu uang orang lalu kabur, tembak mati saja pantas!"
“……”
"Berani di luar perkiraan, berani muncul di Shanghai!"
“……”
"Bukan nipu aku!"
Fang Ping menggeram, menyangkal: "Dia berani menipu uangku, cari mati? Bukan dia, temanku! Jangan banyak cakap, cepat, jangan sampai kabur. Kalau tertangkap, kali ini dia MATI!"
“……”
Setelah memutuskan telepon, Fang Ping menghela nafas. Liu Dali si nak itu benar-benar nekat.
Berani muncul di bawah pengawasan kami.
Pikir aku buta?
Andai bukan karena menjaga image mulia di depan kerumunan, Fang Ping pasti sudah memburunya di tempat umum.
"Kali ini jangan sampai kulepaskan. Kalau tertangkap, akan kuhajar habis-habisan!"
Ini pertama kalinya ia ditipu. Uangnya benar-benar dirampok. Fang Ping ingin membunuhnya.
Susah payah bertaruh nyawa untuk merekam video dapat uang, brengsek itu berani mengambil porsi terbesar.
"Ambil dulu tunjangan di Klub Bela Diri. Pertandingan pertukaran akhir tahun mungkin sulit. Lebih baik capai puncak level empat dulu."
Universitas Bela Diri Kota Iblis begitu arogan, Fang Ping begitu sombong. Jika Universitas Ibu Kota tidak membuat kegaduhan, gelar juara pertama mereka sia-sia.
Fang Ping bisa membayangkan: Saat ini di Universitas Ibu Kota, mungkin sedang merancang cara menghadapinya.
